NovelToon NovelToon
TANPA RESTU

TANPA RESTU

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Dendam Kesumat
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Aku memang perempuan bodoh soal cinta, pacaran 5 tahun tapi menikah hanya 8 bulan. Tak pernah mendengar nasehat dari orang tua dan sahabatku, perkara pacarku itu. Aku nekad saja menikah dengannya. dalihku karena sudah lama kenal dengannya aku yakin dia akan berubah saat menikah nanti.


Ternyata aku salah, aku serasa teman tidur saja, bahkan aku tak diberi nafkah lahir, ditinggal dikontrakan sendiri, keluarganya tidak pernah baik padaku, tapi aku masih bodoh menerima dan sabar menghadapi tingkahnya. Bahkan cicilan dan biaya rumah sakit aku yang meng-cover. Gila gak? bodoh banget otakku, hingga aku di KDRT, dan itulah titik balikku berpisah dengannya, hingga menemukan kebahagiaan bersama seseorang yang sama sekali tak kukenal, tapi bisa mewujudkan impian pernimahan yang aku inginkan, hanya karena apa? restu orang tua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HANG OUT

"Gak dicari suami?" tanya Pinkan yang mengajak aku dan Melda makan malam setelah pulang kantor, langsung diangkut ke mobilnya menuju cafe langganan.

"Gas, Mbak. Punya suami rasa janda kok," ucapku jujur. Melda menatapku sembari menggeleng. Meski dia tak suka dengan Akbar, tapi Melda tak suka kalau kau bicara ngawur.

"Halah, palingan kalau datang ke kontrakan juga kamu mau ngangkang!" sindir Pinkan yang memang sudah tahu kebiasaan marah ala suami istri. Dia adalah janda anak satu setelah suaminya meninggal karena kecelakaan kerja.

Aku hanya tertawa saja, saat jauh memang aku gak mencari kabar Mas Akbar. Tapi kalau dia sudah mampir ke kontrakan, aku selalu lemah dan tetap melayani meski dia begitu menyebalkan.

Kami bertiga memesan makanan sesuai kesukaan masing-masing. Suasana cafe begitu rame dengan kalangan anak muda yang mungkin sedang hang out dengan teman kuliah atau pacar. Aku sempat menoleh, menyisir area cafe yang memang malam itu sudah ramai.

"Mbak Pinkan gak berniat menikah lagi?" tanyaku penasaran, sekarang anaknya sudah 8 tahun, itu artinya sudah hampir 6 tahun Pinkan menjadi janda. Sontak saja mendengar pertanyaan itu ia menggeleng.

"Aku gak tahu ke depannya bertemu pria baik lagi apa enggak, yang jelas untuk saat ini lebih baik sendiri, merawat anak sampai menyekolahkan udah. Lagian kalau aku disuruh hamil lagi, urus bayi, aduh terimakasih. Anak aku sudah 8 tahun, rasanya mandiri banget, serasa bestie aja kalau lagi jalan sama dia," ujar Pinkan mengutarakan pendapatnya soal menikah lagi.

"Soal biologis, Mbak?"

"Waduh, bahas adegan dewasa nih," ucap Melda yang di antara mereka dia sendiri yang belum menikah.

"Buat pelajaran aja, Mel. Dengerin sebelum kamu nikah nanti. Nah soal biologis, entah ya. Rasanya aku kok gak kepikiran untuk menuntaskan, kamu tahu kan setelah urusan kantor, aku sama anak, kemudian kalau Mawar sudah selesai belajar dan curhat keseharian begitu, aku bikin stok frozen untuk jualan, jadi aku sibukkan dengan hal lain saja biar gak menjurus ke urusan begitu. Lagian, Mir, seorang perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya, jarang sekali mau menikah, karena apa, dirinya malas kalau harus memulai rumah tangga lagi, belum tentu rumah tangganya lebih baik dari pernikahan awal, jadi lebih baik menjalani yang sudah ada tanpa mencari yang baru. Lagian kita pasti udah tahu lah, masalah rumah tangga yang bikin kita emosi, maka lebih baik single era saja. Kenapa? Kamu mau gabung?" canda Mbak Pinkan, namun kutanggapi dengan anggukan. Jelas Pinkan dan Melda langsung tersedak kaget. Pernikahanku belum seumur jagung tapi aku sudah punya rencana seperti itu.

"Heh, ngomong yang benar kamu, Mir!" protes Pinkan sembari menepuk tanganku. Tak suka kalau pada akhirnya aku berstatus janda.

"Kamu juga gitu, Mir. Banyak tanda kalau Akbar gak baik buat kamu, masih saja kamu trabas."

"Emang Akbar kenapa?" tanya Pinkan yang tak begitu mengenal suamiku. Ya hanya sekedar tahu saja, tidak seperti Melda yang tahu karakter buruk Akbar, saat masa kuliah dulu.

"Patriaki banget menurutku, Mbak. Narsis juga." Aku hanya diam mendengar penilaian Melda sekali lagi.

"Kok kamu tahu?" tanya Pinkan.

Melda menceritakan tabiat Akbar semasa pacaran denganku saat masih kuliah dulu. Kalau tengkar begitu, pasti aku disuruh tidak masuk kuliah. Belum lagi, kalau aku gak mau kencan, karena banyak tugas pasti Akbar marah, bahkan pernah merobek diktatku sampai aku pinjam pada Melda untuk ku copy ulang. Melda semakin serius saat bahas uang beasiswaku, Pinkan sampai tak meneruskan makannya sangat serius mendengar penjelasan Melda.

"Lah terlihat begitu kenapa kamu mau nikah sama dia, Mir?" sebuah pertanyaan yang tak bisa kujawab dengan lugas, karena aku merasa sudah terbiasa dengan sikap Akbar dan berharap berubah setelah menikah. "Menikah bukanlah ajang untuk merubah karakter seseorang, Mir. Apalagi kamu cewek, yang biasa disuruh nurut apa kata suami. Karakter itu gak bisa diubah, karena itu sudah melekat dalam diri. Mungkin berkurang iya, tapi kalau sudah bibit narsis, patriaki, bahkan mokondo begitu ya ngapain kamu lanjutkan," ujar Pinkan sampai terlihat jijik.

"Noh, dengar!"

"Kenapa kamu gak konsultasi sama kita sih, Mir!" pada akhirnya Mbak Pinkan ikut kesal padaku.

"Sudah konsultasi sama aku dan kedua orang tuanya gak setuju, Mbak. Cuma dia aja yang kecintaan, berasa paling bisa merubah Akbar. Ujung-ujungnya dia yang susah," aku menabok lengan Melda yang begitu benci pada sikapku yang terlalu menye-menye pada Akbar.

Pinkan menggelengkan kepala, "Dengar ya, Mir. Bahagianya perempuan itu dilihat dari perlakuan suaminya. Kalau saat pacaran kamu sudah sering mengalah begitu, terus kamu berharap dia memahami kamu dan mau minta maaf setelah menikah, ya gak mungkin banget, Mir! Astaghfirullah." Sepertinya Mbak Pinkan gemas juga dengan aku yang mau saja diinjak oleh egonya si Akbar.

"Sekarang doi menyesal menikah sama Akbar," ucap Melda ketus.

"Benar, Mir?" tanya Pinkan memastikan, dan aku mengangguk. Pinkan pun menghela nafas pelan.

"Menyesal banget, Mbak. Sampai sekarang aku belum pernah dikasih uang bulanan, omongannya juga gak enak didengar, seenaknya sendiri. Apa yang terjadi sekarang pada hubungan kita karena aku yang tidak sabar," ucapku menahan tangis. Pinkan mengelus lenganku, tanda empati. Sedangkan Melda hanya berdecak sebal, mungkin dirinya tak tega denganku yang sudah hilang perawan tapi tak dianggap istri dengan layak.

"Berdoa dulu saja, Mir. Mengetuk langit, biar Akbar bisa care sama kamu. Kalau boleh tahu, kenapa kamu gak putus sama dia, aku yakin sebenarnya kamu udah muak dengan dia sih."

Aku mengangguk. "Saat itu aku hanya menggertak Akbar, kita sudah pacaran 5 tahun kok gak ada pembahasan ke pernikahan, sebagai perempuan juga gak enak dong, digandeng doang tanpa ada kepastian. Aku bilang, kamu mau nikahin aku atau kita putus. Aku tahu Mas Akbar paling tidak suka dikasih pilihan, siapa aku yang bisa menekan dia. Yah, aku pikir dia akan memilih putus, karena pasti dia gak mau menika muda. Tapi ternyata tidak, dia mau menikahiku. Ya udah, terus kalau aku mundur, jelas aku yang dimarahi abis-abisan sama dia."

"Parah sih, toxic banget sepertinya hubungan kalian. Masalahnya gini ya, Mir. Menurut pengalaman gue menikah sama almarhum, sejak awal kita komit menikah, maka yang pertama kita tekankan dalam diri kita adalah saling menghargai sebagai pasangan. Kalau kita salah ya harus minta maaf, kalau kita butuh bantuan ya kita minta tolong, kalau kita ada masalah kita diskusikan, begitu."

'Ya itu pasangan normal, Mbak. Si Akbar enggak," sengak Melda yang sudah muak dengan tabiat suamiku itu.

"Mas Akbar gak mau diskusi, kalau dia punya keinginan harus dituruti, aku gak perlu memberi saran atau larangan. Kalau aku ingin sesuatu ya harus pakai uangku sendiri."

"Sinting suami kamu, Mir. Gak layak dianggap suami, dan kamunya juga terlalu menye-menye."

"Betul banget. Sekali-kali jadi perempuan nekad, lawan dia. Kalau dia teriak, teriak balik, jangan sampai terlihat lemah!" ujar Melda mengomporiku, dan sepertinya akan aku lakukan saran Melda tersebut.

1
Septyana Kartika
aku sarankan ibunya Akbar nyemil kapur barus aja....biar agak wangi omongan nya
Lel: ngakak🤣
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
subhanallah
yhochi
😱😱😱.... ngeri
yhochi: ngalah2in horor🤭
total 2 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
betul dwanenj ki lamber n mnsia tp r nduwe utek..grs bawah santet e Mbalik bu Hesty
Lel: iya baru tahu anaknya begitu
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
lah ini yg tak alami anak bayi ku 3than ketemu mbokne histeris gt blng g diapa2in, segede itu bakti anak laki2 sm ibunya mn lawane suami n mertua kl aq ky namira bs jd d bkn metong alon2🤭 mugo2 Kuasa Allah akan trrlihat nanti nya
Lel: aduh ada ya dalam dunia nyata
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
org ky akbar byk lho..katae cinta tp kok yo tegel nglarani fisik dan org ky gt hbs nyelakai mrsa g trjdi apa2 nnti mlh bs jd buaik banget..kl yg brthan y bkl dprlakukan gt trs lha kl pisah ya takute nekat kaya yg namira alami..mndg ngdepi iblis kali y drpd mnusia tp jahate ngungkuli iblis
Lel: betul....mana gak ada bukti lagi
total 1 replies
Yuliana Tunru
akbar sdh gila msh z ibu hesti tak mau.minta maaf dasar ihu gila ..
Lel: gengsi
total 1 replies
yhochi
btul itu tabur tuai....👍👍👍
Lel: tapi emaknya gak sadae
total 1 replies
yhochi
gak anak gak emak sma aja ya,nyalahin org aja...PD hal yg berbuat anakny sndiri
yhochi: rambutnya panjang gak???takutny gak da rambut🤭🤭🤭
total 2 replies
Yuliana Tunru
akbar mmg gila dulu jd istri disia2 kan skrh jd mantan malah lbh gila lg di santet ..smoga santet x berbalik biar akbar mati
Lel: enaknya begitu yaaa
total 1 replies
muthia
astaghfirullah
Lel: nyebut but
total 1 replies
FiKiBiMi
lah ela.. malam minggu begadang yok..
up teros sampe pagi
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
tangkap aja s akbar hakimi lgsg
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒: jgn k polisi mah berbelit hrs d bukti n duid🤭 hrs e kecekel sm mafia biar kapok s akbar dan keluarga
total 2 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
syukurin dasar prg jahat cinta d tolak dukun bertindak
Lel: jahat tapi
total 1 replies
Chusnul Chotimah
Sifatmu tak mencerminkan arti namamu Bar, Akbar.semoga santetnya balik ke Akbar
Lel: aamiin🤣🤣
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
medeni ...ky gini jg yg aku takutkan kel suami y bgtulah...br tau kl bkl d cerai udh pake snjta anak d bikin linglung dan takut sm mama nya pdhl sehari2 krn msh nen boro2 bs tanpa mama tiap hr selalu nempel br d biarin nginep d rmh mertua sndiri pas d jmpt nangis lht aq kaya setan mgkn😥 dan smpe skrg nyesek pun brthan nggu anak2 g bs d hasut
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒: yups hanya bisa berdoa semoga suami dpt Hidayah..Bismillah habis gelap terbitlah terang semoga anak2 sgra bs urus dr sndiri prgi jauh semua jd g d alasan u mnjga anak dari😥
total 2 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
atine bosok mmng tp bnr ya org2 ky gt tuh g akan pernah ngrasa kl drnya mlkukan salah dan menyadari apalagi mnta maaf boro2 yg ada dia plg bener dan kl g sesuai keinginannya ya akan melakukan sgla cara
Lel: ya dia egois dr dulu
total 1 replies
Tri Saekowati
serem ya kak.
Lel: banget
total 1 replies
yhochi
astagfirullah dah main dukun😱😱😱
Lel: ciaaapp
total 5 replies
yhochi
dasar orang gak tau diri nich ya kyak gini ...yg slah siapa yg di slahin siapa btul2 lah org kyak gini 😡😡😡rasa mau di pukul pakai palu kepalanya Akbar ni.
Lel: playing victim banget
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!