Raisa cukup kaget saat mertuanya menyurunya menjadi ibu susu keponakannya sendiri anak dari adik suaminya. apakah Raisa menyetujuinya atau menolaknya?..
*******************************
"milikmu enak sekali beda jauh dengan milik istriku" pujinya kala milik mereka telah menyatu, membuat wanita yang dibawahnya tersenyum bangga " aku ingin setiap hari kita melakukan ini" ucapannya lagi sambil mulai menggoyangkan pinggulnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myabra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
b
" kamu mau kemana?" Tanya Arga menyelidik, melihat Talita sedang memasukkan pakaiannya kedalam koper. " Maaf sayang aku gak bisa nemenin kalian, ada pekerjaan dadakan diluar kota" Ujarnya tanpa melihat kearah Arga yang sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya mengemas barang.
" Apa pekerjaan mu tidak bisa digantikan oleh orang lain untuk sementara waktu?" Tanyanya lagi. Terus terang Arga tidak percaya dengan kata pekerjaan yang harus pergi keluar kota, posisi istrinya itu tidak terlalu penting didalam perusahaan, ikut atau tidaknya dia tidak ada pengaruhnya dalam keuntungan perusahaan.
Karena Talita karyawan biasa tidak memiliki jabatan apapun disana. kalau Talita kepala divisi mungkin Arga akan percaya jika Harus sering keluar kota.
" Yah gak bisalah sayang, lagian juga aku cuman dua hari disana. Ameera kan sudah ada mbak Raisa dan suster yang jagain" Ujarnya yang enggan pergi dengan mantan kakak iparnya, karena dia tahu Kakak iparnya itu tahu tentang perselingkuhannya dengan Angga. Yah walaupun wanita itu tidak pernah bilang.
Tapi Talita tidak ingin ambil resiko yang akan membuat Arga mengetahui perselingkuhannya dengan kakak dari suaminya.
Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba. Dengan cerita yang berbeda-beda. Hani dan Angga dengan pestanya yang begitu meriah. Sedangkan Arga dan Raisa bak keluarga kecil yang membuat semua orang menatap Iri kepada mereka. Dan Talita dengan petualangan cintanya.
" Assalamualaikum " Arga mengucapkan salam saat sudah berada didepan rumah Raisa.. dia sudah mengabari wanita itu dari semalam tentang rencananya yang akan menjemput mereka sekeluarga untuk liburan. Dan wanita itu pun menyetujui niatnya dan juga mantan mertuanya.
"Walaikumsalam" sahut ibu yang keluar membuka pintu, kebetulan hari ini mereka tidak membuka warung karena sudah ada rencana akan pergi keluar.
" Masuk nak Arga" Fatma mempersilahkan Arga masuk.bersama suster dan Ameera. " Makasih bu" ucapan Arga setelah mereka sampai didalam. " Maaf yah nak Arga، kami belum selesai bersiap-siap" ujar Bu Fatma tidak enak karena pria itu dibuat menunggu " tidak masalah Bu, masih banyak waktu" Ujarnya sambil celingukan.
" Raisa mana Bu?" Tanyanya karena belum melihat wanita itu. Ya Arga membuang embel-embel kata Mbak didepan nama Raisa karena usia mereka pun hanya terpaut dua tahun. Dan kini Raisa bukan lagi kakak iparnya. Bukan itu saja dengan membuang kata Mbak bisa menghilangkan kecanggungan diantara mereka.
" Ada dikamar bersama Rangga, Rangga badannya hangat" ujar Bu Fatma terlihat jelas kekhawatiran diwajahnya. Membuat Arga langsung berdiri " boleh saya menemui mereka?" Ijin Arga yang diangguki oleh Fatma, akhirnya Fatma pun mengantar Arga kedalam kamar Raisa, terlihat Raisa yang seperti sedang merayu putranya, karena dari kemarin susah makan. " Sa, nih ada nak Arga" ujar Fatma setelah masuk kedalam kamar putrinya. Raisa langsung menoleh sehingga mata sembabnya bertabrakan dengan mata Arga. hening sesaat.
Sebelum mereka memutuskan pandangan mereka " Rangga sayang" panggil Arga. Raisa langsung bangun dari duduknya di tepi ranjang. Posisinya digantikan oleh Arga. " Ponakan paman yang paling ganteng kenapa? Hmm .. kok diam aja ada paman datang?" Ujar Arga yang tak ditanggapi oleh Rangga yang masih sedih karena papahnya akan menikah lagi.
" Kok diam aja, padahal paman mau ngajak kakak jalan-jalan. Iya kan mah" ujarnya lagi sambil minta pembenaran dari Raisa. Raisa yang dipanggil seperti itu jadi salting karena pria itu memanggilnya dengan sebutan mamah.
Rangga tak jua menanggapi padahal dia mendengar ucapan pamannya.
" Yah udah kalau kakak gak mau ngomong sama paman, paman pulang dulu" Ujarnya hendak beranjak, namun Rangga langsung memegangi tangannya. " Paman jangan pulang" Ujarnya lirih dengan suara sedikit serak mungkin karena banyak menangis.
"Iya deh.. paman gak jadi pulang, tapi kakak janji Jangan nangis, kasian mama sama nenek, ikut nangis kalau kakaknya nangis" ujarnya lembut sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Rangga langsung menatap kearah Raisa dan juga Fatma lalu kembali menunduk. Sambil menatap jari kelingking Arga yang terulur " Kakak gak mau bikin Mama sedih." Ujarnya sambil mengaitkan jari mungilnya dikelingking Arga " Paman bilang sama papa kakak gak mau punya mama baru" ujarnya masih dengan menahan tangisnya.
Membuat Arga cukup kaget dengan pernyataan keponakannya itu. Benar yang dikatakan oleh papahnya, anak itu pasti akan trauma dan minder. " Seharusnya kakak senang, karena nanti kakak punya dua mamah " ujar Arga membuat Rangga menatap pamannya sambil matanya seolah berpikir. Sedangkan Raisa dan Fatma hanya mendengarkan ucapan Arga yang menurut mereka obrolan anak kecil.
" Mama tiri jahat nanti kakak direbus " ujarnya polos membuat Arga menahan tawa. " Owh yah... Kakak kata siapa? mama tiri suka rebus anak orang?" Tanya Arga layaknya seorang teman.
" Kata Ajri temen sekolah kakak" Ujarnya lagi. " Mungkin maksud temen kakak mama tirinya suka rebus air" ujar Arga membuat Rangga seperti sedang berpikir keras mencerna ucapan pamannya. " Kalau papah punya mama baru. mama juga boleh kok punya papah baru" ujarnya membuat Rangga melihat kearah mamahnya yang sedang memasukan pakaian kedalam tas .
" Emangnya boleh paman, kakak punya papah baru" Ujarnya antusias, yang diangguki oleh Arga.
" Mmm... Mau kan Paman jadi papahnya kakak" Ujarnya tanpa memikirkan Raisa yang terbatuk-batuk mendengar ucapan putranya itu.
" Sa minum sana" Ujar Fatma melihat anaknya itu batuk. " Iya Bu" Ujarnya
Arga nampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan ponakannya.
" Mamanya mau gak sama paman " ujar Arga membuat Raisa yang sedang minum menyemburkan minumannya.
" Ya Allah sah hati-hati kalau minum " ujar Fatma menepuk punggung putrinya.
Sedangkan Arga ingin tertawa. Dia tidak menyangka mantan iparnya itu bisa sesalting itu.
" Mama bolehkan paman jadi papahnya kakak sama Ade?" Ujarnya membuat Raisa serba salah menjawab apalagi melihat wajah putranya yang memelas. Dia tidak menyangka iparnya itu bisa membawa pengaruh buruk untuk anaknya. " Iyah" kata Raisa dengan terpaksa. Dia tidak mau anaknya kembali bersedih lagi. Arga tersenyum kecil dengan jawaban wanita itu.
" Ayo kita siap-siap berangkat" ajak Arga sambil menggendong Rangga.
Akhirnya drama pun selesai. Dan mereka pun berangkat menuju puncak. Setelah perjalanan dua jam akhirnya sebentar lagi mereka akan tiba ditempat tujuan. Tapi Arga tidak langsung pergi ke villa yang sudah mereka boking. Sekarang mereka akan mengisi amunisi sebelum melanjutkan perjalanan.
" Mau makan dimana?" Tanya Arga pada Raisa yang duduk di kursi depan bersampingan dengannya. " Terserah mas Arga" Ujarnya menambahkan embel-embel mas dinama depan Arga.
" Kakak mau makan apa?" Tanya Arga kepada Rangga. Membuat bocah itu antusias " papah kakak mau makan ayam goreng" ujar Rangga ingin makan makanan kesukaannya. " Cie... Papah.. kapan paman Arga nikah sama mama?" Tanya Fitri usil. Mendengar keponakannya itu memanggil papa kepada Arga. " Nenek Tante nakal" adu Rangga kepada Fatma. " Kamu itu gak bisa diem" oceh Fatma karena putrinya Fitri senang sekali bikin keponakannya itu menangis. "