Sebelum baca Penantian Sang Casanova,di baca dulu yah Mengejar Cinta Mantan Istri,biar tau sejarahnya Ica dan Yordan.
"oke gue akan terima loe,asal loe mau terima tantangan gue." Senyum Yordan menyeringai
Mata polos Ica terlihat berbinar karena Yordan mau memberikan dirinya kesempatan.
"Siap..!!! Sekarang apa tantangannya?" tanya Ica penuh percaya diri.
Ia tidak tahu tantangan yang akan di berikan Yordan,adalah tantangan yang membuat hatinya hancur lebur.
Dan karena tantangan yang diberikan Yordan,
Ica pun menjauh dari Yordan sang Casanova.
Kira-kira apakah tantangan yang diberikan Yordan?
Dan apakah Yordan sang Casanova bisa mencintai Ica?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps. 22
Yordan mulai paham situasi yang Ica alami.
"Jadi ini alasan kamu gak mau ngelanjutin kuliah?"
Ica mengangguk.
"Sebenarnya aku mau ambil jurusan seni lukis,tapi papa gak ngizinin. Papa maunya aku ambil bisnis,atau ekonomi atau apalah yang penting bisa menjanjikan masa depan aku."
"Kan melukis juga bisa menjanjikan masa depan. Apalagi kalau lukisannya terkenal sampai mancanegara."
Ica menggedikkan bahu.
"Pemikiran papa aku masih kolot kak. Menurut dia,pekerjaan yang menjanjikan masa depan yah kayak orang-orang kantoran gitu lah."
"Kayaknya papa kamu kurang gaul yah. Kurang jauh mainannya.."
Ica memanyunkan bibirnya.
"Terus sekarang rencana kamu apa.? Kamu juga gak boleh berdiam diri dirumah doang dong. Harus bisa jadi pengangguran yang produktif la."
"Ntah lah kak,aku bingung. Mau cari kerja,tapi cuma punya ijasah SMU."
Yordan pun merasa kasihan dengan Ica. Ternyata dibalik keceriaannya dia menyimpan rasa tidak percaya diri yang tinggi akan kemampuannya.
"Ntar deh aku bantu mikir,biar kamu bisa tetap produktif. Sayang loh waktu kamu kebuang dengan hal-hal yang gak bermanfaat."
Ica menatap Yordan dengan wajah berbinar. Entah dorongan dari mana Ica dengan spontan mengecup pipi Yordan.
Cup..
"Makasih kak" kata Ica,sepertinya dia masih belum sadar akan aksinya.
Yordan yang mendapat serangan mendadak dari Ica,mematung seketika. Untung jalanan didepannya kosong,kalau tidak itu sangat membahayakan mereka berdua.
Yordan menengok ke arah Ica,masih terlihat wajah Ica yang berbinar. Melihat Yordan yang sedang menatapnya,Ica pun tersadar akan aksinya beberapa detik yang lalu.
"Maaf kak. Refleks." kata Ica sambil menundukkan wajahnya malu.
Yordan pun kembali fokus mengemudi.
Ica yang sudah sangat malu,memilih diam sepanjang perjalanan menuju kantor Yordan.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Mom.." panggil Yordan ke mommy Sarah yang sedang membolak-balikkan majalah bisnis.
Sekarang,Yordan dan mommy Sarah tengah berada di ruang keluarga. Sedangkan daddy Edwin sedang melakukan meeting virtual di ruang kerjanya.
"Hemh.." jawab mommy Sarah dengan mata yang masih enggan berpaling dari majalah.
"Bisa tolongin Yordan gak?"
Kata-kata Yordan sukses membuat otak mommy Sarah traveling kemana-mana. Tumben-tumbenan anak semata wayangnya ini minta bantuan padanya,apa jangan-jangan....???!!
"Kamu hamilin anak orang?" Tanya mommy Sarah dengan tatapan membunuhnya.
"Sembarangan..yah gak lah mom. Emang Yordan bego apa buang benih Yordan ke sembarangan lahan." Protes Yordan yang tak terima atas tuduhan mommy nya.
"Tapi si Jeki gak ada akhlak itu kan suka main-main di banyak lahan."
"Jeki kalo lagi main selalu pake sarung mom,jadi aman."
"Bisa aja sarungnya si Jeki jebol pas lagi asik main."
"Yordan beliin sarung buat si Jeki tuh yang premium,jadi gak akan mungkin jebol."
"Terus kalau bukan hamilin anaknya orang,kamu mau minta bantuan mommy apaan hah?"
"Sebenarnya bukan Yordan mom,tapi Ica."
Mendengar nama gadis polos yang sudah mencuri hatinya,mommy Sarah langsung merubah raut wajahnya yang tadinya kesal sekarang menjadi khawatir. Takut gadis polos yang sudah ia anggap anaknya sendiri itu dalam masalah besar.
"Emang Ica kenapa?"
"Mommy nih yah,giliran Ica aja yang ada masalah mommy khawatir banget. Coba Yordan yang kena masalah,mommy langsung pura-pura gak kenal sama Yordan." Yordan kembali protes pada sang mommy karena mommy nya lebih perhatian sama Ica daripada sama dirinya.
"Kalau kamu sampe kena masalah itu karena ulah kamu sendiri. Yah tanggung jawab sendiri lah. Emangnya Ica kenapa,dia butuh bantuan apa?"
"Mommy punya kerjaan yang cocok gak buat Ica?"
"Ica lagi nyari kerjaan?"
"Sebenarnya bukan Ica yang lagi nyari kerjaan,tapi Yordan yang janji ke Ica mau ngasih dia kerjaan,lebih tepatnya kegiatan sih. Daripada waktu luangnya kebuang sia-sia dengan hal yang gak berguna."
Mommy Sarah mengangguk paham.
"Emang Ica punya skill apa?"
Itulah yang Yordan suka dari mommy nya,dia tidak pernah bertanya tentang gelar seseorang,tapi mommy Sarah selalu mendahulukan skill orang-orang yang ingin bekerja padanya.
Terbukti,pabrik-pabrik frozen food mommy Sarah yang ada di luar kota,rata-rata pekerjanya penyandang disabilitas tapi memiliki skill dan kemauan tinggi untuk bekerja.
Yordan menceritakan tentang Ica yang ingin melanjutkan sekolah di jurusan seni,tapi tidak mendapat dukungan dari papanya. Membuat Ica harus menganggur setahun sebelum mengambil keputusan jurusan apa yang akan ia ambil di tahun depan.
Mommy Sarah menghela nafasnya,ternyata keceriaan yang Ica tampilkan di luar tak sama dengan apa yang ada dalam hatinya.
Mommy Sarah sangat paham apa yang sedang Ica rasakan,harus mengikuti kemauan papa nya padahal Ica tak memiliki kemampuan yang tinggi di bidang akademik.
"Masih saja ada orangtua egois di jaman sekarang" keluh mommy Sarah.
"Cih..apa bedanya mommy sama papanya Ica" umpat Yordan dalam hatinya,karena sepertinya mommy nya tidak sadar kalau dirinya juga egois.
"Gini aja besok suruh Ica dateng ke kantor,mommy mau ngomong langsung sama dia."
"Emang mommy udah punya rencana buat Ica?"
"Masih belum fix,semua tergantung Ica makanya mommy mau tanya Ica dulu besok."
"Emang rencana mommy apa?"
Bukan menjawab,mommy Sarah malah menyeringai. Dia sudah merencanakan sesuatu yang pasti akan membuat hidup Yordan semakin ribet saja.
"Perasaan gue kok jadi gak enak gini yah.." kata Yordan dalam hati melihat ekspresi aneh mommy nya.