Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 MULAI TAK SADAR KAN DIRI
"Dasar tukang gombal..!!" teriak ku dan aku menghentikan langkah ku mengejar nya.
"Gombal dari mana, orang aku gak pernah berpacaran kok" ungkap nya dengan jujur
Sontak saja perkataan Felix membuat ku melirik ke arah nya, dan aku berencana untuk terus membully nya.
"What...?? Gak mungkin!" teriak ku histeris
"Kok kamu gak percaya? Kok gak percaya hah.." teriak Felix sembari mengejar ku, lalu ia menggelitiki pinggangku karena aku terpojok di atas sofa
"Hahahaha..ampun..tolong" teriak ku
"Sudah ya aku menyerah, aku mau kuliah hahaha" ucap ku lagi
"Kiss dulu lah, kalau mau aku berhenti gelitik hehehe" ungkap Felix
"Dih..horor amat sih permintaan nya!" sahut ku dengan nada mengejek
"Kok horor..memang nya aku menakut kan ya? Apa aku terlalu tua untuk mu jadi menakutkan?" ucap Felix dengan wajah seperti orang yang ingin di kasihani
Aku langsung saja merangkul nya, dan duduk di pangkuan nya sembari berkata
"Enggak kok, kamu tampan dan kaya hehehe" ungkapku dengan jujur lalu aku mulai memiringkan kepala ku bersiap akan mencium bibir nya.
"Sudah ya aku mau pergi kuliah" setelah mencium nya aku langsung berdiri dan bersiap untuk mengambil tas ku.
"Aku antar ya.." ungkap Felix sembari mengusap bibir nya yang ku tandai dengan lipstik ku.
"Tidak perlu, aku sendiri saja..nanti keberadaan mu akan tercium oleh teman-teman ku hehe" ungkap ku sembari mengambil tas
"Kok begitu..?" tanya Felix yang masih saja tidak faham.
"Nanti aku jelaskan ya, aku pergi dulu sudah terlambat.. Mmuaach" ku tinggal kan Felix yang masih terduduk di kamar sembari memandangiku yang pergi meninggal kan nya dikamar sendirian.
Sesampai nya di kampus, Rilley dan Jhon sudah menungguku.
"Pagi..." sapaku pada mereka berdua yang terlihat basian
"Pagi Ell.." sahut mereka berdua
"Mana bill nya..? kok lesu banget hehehe" ucapku menanyakan bill semalam mereka nongkrong di cafetaria.
"Ini..payah ah ga ikut!! seru tau" ungkap Rilley sembari mengeluarkan selembar kertas tagihan
"Next time ya, lagi gak enak badan terus" sahut ku lalu dengan segera aku mentransfer uang ganti bill semalam pada Rilley.
Tepat pukul dua belas siang kepala ku kembali sakit, padahal aku sudah stop party selama lebih dari satu Minggu.
Aku kembali pingsan, posisi masih di kampus.
Saat terbangun aku sudah berada di rumah sakit
"Jhon kita dimana?" tanyaku pada Jhon saat sadar dari pingsan
"Kita di Rumah sakit Ell, kamu tadi tiba-tiba tidak sadar kan diri" ungkap Ell
"Kok bisa ya, padahal tadi pagi aku sarapan" ucapku dengan suara kecil
Tak lama Mama datang dengan wajah panik nya.
"Anak mama kenapa nak..?" teriak mama saat memasuki ruangan tempat ku di rawat
"Gak apa-apa mah..aku baik-baik saja, cuma sakit kepala" sahut ku menenangkan mama
"Atau jangan-jangan kamu...." sontak saja aku langsung memberi kode pada mama bahwa jangan berkata sembarangan di depan teman-teman ku, karena mereka semua belum mengetahui jika aku sudah menikah dengan Felix.
Sesaat aku melihat Rilley dan Jhon mereka seperti curiga atas perkataan nya mama.
"Atau jangan-jangan kamu kecapean, gitu maksud mama" tambah mama meluruskan perkataan nya, seolah mama mengerti akan kode dariku.
"Guys thanks ya aku sudah di bawa kemari, sekarang sudah ada mama kalian boleh pulang" ungkap ku berterimakasih pada teman-teman ku,
Padahal mereka tidak tau, bahwa aku sedang mengusir mereka secara halus, aku takut Felix datang kemari saat mereka masih disini.
"Nak.. jangan-jangan kamu sudah Hamil?" Mama kembali meneruskan perkataan nya setelah teman-teman ku pulang semua.
"Mama ini suka ngaco!! Hamil dari mana ah!" sahut ku dengan nada ketus
Tak berapa lama, setelah aku dan mama mengobrol datang lah Felix ke ruangan ku dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Sayang kamu kenapa?"ucap Felix menghampirku, tanpa menyapa Mama yang sedang duduk di sofa
"Aku gak apa-apa, sepertinya hanya kecapean saja" sahut ku menenangkan
"Kok bisa ya, aku heran..apa karena kamu masuk kuliah pagi terus?" ungkap nya dengan bingung
"Bisa jadi hehehe, sayang itu ada Mama.." ungkap ku memberitahu keberadaan Mama di ruangan kami.
"Oh my God..Maa, maafkan aku terlalu panik tidak melihat Mama sedari tadi" ungkap Felix menyapa Mama
"Tidak apa-apa.." sahut mama sembari tersenyum
"Aku mau bertemu dokter dulu Ma.., aku titip Lily sebentar" ungkap Felix, lalu setelah ia menitipkan ku pada mama dengan segera ia keluar dari ruangan ku.
"Lily...??" ucap mama sembari membelalakkan kedua mata nya, mungkin mama heran dengan Felix yang memanggilku dengan sebutan nama Lily
"Ia mah..dia memanggil ku dengan sebutan nama Lily hehehe" terang ku menjelaskan
"Oalah..Mama sudah memberi mu nama yang bagus Ellieora sparkle, kenapa jadi Lily..huhuhu" ungkap mama dengan wajah cemberut, seolah Mama tidak suka jika nama panggilan ku di ubah menjadi Lily.
"Sudah lah mah..jangan mempermasalahkan nya, hanya sebuah panggilan saja" ungkap ku menenangkan nya.
"Tapi kok mama, seperti tidak terima ya kamu di sebut dengan nama Lily" ungkap mama lagi
"Sudah lah mah..please,lagian siapa suruh aku dinikahkan, jadi Mama sudah tidak berhak lagi atas diriku Wek" sahut ku sembari mencibir Mama
"Yasudah memang salah mama dan papa, kamu benar kami berdua sudah tidak berhak lagi atas diri kamu, karena sekarang sudah menjadi hak suami mu segala tentang mu" ungkap mama dengan wajah tertunduk lesu seolah mama menyesal karena telah menikah kan ku di usia ku yang masih dua puluh satu tahun.
"Jangan bersedih, aku tetap anak papa sama mama kok, kan gak ada Mantan anak hehehe" terang ku membesarkan hati nya Mama.
Setelah beberapa menit, Felix kembali masuk kedalam ruangan ku, sesaat setelah ia masuk belum juga ia duduk, ia sudah di todong pertanyaan oleh Mama.
"Apa kata dokter Nak..?" tanya Mama
"Tidak ada apa-apa Ma..benar jika Lily hanya kecapean saja" ungkap Felix dengan nada meyakin kan supaya Mama tidak perlu khawatir
"Kalau kondisimu terus seperti ini bagaimana akan magang nanti?" ungkap Mama tiba-tiba mengingatkan ku perihal magang.
"Tidak perlu khawatir Ma..kalau kondisi nya terus seperti ini, aku akan menghadap rektor nya langsung" ungkap Felix
"Tidak perlu, aku hanya kecapean..tidak usah menghadap rektor segala, nanti aku tertinggal satu mata kuliah, aku tidak mau ngulang, ingin cepat selesai juga,agar cepat lulus!" ungkap ku dengan hati-hati
"Makanya kamu harus sehat lagi, kurangin pergi malam, kurangin Party gak jelas" sahut Mama menanggapi perkataan ku.
Terlihat Felix tersenyum puas atas perkataan Mama yang mengingat kan ku untuk tidak Party yang tidak jelas.
