NovelToon NovelToon
I am a Virgin

I am a Virgin

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:24.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Emma Shu

Elena

"Pria itu unik. Suka menyalahkan tapi menerima saat disalahkan."

Elena menemukan sosok pria pingsan dan membawanya pulang ke rumah. Salahkah dia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Terserah

“Terserah lo aja.” Elena malas berdebat. Kebencian terhadap orang kaya seakan telah merasuk ke dalam relung jiwanya. Semenjak kematian Dava, semenjak tak ada orang yang bersedia menolong hingga nyawa Dava terenggut.

Elena berjalan meninggalkan Revan, mendekati bibir sungai. Duduk di batu besar tepi sungai. Ia menjatuhkan kaki ke bibir sungai, mengaduk-aduk air yang dingin. Kemudian tangannya menjangkau air. Mencuci muka. Segar. Organ tubuhnya bangun.

Revan mengikuti, berdiri di sisi Elena. Mencuci muka dengan air. Ia melirik wajah Elena dengan senyum. Lalu memercikkan air ke wajah Elena yang sedang cemberut. “Jelek kalo manyun, tauk!”

“Iih… apaan sih?” Elena mengusap wajahnya yang basah.

“Ha haaa…” REvan tertawa.

“Dasar aneh.” Elena manyun. Ia menampung air di telapak tangan dan menyiramkannya ke arah Revan.

Revan berkelit. Cipratan air hanya mengenai punggungnya saja.

Elena terus memburu, berusaha membalas, menyiprati Revan bertubi-tubi. Revan membalas. Mereka saling siram. Sesekali Elena menjerit ketika air mengenai wajahnya.

Jerit dan tawa mengisi kesunyian. Keduanya berakhir dengan saling ledek.

Setelah lama saling lempar air, Elena tampak kelelahan. Menjauhi bibir sungai. Berdiri terpaku menatap air sungai. Revan menghampiri. Lalu jongkok di depan Elena. Ia menunjuk punggungnya sendiri. Memerintah agar Elena naik ke punggungnya.

Elena tersenyum, lalu menjatuhkan tubuhnya ke punggung Revan tanpa pikir panjang.

Lelaki tampan itu menggendong Elena. Berjalan pelan hingga sampai ke rumah.

***

Hari ini adalah hari pertama Elena berjualan soto. Ia tak perduli terkena jilatan sinar matahari yang menyentuh kulit, atap gerobak tidak sanggup melindungi tubuhnya bila ia sudah selangkah menjauh dari gerobak yang teronggok di trotoar diantara beberapa pedagang lainnya. Bila satpol PP datang, entah bagaimana nasib gerobaknya itu. Mungkin ia akan digusur. Tapi itulah yang dilakukannya, dia tidak punya tempat untuk berjualan. Maka trotoarlah yang menjadi ladang pencarian.

Subuh tadi, Revan mendorong gerobak hingga kini sampai di trotoar. Salva masih tidur pulas ketika ditinggalkan. Elena sempat membangunkan adiknya itu dan berpesan agar baik-baik di rumah. Ia tahu Salva pasti akan bangun agak siang di hari minggu begini. Salva juga berpesan pada Revan agar membelikannya buah apel, satu buah saja. Buah itu terasa aneh dan segar di lidahnya. Ia tidak berpesan pada Elena, ia lebih suka bicara pada Revan. Sebab ia merasa senang menyebut nama Kak Revan.

Revan mencuci mangkuk di ember kecil berisi air ketika Elena sibuk melayani pembeli yang datang silih berganti.

Satu jam saja, mie dan kuah yang disediakan hanya tinggal sedikit. Laris. Elena memang tidak menyediakan banyak stok di hari pertama berjualan, sebab modalnya hanya pas-pasan.

Seorang lelaki tengah baya, berusia empat puluh lima tahun melintas, mengendarai mobil. Lelaki itu mengamati Elena dari dalam mobil. Tapi tidak, dia tidak sedang mengamati Elena, dia mengamati kulit pinggang Elena yang tampak putih melalui baju yang robek. Lelaki berperut sedikit buncit itu menarik nafas berat. Pikirannya berfantasi sejenak pada bayangan kotor di atas ranjang. Dia baru saja menonton film blue dari ponsel. Lalu ia menghentikan mobil di tepi jalan, tepat di depan gerobak Elena. Diusapnya wajahnya dengan kasar.

To be continued

Author Note : jangan lupa baca karyaku berjudul PCARKU DOSEN, kalian bakalan ketawa ngakak, baper, dan menemukan banyak pengalaman di sana. Itu cerita yang paling kuandalkan dan menguras energy banget.

So, jangan sampe ketinggalan baca. Aku rekomendasiin banget cerita yang itu loh.

Love,

Emma Shu

1
Nur Syamsi
caranya, jgn temui dia dan stop komunikasi....dg Dinda ..
Nur Syamsi
sekuat"nya hati Wanita, maka tetap akan rapuh jga bila dapat masalah ..
Nur Syamsi
El jgn marah dulu tunggu penjelasan dr Revan....
Nur Syamsi
suka sama keluarga Tante Vira, Tdk memandang status.... Bijaksana dalam bertindak...
Nur Syamsi
waduh ada tantanganni buat El
Nur Syamsi
😭😭😭 Alhamdulillah masih ada orang kaya yg hatinya mulia
Nur Syamsi
hubungi yg ada di kartu nmanya Elena ....pasti yg kehilangan dompet merasa panik ....kayak yg kamu rasakan skrang
Nur Syamsi
bilang sja nti sy minjam, siapa tau ada orang baik ...yg bisa minjemin ...
Nur Syamsi
mmang Uda dirampok Krn dompetnya sdah tdk ada mungkin ATM lain yg mmang dipegang nyuk bik Nur
Nur Syamsi
mudah" an orang tua Revan
Kustri
jualan soto libur dl
Kustri
lha atm revan apa dibawa bik nur?
kan revan hampir dirampok crita'a
Kustri
ngomong" ikat pimggang revan apa adh dijual, klu blm jual aja Van, buat biaya oprasi hehee
Nur Syamsi
😭😭😭 kasian anak yatim piatu, dan mirisnya org kaya tetangganya Tdk Maw menolong 😭😭
Nur Syamsi
😭😭😭
Kustri
bahasa'a lbh sopan napa thor, bidan krudung ungu pasti lbh tua & sdh membantu lho
Yanni Santoso
g sanggup bacanya y Allah tega bbgt tetangga nya
Yanni Santoso
sesek banget baca part ini elena begitu berat beban hidupnya
Yeni Wahyu Widiasih
Luar biasa
Gauri Utama
Yaah.. kok main pergi aja. ga pamitan sama Tante Vira. kasian loh nanti beliau bingung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!