Hidupku bahagia, meski harus tinggal di rumah sederhana. Apalagi ada dua anak kembar yang tampan mempesona, meski aku tak tahu siapa bapaknya. Aku hanya ingat ada tato kepala naga di tengkuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerja Lembur
Hayden tak bisa di sana sampai acara selesai karena musti balik. Ada rapat yang musti Hayden hadiri.
"Kita ke perusahaan dulu," kata Hayden saat sudah berada dalam mobil.
"Banyak juga kegiatan anda tuan?" tukas Helena.
"Hhhmmmm," gumam Hayden.
Suasana lengang tercipta.
Kruk....kruk...kruk...lama-lama terdengar suara panggilan alam di antara keheningan.
Hayden dan Helena saling tatap.
Jika Helena merasa malu, lain halnya dengan Hayden yang tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Laper lagi????," celetuk Hayden.
"He...he...," Helena menampakkan gigi yang berjejer rapi.
"Makan dulu boleh?" ijin Helena.
Hayden tak menjawab dan terus saja melajukan mobil. Hayden tak ingin menunda lagi rapat yang sedari tadi sudah ditundanya itu.
Helena mencebik karena keinginannya tak dikabulkan.
Sampai di basement, Helena menolak untuk turun.
"Mau jamuran di sini?" kata Hayden.
Mau tak mau Helena pun masuk.
Lobi perusahaan yang nampak luas dan mewah membuat Helena kagum.
Perusahaan cabang tempat dirinya bekerja saja sudah mewah bagi Helena, ini lebih mewah lagi.
Decak kagum keluar dari bibir Helena.
"Ingin dech dipindah ke sini," kata Helena.
"Pede kali. Kamu ini sudah aku pecat," seru Hayden.
"Serius? Beneran? Nggak takut kehilangan karyawan macam aku," tunjuk Helena pada dirinya sendiri.
"Padahal tuan pernah bilang ke tuan Farhat, kalau aku mau dipindah ke sini," seru Helena.
"Katanya lapar, tapi sedari tadi ngoceh mulu," olok Hayden.
"Ngoceh? Emang aku burung?" sungut Helena.
Tatapan beberapa karyawan menyambut kedatangan bos besar. Bos besar yang datang untuk pertama kalinya menggandeng seorang wanita.
Padahal ada kasak kusuk di internal pusat, kalau Hayden adalah seorang laki-laki yang tak mau terikat. Dan tak pernah sekalipun mengajak wanitanya ke kantor.
"Selamat siang tuan," sapa mereka ketika berpapasan.
Tatapan aneh juga didapat oleh Helena.
"Mereka seperti tak pernah melihat wanita cantik aja," gumam Helena.
"Itu karena bos besarnya ini tak pernah ngajakin wanita ke kantor," jelas Hayden.
"Loh? Terus ngapain ngajakin aku ke sini? Jadi aneh kan?" tukas Helena tak ngeh.
Hayden menyentil kening Helena,"Katanya lulusan terbaik, tapi telmi," olok Hayden.
"Telmi...?????," Helena semakin tak mengerti.
"Telmi alias telat mikir," imbuh Hayden.
Helena mencubit lengan Hayden karena gemas.
Hayden tak nampak seperti biasanya yang khas dengan wajah datar dan tatapan dingin. Khas para CEO, komisaris, direktur utama perusahaan yang di novel-novel.
"Bilang Raisha, suruh pesan makanan sana," kata Hayden saat keluar lift dan tiba di lantai di mana ruangannya berada.
"Raisha? Wanita mana lagi?"
Hayden menjitak kepala Helena yang berpikiran buruk.
"Anda ini kenapa suka sekali sih menganiayaku. Bisa kulaporkan loh," seru Helena.
"Apa pasal KDRT lagi? Nggak mempan tau," tukas Hayden.
"Tuh Raisha," arah mata Hayden mengarah ke meja sekretaris cantik.
Helena memandang tak berkedip. Selain cantik Raisha sangatlah elegan. Cara berpakaiannya pun sopan. Berhijab dan make up seperlunya.
'Aneh juga, seorang cassanova mempunyai sekretaris yang sangat santun begini?' pikir Helena.
Hayden memandang Helena yang nampak diam.
"Pasti lo mikir, kenapa gue punya sekretaris model Riasha kan?" tepat banget tebakan Hayden membuat Helena tersipu.
"He...he...," Helena hanya menjawab dengan kekehan tawa.
"Raisha, tolong pesan makanan buat dia," kata Hayden dengan nada datar.
Raisha pun mengangguk dengan senyum sopan.
Hayden meninggalkan Helena bersama Raisha ke ruang rapat, membiarkan mereka untuk saling interaksi.
Aura Hayden hari ini berbeda sekali, lebih banyak senyum, ramah pada siapa saja. Hal ini terbawa sampai ruang rapat, hingga membuat para direksi heran.
"Apa tuan bos sudah bertemu dengan pawangnya?" tebak sebagian besar para direksi yang ada di sana.
Jika rapat biasanya berlangsung mencekam, saat ini sedikit santai karena Hayden moodnya sedang baik.
.
Hayden tak mengajak Helena pulang meski matahari telah bergeser ke barat.
"Tuan, jangan lupa uang lemburnya," kata Helena.
"Emang kamu kerja?" balas Hayden.
"Ya jelas lah. Malah lebih keras dari biasanya. Mulai pagi buta, tidur aku sudah digangguin sama si pria cantik. Sampai sekarang pun aku belum diijinin pulang. Apalagi musti pakai gaun beginian," arah mata Helena tertuju pada baju yang menempel di badan.
"Belum lagi make up ini... Issshhh berasa pakai topeng aja," keluh Helena memegang kedua pipi mulusnya itu.
"Huuuhhhh capek," kata Helena seraya menyandarkan kepala dan badan ke kursi mobil seolah lemas tak berdaya.
Hayden membelokkan mobil dengan tiba-tiba membuat Helena kaget bukan kepalang.
Helena menghela nafas panjang.
"Kalau mau mati jangan ngajak aku tuan, masih ada Zayn dan Zayden yang menunggu aku di rumah. Buat kaget aja," gerutu Helena.
"Ada kucing nyelonong tadi," jawab Hayden beralasan.
Mobil telah terparkir.
"Ngapain?" tanya Helena saat mobil terparkir di sebuah butik mewah.
"Ganti baju," balas Hayden.
"Ganti baju?" seru Helena bermonolog.
Ternyata Hayden menyuruh Helena untuk mengganti gaun dengan baju kasual yang penting Helena nyaman.
'Tulus nggak sih dia,' ragu Helena saat menatap Hayden yang fokus memilih baju yang pas buat Helena.
'Seleranya bagus sih,' batin Helena. Karena baju yang kini dipakai olehnya nampak pas dan nyaman dipakai.
"Oke, kita pergi," seru Hayden setelah menggesek black card miliknya.
Bukan arah jalan pulang, tapi mobil berjalan ke arah berlawanan.
"Kemana lagi?" seru Helena. Capek juga seharian bersama cassanova ini.
"Ke makam ayah Hendrawan," kata Hayden membuat Helena menengok ke pria di sampingnya ini.
"Aku mau minta restu padanya," ucap Hayden serius.
Helena diam tak mampu menjawab. Terpesona dengan wajah tampan dan keseriusan Hayden.
Tapi tiba-tiba dia teringat akan ucapan Clara yang juga diajakin nikah sama Hayden.
"Aku tak mau," kata Helena ketus. Dan mobil seketika berhenti.
"Kenapa?" Hayden menatap tajam Helena.
"Karena...," Helena gugup dipandang sebegitunya oleh Hayden.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Makan jajan saat istirahat #kasih dukungan biar popularitas meningkat.
Minum es dawet pake selasih #buat dukungannya terima kasih.
lanjut thor...
jngn berharap terlalu tinggi bu..klo jatuh nti sakitnya ga ada obat..hahaha
ingin bls pantun tapi ga bisa thor.../Grin/
bisa nya kasih semangat untuk mu thor...
lanjuuut...