NovelToon NovelToon
LAURA "Ocean Blue Eyes"

LAURA "Ocean Blue Eyes"

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..

Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.

Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenyataan Pahit

Aaron begitu mengenali Rayyan Pattinson. Dia adalah rekan kerja ibunya dulu. Mereka juga pernah melakukan kencan buta karena sama-sama single. Namun, karena kondisi ibu Aaron yang sakit dan kian memburuk. Akhirnya hubungan mereka selesai atas permintaan ibunda Aaron.

Jelas Aaron sangat mengingat setiap detail kejadiannya. Sebab dia juga sempat dekat dengan Rayyan selama pria itu melebarkan bisnisnya di Kota Miami.

Saat mengetahui Laura adalah menantu Rayyan Pattinson, Aaron merasa di tarik mundur ke masa lalunya. Dia juga menahan diri agar tak gegabah dalam menghabisi Ben karena pria itu adalah anak dari Rayyan. Dia cukup menyegani Rayyan Pattinson.

Sedangkan Rayyan yang terpaku di posisinya juga terkejut bukan main saat bertemu kembali dengan Aaron setelah sekian lama. Aaron yang dulu sempat akan menjadi anak sambungnya kini sudah beranjak dewasa dan gagah. Berwibawa dan bijaksana.

"Aaron.." Ucap Rayyan Pattinson.

"Ya, ini aku."

Seketika, Rayyan langsung memeluk Aaron dengan erat. Melepaskan rasa rindu yang telah dia pendam bertahun-tahun. Rasanya seperti bom waktu yang meledak.

Mata Rayyan juga menangkap sosok Laura yang nampak penasaran disana. Menantunya itu tak dapat bangkit dari brankarnya. Namun matanya seakan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku senang melihat mu lagi." Ucap Rayyan saat melepaskan pelukannya.

Aaron hanya menjawabnya dengan tersenyum kecil. Lalu Rayyan segera mengalihkan perhatiannya. Matanya menyapu seluruh ruangan, mencari keberadaan Ben disana.

"Dimana Ben? Lalu apa yang terjadi pada mu, nak?" Tanya Rayyan pada Laura yang menghapus air matanya.

Aaron mempersilahkan pria paruh baya itu untuk duduk di kursi sebelah brankar Laura. Dia nampak sangat khawatir melihat kondisi Laura saat ini.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya Rayyan.

Laura tak mampu menjawabnya. Bagaimana bisa dia mengatakan bahwa pelakunya ada Ben, suaminya sendiri? Sedangkan selama ini Laura dan Ben nampak harmonis di depan semua orang, termasuk Rayyan. Tak ada yang mengatahui sakit hatinya selama ini.

Lalu, jika saat ini Laura mengatakan sebenarnya. Apa Rayyan akan percaya begitu saja? Bahwa Ben selama ini tidak memperlakukan dirinya selayaknya seorang istri.

"Laura.." Panggil Rayyan lagi, dia nampak ingin segera mengetahui jawabannya.

Rayyan beralih memandang Aaron, seakan dia bertanya pada pria itu ada apa sebenarnya disini? Mengapa Aaron yang menemani Laura, bukan Ben?

Aaron tak bergeming, dia tak mau menjelaskan apapun disini, karena bukan tanggung jawabnya. Dia juga tak mau mendahului Laura, biarkan Laura saja yang menjelaskan semuanya.

"Jelaskan pada ayah, apa sebenarnya yang terjadi, nak?" Tanya Rayyan lagi yang nampak putus asa karena tak mengetahui apapun disini.

"Siapa yang melakukan ini pada mu?" Tanyanya lagi dengan lembut.

Perlahan Laura membuka mulutnya di iringi dengan mengalirnya air mata. "Ben.. Ben.." Ucapnya pelan namun dapat terdengar jelas oleh Rayyan.

Alangkah terkejutnya Rayyan saat mendengar nama Ben lah yang pertama kali keluar dari mulut Laura. Dia tak pernah menyangka hal itu.

"Ben? Ben yang melakukan ini?" Rayyan membulatkan kedua matanya.

Sedangkan Laura sudah berderai air mata tak mampu membendung kesedihannya lagi.

Perlahan, Laura menjelaskan dan menceritakan semua. Semuanya.. Dari awal pernikahannya. Pernikahan yang selalu nampak harmonis dan romantis di hadapan semua orang. Tanpa celah, tanpa orang ketiga. Namun nyatanya lebih menyakitkan daripada apapun yang pernah Rayyan bayangkan.

Sungguh dia tak pernah menyangka hal itu di lakukan oleh putranya sendiri. Laura juga menceritakan dirinya yang melahirkan Dante seorang diri di walk in closet, namun Ben segera mengubah kenyataannya. Membuat skenario seakan dirinya menemani Laura melahirkan di rumah sakit. Kejadian yang Laura ingat setiap detiknya. Membuat dirinya kehilangan jati diri sebagai seorang perempuan.

Sampai akhirnya Laura melarikan diri dari Ben ke Kota Miami dengan bantuan Sansa. Dan.. Disinilah dia sekarang, terbaring lemah dan tak berdaya setelah di aniaya oleh Ben.

Rayyan nampak sangat hancur mendengar cerita Laura. Ingin rasanya dia membunuh Ben saat ini juga.

"Kenapa kau tidak memberitahu ayah, nak?" Ucap Rayyan yang berlinang air mata.

Laura hanya menjawabnya dengan gelengan kecil terus menangis. Mulutnya sudah tak mampu berkata lebih banyak lagi. Menceritakan semua kejadian itu sama saja menarik dirinya kembali ke masa lalu. Merasakan sakit yang sama untuk kedua kalinya.

Rayyan mencoba menenangkan Laura, dia juga mencoba meminta Laura untuk kembali ke New York, namun wanita itu menolak. Dia nampak di ombang-ambing perasaannya sendiri. Detik ini ingin bebas, detik selanjutnya bimbang.

Lalu tanpa sengaja Rayyan juga memberi tau keadaan Dante pada Laura yang masih lemah.

"Apa kau tidak ingin datang ke pemakaman Dante?" Tanyanya seketika yang membuat seisi ruangan terkejut.

Aaron yang berusaha menutupi hal itu jadi gelagapan, rencananya gagal seketika. Bibi Hellena juga membulatkan kedua matanya saat mendengar perkataan Rayyan.

Sedangkan Laura memicingkan kedua matanya. Masih berusaha mencerna perkataan yang baru saja dia dengar. "Pemakaman?" Gumamnya mengulangi perkataan Rayyan.

"Ya, setidaknya kau datang, lalu kau boleh pergi kemana saja yang kau inginkan, nak. Biarkan Ben, ayah yang mengurusnya." Ucap Rayyan dengan enteng tanpa mengetahui jika hal ini di tutupi oleh Aaron.

Namun perhatian Laura langsung beralih pada Aaron yang berdiri di belakang Rayyan. Pria itu nampak menarik nafas panjang.

"Aaron!" Panggil Laura.

Aaron memandangnya, menatap mata biru lautan yang sangat dia rindukan.

"Benarkah itu?" Tanya Laura.

Aaron dengan berat hati harus menjawabnya sekarang. Dia mengangguk sebagai jawabannya. Detik setelahnya Laura sudah berusaha bangkit dari tidurnya. Wanita itu nampak kesakitan sekali saat memaksa untuk duduk.

"Laura, tenanglah dulu!" Ucap Aaron.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku?" Pekik Laura.

"Aku hanya menunggu waktu yang tepat." Jawab Aaron.

Namun jawabannya itu percuma sekarang. Laura tak mau mendengar apapun. Dia berusaha duduk dengan tegap, dadanya naik turun tak beraturan. Mulutnya sampai terbuka karena merasa kekurangan oksigen.

"Jangan membuat ku bahagia karena kebohongan! Katakan apapun itu meski pahit, Aaron!" Ucap Laura.

Aaron menatapnya tajam. Dia tau, hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Namun dia juga sudah mempersiapkan diri untuk tetap berada di samping Laura.

Setelah itu, Laura meminta untuk di antarkan ke kamar mayat, dia ingin melihat mayat Dante untuk terakhir kalinya. Meskipun harus menahan rasa sakit di sekujur tubuh dan harus memakai kursi roda untuk menuju ke kamar mayat.

Laura tak henti-hentinya menangis. Hingga sampai di kamar mayat itu. Dia merasa atmosfer bumi tiba-tiba berubah menjadi lebih dingin. Dunia hening seketika. Oksigen menipis. Dia tak menyangka hal ini akan terjadi.

Saat matanya menangkap wajah mungil itu. Wajah yang sudah membiru dan kaku. Kotor. Dan.. tanpa bola mata.

Laura menangis di atas tubuh Dante. Memeluknya dengan erat. Menangis tersedu-sedu hingga tubuhnya terguncang hebat. Dia tau, ini adalah kesempatan terakhir untuk dirinya memeluk Dante tanpa akan pernah melihatnya lagi, mendengar tangisannya. Hatinya remuk seketika.

Telinganya juga seakan tak berfungsi saat itu. Tak dapat mendengar dengan jelas saat sekitarnya berusaha menenangkan. Hingga telinganya berdenging. Matanya mengabur karena menangis. Seperti lautan yang di peras. Kakinya mulai lemas dan.. tubuhnya kembali roboh.

Beruntung Aaron dengan sigap menahan tubuhnya sebelum menyentuh lantai. Dia menatap mata Laura yang nampak seperti laut di tempa tsunami. Lalu detik berikutnya Laura kembali pingsan. Aaron tau, wanita ini tak akan sanggup berlama-lama berada disana.

Bersambung...

.

1
Adi Putra
🔥🔥🔥
mahessa
udah terlambat
Riska Rosiana
bunuh aja tuuu
Riska Rosiana
apa ben pelakunya?
Olivia
🔥🔥🔥🔥🔥
Adi Putra
to the point amatt
Adi Putra
mulai panas ini dirty novel🤣
Olivia
when mama ketemu papa mu nak, guru nabrak mobil e sek🤣
Adi Putra
karakter ben baru muncul
mahessa
trap laura
mahessa
karya baru gudu lebih membakar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!