Menikah karena di jodohkan tak membuat Rinjani membenci suaminya. Yang ada Rinjani dengan mudah mencintai Pria yang di jodohkan oleh mendiang Ayahnya. Pria yang bernama Akbar itu mampu membuat Rinjani jatuh cinta sedalam-dalamnya dalam waktu singkat. Kelembutan dan perhatian Akbar mampu membuat cinta Rinjani kian dalam pada suaminya
Hingga pada malam anniversary mereka yang kedua. Akbar membawa kado yang membuat Rinjani seperti kehilangan sebagian nyawanya.
Akbar membawa seorang wanita hamil beserta anak kecil. Bak di hujam anak panah tepat di relung hatinya Akbar memperkenalkan wanita bernama keyra itu adalah istri pertamanya dan anak kecil itu adalah putrinya.
Apakah yang akan Rinjani lakukan saat mengetahui kebenaran yang ada??
Apakah Rinjani memilih bertahan dalam rumah tangga yang sedari awal telah berpondasi kebohongan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka yang sama
Rinjani terduduk di ruangan 4 x 5 meter, yang di peruntukan untuk kamar sang Ayah, sebuah buku bersampul hitam berada di tangan nya
Air mata Rinjani mengalir deras, tangannya yang di gunakan untuk memegang buku itu terkulai lemas, terlihat sebuah foto yang tadi sempat di lihat nya jatuh dari sela lembaran buku itu, foto Ayahnya, Mamanya, seorang gadis kecil dan bayi yang di yakini Rinjani bayi itu adalah dirinya, lantas siapa gadis kecil yang berada di dalam foto itu?? wajahnya begitu mirip dengan Mamanya ??
Dalam catatan yang di tulis oleh Ayahnya, Gadis itu sepertinya adalah sodari nya, tampak jelas sang Ayah menuliskan sederet kalimat di belakang foto, Kedua belahan jiwa kami!
Lantas dimana sodari nya kini berada?? mengapa belum pernah sekalipun Rinjani mendengar Ayah nya mengatakan apapun tentang sodari nya, bahkan sampai akhir hayat sang Ayah.
Tiba-tiba Rinjani menatap teliti gadis kecil yang di dalam foto, dagu gadis kecil itu mengingatkan Rinjani pada dagu seorang gadis kecil, dagu yang serupa Rinjani ketahui adalah dagu milik Rania, Rinjani berkedip beberapa kali
Apakah takdir sedang memihak kepada dirinya? Apakah Mama Rania adalah sodari nya??
Dengan perasaan campur aduk Rinjani menghubungi Daddy Rania dan mengajaknya bertemu, tak butuh percakapan panjang begitu menyampaikan keinginannya Rinjani langsung mematikan ponsel dan bersiap
" Ada yang ingin kamu sampaikan??" Rinjani mengalihkan perhatian nya dari ponsel dan melihat tubuh jangkung yang menunduk di hadapannya, akhirnya Rinjani mengajak Nurry untuk ketemu di sebuah resto sederhana
" Silahkan duduk!!" Rinjani mempersilahkan Nurry
" Sepertinya ada sesuatu yang serius??" Tebak Nurry sambil mendudukkan dirinya di depan Rinjani mereka di pisahkan oleh meja
" Ini tentang kecocokan sum-sum tulang belakang ku yang cocok dengan Sempel sum-sum milik Rania!!"
" A-apa??" Nurry tak dapat menyembunyikan keterkejutan nya, apakah Rinjani mengikuti serangkaian tes untuk mendonorkan sum-sum milik nya untuk Rania?
" Aku ingin membantu Rania!"
Nurry tak mampu berkata-kata, rasanya seperti sebuah mimpi untuk Nurry, wanita yang baru di kenalnya tiba-tiba memberi sebuah harapan indah untuk putri nya
" Tetapi sebelum itu aku ingin menanyakan tentang Mama Rania!"
" Maksudnya menanyakan perihal apa??" Nurry menatap Rinjani penuh tanya
" Perihal ini!!" Tidak mau berbelit-belit Rinjani menyerahkan lembar foto yang berisi empat anggota keluarga nya pada Nurry
" Ini??"
" Aku tak mengenal gadis kecil didalam foto keluarga ku itu, tetapi dagu itu bukan kah milik Rania??"
" Ini foto keluarga mu??"
" Ya itu Ayah ku, Mama ku, bayi kecil itu aku yakini adalah aku , tetapi gadis kecil itu aku tidak tau siapa??"
" Untuk apa kamu tunjukkan ini pada ku??" Tanya Nurry sedikit bingung
" Aku ingin tau apakah Mama Rania adalah sodari ku??"
Ucapan Rinjani membuat tubuh Nurry menegang, Benar! bukankah dirinya pun mencurigai hal yang sama?? bahkan sudah pernah dirinya mencari asal usul sang istri semasa Kirani masih ada??
" Apa yang ingin kamu ketahui??" Pada akhirnya Nurry kembali membuka suara
" Jika tidak keberatan bisakah saya melihat foto istri Anda??"
Tak ada Jawaban dari Nurry, hanya saja Nurry langsung mengeluarkan ponselnya dan menyodorkan tepat di hadapan Rinjani.
" Wallpaper pertama adalah foto mendiang istri ku!"
Mendengar kata mendiang hati Rinjani merasa tak nyaman, jika benar istri Nurry adalah sodari nya, berarti Rinjani harus menelan pil pahit karena ternyata sodari nya telah tiada.
\\\\\\\\\\\_
" Apa tidak bisa saya membayar sisanya Minggu depan Sus??"
" Maaf Pak! ini kebijakan rumah sakit, jika biaya pengobatan dan perawatan pasien belum lunas maka kami tidak bisa mengizinkan pasien untuk pulang!!"
Akbar mencengkram amplop yang di genggam nya. Bagaimana dirinya bisa membayar lunas jika uangnya saja belum cukup
Dengan langkah gontai Akbar meninggalkan ruangan administrasi, berjalan menuju ruang rawat putri nya, Akbar tidak masuk kedalam ruangan, melainkan hanya duduk di depannya
Cukup lama merenung akhirnya Akbar memilih pulang, semakin lama Via di rawat semakin bertambah biaya yang harus dia bayar, mau tidak mau Akbar harus berunding dengan Keyra, toh selama ini sebagian besar uang Akbar di berikan untuk Keyra Akbar berfikir mungkin Akbar bisa memakai uang simpanan istrinya terlebih dahulu
Sampai di rumah Akbar mendengar suara keributan, Akbar memelankan langkah kakinya, ingin tahu apa yang sedang terjadi di dalam rumahnya
" Mau aku beneran lumpuh atau tidak itu bukan urusan Ibu, lagian siapa Ibu?? Ibu itu hanya numpang di rumah ku jadi jangan banyak bacot!!"
Saat Akbar mendekati pintu, suara Keyra membuat Akbar terkesiap
Apakah Keyra memaki Ibu nya??
" Lagian aku ini baru saja keguguran jadi wajar aku manja! duduk di kursi roda tidak harus lumpuh! Baru di tinggal Arisan sebentar sudah ceramah ngak jelas!! Aku tu muak tau ngak berdiam diri di rumah neg mata aku lihatin wanita tua , ngak berguna kayak Ibu!!"
Berdenyut kepala Akbar mendengar caci maki sang istri untuk Ibunya, apa ini alasan di balik orang tuanya tidak menyetujui hubungan antara dirinya dan Keyra??
" Dimana sopan santun kamu Key?? Aku ini ibu mertua kamu!!" samar Akbar mendengar ucapan Ibunya.
" Trus aku harus bilang waaw gitu?? Siapapun kamu aku ngak perduli, saat ini kamu tu cuma benalu di rumah ini, Ngak guna!!"
" Cukup!!"
Dua wanita beda generasi itu sama-sama menoleh
Akbar yang tidak tahan dengan ucapan Keyra yang memaki Ibunya langsung membuka pintu lebar
Yang Akbar lihat pertama kali adalah wajah bersimbah air mata Ibunya, ya Allah belum genap 100 hari meninggalnya sang Bapak, Akbar sudah merasa tak becus mengantikan posisi Bapaknya untuk melindungi, menjaga dan membahagiakan sang Ibu.
" Maass!!" Keyra mendekati Akbar dengan mengayuh kursi roda nya
Akbar menatap Keyra dengan tatapan tak terbaca, Hari ini Akbar seolah melihat wajah lain dari Keyra, kemana Keyra nya yang lemah lembut??
" Apa kamu tidak benar-benar lumpuh Key??"
Wajah Keyra tampak terkejut mendengar Akbar memanggilnya hanya sebutan Key saja
" Mas jangan salah faham tadi aku cuma______
" Jawab saja pertanyaan ku Kay, Apa kamu tidak benar-benar lumpuh??" Suara Akbar mengelegar sangat jelas saat ini Akbar tersulut emosi
Kalau boleh minta Akbar lebih ingin sang istri berkata bahwa dirinya benar-benar lumpuh, Akbar berharap dirinya hanya salah dengar tadi, jika sampai Keyra berkata bahwa dirinya memang tidak lumpuh lain lagi ceritanya, mungkin perasaan Akbar akan jauh lebih remuk, disaat keuangan nya terpuruk dirinya harus membuang-buang uang puluhan juta untuk sesuatu yang tidak berguna
" JAWAB!!"
Keyra terlonjak mendengar bentakan Akbar, untuk pertama kalinya Keyra melihat Akbar begitu marah hingga tega membentak nya
Keyra menunduk takut, tangannya saling bertaut di atas lutut, jujur saat ini Keyra Merasa takut dengan tatapan Akbar yang tak biasa
" I- Iya A-aku tidak benar-benar lumpuh!" Keyra mengaku dengan perkataan terbata-bata
Akbar tersenyum penuh luka, Apa lagi ini?? sakit yang di rasakan Akbar benar-benar bertubi-tubi, bagaimana bisa istri nya tega membohongi nya di saat perekonomian mereka sedang melorot, bahkan Keyra dengan teganya membiarkan dirinya pontang panting menjaga Via sendiri, belum lagi menjaga Ibu nya, sedang dirinya hanya duduk dan berekting lumpuh, setiap hari marah-marah yang membuat beban Akbar semakin berat
Apa ini Tuhan?? Kenapa tega sekali wanita yang begitu di cintai membohongi nya??
mwereka nikah trus sibouonh deh sm ansel ke inggris. ajuh dr wereng pengerat itu...