NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:93.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deshika Widya

"Biar saya yang menikahi Dira, Om."
"Apa? Gak bisa! Aku gak mau!"
***
Niat hati menerima dan bertunangan dengan Adnan adalah untuk membuat hati sang mantan panas, Indira malah mengalami nasib nahas. Menjelang pernikahan yang tinggal menghitung hari, Adnan malah kedapatan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Di saat yang bersamaan Rada—mantan kekasihnya, datang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Adnan. Indira jelas menolak keras karena masih memiliki dendam, tetapi kedua orang tuanya malah mendukung sang mantan.
Apa yang harus Indira lakukan? Lantas, apa yang akan terjadi jika ia dan Rada benar-benar menjadi pasangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deshika Widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beri Aku Waktu

"Kok, Rada belum pulang juga, sih?" gumam Indira pelan sambil menatap layar ponselnya yang sudah berkali-kali ia nyalakan dan matikan.

Waktu di ponselnya menunjukkan pukul 9 malam, tapi Rada belum juga pulang.

Sejak pria itu pergi sore tadi, Indira sudah merasa tidak tenang. Namun, ia berpikir positif bahwa mungkin sang suami hanya ingin menyendiri dan butuh waktu untuk meredakan perasaannya yang kacau.

Sayangnya, semakin malam rasa cemas dalam hati Indira semakin menjadi. Apalagi nomor Rada tidak bisa dihubungi sama sekali. Sudah tiga kali ia mencoba menelepon dan semuanya gagal total.

"Kamu ke mana sih, Rad?" gumamnya resah.

Wanita itu berdiri dari duduknya dan melangkah menuju jendela ruang tamu. Membuka tirai sedikit, lalu matanya menyapu pelataran rumah yang masih sepi. Belum ada tanda-tanda kepulangan sang suami.

Ia menghela napas dalam, berusaha membuang resah, tapi tak bisa. Hingga di tengah keresahan akan ketidakpastian keberadaan Rada, ia teringat pada seseorang.

Rendi. Ya, kenapa Indira tidak mencoba menghubungi pria itu?

"Tapi, apa Rendi gak akan curiga kalau malam-malam gini aku nanyain Rada? Ya ampun ... yang dia tahu, kan, aku istri orang!"

Ck! Indira jadi makin bingung sekarang.

"Gak, gak bisa. Aku gak boleh gegabah," ucapnya setelah menimbang cukup lama.

Sekali lagi Indira menatap ke halaman sebelum kembali ke sofa. Ia duduk dengan posisi melipat kaki dan memeluk lutut. Rasa lapar mulai menyerang perutnya yang sedari tadi belum terisi. Namun, ia merasa malas untuk makan seorang sendiri.

Apa karena ia sudah terbiasa ditemani Rada?

"Tuhan ... kenapa semunya jadi serumit ini sekarang?" keluh wanita itu.

Ia coba meraih ponsel dan menghubungi kontak sang suami. Namun, masih belum bisa dihubungi. Sementara perutnya semakin melilit meminta diisi.

"Makan dulu aja, deh," putusnya, benar-benar sudah tak tahan. Ia pun bangkit dan melangkah pelan menuju ruang makan.

Di ruangan yang biasanya diisi oleh dua orang, kini ia hanya sendirian. Rasanya sangat sunyi seperti tak ada kehidupan. Bahkan, makanan yang ia masukkan ke mulut pun terasa hambar.

"Gimana aku bisa tenang kalau kamu bahkan gak kasih kabar, Rad?" gumamnya setelah memutuskan mengakhiri aktivitas makannya meski baru memasukkan 3 suap nasi.

Biarlah. Yang penting perutnya sedikit terisi.

Setelah menggeser piring, Indira kembali menatap ponsel yang ia letakkan di meja. Berharap Rada akan menghubungi atau setidaknya mengirim pesan meski hanya 1 kali. Akan tetapi, sejauh ini layar benda pipih di tangannya tetap sunyi.

Sementara itu, di sebuah kafe yang tak jauh dari kompleks perumahan, Rada duduk sendirian di pojok ruangan. Meja bundar kecil yang dipenuhi pantulan lampu gantung berwarna hangat menjadi tempat pelariannya malam ini.

Tadi selepas keluar rumah, ia sempat mampir ke rumah sakit untuk menjenguk mama Indira. Kondisi wanita itu masih belum sepenuhnya pulih, tapi sudah diperbolehkan pulang esok hari.

"Gak udah bawa Dira ke sini. Dia pasti lelah habis kerja. Setelah ini kamu juga istirahat dan pulang, ya," ucap Weni kala Rada duduk di kursi ruangan rawat.

Pria itu hanya mengangguk. Beruntung Bagus dan Weni tidak bertanya lebih ketika ia mengatakan hanya bisa datang sendiri.

Cukup 20 menit Rada menghabiskan waktu di sana. Setelahnya, ia kembali menyetir tanpa tujuan pasti. Hingga akhirnya laju mobil berhenti di kafe ini.

Pikirannya kalut. Perasaannya tak karuan.

"Sampai kapan begini terus?" bisiknya lirih.

Menyembunyikan status pernikahannya dari keluarga besar Nuswantara memang keputusan yang diambil bersama demi kebaikan. Namun, makin hari Rada merasa tekanan itu semakin besar. Apalagi, setelah ia tahu jika kemungkinan sang istri disukai oleh Revan.

Ya, meski pun Revan tahu bahwa Indira memang sudah menikah, tapi dari gelagat dan sorot matanya, Rada bisa membaca jika pria itu memiliki keinginan gila pada Indira.

Mungkin semacam keinginan untuk memiliki meski wanita itu sudah menjadi milik orang lain. Dan sungguh, Rada tak nyaman dengan itu.

Rada memejamkan mata, lalu menghela napas panjang. Ia tahu Indira pasti khawatir sekarang. Namun, rasanya ia belum sanggup untuk pulang.

"Maafin aku, Dir ...."

***

Langkah kaki Rada begitu pelan ketika memasuki rumah. Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh malam. Namun, lampu ruang tamu masih menyala.

"Apa di sana ada Dira?" gumamnya yang kemudian melangkah pelan menuju ruang tamu.

Dan benar saja. Ternyata Indira ada di sana. Wanita itu tampak tertidur di sofa.

Seketika dada Rada terasa sesak.

"Apa kamu di sana buat tunggu aku, Dir?" bisiknya yang hanya terdengar oleh diri sendiri.

Pelan-pelan ia melangkah mendekat, lalu duduk di sisi sofa yang masih kosong. Matanya menatap wajah sang istri lekat.

"Maaf, Sayang ...."

Sekali lagi Rada menatap wajah sang istri yang terlihat lelah. Perlahan, ia menyibak rambut yang menutupi pipi Indira, tapi tampaknya malah mengganggu hingga wanita itu menggeliat pelan.

Mata Indria terbuka perlahan, dan wajah suaminya langsung jelas di hadapan.

"Rad?" panggilnya dengan suara serak, nyaris seperti bisikan. Segera ia mengganti posisi jadi duduk di samping sang suami.

"Ya ampun ... kamu ke mana aja, sih, Rad? Kenapa pulangnya malem banget?" omelnya. Lelah sekali ia menunggu pria itu sejak tadi.

"Ponselnya juga kenapa gak bisa di—"

"Lowbat," jawab Rada singkat yang berhasil memotong ucapan istrinya.

"Sekarang pindah tidur di kamar, ya? Aku mau bersih-bersih badan dulu," kata pria itu lagi yang kemudian bangkit.

Akan tetapi, sebelum pria itu melangkah, Indira berhasil menahan tangannya.

"Kamu dari mana?"

Hening. Hanya suara detik jarum jam yang terdengar.

Indira menarik napas dalam. "Kamu kenapa, sih?" tanyanya lirih. "Masih mikirin Pak Revan?"

Rada masih tak menjawab.

"Aku harus apa, Rad?" tanya Indira lagi dengan suara yang mulai bergetar.

"Kamu gak perlu lakuin apa-apa," jawab pria itu yang kemudian melepas cekalan Indira perlahan.

Rada melangkah menuju kamar. Namun, Indira tidak tinggal diam. Ia langsung mengikuti dari belakang.

Begitu sang suami masuk kamar dan berjalan menuju lemari, Indira segera menahan langkahnya.

"Kamu marah sama aku?" tanyanya sambil berdiri di depan sang suami.

Rada menghela napas pelan. "Tidur, Dir. Ini udah malam," ucapnya tenang tanpa mau menatap ke depan.

Indira tidak bergeming. Ia menangkupkan kedua tangannya di rahang Rada, lalu mengarahkan pandangan pria itu padanya.

"Kamu gak mau jujur, Rad?" todongnya.

Rada mengerutkan kening. "Jujur apa lagi, sih?"

"Kamu sengaja pergi buat hindarin aku, kan?"

Rada kembali diam, membuat tatapan Indira seketika menajam. "Kenapa, Rad? Aku salah apa sampai kamu kayak gini?"

Bukannya menjawab, pria itu malah menunduk. Tidak ada satu pun kata yang bisa ia ucapkan. Diamnya seolah jawaban dari semua tuduhan Indira.

Pelan-pelan, Rada meraih bahu istrinya dan memindahkan tubuh wanita itu dari depan lemari. Lalu ia membuka pintu lemari, mengambil piyama, dan langsung masuk ke kamar mandi tanpa berkata lagi.

Indira masih berdiri di tempatnya. Bahunya gemetar, matanya memerah menahan air mata agar tidak jatuh. Ia menatap pintu kamar mandi yang kini tertutup, lalu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat sembari menahan sesak.

Sungguh, sejak dulu ia tak suka diperlakukan seperti ini.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Rada keluar dengan rambut yang sedikit basah dan kaus tipis yang membungkus tubuhnya. Ia berhenti sejenak ketika melihat Indira masih berdiri di tempat yang sama.

Akan tetapi, tidak ada kata yang keluar dari bibirnya. Ia hanya menatap sang istri sejenak, lalu melangkah ke sisi ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana dengan posisi memunggungi wanita itu.

Indira masih mematung. Kemudian, perlahan ia melangkah mendekat dan duduk di sisi ranjang, menatap punggung Rada.

"Rad …," panggilnya pelan.

Tak ada jawaban.

Indira tahu, Rada tidak ingin membahas apa pun malam ini. Tapi, rasanya terlalu sesak jika ia harus menyimpan semuanya sendiri.

Meski begitu, ia tetap tak bisa memaksa sang suami.

Perlahan, wanita itu berbaring di sisi tempat tidur, cukup berjarak dari tubuh sang suami. Matanya menatap langit-langit kamar, bibirnya bergetar mencoba menahan isakan.

Sementara Rada yang sejak tadi memejamkan mata, tahu betul bahwa wanita di sampingnya tengah menangis dalam diam. Namun, ia pun tak tahu harus melakukan apa sekarang.

'Tolong kasih aku waktu, Dir ....'

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
Wardi's
ka othor adnan mo nitip donat d cafe rada boleh gk??
Wardi's: wkwkwkwk
total 3 replies
Wardi's
fix.. arum sm dafa resign dan bikin cafe cimol bojot sm sayur seblak., dan adnan nitip nimunan teh poci d cafenya mereka..
Wardi's: boleh.. boleh.. kebetulan es nya belum sadar.,
total 2 replies
Teh Euis Tea
huhhhhh aku kecewa kenapa bukan aku yg kau pilih babang revan, coba km berani melamar aku pd suamiku...huhhh aku sedih🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Teh Euis Tea: hihihihi
total 2 replies
Ayudya
seneng banget lihat Rumi dan Revan bahagia
Deshika Widya: jangan lupa siapin kado ya😄
total 1 replies
Eva Wahyuni
yeyeyeye 😄😄😄,,, akhirnya diterima 😍..
semangat Revan dan Arum🥰💪
Deshika Widya: semangat ke mana tuh🤭
total 1 replies
Arin
Beneran nih diterima lamaran Revan ke Rumi??
Apa hanya Revan yang lagi bayangin kalau lamarannya di terima🤭🤭🤭🤭
Arin: tolong wakilkan ya
total 2 replies
Wardi's
bikin cafe sebelahan sm rada aja ya ka othor., yg 1 jual seblak., satunya jual minuman biar gk brantem..
Deshika Widya: sekalian sama cimol bojot dan cireng kuah aja gak sih biar lengkap😌
total 1 replies
Wardi's
nanti siapa yg ngalah keluar dr nuswantoro??
Deshika Widya: kantornya aja yg suruh keluar dah😌
total 1 replies
Ir
kak kenapa kemarin ga up, seharusnya double nihh
Deshika Widya: capcaaayyy😌
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiiap Kakak
total 1 replies
Teh Euis Tea
arum udah terima aj revan, awas klu ga mau aku rebut revannya, biarin jd pelakor jg demi revan🤣🤣🤣🤣🤣🤣
takut keduluan othor akunya😂
Teh Euis Tea: othor mainan pulici ga asik ach othor
total 2 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
Eva Wahyuni
cie cie cie ada yang masih jual mahal 😄, masih ngambekan..
semoga pak Revan bisa taklukkan hatinya Arum ya Thor
😄🥰
Eva Wahyuni: siap Thor 😄😄😄
total 2 replies
Wardi's
arum ultah yg keberapa kak othor??
Deshika Widya: ke 12🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
cieeee ada yg ultah trs di lamar abis itu nikah deh dan punya anak banyak trs anak rumi dan dirra pacaran🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rohana Omar: ngacuh.....😄😄😄😄😄
total 3 replies
Ir
kaka jangan sampe yaa Indira punya niatan adopsi anak nya si Dita aku ga setuju, dia punya kake dan nenek
Deshika Widya: Kata Pak Ustadz, dendam itu tidak baik, Anak Muda🤣
total 1 replies
Ayudya
selamat ulang ya Arumi dan semoga pak Revan jodoh mu
Deshika Widya: Aamiin-in aja deh🤭
total 1 replies
Ir
maaf ya Rad kak Deshika pelit ga mau minjemin helikopter buat jemput ayang beb
Dita gue sumpahin lu makan rendang dapet nya lengkuas yaaa 😡😡
Deshika Widya: sedih banget lagi lahapnya makan daging malah gigit lengkuas😭🤣
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiiap Kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!