Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang
Sebuah ruangan yang didominasi warna putih berukuran cukup besar, mungkin kedua terbesar dari ruang CEO Jefry pikir Zalika
"Ada apa Zalika?" Tanya Gavin, pria itu menghentikan jarinya yang semula menari di atas keyboard
"Saya ingin menyerahkan ini!" Gadis cantik itu memberikan map yang tadi diberikan Gavin padanya
"Baiklah, kamu sudah membacanya dengan baik?" Tanya pria itu sembari membolak-balik kertas tersebut
"Sudah tuan!" Jawab Zalika, jemarinya saling meremas, sungguh rasanya sangat gugup
"Baiklah selamat bergabung nona Zalika!" Gavin berdiri lalu memajukan tangannya yang segera disambut oleh gadis cantik itu dengan senyuman yang merekah
"Terima kasih tuan!" Ucapnya dengan tulus
"kalau gitu saya permisi dulu!"
"Semoga kamu betah bekerja di sini!" Itu adalah harapan dari Gavin yang sudah sangat lelah mencari sekretaris untuk atasannya itu
"Tentu tuan" Zalika membungkukkan badannya guna memberi hormat, setelahnya ia berlalu dari ruangan tersebut dengan perasaan yang campur aduk
Dirinya kembali ke mejanya, belum ada pekerjaan yang bisa dikerjakan. Gavin mengatakan jika dirinya tidak diperkenankan untuk masuk keruang CEO jika tidak diminta, padahal dirinya ingin bertanya jika ada sesuatu yang diinginkan oleh atasannya itu
Telepon di mejanya berbunyi, Zalika menempelkan benda itu di telinganya
"Saya sudah mengirim sesuatu di email kamu! Tolong segera kamu selesaikan laporan nya!" Suara asisten Gavin dari seberang sana
"Baik tuan!" Gadis cantik itu membuka file yang telah dikirim oleh Gavin dan segera mengerjakannya
"Astaga.. dia semakin cantik saja jika serius seperti itu!" Jika Zalika sibuk bekerja, maka sang CEO justru sibuk memperhatikan sekretaris pribadinya
"Mau apa dia?" Entah sudah berapa lama, tapi lamunan pria itu terganggu karena Gavin tengah menemui Zalika di mejanya. Entah apa yang keduanya bicarakan
"Saya akan bertanya pada tuan Jefry terlebih dulu, setelah itu kita ke kantin!" Zalika hanya mengangguk setuju akan ajakan Gavin yang merupakan atasannya
"Tuan" Gavin mengetuk terlebih dahulu setelah itu masuk menemui sang bos
"Ada apa Gavin?" Wajahnya kembali datar
"Saya ingin bertanya, apa makan siang tuan diantarkan ke ruangan saja? Atau tuan ingin makan siang diluar?" Tanya Gavin
"Kamu antarkan kesini saja, saya sedang malas untuk keluar!" Jawab Jefry yang kini sibuk menatap lurus kearah laptop miliknya
"Baik tuan!" Gavin keluar setelah mendapat jawaban
"Ayo! Saya harus memesan makan siang untuk tuan Jefry lebih dulu!" Keduanya berjalan beriringan menuju kantin dan itu terlihat oleh Jefry
"mau kemana mereka?"
Tak lama pintu ruangan tersebut diketuk, Jefry memerintahkan seseorang yang berada diluar untuk masuk
"Saya ingin memberikan makan siang pesanan tuan!" Seorang pria dengan seragam office boy menghampiri Jefry dengan membawa sebuah nampan
"Letakkan disana!" Pria itu menurut, meletakkan makanan serta minuman favorit atasannya itu diatas meja kaca disudut ruangan tersebut
"Saya permisi dulu, tuan!"
"Tunggu!" Suara Jefry membuat langkah pria tersebut berhenti
"Ada lagi yang bisa saya bantu, tuan?" Tanyanya dengan penuh sopan santun
"Dimana Gavin?"
"Tuan Gavin tengah makan siang di kantin, tuan!" Jawab pria tersebut membuat Jefry mengerutkan keningnya
"Tumben banget Gavin makan di kantin" Ucapnya dalam hati "Apa dia makan bersama Zalika?"
"Saya tidak tau namanya. Tapi tuan Gavin tengah bersama seorang wanita cantik. Itu kenapa tuan Gavin meminta saya mengantarkan makan siang keruangan tuan Jefry!" Jawab pria office boy itu penuh hormat
"Baiklah, kembali bekerja sana!"
"Saya permisi tuan!" Pria itu membungkuk memberi hormat dan berlalu meninggalkan ruangan CEO yang mencekam
"Ngapain Gavin makan berdua sama Zalika, ini nggak bisa dibiarin!" Selera makan pria itu tiba-tiba saja hilang, rasanya tidak berselera untuk menyentuh makanan yang tersedia diatas meja sana
Sementara itu di kantin, Gavin tengah menjadi pusat perhatian. Semua mata karyawan tertuju pada pria tampan itu, mengingat tak biasanya dia menikmati makan siang di kantin kantor seperti ini, terlebih bersama seorang gadis
"Itu tuan Gavin lagi sama siapa ya?" Seorang karyawan wanita bertanya pada rekannya
"Aku denger sih, tuan Jefry punya sekretaris baru, mungkin dia orangnya!" Jawab salah seorang lagi
"Aku berani taruhan, palingan juga dia tahannya cuma sebulan!" Wanita dengan rambut panjang tersenyum sinis
"Tapi dia deket banget sama tuan Gavin, nggak kayak sekretaris yang selama ini kerja sama tuan Jefry!" Ujar salah seorang lagi
"Mungkin dia 'plus-plus" wanita yang menatap kearah Zalika mengangkat tangannya membentuk tanda kutip
"Masa sih? Tapi keliatannya dia perempuan baik-baik!"
"Jangan ketipu sama muka sok polos gitu!" Wanita bernama Anggi menatap tak suka pada Zalika yang terlihat begitu akrab dengan Gavin
Bukan hal baru lagi jika Gavin menjadi idola para kaum hawa dikantor ini, wajahnya yang tampan terlebih dia adalah orang kepercayaan sang CEO
"Semua orang menatap ke arah kita, tuan!" Bisik Zalika pada pria yang kini berada dihadapannya
"Fokus saja pada makanan mu dan abaikan mereka!" Gavin tidak berminat untuk melihat para wanita yang memang menggilainya
"Tapi saya tidak nyaman diperhatikan seperti ini!" Beberapa kali Zalika melirik kearah para karyawan wanita yang duduk tak jauh dari meja yang ia dan Gavin tempati
"Itu karena kamu orang baru, makanya ditatap seperti itu!"
"Tapi.."
"Sudahlah, Zalika. Jika kamu tidak nyaman, kita bisa makan diluar!" Pria tampan itu memberi penawaran
"Hah? Ti-tidak perlu tuan, terima kasih!" Rasanya tidak enak saja jika pria yang merupakan atasannya itu sampai melakukan hal seperti itu
"Kalau begitu habiskan makananmu, kita hanya punya waktu lima belas menit, jika lewat maka kita berdua akan kehilangan pekerjaan"
"Apa tuan Jefry sangat galak?" Entah kenapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibirnya
"Tidak juga, beliau akan marah jika kita melakukan kesalahan atau mengecewakan dirinya!" Jelas Gavin, pria yang merupakan kepercayaan Jefry itu juga merupakan sahabatnya hingga dirinya begitu mengenal perangai dari atasannya itu
"Ohh" Gadis cantik itu mengangguk
"Sepertinya gadis-gadis itu menyukai tuan!" Zalika dapat menebak dengan melihat tatapan tidak suka para karyawan wanita itu terhadapnya
"Itu karena saya begitu tampan!" Zalika hanya merengut mendengar ucapan penuh percaya diri dari atasannya itu.
Pria tampan itu tertawa melihat wajah masam dari sekretaris cantik itu, itu terlihat menggemaskan baginya
"Kenapa tuan tertawa?"
"Aku pikir hanya senyumanmu saja yang memukau, ternyata wajah masam mu jauh lebih menarik!" Ucap Gavin jujur
Dirinya memang telah terpesona saat pertama kali melihat Zalika, namun jika dalam mode kerja dirinya bertindak seolah atasan yang dingin dan tidak tersentuh
Zalika menunduk, wajah cantiknya bersemu mendengar pujian yang diberikan oleh pria tampan di hadapannya itu
semoga terkuak ya rahasianya