Follow IG ( naura_shafa95 )
FB ( Naura Shafa mahbubbah )
Clara seorang gadis yang berasal dari kampung, mempunyai wajah cantik.
Clara juga mendapatkan Beasiswa, atas prestasi yang di dapatnya. Universitas itu ternama di Jakarta yang kini di tempati Clara.
Clara punya cita-cita untuk membalas jasa sang bibi di kampung. Semenjak Ayah dan Ibunya meninggal, Clara di biayai Oleh bibinya yang ada di kampung halamannya.
Sebentar lagi hari kelulusan Tiba, Jadi Clara bisa bekerja, untuk mencapai Cita-citanya untuk membahagiakan bibinya.
Tapi di sisi lain, Clara di ajak menikah muda Oleh pria yang baru di kenal,
Padahal mereka baru akrab beberapa hari yang lalu.
Reyyandra, seorang anak Pengusaha kayak raya yang ada di ibu kota Jakarta. Rey mempunyai wajah sangat tampan tapi ia mempunyai sikap yang dingin terhadap perempuan.
Rey tidak sengaja bertemu dengan Clara di sebuah lorong perpustakaan. Rey pun terkejut saat melihat wajah Clara yang mirip dengan masalalunya yaitu clery.
Rey mulai mendekati Clara, hingga Rey pun menggoda dan yang paling mengejutkan bagi Clara, Rey mengajak menikah di saat kelulusan telah usai.
Rey merencanakan balas dendam kepada Clara. Apakah rencana balas dendam Rey berjalan mulus? dan tepat pada orang yang serupa? atau kah Rey malah jatuh cinta sungguhan kepada Clara? Lalu, siapa Clara dan clery hingga mereka memiliki wajah yang sangat mirip. Dan kenapa Rey ingin balas dendam kepada Clery?
Untuk kelanjutan ceritanya yu mulai baca kisah mereka !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Shafa mahbubah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati yang sangat rapuh
Kali ini Clara tampak berbeda dari biasanya, semenjak Rey tidak pulang. Hati-nya gelisah, walau bagaimanapun Rey adalah suami-nya.
Langkah Kaki Clara menuju dapur, dirinya berpikir harus bikin sarapan pagi, siapa tau Rey datang dan mau makan sarapan bersama dengan dirinya.
Satu setengah jam, telah berlalu, namun tidak ada tanda-tanda kepulangan suaminya itu.
Cekleeekkk.......
Pintu terbuka, dan terdengar benturan sangat keras. Hinga Clara merasa kaget dan takut.
Tubuh tinggi tegap, dan baju yang acak acakan terlihat sangat kacau di mata Clara.
Terlihat Rey menghempaskan badannya ke sofa dan tertidur.
Rey baru pulang, entah Di mana dia tidur semalaman, langkah kaki perlahan mendekati sesosok pria yang tengah tertidur di sofa itu.
Clara mencoba mencopot sepatu dan kaos kaki yang di gunakan Rey. Clara rasa dia harus memberanikan diri untuk bertanya.
"Kamu tidur Di mana Rey" ucap Clara pelan, kepala tertunduk, badan menekuk di lantai.
"Bukan urusan lo, udah sana pergi, gue muak banget liat muka Lo pagi-pagi begini" ucap Rey yang langsung berdiri meninggalkan Clara yang terduduk, sambil menahan air mata yang akan jatuh.
Rey membaringkan badan-nya di kasur, terdengar suara hp-nya berbunyi.
"Hallo, Rey ini Papah, hari ini kamu mulai masuk kerja di kantor Papah, jam sembilan nanti harus sudah stanby di kantor. Ada meeting penting" ucap Papah Rey dan langsung mematikan hp-nya.
Rey mendengus kasar setelah Papah-nya memerintah seenak-nya. Jam menunjukan pukul delapan pagi, bergegaslah Rey ke WC untuk untuk mandi.
Padahal Mata-nya sangat ngantuk berat. Tapi untuk hal ini, mau tak mau harus menuruti ucapan Papah-nya.
*****
Badan yang lemas, hati yang sakit, pikiran yang sangat amuradul. Membuat dirinya gelisah, Clara duduk di kursi meja makan, menunggu Rey keluar kamar-nya untuk sarapan pagi bareng.
Pintu kamar Rey terbuka, dan wajah yang segar terlihat sangat tampan. Rey keluar kamar-nya memakai stelan formal yang ia kenakan.
Wajah yang tadi-nya muram terlihat sangat antusias begitu melihat Rey keluar kamar-nya. Tapi seketika itu juga wajah-nya terlihat terluka.
Ketika Rey langsung beranjak keluar dan membantingkan pintu dengan sangat kasar, membuat jantung Clara merasa mau copot.
Pikir Clara, Rey mau sarapan bareng, tetapi hanya melewati dan tidak melihat ke arah Clara. Hanya hentakan pintu yang Rey gentarkan.
"Bahkan, Rey tidak mau melihat wajahku sama sekali. Apakah aku semenjijikan itu di mata-nya, ini hanya salah paham Rey" ucap lirih Clara sambil terduduk lesu di meja makan.
*****
Mobil mahal yang Rey kemudikan langsung tancap gas. Rey melihat arloji di tangan-nya melirik jam tangan, masih ada waktu untuk sarapan pagi. Rey langsung parkir di depan gedung megah dan gede.
Clara merasa, hari ini, harus memindahkan baju-baju nya dalam koper. Satu persatu baju Clara langsung di keluarkan dan di rapihkan kembali.
terdengar suara kaki menuju kamar-nya. Pikir dirinya Rey datang untuk kembali sarapan bersama. Tapi yang datang Mamah Rey.
"Clara, Kamu sekarang aku jemput untuk bekerja di rumah saya." ucap Mamah Rey tajam ke arah Clara.
"Baik Mah" ucap Clara pelan dan langsung melangkah, keluar mengikuti ibu Mertua-nya.
****
Ruangan yang begitu cantik, rapih, pajangan mahal. Membuat, yang ada di dalam-nya merasa betah.
"Hallo" ucap Rey.
"Hai, sayang,? Apa Kamu di Apartemen." ucap Dewi manja.
"Aku, ada di kantor" jawab Rey singkat.
"Kalau begitu, aku ke kantor mu, bolehkan?" ucap Dewi.
"Boleh, kamu kesini saja, nanti aku kirim alamat kantor aku." jawab Rey sambil mendengus pelan.
Tlp, langsung di matikan, menurut-nya sangat melelahkan, badan-nya lemas, harus membutuhkan waktu untuk istirahat.
Remasan tangan membuat baju yang di pake Clara kusut, telinga-nya di penuhi ucapan amarah sang Mertua di sepanjang jalan.
"Kamu turun dan langsung beres-beres di dalam rumah, dan ingat harus sampai bersih," ucap mertuanya sambil berlalu pergi.
Clara mematung mendengar ucapan yang tidak enak di dengar. Apa boleh buat Clara tidak bisa membantah, di mata mereka hanya ada kebencian yang tersirat di mata-nya.
"Non." ucap Bi Sarti
"Eh.. Ia bi." ucap Clara sambil mengusap air mata yang terjatuh.
"Kenapa Non, tidak menolak untuk di ajak kesini?" ucap Bi Sarti sambil menggandeng Clara menuju dapur.
"Aku, tidak bisa berbuat apa-ap Bi" jawab Clara lesu.
"Kasian, nasib Mu Non, semoga saja penderitaan yang Non, alami cepat berlalu." terang bi Sarti sambil mengusap punggung Clara.
"Ayo, kita beres-beres di dapur, kerjaan banyak sekali Non, Bibi takut, Non kecapean." terang Bi sarti sambil mengambil piring kotor yang menumpuk.
"BI, aku cuci baju saja ya." ucap Clara sambil tersenyum ke arah Bi Sarti.
"Baiklah Non silahkan" jawab Bi sarti, sambil melanjutkan mencuci piring kotornya.
BI Sarti, merasa kasian terhadap Clara, melihat-nya tidak tega, gadis cantik, yang seharusnya, bahagia sama pernikahan-nya. Malah di jadikan pembantu sama Suami, dan juga Mertua-nya.
*****
Dewi sudah sampai di kantor besar-nya Rey, melihat kantor yang megah dan juga fasilitas di dalam ruangan Rey. Membuat Dewi takjub dan juga bersorak.
"Tidak sia-sia, gue punya cowok tajir begini." gumam Dewi sambil melangkah ala model ke arah Rey.
"Kamu sangat cantik sayang?" ucap Rey.
"Aku kan pacar Kamu, jadi harus terlihat cantik setiap hari." Jawab Dewi sambil bergelayut manja di pangkuan Rey.
*****
Terik matahari begitu sangat panas, Clara yang saat menjemur baju tidak kuat menahan panas-nya terik matahari.
Tenggorokan kering membuat Clara kedapur mengambil air es. Aliran air dingin begitu menyejukkan di tenggorokan Clara. Saat hendak menyimpan kembali air es. Tiba-tiba, Mamah Rey berteriak ke arah Clara yang sedang menutup pintu lemari es.
"KAMU KESINI SAYA SURUH KERJA, BUKAN UNTUK MAKAN MINUM GRATIS DISINI. SEKARANG KAMU KERJAKAN DI RUANG TV SEMUANYA SANGAT BERANTAKAN. SANA CEPETAN PERGI, DASAR WANITA SIALAN MENYUSAHKAN SAJA." Terang Mamah Rey, sambil berkacak pinggang, melotot dan juga berteriak ke arah Clara.
"Ia Mah Clara minta maaf, Clara tadi haus, ja...." ucapan Clara terpotong dan langsung di sered ke rungan tv untuk membereskan makanan yang berserakan, ulah Cucu-nya.
BI Sarti yang melihat kelakuan Majikan, kepada menantu-nya, membuat mengelus dada, merasa sesak melihat perlakuan Nyonya besar-nya, yang tidak punya hati Nurani.
"Entah apa, yang Membuat Nyonya besar begitu bencii kepada Non Clara." Ucap Bi Sarti sambil mengelus dada-nya dan melangkah pergi.
"Kamu disini untuk bekerja Clara bukan untuk makan, minum, dan juga bersantai ria." ucap Mamah Rey.
"Ia... mah Clara minta maaf" ucap Clara sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu pikir, Saya merasa kasian sama kamu, tentu saja tidak. 'Cepat kerjakan sebelum saya melemparmu ke luar." ucap Mamah Rey sambil menghentakkan Kakinya dan berlalu pergi.
Hati yang sangat rapuh, hinggah air mata mudah terjatuh, kemana senyum manis yang menghiasi dirinya saat ini, apakah sudah hilang di telan bumi.
Entalah Clara sekarang tidak tau, letak kesalahan-nya Dimana kepada keluarga Rey ini.
bodoh