NovelToon NovelToon
Menantu Dewa Roh

Menantu Dewa Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:355.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sayap perak

Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.

Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.

Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 22 : Keluarga Wen

....

"Kakak! Boleh aku masuk?"

Pagi itu Gu Yuanwu mengetuk pintu ruangan Gu Bei dengan cukup tergesa-gesa. Dia terus mengetuk pintu sementara matanya tertuju ke beberapa gulungan kertas yang tampak seperti surat di tangan kirinya.

"Masuklah!"

Mendengarnya Gu Yuanwu sontak mendorong pintu dan langsung menghampiri Gu Bei yang duduk di salah satu kursi. Setelah di dalam dia sungguh baru sadar jika saat itu terdapat orang lain selain kakaknya di ruangan tersebut.

Ehem!

Gu Yuanwu berdehem sekali sambil menyetabilkan ekspresi wajahnya. Kemudian berjalan menghampiri pemuda itu yang duduk berseberangan dengan posisinya.

"Zhao Yang. Pagi-pagi begini kenapa kau sudah di sini?"

Zhao Yang hanya melirik ke tempat Gu Bei, dan sehat mengerti dengan yang dimaksud Gu Yuanwu tidak bertanya lebih jauh.

"Aku yang memintanya datang. Kau sendiri kenapa? Gulungan apa itu?" tanya Gu Bei yang sedari tadi cukup fokus dengan gulungan yang dibawa oleh Gu Yuanwu.

"Ah ini- ...." Gu Yuanwu seketika teringat dengan tujuannya dan segera menyodorkan gulungan-gulungan tersebut kepada sang kakak. "Lihatlah, Kak. Ini surat-surat dari Keluarga Chu, Keluarga Meng dan Klan Xiao."

Gu Bei mengerutkan kening saat mendengarnya. Namun tangan tidak berhenti bergerak membuka gulungan-gulungan itu dan membaca setiap kata di dalamnya.

Tidak begitu lama, senyum pria itu menjadi penuh dengan cibiran. Berdecak pelan sambil meletakkan tiga gulungan itu ke meja dengan cukup kasar.

"Tcih! Sebelumnya mereka menolak mentah-mentah rencana kerja sama mengembangkan area dermaga saat kita datang secara langsung. Sekarang, setelah tahu Keluarga Gu berhubungan dengan Paviliun Pedang mereka begitu tidak sabar hingga mengirim surat resmi seperti ini ...." Gu Bei bersungut-sungut saat pengingat penolakan mereka seminggu yang lalu.

"Jadi Kak, apa kita akan membalas surat mereka?"

Pertanyaan Gu Yuanwu langsung dibalas dengan dengusan oleh Gu Bei. "Untuk apa membalasnya? Jika masih tahu malu mereka tidak akan menunggu surat balasan dari kita. Abaikan saja! Seperti saat mereka mengabaikan tawaran kita."

"..."

Gu Yuanwu diam sesaat sebelum mengangguk dua kali. "Aku mengerti, Kak. Setelah ini, jika ada surat lain datang aku akan langsung membuangnya."

Dia kemudian pamit meninggalkan ruangan itu. Menyisakan Zhao Yang serta Gu Bei berdua di ruangan seperti keadaan awal.

"Semua berkatmu ...." Nada suara Gu Bei menjadi agak rendah saat mengalihkan pandangannya kepada Zhao Yang. "Jika kau tidak mengundang Ketua Hao Ming untuk berkunjung, mungkin rencana pengembangan area dermaga masih menjadi wacana. Keluarga Gu sungguh berutang kepadamu."

Zhao Yang menggaruk tengkuk kepalanya. "Ayah terlalu sungkan. Aku, Zhao Yang adalah menantu Keluarga Gu. Jadi sudah kewajiban berkontribusi untuk kemajuan Keluarga Gu."

"Ha-haha... Itu benar. Kau menantuku. Jadi tidak sia-sia aku saat itu memberimu restu untuk menikahi Xingyu."

Zhao Yang ikut tertawa. "Jika suatu saat Ayah ingin berkunjung ke Paviliun Pedang, Ayah bisa menggunakan token milikku untuk bertemu tiga ketua."

"Token? Kau sungguh memilikinya?" Tawa Gu Bei berhenti dan memandang Zhao Yang dengan serius.

Zhao Yang tidak berbohong. Dia merogoh saku bajunya dan mengeluarkan token Paviliun Pedang. "Dengan menunjukkan ini Ayah bisa berkunjung kapan pun untuk bertemu ketiga ketua."

Gu Bei langsung mengambil token itu dari tangan Zhao Yang. Memeriksanya dengan hati-hati, dan menjadi terkejut begitu mengetahui itu benar-benar token Paviliun Pedang.

"Zhao Yang. Bagaimana kau ...."

"Ayah! Kereta kudanya sudah siap."

Saat itu pintu ruangan kembali terbuka. Kemunculan Gu Xingyu di sana mengalihkan perhatian kedua orang yang masih fokus dengan token Paviliun Pedang itu.

"Kereta kuda? ...." Gu Bei termenung. Dia hampir lupa dengan alasan kenapa dirinya memanggil Zhao Yang datang. Hal itu tidak lain karena ingin memintanya pergi menemani Xingyu menjemput istrinya. Dia melupakan hal ini karena terlalu fokus dengan token.

"Zhao Yang. Kau pergilah bersama Xingyu ke Kediaman Keluarga Wen. Hari ini ibu mertuamu akan pulang."

Zhao Yang sontak menengadahkan kepala. Begitupula dengan Gu Xingyu. "Ayah tidak ikut?" tanyanya.

"Tidak. Ayah nanti siang masih harus pergi ke dermaga untuk melihat perkembangan di sana. Kau pergilah bersama suamimu. Ajak Yiwei jika ingin lebih banyak orang."

....

Keluarga Wen sendiri merupakan keluarga bangsawan tier dua yang termasuk dalam dua puluh besar kekuatan teratas di Kota Hua Hen. Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan Keluarga Gu yang sekarang berada dalam daftar sepuluh kekuatan teratas, tetapi Keluarga Wen memiliki beberapa kelebihan yang membuat posisi mereka tidak lebih rendah dibanding Keluarga Chu, Keluarga Meng, ataupun Klan Xiao yang sama-sama merupakan kelompok kekuatan dalam daftar dua puluh besar.

Wen Qing. Putri tertua Kepala Keluarga Wen saat ini adalah istri dari Gu Bei. Ibu dari Gu Xingyu dan Gu Yiwei. Satu bulan terakhir dia meninggalkan kediaman Keluarga Gu untuk tinggal di rumah lamanya karena sang ayah sedang sakit.

Sekarang kondisi Wen Zhang, Kepala Keluarga Wen sudah membaik sehingga Wen Qing dapat kembali.

"Hanya kita berdua?" Saat sampai di depan gerbang Zhao Yang bertanya karena tidak melihat orang lain selain mereka berdua dan kusir kereta.

Gu Xingyu yang baru mau naik ke kereta berhenti saat kakinya masih di tangga pertama. "Jalan yang akan kita lalui terkenal aman dari ancaman bandit. Jadi tidak masalah jika hanya dengan sedikit orang."

"Maksudku, Yiwei, dia tidak ikut?"

Gu Xingyu menatap Zhao Yang dengan lekat, lalu menggelengkan kepala sambil masuk ke kereta. "Yiwei sibuk kultivasi. Kasihan jika mengganggunya pada momen seperti ini."

Zhao Yang manggut-manggut. "Baiklah. Itu bahkan lebih baik. Artinya kita bisa berduaan sepanjang perjalanan. Hehehe ...."

"Kau bilang apa?"

Tatapan Gu Xingyu membuat Zhao Yang menutup mulutnya rapat dan berhenti tertawa. "Tidak istriku. Bukan apa-apa... Pak kusir! Kita berangkat sekarang."

Mereka pun berangkat menuju Kediaman Keluarga Wen. Dan seperti yang dikatakan Gu Xingyu sebelumnya jika jalan yang mereka lalui sangat aman. Tidak ada masalah sepanjang perjalanan. Kereta kuda pun meluncur dengan mulus memasuki desa wilayah Keluarga Wen.

"Nona, kita sudah sampai."

Mendengar suara sang kusir Gu Xingyu menaikkan tirai jendela untuk melihat ke luar. Gapura kediaman Keluarga Wen. Itu masih sama sejak terakhir kali mereka datang berkunjung. Megah dan tampak sangat kokoh.

"Kita tidak akan berlama-lama di sini. Setelah bertemu ibu kita akan langsung pulang."

Zhao Yang mengangguk. "Aku mengerti."

Gu Xingyu masih memperhatikan Zhao Yang. Seperti ada sesuatu yang ia khawatirkan, tapi cukup hanya menyimpannya dalam hati sebelum ia mulai menggerakkan kaki turun dari kereta.

Mereka baru saja ingin masuk. Namun langkah kaki mereka tertahan saat melihat sosok yang tak asing berjalan dari dalam menghampiri mereka.

"Jian Yun. Apa yang kau lakukan di sini?"

1
saniscara patriawuha.
ratakannnn sudahhh mangg zhaooo...
Girindradana
Thor,
janganlah terlalu lama MCnya di rendahkan,
ini sdh bab 25
y@y@
⭐👍🏾👍🏿👍🏾⭐
Luthfi Afifzaidan
up
udenk
saha tah??
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Serap dan menuju puncak
udenk: menuju puncaknya, mau lewat bogor atau cianjur??
total 1 replies
Muh Hafidz
sip
Jendra Raharja
lanjutttttttt
saniscara patriawuha.
gasssd lahhh mangg zhaooo... masa 17 an nggak ada bonus tambahan...
Andri Iswanto
lanjut terus thor
algore
joz
algore
tumben babnya pendek
hehe apa Krn nanggung JD terasa pendek
Luthfi Afifzaidan
up
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kabuuuur
Andri Iswanto
lanjut terus thor
y@y@
🌟👍🏾👍🏻👍🏾🌟
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!