NovelToon NovelToon
Phoenix Reborn

Phoenix Reborn

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Balas Dendam / Balas dendam. / Peningkatan diri-Perubahan dan Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: LuciferAter

Dikhianati oleh adiknya, dibuang oleh suaminya, kehilangan anak dalam kandungannya, hidup Huang Miaoling tidak bisa lebih buruk daripada sekarang. Ketika dia berusaha menyelamatkan suami yang sangat dia cintai, yang dia dapatkan adalah dua bilah pedang yang menembus tubuhnya tanpa belas kasihan.
"Di kehidupan berikutnya, aku, Huang Miaoling, akan membalas semuanya!"
Sebuah sumpah yang terucap karena hati yang tak rela. Tidak ada yang menyangka kalau sumpah itu akan membawanya ke sepuluh tahun sebelumnya. Sepuluh tahun sebelum semua mimpi buruk itu terjadi.
"Dengan kesempatan ini, aku akan membalas semua orang yang telah menindasku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LuciferAter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Lagi-lagi, Jingxiang

Miaoling yang sedang menutup matanya tiba-tiba merasakan kereta kuda yang ditumpanginya berhenti. Mata Miaoling pun terbuka dan langsung mengetuk dinding kayu kereta, meminta tanda dari sang Kusir.

Sang Kusir sebenarnya baru saja ingin memberitahu majikannya. Akan tetapi, Miaoling sudah mendahuluinya. “Ya, Nona. Kita sudah sampai,” jawab sang Kusir mengiyakan tebakan Miaoling.

Seorang pelayan dengan mata bulat dan bibir sedikit tebal menggoda terlihat membuka tirai pintu. Miaoling segera mengenal pelayan itu.

“Kedua nona, silakan turun,” ucap pelayan yang Miaoling ingat bernama Mingyue.

Mingyue adalah pelayan Huang Wushuang yang telah melayani gadis itu sejak kecil, sama seperti Qiuyue telah mendampingi Miaoling sejak dirinya belia. Sebagai pelayan Wushuang, Mingyue tahu jelas segala sifat busuk majikannya. Walaupun tahu kalau Wushuang memiliki ambisi yang begitu besar, Mingyue yakin kalau majikannya itu memiliki kecantikan dan kemampuan yang bisa diandalkan. Oleh karena itu, Mingyue yakin kalau mengabdi kepada Wushuang bisa membawanya ke kedudukan yang tinggi.

Tidak salah. Seorang pelayan yang tidak memiliki kemampuan hanya bisa bergantung pada majikannya. Semakin tinggi status majikannya, maka semakin tinggi juga status pelayan tersebut di mata orang lain. Untuk lebih jelasnya, bisa dikatakan pelayan kepercayaan Permaisuri memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan putri bangsawan tanpa status.

Singkat cerita, Mingyue percaya kalau Huang Wushuang—lebih tepatnya kecantikannya—mampu membantu gadis itu mendapatkan kedudukan di kerajaan. Contohnya, istri seorang pangeran.

‘Seorang pelayan juga merefleksikan majikannya. Majikan yang bermimpi terlalu tinggi, tentu saja pelayannya juga sama. Hmph!’ desis Miaoling dalam hati.

Di benaknya, Miaoling teringat bagaimana Mingyue adalah orang yang mengantarkan sup yang mengandung obat keguguran kepadanya. Dengan senyuman lembut, Mingyue sendirilah yang menyuapi Miaoling sup tersebut sampai akhirnya Miaoling kehilangan bayi dalam kandungannya. Ketika Miaoling dibuang ke istana dingin, Mingyue jugalah yang tanpa henti menindasnya. Makanan yang tak layak, minuman yang diludahi … dan masih banyak lagi.

“Menyingkirlah,” desis Miaoling kepada Mingyue. Kemudian, Miaoling mencondongkan kepalanya keluar kereta dan memanggil Qiuyue yang kentara menatap Mingyue dengan tidak senang. Pasti Mingyue telah menyerobot dirinya untuk menuntun Wushuang turun terlebih dahulu. “Qiuyue, apa yang kau lakukan? Kemari!” panggil Miaoling.

Qiuyue segera berlari dan menabrak bahu Mingyue dengan sengaja, tak berniat menyembunyikan rasa kesalnya sama sekali. “Hati-hati, Nona,” ucap Qiuyue sembari tersenyum sinis ke arah Mingyue.

“Jenderal! Kau akhirnya kembali.”

Suara memuakkan yang begitu familiar membuat Miaoling menoleh. Ternyata, Jingxiang sedang melemparkan dirinya ke dalam pelukan Qinghao dengan begitu menjijikan. Qinghao yang memang tidak terlalu mengerti cara menangani wanita terlihat begitu kelabakan dan hanya menepuk-nepuk punggung Jingxiang pelan.

Melihat hal ini, Miaoling menghampiri ayahnya dan berdeham. “Jing Yiniang, tolong jaga perilakumu. Kita belum masuk ke dalam kediaman. Selain itu, Ayah pulang hidup-hidup. Untuk apa menangis seperti sedang berkabung? Jangan membawa sial!” tegurnya membuat semua orang tercengang.

Jingxiang mengerutkan keningnya dan mencoba untuk menggunakan jurus lamanya. “Nona Pertama, kau tidak boleh sembarangan bicara. Aku … aku hanya senang dan bersyukur karena Jenderal Besar telah pulang.”

‘Jalang! Ternyata, pelajaran tadi pagi masih belum cukup rupanya? Apakah aku harus memotong lidahnya baru dia mengerti?!’ maki Miaoling dalam hati. Dengan tatapan tajam, Miaoling terdiam dan berjalan masuk melewati pintu masuk.

Melihat hal ini, mata Jingxiang berbinar. ‘Hah! Gadis Busuk itu akhirnya tahu, kan, siapa nyonya di rumah ini?!’ serunya bangga dalam hati.

Setelah semua orang masuk dan pintu tertutup, semua orang tertegun melihat Miaoling sedang berhenti di tengah jalan dan menatap ke arah Jingxiang dengan tajam. “Pintu sudah tertutup. Sekarang, aku akan dengan terbuka menegurmu.”

Situ Yangle dan Shang Meiliang yang bersebelahan saling melirik satu sama lain dengan bibir terangkat. Lagi-lagi, pertunjukan menarik. Ternyata, Miaoling sengaja terdiam dan lebih dulu masuk ke dalam kediaman agar masalah tidak tersebar ke luar. Kalau dirinya dan Jingxiang berdebat di luar kediaman, reputasi keluarga Huanglah yang akan terkena pukulan.

“Jing Yiniang, kau berkata aku ‘berkata sembarangan’? Menurutku, kaulah yang sedang bersikap sembarangan.” Miaoling maju selangkah mendekati Jingxiang yang masih menempel kepada Qinghao. “Lihat, sekarang. Apakah kau kira perilakumu pantas? Ayah tidak mendorongmu karena dia berbaik hati dan tidak tahu cara halus untuk menolakmu. Di sisi lain, kau bersikap layaknya seorang ******* dari rumah hiburan.”

Sebuah kebenaran.

“Kau—” Jingxiang baru saja ingin angkat bicara, tapi seseorang memotongnya.

“Miaoling, jangan keterlaluan,” geram Huang Qinghao yang tidak menyangka kalau lidah anaknya begitu tajam.

Alih-alih mundur, Miaoling kembali maju selangkah. “Apakah aku salah?” tanyanya. “Ayah, coba tengok ke belakang.”

Huang Qinghao mengerutkan keningnya dan melihat tatapan mata Miaoling yang tajam. Akhirnya, Qinghao pun menoleh dan terbelalak. Tepat di belakangnya adalah Huang Junyi dan Huang Hanrong yang sedang didampingi para pelayan. Wajah kedua bocah itu terlihat kebingungan ketika mata mereka bertemu dengan sang Ayah.

Tanpa berpikir dua kali, Huang Qinghao segera mendorong tubuh Jingxiang menjauh dan berdeham, “Jingxiang, jaga perilakumu.” Qinghao terasa ingin menghajar dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia tidak sadar kalau sikap Jingxiang sangat tidak senonoh untuk ditunjukkan kepada kedua anak terkecilnya? Bahkan kepada semua anak-anaknya!

Tidak berhenti sampai di sana, Miaoling berteriak, “Pelayan! Bawa Jing Yiniang ke kamarnya. Sesuai peraturan keluarga Huang, merusak reputasi majikan, lima kali pukulan!”

Mendengar hal ini, Jingxiang jatuh berlutut ke tanah. Wushuang pun terbelalak dan ikut berlutut di tanah di depan ayahnya. “Ayah, tolong maafkan ibu. Ibu tidak sengaja!”

Melihat wajah memelas Wushuang berlinang air mata, hati Qinghao merasa sedikit tidak tega. Dia pun menatap Miaoling. “Miaoling, masalah ini … sudahi di sini saja.”

Sebuah senyuman menghiasi wajah Miaoling. “Ayah, kalau seorang prajurit melakukan kesalahan, tidakkah kau akan menghukumnya sesuai peraturan?” tanya Miaoling.

“Ini—!”

“Keluarga kita adalah keluarga militer. Bagaimanapun juga, Jing Yiniang telah menjadi selirmu selama belasan tahun. Tidak mungkin dia tidak mengetahui hal ini. Hukum harus dijalankan agar kelalaian tidak terulang,” lanjut Miaoling tegas.

Ucapan Miaoling sangat masuk di akal. Sebagai seorang Jenderal Besar, Qinghao tidak bisa tidak setuju dengan ucapan gadis itu. Akhirnya, Qinghao pun menganggukkan kepalanya. “Jingxiang, aku harap kau tidak mengulangi kesalahan ini lagi. Jalankan perintah!”

“Jenderal! Jenderal Besar! Suami!!”

Jingxiang pun dibawa oleh para pelayan pergi ke kediamannya untuk dihukum sesuai perintah Miaoling. Sementara itu, Wushuang terus merengek meminta ampun untuk ibunya, “Ayah! Ayah! Ibuku tidak bersalah!”

Miaoling sangat ingin tertawa keras saat ini. Akan tetapi, dia menahan diri dan menghampiri Wushuang. “Adikku, berdirilah.” Miaoling mencengkeram pundak Wushuang dan mengangkat gadis itu berdiri. “Malam sudah larut. Kau juga telah melakukan pertunjukan yang luar biasa hari ini. Ada baiknya kau istirahat sekarang,” ucap Miaoling.

Melihat tatapan mata Miaoling, Wushuang segera membeku. Pancaran mata itu seakan ingin mencekiknya, mengambil nyawanya kalau-kalau Wushuang menentang.

Akhirnya, isakan tangis Wushuang berhenti. Miaoling menoleh ke arah Mingyue dan berkata, “Mingyue, bawa nonamu ke kamarnya untuk istirahat.” Setelah membereskan ****** terakhir itu, Miaoling menghadap kedua adiknya. “Hanrong, Junyi, jangan lupa tugas yang kakak berikan kepada kalian.”

Hanrong dan Junyi menghela napas. Kemudian, mereka menunduk dan memberi hormat kepada kakaknya. “Aku mengerti, Kak.”

Miaoling tersenyum dan beralih kepada ayahnya. “Ayah, aku memiliki beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu. Kalau Ayah tidak keberatan, bisakah kita berbicara di ruang kerja Ayah?”

Huang Qinghao menganggukkan kepalanya. Kebetulan, dia juga memiliki banyak hal yang ingin dibicarakan kepada Miaoling. Apa yang membuat gadisnya berubah hanya dalam sepuluh bulan ini? Apakah ada yang menindasnya? Apakah dia bergaul dengan orang yang salah?

Sesampainya di ruang kerja Huang Qinghao, Miaoling menyuruh semua pelayan untuk keluar. Kemudian, Miaoling menuangkan teh untuk ayahnya.

“Ayah, aku yakin Wushuang telah menceritakan kejadian pagi ini. Apakah Ayah ingin menegurku?”

_______

A/N: Hey, Readers! Author mau kasih notice. Rasanya beberapa hari ke depan, Author nggak bisa tiap hari update karena urusan dunia nyata. (LOL). Jujur, Author nggak suka tulis diburu-buru karena hasil ceritanya jadi kurang joss gitu. Sebelum-sebelumnya, Author udah stok banyak bab sebelum mulai publish jadi bisa tiap hari update. Tapi, ternyata habis juga stoknya hahaha.

Sorry ya, Guys!

Tenang aja, kalau ada saat Author udah stok banyak, nanti bisa up tiap hari lagi hehe.

Thanks for the support and love! Jangan lupa like, vote, and comment seperti biasa! Stay safe and healthy!

Oh! Beberapa ilustrasi orang lain yang Author pinjam di bawah nih.

1
Asiana Tyas
kasihan changseng...kalo milih ibu,banyak nyawa yg akan.jd korban tp kalo sebaliknya,dia merasa menjadi anak durhaka
Rosmalinda Sary
cie ketemu ibu mertua🤣
Ririn Santi
bgmn bs yanan tdk mengungkapkan kata kata terakhir sahabatnya ttg racun kpd kaisar? yg pd akhirnya kesalahan diletakkan pd junsi
Ririn Santi
kaisar yg egois. meninggalkan istri yg hamil sendirian hny utk ucapan maaf.
Ririn Santi
uuuuh....kehidupan yg mengerikan, jauh dr kata tenang
Ririn Santi
itu sebabnya klu ingin pny istri byk jgn di kumpulkan di satu tempat. mudah bg salah satu utk menyakiti wanita lainnya.
Ririn Santi
egoisnya kaisar dan permaisuri , demi kekuasaan yg tdk memperdulikan peraasaan miaoling.
Ririn Santi
cakeeeeep
Ririn Santi
kapan sih si selir itu dpt balasan puncaknya?
Ririn Santi
kehidupan istana penuh dg tri dan intrik demi ambisi, kekuasaan dan kekayaan.
Ririn Santi
gubraaaak😲😲😲😲😲😲

😭😭😭😭😭😭
Murni Dewita
wah sehati dengan pangeran keempat
Murni Dewita
😂😂😂😂😂🤣
Murni Dewita
👣
Ririn Santi
wafuh trik dan intrik istana bikin tegang aja sih.
Ririn Santi
wah gak sadar aku nangis thor
hiks....m
Ririn Santi
wah 2x dipermalukan di hadapan khalayak persis setelah pertunangan benar" double kill. minta pembatalan aja atuh
Ririn Santi
hayo bisa gak kamu melepaskan diri dr perjodohan ini ling'er?
Ririn Santi
makan tuh umpanmu sendiri hahaha
Milaayu
tapi semua yang baca jd tau loh perdana mentri liang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!