NovelToon NovelToon
BARRA CINTA DUA DUNIA

BARRA CINTA DUA DUNIA

Status: tamat
Genre:Romansa Fantasi / Cinta Beda Dunia / Cinta Seiring Waktu / Suami Hantu / Tamat
Popularitas:217.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Its Zahra CHAN Gacha

Saat Gita begitu frustasi karena tak ada Lelaki yang mau menikahinya, akankah ia menerima tawaran menjadi istri seorang pangeran Gonoruwo yang berjanji akan menyembuhkan kutukan pada dirinya. Perkawinan yang awalnya hanya untuk membalaskan dendam kepada laki-laki yang membuatnya menjadi perawan tua bahkan kehilangan suaminya. Namun siapa sangka benih-benih cinta mulai bersemi dalam diri Gita hingga membuat wanita itu enggan berpisah dengan suami gaibnya. Seorang ustadz kemudian mencoba untuk mendekatinya dan mengajaknya ta'aruf lalu apakah Gita akan tetap setia kepada Barra yang selama ini selalu melindunginya atau ia akan menerima lamaran sang Ustadz??.

Yuk ikuti kisahnya di sini???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

#Flashback

22 Januari 2020

Seorang pemuda tampak berlari terengah-engah menghindari kejaran warga desa yang hendak menangkapnya.

Ia adalah Arya Seta Pramudya, seorang anak dukun sakti di desa B. Dia dikejar-kejar warga kampung karena telah menyantet anak dari seorang lurah desa tersebut.

"Tangkap dia, tangkap!!" seru seorang warga ketika hendak menangkapnya

"Nah kena kau!" seru salah seorang warga langsung menyeretnya ke balai desa

Pemuda itu kemudian di seret ke balai desa untuk diadili. Semua warga tampak geram saat melihat wajah pemuda itu.

Tak jarang mereka langsung memukul ataupun menendangnya saat ia diinterogasi oleh pamong desa. Tak sedikit juga yang sengaja melukainya dengan puntung rokok yang masih menyala.

"Dasar anak haram, beraninya kamu membuat kekacauan di kampung ini, jangan mentang-mentang ayahmu seorang dukun santet maka kamu kira kira takut hah!!" seru salah seorang pamong desa kemudian melepaskan tendangannya ke wajah pemuda itu hingga darah segar mengalir dari bibirnya

Meskipun banyak menerima kekerasan fisik, namun ia terlihat begitu santai bahkan tersenyum saat seorang warga kampung meludahinya.

"Dia itu tidak waras lihat saja tingkahnya, bahkan tidak ada rasa penyesalan sedikitpun dalam dirinya meskipun sudah membunuh orang. Bagaimana kalau kita hukum mati saja dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa bukan begitu!" seru salah seorang warga

"Benar juga kalau begitu siapkan perapian, lebih baik kita bakar saja dia hidup-hidup!"

Beberapa orang warga langsung membuat perapian, di belakang balai desa.

Dua orang warga kemudian menyeret Arya menuju ke belakang.

Mereka kemudian melepaskan tas yang digendong oleh Arya. Mereka terkejut saat menemukan sebuah kepala manusia di dalam tas itu.

"Tolong aku!" seru kepala itu membuat orang yang memegang tas itu langsung melemparnya dan berlari meninggalkan tempat itu.

"Hantu!!!" seru para warga berlari ketakutan

Melihat para warga berlari meninggalkannya, membuat Arya segera berjalan menghampiri kepala manusia itu dan mengambilnya.

"Makanya jangan jahil jadi gini kan," ucap Arya kemudian memasukan kepala manusia itu kedalam tasnya dan bergegas menuju kediaman Ki Lurah.

Setibanya di rumah duka, semua orang langsung menyingkir melihatnya.

Mereka langsung memberikan jalan untuknya saat ia memasuki kediaman Lurah desa tersebut.

Melihat ia duduk di samping jenazah putranya membuat Sang Lurah dan istrinya juga ketakutan dibuatnya.

"Maaf Pak Lurah, aku baru sempat mengembalikan kepala Mas Rey, sebenarnya dari tadi pagi aku ingin mengembalikannya, tapi rumah ini di jaga ketat oleh polisi jadi saya tidak berani," jawabnya dengan begitu polos

Ia kemudian mengeluarkan sebuah kepala manusia dari dalam tasnya dan kemudian menyatukannya dengan tubuhnya.

Tak lupa ia juga mengambil boneka santet miliknya dan menyambung kepalanya yang putus dengan menjahitnya.

"Aduh sakit!"

"Sabar ya," ucap Arya kemudian menempelkan tumbukan daun kelor ke leher Rey.

Tidak lama pemuda itu langsung hidup lagi membuat semua orang terkejut melihatnya.

"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa hidup lagi!" seru Rey kemudian memeluk Ibunya

"Jangan takut Bu Lurah, Rey memang dari awal masih hidup, aku hanya kelepasan menyantetnya karena dia terlalu kepo dengan urusan ku. So jangan kepo lagi Rey, kalau gak mau kepala kamu ilang untuk selamanya," tegas Arya

"Wah bagaimana bisa, ia bermain-main dengan nyawa manusia. Jangan karena kamu dan ayahmu adalah seorang dukun sakti makanya berhak mempermainkan nyawa manusia seperti itu. Karena sudah membuat kekacauan kau tetap harus di hukum agar tidak mengulangi kesalahan mu lagi," ucap Ki Lurah

"Apa aku harus tetap di hukum meskipun sudah bertanggung jawab?" jawab Arya balik bertanya

"Tentu saja,"

Tiba-tiba dua orang polisi memasuki ruangan itu dan menghampiri Arya.

"Wah gue paling gak suka nih, kalau ada orang gak tahu balas budi. Udah dihidupkan kembali anaknya masih aja berusaha menghukum ku. Seperti kata pepatah sudah di kasih hati malah minta usus, yaudah jangan salahkan aku jika aku akan menyantet semua orang yang ada di sini agar tidak akan lupa dengan Arya Setta," ucap pemuda itu

Polisi yang sudah berdiri di sampingnya pun tak tinggal diam. Namun saat keduanya hendak menangkapnya, tiba-tiba kedua tangan mereka tak bisa digerakkan.

"Aaaarrgh!!" kedua polisi itu mengerang kesakitan sambil memegang tangannya

Arya kemudian mengeluarkan boneka santet di dalam tasnya dan juga jarum santet yang selalu dibawanya kemana-mana.

Saat ia hendak menusuk boneka tersebut Ki Lurah langsung berteriak meminta pemuda itu untuk menghentikan aksinya.

"Hentikan Arya!"

"Baiklah aku minta maaf jika sudah membuat mu marah, aku mohon jangan santet kami dan tolong sembuhkan kedua polisi itu karena mereka tidak tahu apa-apa," ucap Ki Lurah bersimpuh di depannya.

Melihat permohonan Sang Lurah yang begitu tulus membuat Arya kemudian memasukkan lagi boneka santet miliknya kedalam tas.

"Baiklah kalau begitu. Sekarang aku pamit," Arya segera beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruang itu

Ia kemudian bersiul dan tidak lama kedua polisi itu langsung bisa menggerakkan tangannya.

"Wah tanganku sudah sembuh!"

Seorang polisi segera mengambil pistolnya dan mengarahkan kepada Arya yang belum jauh meninggalkan tempat itu.

*Dor!!

Seketika pemuda itu langsung tumbang begitu peluru itu bersarang di punggungnya.

"Dasar brengsek, beraninya kalian menipuku," Arya perlahan bangun sambil memegangi punggungnya.

Pemuda itu kembali menghampiri rumah sang lurah dengan tatapan mata emasnya yang mematikan.

Semua orang begitu ketakutan dan langsung berlarian meninggalkan tempat itu saat melihat pemuda itu berubah menjadi sosok yang menakutkan.

Kedua polisi itu kembali mengarahkan senjatanya kepada pemuda itu.

Meskipun mereka sudah menembaki pemuda itu peluru-peluru itu tak berhasil menembus tubuhnya. Kini kedua polisi itu begitu ketakutan saat pemuda menatap nanar kearah keduanya.

"Sekarang matilah kalian!" seru Arya mengeluarkan sebuah jarum santet dari telapak tangannya

*Jraasshhh!!" seketika sebuah kilatan cahaya melesat kearah pemuda itu hingga membuatnya jatuh tersungkur ke tanah.

"Ki Buyut, akhirnya kau datang juga Aki!" seru Sang Lurah begitu bahagia saat penasihat spiritualnya datang menolongnya

"Hanya seorang dukun yang bisa melumpuhkan seorang anak blasteran lelembut dan manusia itu. Terpaksa aku harus membunuhnya dengan ajian Brajamusti karena tidak ada cara lain untuk menghabisi bocah tengik itu," ucap Ki Buyut

"Lakukan apa saja Aki, yang penting anak setan itu tidak menganggu warga desa ini lagi," ucap Ki Lurah

Saat sang dukun sedang menggerakkan tubuhnya sebuah bayangan hitam menyambar tubuh Arya dan membawanya ke sebuah pondok pesantren.

Kyai Sodiq yang masih melakukan dzikir malam di dalam masjid terkejut saat melihat sesosok pemuda tergeletak di hadapannya.

"Tolong putra saya Kyai," ucap Ki Garwa

"Kenapa kamu tidak menyembuhkannya sendiri, bukankah dengan kekuatan mu kau bisa menyelamatkannya," jawab Kyai Sodiq

"Aku memang bisa menyembuhkannya, tapi aku ingin menitipkan anak ini di tempat ini. Aku mau ia menjadi seorang santri yang kelak akan mengirimi doa untukku ketika aku sudah mati. Meskipun aku seorang tapi aku tidak mau dia menjadi dukun seperti diriku. Aku ingin Arya menjadi seorang biasa agar ia bisa diterima oleh masyarakat. Meskipun dia bukan anakku, tapi aku sangat menyayanginya jadi aku mohon Kyai tolong titip anakku. Aku akan membayar berapapun biayanya agar ia diterima sebagai santri di pondok pesantren ini. Tolong didik dia agar bisa menjadi manusia normal seperti yang lainnya, meskipun ayahnya seorang lelembut dan ibunya adalah seorang dukun tetap saja ia adalah seorang manusia biasa," Ki Garwa kemudian membuka mata Arya dan menempelkan sebuah daun kelor ke dalamnya.

"Jangan sampai mata iblis itu muncul Kyai, aku tidak mau dia menjadi seorang iblis makanya aku ingin dia tinggal di sini agar bisa menjadi manusia normal yang memiliki kehidupan normal."

Tak Lupa Ki Garwa mengikat tangan Arya dengan potongan kain kafan.

"Baiklah, kalau itu kemauan anda, semoga aku bisa menjalankan amanah darimu," jawab Kyai Sodiq

Ki Garwa kemudian mengambil sesuatu dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Kyai Sodiq.

"Saat ini kebetulan aku tidak mempunyai uang karena bisnis perdukunan sedang sepi. Untuk saat ini aku hanya bisa menitipkan jimat ku ini untuk pembayaran biaya mondok Arya, aku janji kalau bisnis perdukunan ku kembali menggeliat aku akan menebus jimat ini dengan uang tunai. Jagan khawatir Kyai, ini adalah jimat batu mirah delima langka dan kalau di jual harganya mencapai puluhan juta. Jadi meskipun aku tidak menebusnya Kyai masih beruntung mendapatkannya," tutur Ki Garwa

"Bawa saja jimat itu lagian aku tidak butuh benda seperti itu," jawab Kyai Sodiq

"Tapi Kyai aku tidak mau menitipkan anakku secara gratis di sini, meskipun aku ini dukun miskin tetap saja aku tak mau dibilang miskin," ucap Ki Garwa kemudian memberikan batu mirah delima itu kepada Kyai Sodiq

"Gak usah, ambil aja," jawab Kyai Sodiq kembali memberikan batu itu padanya

"Ah berisik sekali, kalau kalian tidak mau mending buat aku aja!" seru Arya kemudian mengambil batu mirah delima itu

"Dasar bocah nakal!" seru kedua lelaki itu bersamaan

1
Sulis Wati
namanya ga jelas thorrr
Shiba apa Luna
masa typo mulu
Hilya Nur
akhirnya barra dapat jodoh juga
Hilya Nur
aku kok sedih ya dengan kisah percintaan barra.thor buatin cerita tentang barra yg menemukan cinta sejatinya tapi harus dari sejenis barra Lo biar abadi
Alfia Amira
mau dong kemenyan panggang 🤣🤣🤣🤣
Alfia Amira
ngalunjak mas Arya 🤣🤣🤣
Alfia Amira
lha kenapa pake kebaya sih , jadi ketahuan kaan
Alfia Amira
Luar biasa
Alfia Amira
bara genderuwo ganteng
Iyank Nha Rully
Luar biasa
Zahra Putri Mandala
kereeeen suka sekali novel kaka😍😍
❤️‍🔥ℝ❤️‍🔥
weh thor Shiba pha luna namanya 😅
❤️‍🔥ℝ❤️‍🔥
pokona mkh love sekebon buat author ceritanya semua bagusss ❤❤❤❤❤❤❤
estycatwoman
good
estycatwoman
Endingnya kok gitu aja thor kurang garem ma sambel atuh wkwkwk
Tmabhain ektra part dunk yak ,please biar bersa bca drakor 😁

Btw thanks kryanya selalu q suka
Semngt smga sehat & bahgia 🙏😉😘
estycatwoman
Barakallah smga samawa

Jadi pingn pny suami ust tamvan 😁,ngarep kan boleh kalik2 malaikat lwt trz dijabah Allah, kan q gk nolak 😉
Titin Kartini
eitdahhh bbang tamvan bara gak pernah berubah 😂😂😂👍🏻👍🏻👍🏻
setianto67
Luar biasa
🥀princes_novel❤️🥀
🤣🤣🤣😀ya Allah Thor sakit perut ku ngakak liat mereka reuni Rangga Gilang dan bara❤️❤️❤️❤️walaupn jrang ketemu tapi skli ketmu tetap bar bar mrka🤣🤣🤣🤣
🥀princes_novel❤️🥀
🤣🤣🤣🤣dasar bara bucin ada2 aja tingkah a jdi rindu dg 3sekawan kocak itu🤭🤭🤭
Ristia Dwi
si Gita ini karakter nya gatau diri ya Thor ya sebenarnya keras kepala sama gatau diri 11 13 beda nya tipis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!