Sinopsis :
Berkisah tentang Berlian yang bucin dengan tunangannya tapi menikah dengan kakak tiri tunangannya.
Seorang wanita bucin bernama Berlian Puspa Lingga mengalami amnesia setelah mencoba bunuh diri. Ketiga kakak Berlian, Miko, Dirli dan Vito sepakat merahasiakan tentang tunangan Berlian yang toxic, Nino Atmaja. Takdir membawa Berlian bertemu kakak tiri mantan tunangannya pada satu malam yang romantis dan panas. Malam itu menjadi awal tumbuhnya benih cinta di hati seorang Saka Cakra Tama yang anti wanita.
Dengan berbagai cara, Saka mengikat Berlian dengan tali pernikahan. Lambat laun hati Berlian pun tertawan, cinta Saka bersambut. Namun, rintangan hubungan mereka datang silih berganti. Berkat itu, ikatan cinta antara mereka malah semakin kuat.
Tak ada yang dapat memisahkan mereka, selain maut. Apakah perasaan Berlian akan berubah jika seandainya ingatan Berlian tentang Nino kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02 : Pasangan Selingkuh
Berlian dilarikan ke rumah sakit secepat kilat. Semua anggota keluarga terkejut menerima kabar mengenai Berlian yang ditabrak mobil. Miko dan Vito langsung ke rumah sakit. Mereka meninggalkan semua pekerjaan penting demi adiknya.
"Nino, apa yang terjadi?" tanya Miko, dengan panik.
"Sebaiknya tidak usah ku katakan kalau Berlian mencoba bunuh diri karena aku minta putus. Bisa-bisa hari ini aku mati dibunuh tiga kakak Berlian," batin Nino.
"Kami janjian bertemu di restoran untuk makan siang. Aku tidak tau apa yang terjadi, tiba-tiba saja dia tertabrak mobil di jalan besar," jawab Nino, berbohong.
"Bohong! Pasti kamu mengatakan sesuatu yang menyakiti Berlian. Kamu pikir kami bodoh!" sahut Dirli, yang datang setelah Miko dan Vito. Dia kelihatan gagah dan garang dengan seragam polisinya.
Dirli langsung menarik kerah baju Nino, membuat Nino tercekik. Dirli emosi tingkat dewa.
"Dari awal aku sudah tidak suka sama kamu. Kamu selalu saja menyakiti adikku!" kesal Dirli.
"Kak lepaskan!" pinta Vito.
"Kenapa? Karena dia temanmu?" Dirli menatap tajam Vito yang dia anggap membela Nino. Vito langsung terdiam.
"Sudah! Jangan ribut! Berlian di dalam sana sedang berjuang!" titah Miko. Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Miko, tapi kalimat itu tidak bisa dibantah. Dirli terpaksa melepas cengkeramannya.
"Kalau ada apa-apa dengan adikku, ku bunuh kau!" ancam Dirli lagi.
Nyonya Elsa dan Raima datang. Terlihat wajah Elsa pucat pasi mendengar berita kecelakaan anak bungsunya.
"Kenapa adik kalian bisa kecelakaan?" tanya Elsa, sambil menangis, hatinya tidak karuan.
Miko menggeleng, sebagai tanda tidak tau.
"Ulah siapa lagi kalau bukan pria brengsek ini!" jawab Dirli.
"Bukan, Tante. Saya tidak bersalah," sahut Nino, membela dirinya.
"Kak Dirli, kamu jangan asal tuduh. Mana mungkin Kak Nino menyakiti Berlian, dia kan tunangannya," bela Raima pada Nino.
"Aku bukan kakak kamu, jangan panggil aku Kakak!" sahut Dirli.
"Sudah, jangan ribut, tolong!" tegur Elsa, menengahi mereka.
"Dirli sialan!" umpat Raima dalam hati.
Seorang dokter keluar dari ruang tindakan. Dia memberitahukan kepada mereka kalau Berlian harus di operasi secepat mungkin karena kepala Berlian terluka parah. Mereka pun langsung setuju. Dokter juga memberitahu, setelah di operasi kemungkinan besar Berlian akan mengalami amnesia dalam jangka panjang. Tapi jika tidak dioperasi, nyawa Berlian terancam.
Pihak keluarga tidak keberatan, bagi mereka nyawa Berlian adalah yang terpenting. Nino senang akhirnya Berlian berhenti merecoki hidupnya. Dengan amnesianya Berlian, pasti Berlian akan melupakan dirinya.
"Sialan, semua jadi tidak menyenangkan lagi. Padahal aku belum puas menyiksa Berlian dengan mengambil tunangannya. Berlian, aku benci sama kamu yang hidup nyaman. Sementara aku banyak menderita," batin Raima. Dia wanita licik, baik di luar tapi busuk di dalam.
Berlian di operasi selama 4 jam. Selama itu pula semua anggota keluarga Lingga berjaga. Mereka setia menunggu selesainya operasi Berlian. Sementara Nino, dia diam-diam pulang. Baginya operasi Berlian tidak penting. Dia diam-diam pulang bersama Raima ke apartemennya. Nino tinggal sendiri di apartemen, ayah dan ibunya tinggal diapartemen mereka sendiri.
"Sayang, apa setelah operasi Berlian akan melupakanmu?" tanya Raima, bersuara manja.
"Mungkin, tapi itu bagus. Jadi kita bisa bersatu. Aku tinggal membatalkan pertunangan kami," jawab Nino.
"Bagaimana dengan perusahaanmu? Bukankah perusahaanmu sedang membangun proyek besar? Kalau kamu putus dengan Berlian, pasti Kak Miko akan berhenti berinvestasi di perusahaanmu."
"Jangan khawatir Raima sayang. Perusahaanku sekarang sudah stabil. Beberapa minggu lalu Berlian memberikan banyak uang untukku. Tanpa uang Miko, perusahaan ku tetap berdiri. Tapi ..."
"Tapi apa?"
"Kendalanya sekarang bukan uang Miko, tapi kakak tiriku yang sialan itu."
"Siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan CEO Tama Group. Bukannya aku pernah bilang kalau Tama group dulu adalah perusahaan milik ayahku. Kakakku yang mirip mafia itu menggunakan cara licik mengambil perusahaan kami. Dia membuat ibu dan ayahku takut keluar rumah. Pasti dia sedang menyusun rencana untuk menjatuhkan perusahaanku."
"Bagaimana kalau dia berhasil?"
"Tidak akan ku biarkan. Aku punya kartu As ditanganku. Itulah kenapa sampai sekarang dia tidak berani menyentuhku. Tulang berulang ibunya aku gali dari makam dan ku simpan di tempat rahasia. Tanpa aku, dia tidak akan menemukan tulang ibunya ... Tenang saja, kamu pasti bahagia bersamaku." Nino membelai wajah Raima, membuat Raima tersenyum menggoda. Setidaknya Nino masih bisa menjadi ATM berjalan untuknya.
"Nino, aku mencintaimu." Raima menatap manja wajah Nino. Membuat Nino tertawa dan tergoda.
"Kamu sangat menggoda, Sayang." Tanpa aba-aba Nino langsung menyerang Raima. Dia mencium bibir Raima dengan rakus. Tangan Nino pun tidak tinggal diam. Seluruh badan Raima sepuasnya dia remass dan sentuh. Raima mengerangg manja, membuat Nino semakin bergairah mendengarnya.
Raima dengan berani membuka kancing baju Nino. Setelah melemparkan baju Nino ke lantai, kini giliran resleting celana Nino yang dia buka. Suasana semakin panas.
Nino paling suka berada di bawah Raima. Posisi itu adalah posisi favorit Nino. Raima pun memberikan kepuasan yang Nino mau sampai Nino merasa terbang ke langit ke tujuh. Itulah yang dia suka dari Raima. Raima mampu memuaskannya sementara Berlian selalu menolak tidur dengannya. Nino menganggap Berlian kuno dan sok suci. Bersama Raima, Nino merasa menjadi laki-laki sejati. Raima selalu berhasil membuat Nino mengerangg puas diatas tempat tidur.
Nino dan Raima adalah pasangan selingkuh yang sangat cocok dan keji. Meskipun Nino masih bertunangan dengan Berlian, tapi mereka sering tidur bersama. Tanpa memperdulikan perasaan Berlian, mereka sering bertemu dan memadu cinta terlarang.
Seperti hari ini.
Miko aja la kk Thor,kan dia yang berjumpa di awal
jadi ingat kata suamiku waktu aku op SC darurat,dia bilang istri saya yang utama dok,tanpa dia saya gak akan punya anak ☺️
biar ketahuan biang kerok mu