Mengejar Cinta Om Duda Keren

"O-om, sudah.." Pinta Sherena, Darren mendongakan wajah nya. Dengan tangan yang masih memegang buah kenyal milik Sherena, pria itu mendekatkan wajah nya lalu mencium bibir gadis itu singkat. Setelah itu pindah ke kening, pria itu mengecup nya lama. Lalu tersenyum manis dan mengusap wajah gadis itu dengan lembut. 

"Manis.." 

"Apanya?"

"Ini kamu manis, sayang." Jawab Darren sambil meremaas-remaas buah kenyal milik Sherena yang masih dia pegang. Gadis itu menepis tangan Darren yang ada di dada nya, wajah nya benar-benar memerah saat ini. 

"Kamu malu? Padahal pas awal-awal kita bertemu, kamu seperti gadis tak tahu malu, sayang."

"Isshh, Om.." 

"Haha, wajah mu terlihat menggemaskan sekali, sayang." Ucap pria itu sambil mengunyel-unyel pipi Sherena.

"Tanggung jawab lho, Om!"

"Tanggung jawab apa? Aku belum berhasil masukin burung aku ke sangkar nya, kamu juga gak bakalan hamil cuma karena aku nyusu barusan." Jawab Darren yang membuat wajah Sherena bertambah merah saja. Kenapa sekarang pria ini berubah jadi tak tahu malu begini sih? Padahal sewaktu awal-awal, dia kan datar terus cool gitu, makanya Sherena klepek-klepek, tapi sekarang?

Itulah, biasa nya sikap asli nya akan kelihatan kalau sudah mulai nyaman dengan orang itu. Mungkin bisa di simpulkan kalau Darren sudah mulai merasa nyaman dengan Sherena, itu alasan nya kenapa dia berubah jadi tak tahu malu begini.

"Isshh, Om omongan nya di saring dulu napa? Gini-gini juga, aku tuh masih polos lho Om." Jawab Sherena sambil memalingkan wajah nya ke samping. 

"Kalo gitu, kamu mau saya polosin?"

"Om kok jadi mesuum gini sih? Nyebelin deh."

"Nama nya juga pria dewasa yang udah lama menduda, sayang. Jadi kalo ada lawan main, pasti mesuum nya keluar, hehe." 

"Kayaknya aku nyesel deh ngejar, Om." 

"Lho kok gitu? Setelah bikin saya baper, kamu mau ninggalin saya gitu aja, sayang?" Tanya Darren membuat Sherena tertawa.

"Dih, siapa sih yang mau ninggalin Om? Gak ada, ya kali setelah aku berusaha mati-matian buat dapetin Om, eehh pas luluh masa di tinggal gitu aja? Aku gak sebodooh itu kali Om."

"Lagian nih, selain bibir aku yang udah gak perawaan, ini aku juga udah Om cicip." Cerocos Sherena sambil mencebikan bibir nya, membuat Darren terkekeh. 

"Saya aja gak ngerti kenapa bisa luluh sama anak kecil kayak kamu."

"Enak aja anak kecil, dada aku dah gede ya. Jangan pura-pura lupa kalau Om baru saja bermain-main disitu!" Kesal Sherena. 

"Hahaha.." Darren tergelak, gadis yang berada di bawah nya ini benar-benar menggemaskan. Sungguh demi apapun, dia ingin sekali ingin menerkam nya dan membuat gadis itu mendesaah semalaman. Tapi, ketika mengingat kalau gadis itu masih sekolah, dia memilih menahan nya dari pada kebablasan.

Bisa-bisa berabe kalo semisal Sherena hamil di luar nikah ya kan? Mau di taruh dimana wajah nya nanti kalau hal itu sampai terjadi. Jadi, dari pada melakukan hal yang beresiko, Darren hanya melakukan apa yang tidak beresiko atau merugikan dirinya maupun Sherena.

"Malah ketawa, emang nya ada yang lucu ya?" Tanya Sherena. 

"Enggak kok, sayang." Jawab Darren, dia menutup kaos Sherena yang tadi dia buka. 

"Om.."

"Iya, sayang.." 

"Hubungan kita apa? Mau bagaimana pun, aku butuh status, Om. Apalagi kita " Tanya Sherena lirih, dia bangkit dari duduknya dan membenarkan pakaian nya.

"Kamu mau nya kita berstatus apa, sayang?"

"Pacaran, mungkin.." Jawab Sherena sambil memilin ujung pakaian yang dia kenakan.

"Kalau itu yang kamu mau, oke. Sekarang kita pacaran." Darren mengiyakan keinginan gadis kecil nya. Tidak ada salah nya bukan? Meskipun, dia belum sepenuhnya yakin kalau yang dia rasakan pada Sherena itu cinta atau bukan. Tapi dia yakin, seiring berjalan nya waktu pasti perasaan cinta itu akan tumbuh.

"H-aahh?" 

"Kenapa? Kamu kok keliatan terkejut gitu hmm? Bukan nya itu yang kamu mau?" Tanya Darren, sontak saja wajah Sherena langsung memerah. Jadi, secara langsung mereka berpacaran sekarang?

"Om, jangan becanda gini dong."

"Lho, kamu yang pengen tapi kamu juga yang gak percaya. Saya serius lho ini, sayang." 

"T-api.." 

"Kenapa hmm?" Tanya Darren sambil merapikan anak rambut milik Sherena ke belakang telinga nya.

"Apa di hati Om masih ada orang lain?"

"Tidak, tidak ada sama sekali. Sudah lama hati saya tertutup untuk wanita sejak saya bercerai dengan mantan istri saya puluhan tahun silam." Jawab Darren yang membuat Sherena terkejut. Apa benar yang di katakan oleh pria itu? Atau hanya sekedar omong kosong saja? Jadi, apakah dia harus percaya dengan ucapan Darren? 

Mengingat kalau dirinya adalah pria tampan, mapan, kaya raya. Dia memiliki semua nya, rasanya mustahil kalau pria itu tidak pernah menyukai perempuan setelah dia bercerai dengan mantan istrinya dulu.

"Terdengar sulit di percaya bukan? Tapi, itulah fakta nya. Saya tak peduli, kamu percaya atau tidak. Tapi, saya sudah mengatakan yang sebenarnya." 

Sherena terkejut, kenapa Darren bisa tahu isi pikiran nya? Dia ragu, tapi kalau seandainya itu benar, dia sangat senang.

"Jadi, sekarang kita pacaran kan?" Tanya Sherena.

"Tentu saja, kamu yang ajak kan?"

"Hehe, tadinya sih bercanda. Tapi kalo Om beneran, ayo kita pacaran." Jawab Sherena sambil tersenyum. Darren juga membalas senyuman gadis itu, lalu mengusap kepala gadis nya dengan lembut.

"Aduh, Om.."

"Kenapa, sayang?"

"Aku salting sampe mules ini, izin ke kamar mandi ya, kebelet." Ucap Sherena, membuat Darren tergelak.

"Iya, silahkan sayang."

Sherena pun berlari ke kamar mandi, meninggalkan Darren yang masih tertawa karena merasa gemas dengan tingkah gadis kecil yang kini menjadi kekasih nya. Kekasih? Ya, kekasih. 

"Astaga, aku seperti seorang pedofiil." Gumam Darren sambil menggelengkan kepala nya, gadis itu benar-benar mampu membuat nya kehilangan kendali. Padahal, jika dengan wanita seusia nya Darren masih mampu menahan dirinya sendiri, tapi pada Sherena? Entahlah, melihat wajah nya saja mampu membuat burung elang miliknya terbangun seketika.

Sekarang saja burung nya masih belum bisa tertidur setelah dia bermain-main dengan Sherena tadi. Darren mengusap senjata nya.

"Sabar ya, nanti juga masuk sarang." Gumam Darren.

"Om ngomong sama siapa?" Tanya Sherena, dia sudah selesai dari kamar mandi.

"Adik saya."

"Lho, mana? Sejak kapan Om punya adik?" Tanya Sherena dengan tampang polos nya. 

"Ini.." Darren menunjuk ke arah celana nya yang terlihat sedikit menggembung.

"Astaga, aku pikir apaan. Om ada-ada saja deh."

"Kita pacaran kan?"

"Iya, memang nya kenapa? Jangan bilang Om berubah pikiran?" Tanya Sherena.

"Masa sama pacar sendiri manggil nya Om?"

"E-eehh, hehe.."

"Panggil aku sayang."

"Siap, sayang." Jawab Sherena membuat Darren tersenyum kecil.

.....

🌻🌻🌻🌻🌻