Sapu Pembunuh Naga

Ada berbagai cara yang dilakukan oleh seorang ahli racun untuk membunuh lawan tanpa disadari. Yaitu dengan pura-pura lari dari kejaran dan diam-diam menyebarkan bubuk racun untuk dihirup musuh.

Sementara cara lain dengan menempatkan beberapa jaring laba-laba yang bahkan tidak dianggap oleh sebagian orang. Jika jaring laba-laba diberi racun, maka racun tersebut adalah jebakan yang mematikan.

'Kalian semua telah menghancurkan beberapa sarang laba-laba, bukan? Untungnya sudah kububuhi racun sebelumnya. Hanya aku yang memiliki penawarnya dan itu sudah termasuk yang dimakan oleh kedua tuanku.'

Sementara di lain tempat, Zhuo Ming telah membentuk sebuah pedang dari energi spiritual. Lalu menyerang mata formasi yang tidak memiliki pertahanan kuat. Pria dari keluarga Sun terjatuh ke tanah dengan muntah darah berwarna hitam.

Begitu juga dengan para bawahannya yang telah terjatuh. Hal tersebut membuat semua orang bingung karenanya. Satu-satunya orang yang dapat melakukan serangan, menyembunyikan dirinya. Ketika saatnya tiba, barulah kembali beraksi.

"Apa yang terjadi? Hanya menghancurkan mata formasi saja, tidak mungkin dapat membuat muntah darah, bukan? Sial, mereka diracuni!" ungkap Xiang Liu yang baru menyadari darah berwarna hitam yang keluar dari musuh muridnya.

Zhuo Ming menghampiri adiknya dan membebaskan segera dari lilitan tali. Meski tidak tahu apa yang terjadi. Racun itu tidak menyerangnya dan sang adik. Dengan demikian, maka mereka tidak diracuni.

"Kamu tenang saja. Setelah memeriksa tubuh kalian, kalian tidak terkena racun. Hanya saja, semua bawahan orang ini telah diracuni."

Pria dari keluarga Sun tidak tahu apa-apa karena tidak bisa melihat roh wanita yang membantu musuhnya. Ia juga tidak menyadari bahwa yang ia muntahkan adalah darah karena racun menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Semakin besar kamu menggunakan energi spiritual, maka racunnya akan semakin cepat bekerja. Meskipun kamu sudah menggunakan energi spiritual sebesar itu, kamu tidak apa-apa. Yang berarti seseorang telah meracuni mereka terlebih dahulu," jelas Xiang Liu.

Dari kejauhan memang terdengar suara langkah kaki. Itu adalah rombongan lain yang jaraknya seratus meter dari kejadian. Mereka akan segera tiba dan tidak tahu apa yang mereka akan lakukan.

"Gawat, mungkin akan ada orang yang akan memanfaatkan situasi ini untuk membuatmu jadi kambing hitam. Cepat lari!" Xiang Liu panik karena tahu muridnya tidak bisa bertarung lagi. Apalagi harus membawa Zhuo Yining dan mencari Chu Zhan.

Mendengar pernyataan Xiang Liu, Zhuo Ming panik. Namun ia belum melihat pelayan setianya. Namun tidak ada waktu lagi untuk memikirkannya. Ia harus segera membawa adiknya yang terluka terlebih dahulu.

"Kakak, Chu Zhan. Di mana Chu Zhan? Selamatkan dia, kak." Zhuo Yining khawatir pada orang yang baik itu. Meski hanya seorang pelayan, ia sudah terlalu banyak berkorban. Harus diselamatkan dengan cara apapun juga.

"Kita akan mencarinya nanti. Tapi aku akan menyelamatkan kamu terlebih dahulu. Sepertinya mereka telah diracuni sebelum bertemu dengan kita."

Mendengar itu, tuan muda Sun wajahnya pucat. Tidak disangka dirinya telah diracuni. Pantas saja ia sampai muntah darah. Bahkan ia belum bertarung dengan pria itu. Bahkan tidak tahu siapa yang telah memberinya racun.

"To-tolong aku ... aku tuan muda keluarga Sun, jika tidak menolongku, seluruh keluargamu akan dihancurkan oleh keluargaku."

Sedangkan para bawahannya sudah tergeletak dan pasrah. Mereka adalah pelayan setia keluarga Sun. Jika tuan mereka sampai mati, mereka pun tidak akan selamat dari amukan kepala keluarga. Sehingga hanya bisa pasrah jika harus mati.

Sampai mati pun, tuan muda Sun juga hanya mementingkan dirinya sendiri. Setelah ditolong nantinya, pasti tidak akan menolong mereka juga. Sehingga merasa percuma jika turut bicara agar mendapat bantuan. Lagipula musuh mereka hanya dua orang yang terlihat dan satu orang lagi tidak tahu di mana.

Ketika Zhuo Ming meninggalkan tempat tersebut, tibalah saatnya tukang bersih-bersih beraksi. Chu Zhan muncul dari balik pohon besar. Ia mengambil setiap barang berharga yang dimiliki pelayan.

Pelayan rata-rata memiliki sedikit uang dan batu spiritual di kantongnya. Bahkan hanya memiliki kantong biasa, bukan kantong ruang yang dapat menyimpan barang banyak.

"Aish! Ternyata kalian memang pelayan. Miskin sekali. Kantong ruang saja tidak punya. Namun beberapa uang ini, aku pasti akan menggunakannya dengan baik."

"Si-al. Kau belum mati? To-tolong. Aku putra keluarga Sun. Jika kamu menolongku, kamu akan diberi imbalan."

"Oh? Tentu saja. Tapi aku akan mengambil sendiri imbalannya." Chu Zhan mendekati pria itu. Lalu mengambil cincin ruangnya.

Bukan hanya itu, di badan orang kaya itu memiliki berbagai barang berharga. Sehingga membuat tukang bersih-bersih itu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Yaitu membersihkan semua harta yang ada di tubuh tuan muda dari keluarga Sun.

Ada banyak harta yang didapatkan. Membuat Chu Zhan senang dan berkata, "Ini adalah bayaran atas perbuatan baikku. Baiklah, aku akan menolongmu sekarang. Untuk menghilangkan rasa sakit, maka kamu hanya bisa mati."

Hal yang tidak pernah terduga sebelumnya. Seorang tuan muda yang awalnya mengira memiliki kekuasaan. Ditangan seorang tukang sapu saja, tidak ada harga dirinya.

"Ingin aku menolongmu? Heh, lucu sekali. Jika aku menolongmu, kemungkinan kamu akan membuat masalah denganku dan kakak beradik itu dikemudian hari. Jadi, untuk menghindari masalah, lebih baik kamu mati saja."

Untuk membersihkan lokasi, Chu Zhan telah menghilangkan semua yang dapat dijadikan bukti. Meski tidak ada teknologi untuk memeriksa sidik jari, tetap saja ia menghilangkannya segera mungkin.

Racun-racun di udara telah dibersihkan dengan asap pembakaran tembakau. Ada juga bahan-bahan lain yang digunakan untuk menyamarkan bau dan menghilangkan jejak.

'Asal semua orang tahu, aku adalah seorang ahli. Menyamarkan bau dan menghilangkan bukti adalah hal yang lumrah di duniaku. Meski bukan penjahat, aku pernah menonton tutorialnya.'

Setelah itu, Chu Zhan meninggalkan lokasi. Tak lama kemudian, muncul rombongan manusia yang melihat asap dari kejauhan. Mereka datang dan melihat mayat-mayat dalam jumlah belasan.

"Tuan. Mayat-mayat ini masih utuh. Sepertinya diracuni!" ungkap seorang penjaga. Seorang pria paruh baya yang memiliki kultivasi Ranah Magis tahap lima.

"Tuan, barang-barang berharga juga telah diambil," imbuh penjaga lainnya. Ia juga memiliki kultivasi Ranah Magis tahap kelima. Seorang wanita berusia tiga puluh tahunan yang mengabdi pada keluarga Leng.

"Hahaha! Orang yang membunuh mereka, cari sampai dapat! Ambil semua barangnya!" perintah Leng Ziushan. Leng Ziushan adalah tuan muda dari keluarga Leng.

"Baik, tuan. Kami akan menyisir tempat ini." Penjaga satu memberi hormat dan langsung melompat ke atas pohon. Lalu melompat ke pohon lain dan mengintai.

Ada tiga penjaga yang mengikuti tuan muda tersebut. Mereka memiliki kultivasi setara, sehingga dapat diandalkan dengan baik.

Untungnya Chu Zhan menyadari adanya orang lain. Ia menggunakan Baju Tembus Pandang untuk bersembunyi. Baju itu memang sudah tidak begitu berguna karena terlalu lama digunakan. Inipun sudah sangat mengkhawatirkan. Ia tidak tahu sampai kapan baju itu masih berguna.

Saat ini ia harus diam ditempat ketika memakai baju tersebut. Tidak lagi bisa digunakan untuk menyelinap seperti sebelumnya. Pada awalnya ia hanya perlu tidak bertarung namun bisa menyelinap dan mengambil barang tanpa ketahuan.

Sekarang, bergerak pun akan langsung ditemukan oleh orang lain. Menggunakan Baju Tembus Pandang adalah solusi paling aman namun penuh dengan resiko. Ia hanya menatap orang-orang itu mencari pembunuh yang mengambil barang-barang.

'Sialan. Kultivasiku sangat rendah kali ini. Aku pun terlambat menyadari adanya orang-orang ini. Jika terlambat saja, aku mungkin akan mati di sini,' ungkap Chu Zhan dalam hati.

"Tuan, orang itu sudah tidak ada lagi. Kemungkinan dia sudah sangat jauh. Apakah akan mencarinya lagi?" Penjaga satu kembali dengan tangan kosong. Namun telah berusaha semaksimal mungkin.

"Sudahlah ... kita gunakan cara lain saja. Penjaga dua, gunakan pencarian jiwa. Orang itu mungkin bersembunyi di tempat ini." Leng Ziushan mengibaskan kipas besinya.

Muncul sebuah kursi dari tulang binatang dan belakang Leng Ziushan. Lalu ia duduk dengan santai. Menunggu bawahannya melakukan tugasnya untuk mencari orang yang telah membunuh orang-orang di tanah.

***