"Kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku Embun."ucap Alfaro.
Sementara gadis yang kini tengah menundukkan kepalanya itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Hanya karena satu peristiwa yang terjadi di malam kelahirannya gadis itu harus terjebak bersama seorang pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Pria gagah dan tampan itu pun meninggalkan Dilara yang kini sedang berada dalam ketakutan, mungkin hidupnya akan berakhir dengan kesengsaraan saat ini.
Gadis cantik yang merupakan putri dari Alfaro Wijaya dan Embun Nelson tersebut tidak tau kenapa dia bisa berakhir di tempat menyeramkan itu dan harus berhadapan dengan pria seperti itu yang dingin dan tidak berperasaan.
Hingga satu minggu kemudian Dilara sudah tidak lagi melihat pria itu, namun dirinya tetap dikurung di menara tengah laut yang merupakan pulau pribadi milik pria itu.
Tidak ada kegiatan apapun lagi selain berkeliling kamar dan mencoba mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk menghubungi keluarga nya.
Sementara itu di kediaman Alfaro dan Embun, Damian sudah berusaha mencari Dilara hingga segala cara dilakukan untuk menemukan dilara setelah kabar penculikan yang terjadi di hari itu, tapi sayang tidak ada bukti yang menunjukkan keberadaan adik semata wayangnya itu.
Bahkan Dilara tidak meninggalkan jejak yang mencurigakan di dalam mobil yang masih terlihat baik-baik saja dan tidak ada goresan atau kerusakan apapun saat mobil itu dibawa pulang dari tempat kejadian.
Dilara seakan sengaja menghilang saat ini entah apa masalah yang ia hadapi, bahkan pihak kepolisian pun tidak mampu mengungkap hilangnya putri bungsu dari pasangan Alfaro dan Embun itu.
Dilara yang memang seharusnya melakukan meeting penting bersama klien nya di perusahaan milik sang daddy justru pagi itu dia tidak datang dan mobil nya ditemukan di pinggir jalan dan pemilik mobil tersebut tidak ada disana.
Kini Alfaro pun sedang dalam perjalanan menuju pulang ke tanah air karena Damian menghubungi nya.
Sementara itu di tempat Dilara berada gadis itu tengah menangis sesenggukan saat pria itu memaksa dirinya untuk berhubungan ba*an dia sudah tidak bisa lagi berkutik saat pria itu memaksa dirinya untuk melakukan hal itu meskipun Dilara sudah mencoba untuk melepaskan diri dari Kungkungan pria itu.
Dilara menjerit saat pria itu benar-benar memaksakan kehendak nya pada Dilara hingga waktu yang cukup lama.
Ditambah lagi pria itu menanamkan benih nya di rahim Dilara berulang kali.
Kejadian itu cukup berlangsung lama hingga Dilara sudah tidak lagi berkutik bahkan air mata itu mengering dan des*han tertahankan itu terdengar begitu lirih.
Pria yang telah merenggut kesucian Dilara itu pun langsung menyelimuti Dilara yang terkapar di atas ranjang dengan tetes air mata tanpa suara karena rasa sakit yang ia dapatkan saat ini.
Sementara itu pria bernama Leon Anderson itu melenggang pergi dengan menggunakan kimono tidurnya."Tidur lah lebih dulu aku ada pekerjaan nanti aku temani."ucap nya seakan tak berdosa.
Sementara Dilara tidak bicara sepatah kata pun saking marahnya wanita yang sudah tidak suci lagi itu.
"Bajingan!"teriak Dilara di dalam hatinya.
Sementara itu Leon sendiri kini langsung mengerjakan pekerjaan nya, seakan tak merasa lelah sama sekali.
Dia sempat menatap kearah lain dimana cctv kamarnya yang menunjukkan Dilara yang tengah meringkuk disana.
"Aku sudah menunggu lama hari ini babe, semoga secepatnya kamu bisa hamil karena aku juga tidak ingin terus menahan mu disini."ucap pria itu.
Leon adalah putra tunggal dari tuan Anderson dan mendiang nyonya Lena Anderson, dia terpaksa melakukan hal itu karena desakan keluarga untuk segera menikah dan memiliki keturunan agar seluruh harta nya tidak diambil alih oleh sepupunya yang sebentar lagi akan segera menikah.
Leon sebenarnya bukan baru pertama kali bertemu dengan Dilara, dan tanpa Dilara sadari bahwa selama ini Leon telah menjadikan dirinya sebagai target utama nya untuk dijadikan sebagai pendamping hidup nya.
Leon, adalah salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan milik tuan Gavin yang kini diwariskan pada gadis cantik itu dan juga kakak nya Damian.
Namun selama ini Leon selalu meminta tangan kanannya untuk mengurus pertemuan dengan Dilara secara langsung saat rapat pemegang saham itu dilakukan.
Leon sudah jatuh cinta pada Dilara sejak beberapa tahun lalu, namun Leon bukanlah pria romantis yang akan menyatakan cinta begitu saja pada wanita yang sangat ia cintai.
Leon bahkan tidak berekspresi apa-apa saat dia akan akan mengambil kesucian Dilara kecuali saat dia merasakan kenik**tan itu barulah dia memperlakukan Dilara layaknya seorang istri meskipun dia tetap tidak mempedulikan keadaan Dilara yang menangis meminta dilepaskan.
Malam ini adalah malam terindah bagi Leon, tapi tidak untuk Dilara yang kini terlelap dalam mimpi buruknya.
Leon yang sudah menyelesaikan pekerjaan nya pun langsung kembali ke dalam kamar dimana Dilara kini tengah meringkuk di balik selimut tebal dengan udara yang dingin di dalam kamar tersebut.
"Aku minta maaf, setelah ini aku akan membuat mu menjadi satu-satunya ratu dalam hidup ku."ucap Leon yang kini mengelus puncak kepala Dilara.
Pria itu pun ikut berbaring dan memeluk Dilara membawa nya kedalam dekapannya, dan Dilara pun seakan merasakan kenyamanan yang tidak pernah ia rasakan setelah mimpi buruknya itu.
Hari ini adalah hari terakhir mereka ada di pulau tersebut, Leon yang bangun hampir bersamaan dengan Dilara pun langsung berkata."Bersiaplah hari ini kita akan segera menikah dan kamu tidak perlu lagi terkurung disini."ucap nya dingin.
"Aku ingin pulang aku rindu keluarga ku."ucap Dilara.
"Kau bisa pulang setelah kita menikah, tapi hanya sebentar setelah itu kita akan kembali tinggal di rumah ku. ingat jangan membantah atau seluruh perusahaan milik keluarga mu akan hancur dalam hitungan detik."ancam Leon.
"Kau siapa aku tidak mengenalmu, kau bahkan sudah merenggut kesucian ku bagaimana bisa aku hidup dengan orang seperti mu!"ucap Dilara dengan nada tinggi saat Leon sudah beranjak dari ranjang.
"Kau tidak perlu tau siapa aku, yang jelas aku adalah calon suami mu."ucap Leon tegas.
Dilara menghela nafas panjang, rasanya sungguh sangat percuma bertanya pada kulkas dua pintu tersebut.
"Aku menolak pernikahan itu jika kau tidak mengatakan siapa dirimu yang sebenarnya!"ucap Dilara lagi.
"Aku Leon Anderson, sekarang kau pasti tau siapa aku."ucap Leon yang kini masuk kedalam kamar mandi tersebut.
"Leon Anderson?"ucap Dilara lirih lalu kemudian membungkam mulutnya sendiri saat sadar bahwa dia adalah pria yang begitu dikagumi oleh kalangan gadis-gadis dan hampir seluruh wanita dewasa menginginkan pria yang telah menjamah tubuh nya.
Bayangan kenik**tan semalam pun mulai terlintas kembali, didalam keterpaksaan itu Dilara tidak memungkiri bahwa ia pun merasakan kenik**tan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Ini tidak mungkin aku pasti sudah gila."ucap gadis cantik itu yang kini menggulung tubuhnya dengan selimut tebal itu.
...🪵🪵🪵...
Pernikahan itu dilakukan di kediaman keluarga Leon, dan Alfaro dan Embun yang tiba-tiba dibawa secara paksa kesana akhirnya bertemu dengan putri tercintanya yang kini tengah menangis sesenggukan.
"Daddy Dilara takut, tapi Dilara tidak bisa menolak pernikahan ini dia mengancam akan menghancurkan seluruh bisnis kita."ucap Dilara.
"Sayang kita tidak usah takut untuk kehilangan semua itu, kita bisa merintis usaha dari nol lagi jika kamu tidak bersedia untuk menikah dengan nya."ucap Embun.
"Tapi mam, aku sudah tidak suci lagi masa depan ku sudah hancur jika aku tidak menikah dengan nya."ucap Dilara.
"Baiklah sayang sekarang daddy tanya apa kamu akan bertahan dibawah tekanan nya, daddy kenal siapa dia. Dia adalah pria yang sangat tegas dan tidak pernah main-main saat mengambil keputusan."ucap Alfaro.
"Jadi Dilara harus bagaimana daddy?"tanya Dilara yang kini masih dalam dekapan Alfaro.
"Ikuti keinginan nya maka kita semua akan aman, daddy yakin dia tidak akan pernah menyakiti mu."ucap Alfaro yang membuat Embun geleng-geleng kepala.
"Dad."lirih Embun.
"Kita tidak punya pilihan lain babe, masa depan putri kita akan menjadi taruhannya jika dia tidak jadi menikah dengan Leon."ucap Alfaro menjelaskan.
Mungkin keluarga Alfaro memiliki kekuasaan yang cukup besar, tapi tidak lebih besar dari keluarga Anderson yang selama ini sudah melanglang buana.
"Aku ingin bertemu dengan nya, ada syarat yang harus ia penuhi saat ini sebelum dia menikahi putriku."ucap Embun tegas tanpa rasa takut sedikitpun.
Pelayan yang diminta untuk menyampaikan hal itu pun pergi menemui Leon yang kini sedang berada di dalam kamar nya.
Tidak sampai sepuluh menit Leon sudah berada di hadapan mereka dan sudah tampil gagah dan menawan namun tetap dengan wajah datarnya dan sangat berwibawa.
"Ada apa anda memanggil saya nyonya?"ucap Leon yang kini membuat Embun mematung di tempatnya, dia kaget dengan pertemuan ketiga kalinya dengan pemuda berusia 27 tahun itu.
"Leon."ucap Embun lirih.
"Ya nyonya sepertinya anda masih ingat dengan saya, apa kabar anda nyonya semoga anda tidak berfikir untuk memisahkan saya dengan putri anda."ucap pria itu masih dengan wajah datar nya.
"Tidak Leon, saya hanya ingin kamu berjanji satu hal padaku."ucap Embun.
"Apa itu nyonya."balas Leon.
"Jangan pernah sakiti putriku."ucap Embun tegas.
"Hmm..."lirih Leon yang kini menatap kearah Dilara yang masih berada di dalam dekapan sang daddy.
"Babe apa kau sudah siap, sebentar lagi acara akan dimulai."ujar Leon yang membuat bulu kuduk Dilara meremang karena tidak bisa membayangkan selamanya akan terikat dengan pria tanpa jiwa itu.
Dilara pun hanya bisa mengangguk pelan sambil bangkit dan kembali ke hadapan MUA yang sedari tadi sudah siap untuk merias wajah cantik nya itu.
"Dandani dia dengan sempurna karena aku tidak suka melihat ada yang kurang meskipun sedikit saja."ucap Leon yang kini pergi tanpa pamit pada kedua orang tua Dilara.
"Oh ya ampun apa ini mimpi kenapa kita harus berurusan dengan orang seperti dia."ucap Embun yang sudah mengenal sepak terjang Leon selama ini.
Alfaro pun berusaha untuk memberikan ketenangan pada istrinya itu, dia tidak pernah bisa melihat istrinya gundah gulana seperti saat ini."Babe yakinlah bahwa ia adalah pria terbaik untuk putri kita, karena ucapan adalah doa."ucap Alfaro.
"Semoga saja sayang aku tidak bisa bayangkan jika dia menyakiti putriku nantinya."ucap Embun.
Hingga acara ijab Kabul itu digelar, keluarga Leon terlihat sangat ramah karena dia tau siapa calon besan nya itu.
Ibu tiri Leon dan kedua adik tirinya yang kini tampil glamor dihadapan seluruh tamu undangan nya.
"Saya terima nikah dan kakinya Dilara Alvarez binti Alfaro Wijaya dengan maskawin tersebut dibayar tunai."seketika itu seluruh ruangan menggema dengan kata sah yang terucap dari seluruh tamu undangan yang hadir disana.
Dilara pun kembali menitikkan air mata saat ini, bukan karena pernikahan tersebut yang menjadi penyebab nya menitikkan air mata. Tapi nama Alvarez adalah nama yang mengingatkan dirinya akan sosok seorang ayah yang telah lama menghilang dari hidupnya.
Entah dimana Hugo kini berada karena sejak kecelakaan itu terjadi pria itu tidak pernah ditemukan.
"Daddy Dilara sudah menikah."lirih Dilara yang kini mampu membangunkan seseorang yang ia panggil dalam hati nya.
Ya, dia adalah Hugo, pria yang selama ini mendekam di dalam penjara atas kasus pembunuhan yang pernah ia lakukan tiga puluh tahun lalu.
Dia sengaja membuat dirinya yang sudah di borgol seolah-olah mengalami kecelakaan dan jasad nya tidak pernah ditemukan padahal dia sudah berada di dalam penjara menakutkan di negara kelahiran nya.
Pria itu bahkan hampir sekarat setelah bertahun-tahun lamanya terus menghadapi penindasan di balik jeruji besi tersebut dari teman sesama satu sel maupun yang satu tahanan seolah dirinya adalah samsak dan sudah dua tahun ini keadaan nya begitu mengenaskan dia bahkan sempat mengalami koma selama berbulan-bulan di rumah sakit yang ada di dalam penjara tersebut.
Hari ini, dia terjaga dari tidur panjang nya, tepat saat masa hukuman itu tinggal beberapa minggu lagi.
Sementara Embun dan Alfaro kini tengah saling berpelukan setelah proses ijab kabul putrinya selesai digelar, Alfaro pun berdoa semoga Dilara dilimpahi kebahagiaan setelah ini.
Dan semoga karma dari kesalahan nya tidak pernah terjadi pada putrinya itu.
Hari ini seharusnya paling bahagia untuk keluarga Alfaro, tapi nyatanya hari ini adalah hari yang menakutkan bagi ayah dua anak tersebut karena dulu dia pernah menyakiti Embun dengan melanggar janji yang ia ucapkan setiap kali mereka mendapatkan kesempatan untuk bisa bersama.
Sementara Dilara yang kini menatap sendu pada kedua orang tuanya hanya bisa menatap kepergian keduanya dari Mansion keluarga Anderson karena dia dan Leon langsung berangkat bulan madu.
Semua itu membuat Embun tidak bisa berlama-lama meluapkan rindu pada putrinya itu.
Dilara pun berangkat dengan pesawat jet pribadi milik keluarga Leon, dan sepanjang perjalanan gadis cantik itu hanya terdiam sambil menatap hamparan Awan yang ia lalui.
"Babe, kenapa diam saja apa kau sakit."ucap Leon yang membuat Dilara menoleh kearah Leon.
"Ya, aku sakit hati karena kau tidak pernah menghargai kedua orang tua ku. Kau pikir pernikahan itu adalah sebuah lelucon heh... mereka begitu sedih saat tidak bisa membahagiakan ku di hari terpenting dalam hidup ku."
ajaran dari mana itu ????????