NovelToon NovelToon
Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Solo Leveling
Popularitas:452
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Di dunia lama, ia hanyalah pemuda biasa, terlalu lemah untuk melawan takdir, terlalu rapuh untuk bertahan. Namun kematian tidak mengakhiri segalanya.

Ia terbangun di dunia asing yang dipenuhi aroma darah dan jeritan ketakutan. Langitnya diselimuti awan kelabu, tanahnya penuh jejak perburuan. Di sini, manusia bukanlah pemburu, melainkan mangsa.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah suara bergema di kepalanya:
—Sistem telah terhubung. Proses Leveling dimulai.

Dengan kekuatan misterius yang mengalir di setiap napasnya, ia mulai menapaki jalan yang hanya memiliki dua ujung, menjadi pahlawan yang membawa harapan, atau monster yang lebih mengerikan dari iblis itu sendiri.

Namun setiap langkahnya membawanya pada rahasia yang terkubur, rahasia tentang dunia ini, rahasia tentang dirinya, dan rahasia tentang mengapa ia yang terpilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18

Rudy dan yang lainnya pun berjalan menuju benteng selatan Kerajaan Alden. Namun, sepanjang perjalanan, mereka berempat terus dihadang kawanan hewan iblis yang tak henti-hentinya muncul.

SRAK!

"Hem, mereka semua tidak ada habisnya," kata Marco sambil membunuh seekor hewan iblis.

"Apa kau tahu sesuatu dengan kondisi ini, Emma?" tanya Rudy.

"Sebenarnya, mereka ingin berpindah tempat ke dalam dungeon yang sudah kosong," jawab Emma.

"Apa maksudmu?" tanya Rudy lagi.

"Apa kau sudah lupa Rudy? Kau sudah membunuh semua hewan iblis di dungeon biasa dan normal. Bahkan kalian bertiga berhasil keluar hidup-hidup dari dungeon Hell. Sudah pasti hewan iblis ingin menempati tempat seperti neraka itu," jelas Emma.

"Lalu kenapa mereka berkeliaran di sini?" tanya Lilia.

"Karena aku membuka portal masuk di area sini, sudah sewajarnya mereka mencari jalan masuk," jawab Emma.

"Em, jadi seperti itu," sahut Marco.

"Lalu, apa sebenarnya yang mereka cari di dalam dungeon itu?" tanya Rudy.

"Tentu saja energi alamnya, Rudy. Tempat yang sudah kosong itu memiliki energi alam yang sangat berlimpah. Apalagi tidak ada penghuni di dalamnya, tempat seperti itu adalah idaman bagi para hewan iblis," kata Emma.

"Bagaimana cara mereka menemukannya? Mengingat kau sendiri yang membuat portal masuk," tanya Lilia.

"Mereka tidak akan menemukan tempat itu. Aku sendiri pun tidak tahu lokasi dungeon itu," jawab Emma.

"Heee?!" teriak mereka bertiga, terkejut.

"Lalu, kenapa kau bisa membuat portal masuk ke dalam dungeon itu?" tanya Rudy.

"Aku hanya diberikan akses oleh Sang Dewa. Tempat dungeon yang sebenarnya aku tidak tahu di mana. Mungkin ada di belahan dunia ini, atau di ujung dunia, aku tidak tahu," jawab Emma.

"Hem, lalu bisakah kau menceritakan kenapa kau menghilang waktu itu?" tanya Rudy.

"Sebenarnya, aku tidak menghilang, Rudy," jawab Emma.

"Hm? Jadi kau masih berada di dalam tubuhku?" tanya Rudy.

"Tidak. Setelah kalian masuk ke dalam dungeon Hell, jiwaku ditarik oleh tubuh ini. Jadi selama kalian berada di dalam dungeon, aku berada di tubuh ini," jelas Emma.

"Jadi, kalau kami mati di dalam sana, apa kau juga terjebak di dalam tubuhmu ini?" tanya Rudy.

"Itu benar. Dan asal kau tahu, tubuh ini adalah tubuh asliku yang sebenarnya," kata Emma.

"Eh? Apa maksudmu, Emma?" tanya Marco penasaran.

"Mungkin kalian berdua tidak tahu, tapi aku pernah bercerita pada Rudy kalau aku adalah seorang manusia pada zaman dulu, dan salah satu pahlawan dunia ini," jawab Emma.

Mereka bertiga hanya terkejut dan menelan ludah.

"Apa maksudmu tentang perang terakhir antara manusia dengan hewan iblis?" tanya Rudy.

"Yup, kau masih mengingatnya, Rudy. Sebenarnya akulah satu-satunya manusia yang bertahan dari serangan hewan iblis saat itu, dan satu-satunya yang memiliki kekuatan sihir tingkat expert," kata Emma.

"Tubuhku merinding mendengarnya," kata Marco.

"Emma, apa kau bercanda? Lalu kenapa populasi manusia sekarang sangat banyak?" tanya Rudy.

"Kau melupakan ceritaku, Rudy. Perang itu terjadi dua kali pada puluhan ribu tahun yang lalu. Sang Dewa menghidupkan hewan iblis, lalu menanamkan kekuatan sihir kepada semua orang pada zaman itu. Yang di tanamkan oleh Sang Dewa adalah item Resurrection Magic," jawab Emma.

"Itu mustahil! Jadi mereka dihidupkan dan dibangkitkan sekaligus.?" kata Rudy.

"Ya. Pada perang pertama, semua manusia dimusnahkan oleh hewan iblis, dan hanya aku yang selamat. Aku membawa semua jasad teman-temanku ke sebuah batu besar, seperti sebuah Altar, lalu memohon kepada Dewa untuk menghidupkan mereka kembali," kata Emma.

"Kau bercerita sangat jauh Emma. Itu membuatku merinding," sahut Rudy.

"Ehm aku lanjutkan. Saat perang kedua berlangsung, manusia yang hidup pada zaman itu membasmi hewan iblis secara perlahan. Lalu manusia berkembang biak dengan sendirinya," lanjut Emma.

"Jadi, kau sendiri sudah punya keturunan?" tanya Rudy, terkejut.

"Apa kau cemburu, Rudy? Hihi," sahut Emma.

"Beritahu kami lebih banyak, Emma," kata Lilia.

"Manusia berkembang biak dan mati karena umur. Hanya aku yang tidak pernah disentuh laki-laki. Dewa mengambil jiwaku saat aku masih muda, lalu mengawetkan tubuhku di dalam sebuah sel. Apa kau puas, Rudy? Bahkan pelukan pertamaku adalah denganmu," kata Emma.

"Em… Emma…" sahut Rudy dengan malu.

"Kenapa Dewa mengambil jiwamu Emma?" tanya Marco.

"Pertanyaan bagus. Karena aku adalah satu-satunya manusia yang diberikan keabadian oleh Dewa. Jiwaku kembali saat Rudy datang ke dunia ini," jawab Emma.

"Ah, jadi kau sudah pergi dari dunia ini sangat lama?" tanya Rudy.

"Itu benar, Rudy. Aku bertemu dengan Sang Dewa bersama jiwamu waktu itu, dan aku diberikan pengetahuan lebih untuk membimbingmu," jawab Emma.

"Untuk apa Sang Dewa menyuruhmu membimbingku?" tanya Rudy.

"Karena mungkin dunia ini sudah kotor. Kau harus membersihkannya," jawab Emma.

"Apa maksudmu.?" tanya Rudy.

"Dunia ini dihuni oleh dua ras: manusia dan hewan iblis. Mereka seharusnya hidup berdampingan, bukan bermusuhan. Tapi karena keserakahan manusia dan kekejaman hewan iblis, mereka saling memburu satu sama lain," jelas Emma.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Rudy.

"Aku sendiri tidak tahu, Rudy. Yang pasti, Sang Dewa bilang padaku tidak ada tugas dan tidak ada misi untukmu. Keinginanmu adalah misimu. Mungkin Sang Dewa ingin kau mencarinya sendiri apa yang dibutuhkan dunia ini," kata Emma.

"Aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku lakukan," sahut Rudy.

"Yang pasti, apapun yang kau lakukan sekarang, aku akan berada di sisimu, Rudy," kata Emma.

"Ah, sebenarnya aku tidak seberapa paham dengan obrolan kalian, tapi kami juga akan membantumu Rudy," kata Marco.

"Aku juga akan selalu mengikutimu, Hihi," sahut Lilia.

"Hmm," kata Rudy dengan bimbang.

....

Mereka berempat pun sampai di depan gerbang benteng selatan Kerajaan Alden.

"Akhirnya kita sampai di sini," kata Rudy.

"Berhenti di tempat!" teriak penjaga gerbang.

"Sepertinya sulit untuk masuk ke dalam," sahut Rudy.

"Sudah sewajarnya mereka bersikap seperti itu, melihat banyaknya hewan iblis berkeliaran di sekitar sini," kata Emma.

Penjaga gerbang pun mendekati mereka berempat.

"Siapa kalian? Dari mana kalian berasal? Lalu tunjukkan identitas kalian," kata penjaga gerbang.

"Pertanyaannya sangat banyak sekali," kata Marco.

"Tuan, kami sebenarnya warga Kerajaan Alden, hanya saja kami keluar benteng sejak tujuh tahun lalu. Jadi kami belum punya identitas," kata Rudy.

"Haa?" Penjaga itu pun terkejut.

"Jangan bercanda, mana mungkin kalian bisa bertahan di luar sana," kata penjaga itu.

"Kami cukup kuat melawan beberapa hewan iblis di sana, Tuan," kata Lilia.

"Tuan, kami terjebak di luar sana dan terus mencari perlindungan dari satu tempat ke tempat lain, sampai akhirnya kami sampai di sini," kata Marco.

"Kalian harus tahu, gerbang ini sudah ditutup sejak tujuh tahun lalu. Tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam benteng ini sejak saat itu," kata penjaga itu.

"Negosiasimu sangat lama, Rudy," kata Emma sambil mengeluarkan beberapa koin emas.

"Berikan kami akses masuk, Tuan. Kami sudah bosan tinggal di alam liar," kata Emma sambil memberikan koin emas kepada penjaga gerbang.

"Ini… koin emas yang sangat banyak. Mana mungkin aku menolaknya," pikir penjaga itu dalam hati.

"Kau pintar sekali bernegosiasi, Nona. Baiklah, rahasiakan ini pada semua orang. Mungkin hari ini adalah hari keberuntungan kalian," kata penjaga itu sambil membuka gerbang.

"Kau yang beruntung, Tuan," kata Emma.

Mereka berempat pun berhasil masuk ke dalam benteng dengan uang suap.

"Tidak habis pikir, ternyata cara itu juga berlaku di dunia ini," kata Rudy dalam hati.

"Tempat ini terlihat sangat sepi. Apa penjaga gerbang hanya satu orang saja?" tanya Marco kepada penjaga gerbang.

"Ah, kebetulan sekali. Sekarang ada festival penyambutan kedatangan Sang Raja di alun-alun kota. Jadi semua petugas dan perwira sedang pergi ke sana," kata penjaga gerbang.

"Baiklah, aku bantu menutup gerbangnya," kata Marco sambil menarik pintu gerbang ke bawah.

"Ambil ini untuk jajan," kata Lilia sambil memberikan beberapa ratus koin emas kepada penjaga.

"Ah, baik, terima kasih, Nona. Terima kasih banyak," sahut penjaga itu.

KRIIEET! Gerbang pun ditutup. Mereka berempat lalu melihat pemandangan desa dan kota di dalam benteng.

"Ini tidak seperti yang aku pikirkan. Tempat ini benar-benar sangat bagus," kata Rudy.

"Ini jauh lebih maju dari terakhir kali aku hidup di sini," kata Marco.

"Mari kita lihat-lihat ke dalam, Rudy," kata Emma sambil berjalan ke depan.

"Ah, baiklah," sahut Rudy.

....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!