Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23 - Benda Apa Itu?
"Baby.." lirih Daniash, keduanya baru saja menyelesaikan ciuman panas mereka di balkon kamar.
"Iya Daddy, kenapa?" Tanya Maura, gadis itu masih berada di pangkuan sang pria, dengan kedua tangan masih melingkar di leher Daniash.
"Apa kamu nyaman bersama Daddy?" Tanya Daniash, membuat Maura tersenyum kecil.
"Tentu saja, aku nyaman dengan Daddy. Kenapa bertanya seperti itu, Dad?"
"Tidak, hanya bertanya saja."
"Ohh baiklah, kita tidur yuk? Maura ngantuk lagi, Dad." Ajak Maura dengan manja.
Daniash mengangguk, dia menggendong gadis nya dan membaringkan nya di atas kasur, lalu memeluk gadis nya seperti malam-malam sebelumnya.
"Daddy, kenapa kalo tidur gak pernah pake baju?"
"Gak tau, mungkin udah kebiasaan." Jawab Daniash.
"Pengen ngusap perut Daddy boleh, kan?"
"Tentu saja, itu milikmu." Maura terkekeh, gadis itu mengulurkan tangan nya untuk membelai manja perut dengan rata dengan enam roti sobek yang berderet rapi. Maura tersenyum, menyentuh perut saja sudah membuat nya senang.
"Keras banget, Dad.."
"Lebih bagus begini, dari pada buncit kan gak lucu, Bby."
"Kalo perut Daddy buncit, benar-benar definisi om-om genit pengincar gadis muda. Haha.." Maura tergelak sendiri setelah mengatakan hal itu.
"Kalau Daddy sekarang?"
"Eemm, hot Daddy." Jawab Maura lirih sambil menduselkan wajah nya di dada bidang sang Daddy.
Gantian, kini Daniash yang tergelak setelah mendengar jawaban gadis nya. Tingkah nya sangat menggemaskan, manja namun tidak banyak menuntut.
"Tidur ya, besok kamu ada kelas?"
"Gak ada Dad, besok Maura mau seharian di rumah aja ya, boleh kan?"
"Boleh sayang, kalau bosen main ke kantor Daddy aja." Ucap Daniash, tangan nya terus mengusap punggung sang gadis.
"Boleh gitu Dad? Tapi kan karyawan Daddy pasti tau nya Daddy udah menikah."
"Ada banyak alasan, sayang. Jangan terlalu memikirkan hal semacam itu, ayo tidur. Kalau mau ke kantor Daddy, kamu tinggal datang." Jawab Daniash, membuat Maura tersenyum. Apa itu artinya dia akan menunjukan dirinya secara terang-terangan?
"Daddy, sebenarnya siapa istri Daddy?"
"Kenapa kamu ingin tau, hmm?" Balik tanya Daniash, nada suara nya berubah. Dia tak suka saat harus membahas tentang Herra.
"Hanya penasaran saja, Dad."
"Suatu saat nanti, kamu pasti akan tau sendiri. Ayo tidur, jangan bicara terus."
"Huhh, Daddy selalu saja seperti itu." Kesal Maura sambil menepuk pelan dada bidang Daniash.
Meski kesal, tapi Maura tak melepaskan diri nya dari dekapan hangat Daniash, dia terlanjur nyaman berada di dalam pelukan pria dewasa itu. Belum lagi aroma yang menguar dari tubuh Daniash, semakin menambah rasa nyaman. Gadis itu mengeratkan pelukan nya, begitu juga dengan Daniash.
Kedua insan itu pun akhirnya tenggelam dalam dunia mimpi masing-masing.
Sedangkan di rumah besar milik Daniash, Herra merasa keheranan. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam, tapi belum ada tanda-tanda kalau pria yang berstatus suaminya itu akan pulang.
"Kemana Daniash? Sudah hampir tiga jam aku menunggu nya disini, tapi dia tak kunjung pulang juga." Gumam Herra, matanya mengintai tajam ke arah pintu utama.
"Malam, Nyonya." Sapa seorang maid dengan ramah, dia mengira Herra membutuhkan sesuatu.
"Hmmm, kenapa?"
"Apa Nyonya perlu sesuatu?"
"Aku hanya ingin bertanya, dan kau harus menjawab dengan jujur!" Tegas Herra, kedua mata nya mengunci maid yang terlihat masih muda itu.
"Silahkan Nyonya."
"Apa selama aku tak pulang, Daniash juga tak pulang? Atau dia membawa seorang gadis ke rumah ini?" Tanya Herra dengan suara datar nya.
"Tuan muda selalu pulang, Nyonya. Tuan juga tidak pernah membawa siapapun ke rumah ini." Jawab maid itu setenang mungkin, dia memang takut pada Herra, tapi dia lebih takut pada Daniash.
"Jangan coba-coba menipuku!"
"Tidak Nyonya, saya berkata apa adanya." Jawab maid itu, meski hatinya ketar ketir, tapi dia harus tetap tenang, menjawab dengan suara datar agar Herra tak curiga.
"Ckk, pergilah." Usir Herra kemudian, maid itu mengangguk lalu pergi dari hadapan Herra.
'Maaf Nyonya, saya lebih takut pada tuan Daniash dari pada anda.' Batin maid itu sambil tersenyum kecil, dia pun masuk ke kamar nya.
"Sial, kemana pria itu?"
Entah kenapa, hatinya merasa tak tenang saat mendapati suaminya tak berada di rumah saat dia pulang dari syuting di luar kota. Padahal syuting hanyalah sebuah alasan agar dia bisa bebas berhari-hari bersama selingkuhan nya.
Padahal, tanpa harus berbohong pun Daniash takkan keberatan kalau wanita itu tak pulang, karena dia tau pasti Herra akan pergi bersama laki-laki lain.
"Jangan sampai Daniash berpaling, bisa-bisa aku gila karena pria itu." Herra menggigiti jemari nya, dia tak mencintai Daniash tapi menyayangkan harta nya yang berlimpah kalau tak dia kuras sampai habis, kalau perlu sampai ke titik terbawah nya.
Pukul 3 dini hari, akhirnya Herra menyerah dan memilih tidur dari pada menunggu hal yang tak pasti. Dia memejamkan mata nya dan tertidur dengan lelap.
Pagi harinya di apartemen, Maura bangun pagi-pagi sekali, dia mandi lebih dulu, lalu menyiapkan sarapan untuk sang Daddy. Hanya sarapan sederhana, roti panggang selai stroberi, kesukaan Daniash.
Setelah selesai, Maura kembali ke kamar dan membangunkan Daddy tampan nya.
"Bangun, Dad. Sudah pagi, Daddy pergi ke kantor hari ini kan?" Tanya Maura, pria itu menggeliat pelan lalu membuka kedua mata nya.
Di depan nya, gadis cantik dengan manik mata hitam kelam, rambut yang di ikat kuda, dengan bibir kemerahan menyambut nya dengan senyuman hangat nya.
"Selamat pagi, Daddy."
"Hmmm, pagi Bby." Balas Daniash dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Cepat bangun, air hangat nya sudah aku siapkan, pakaian kerja Daddy juga, sarapan kesukaan Daddy juga sudah Maura siapkan." Celoteh gadis itu sambil membereskan tempat tidur. Tangan mungil nya bergerak dengan energik, membuat Daniash tersenyum. Melihat Maura beraktivitas sepagi ini, selalu membuat mood nya membaik.
"Terimakasih sayang."
"Sama-sama Daddy, ayo mandilah keburu air nya dingin. Nanti juga roti panggang nya keburu dingin, Dad."
"Iya baby." Jawab Daniash, lalu melangkah gontai ke dalam kamar mandi.
Maura tersenyum lalu menggelengkan kepala nya pelan, pria itu sangat penurut saat dia meminta nya melakukan sesuatu.
"Baby.." Pria itu berteriak dari dalam kamar mandi, membuat Maura khawatir dan tanpa berpikir dua kali dia langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi yang berisi Daniash di dalam nya.
"Kenapa Dad?"
"Kyaaakkk, apa itu? Daddy!" Maura menutup kedua mata nya saat melihat sesuatu yang berdiri tegak di antara paha Daniash, ukuran nya yang besar, panjang dan berurat membuat Maura bergidik ngeri.
Daniash tak menghiraukan nya, dia menarik tangan Maura dan meminta nya untuk menggosok punggung nya. Awalnya Maura menolak, tapi pria itu memaksa dan akhirnya gadis itu menurut karena tak punya pilihan lain. Dengan tangan bergetar, Maura menggosok punggung sang pria dengan perlahan.
Otaknya terlalu penuh dengan bayangan benda tegak tadi, apa itu yang sering di ceritakan teman-teman nya? Tapi saat melihat bentuk dan ukuran nya, Maura ketakutan sendiri.
.......
🌻🌻🌻🌻🌻
kira-kira apaan ya itu?🤣
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪