NovelToon NovelToon
Pertarungan Cinta

Pertarungan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikah dengan Musuhku / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Aliansi Pernikahan / Konflik etika
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: Mrlyn

Dua keluarga yang semula bermusuhan akhirnya memutuskan menjalin aliansi pernikahan.

Posisi kepala negara terancam dilengserkan karena isu menjual negara pada pihak asing disaat perbatasan terus bergejolak melawan pemberontakan. Demi menjaga kekuasaan, Sienna sebagai putri bungsu kepala negara terpaksa menerima perjodohan dengan Ethan, seorang tentara berpangkat letjen yang juga anak tunggal mantan menteri pertahanan.

Bahaya mengancam nyawa, Ethan dan Sienna hanya bisa mengandalkan satu sama lain meski cinta dari masa lalu menjerat. Namun, siapa sangka orang asing yang tiba-tiba menikah justru bisa menjadi tim yang kompak untuk memberantas para pemberontak.

Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan demi mendapatkan kedamaian. Dapatkah mereka menjadi sepasang suami-istri yang saling menyayangi atau justru berakhir saling menghancurkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrlyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 (Yang Terlupakan)

Pagi itu ditemani oleh kedua pengawal pribadinya, Sienna memilih berkeliling di area pemukiman, menyamar menjadi masyarakat biasa tanpa sepengatahuan Ethan yang sedang melakukan apel.

Kehidupan di sana seperti berada di era seratus tahun yang lalu. Pedalaman yang tertinggal, terabaikan dan dilupakan dengan sengaja. Para pemimpin sibuk mengurusi kota-kota maju, mengeruk keuntungan dari sana, tapi seakan lupa jika masih ada tempat yang butuh perhatian, butuh pembangunan.

Di area pasar, semua harga sangatlah mahal, bahkan berkali-kali lipat dari harga normal.

"Kualitas beras di sini tidak terlalu bagus, tapi harganya kenapa sangat mahal?" tanya Sienna pada pedagang beras.

Raut wajah pedagang itu terlihat ketus. "Tanyakan saja pada pemerintah. Tempat ini tidak bisa ditanami padi, mereka mengirim beras dari kota lain, tapi harganya seperti sedang memeras. Alasannya karena akses yang sulit, tapi salah siapa jalanan di sini tidak pernah diperbaiki, jembatan juga tidak kunjung dibangun?"

Sebagai anak kepala negara, Sienna merasa turut bertanggung jawab. Selama ini ia pikir negara sudah sangat sejahtera, tapi yang ia lihat hanya sisi terang kehidupan para pejabat. Lingkungan kelas atas dengan segala fasilitas mewah.

Tidak hanya kondisi pasar, Sienna juga memerhatikan banyak anak yang tubuh kembangnya tidak maksimal, mereka kurus dengan perut yang buncit, berpakaian lusuh compang-camping, berebut makanan sisa di pinggir jalan. Beberapa bahkan sudah bekerja menjadi tukang panggul hingga berdagang ikan hasil memancing.

Merasa tidak tega, Sienna membeli beberapa potong roti dan membagikannya pada mereka. Namun, ada salah seorang anak perempuan berambut keriting terus menatap gelang yang ia pakai.

"Kamu suka?" tanya Sienna.

Gadis kecil itu mengangguk. "Aku akan memberikannya untukmu, tapi jawab dulu pertanyaanku. Kenapa kamu tidak sekolah?"

"Sekolahnya jauh harus menyeberang sungai, tapi jembatannya rusak."

"Di sekitar sini apa tidak ada sekolahan?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Ibu guru mati ditembak pemberontak, sekolah sudah lama ditutup."

Tidak terbayangkan trauma serta ketakutan yang harus mereka hadapi selama ini, hidup di area perbatasan yang sedang genting.

"Kalau begitu, besok Kakak yang akan mengajarkan kamu, dan jangan lupa ajak teman-temanmu ke gedung sekolah, ok?"

Gadis itu menggelengkan kepala. "Tidak mau, takut kamu juga nanti diserang pemberontak."

"Tenang saja, aku punya banyak pengawal."

"Memangnya kamu siapa?"

"Aku?" Sienna berpikir sejenak. "Aku adalah ibu guru baru yang dikirim oleh pemerintah."

Raut wajah gadis itu terlihat tidak sepenuhnya percaya, tapi akhirnya ia mengangguk setuju. Sienna kemudian memberikan gelangnya dan memakaikannya pada gadis itu.

"Jangan lupa untuk datang ke sekolah besok... namamu siapa?"

"Lisa."

"Baiklah, Lisa... Ibu tunggu kamu di sekolah besok."

Gadis itu mengangguk lalu berlari senang sambil memandangi gelang di tangannya menuju teman-temannya yang sedang berkumpul di area lapangan bebatuan.

"Anda yakin ingin mengajar di sekolah, Nona? Kudengar tempat itu sudah lama kosong karena pembantaian pertama kali terjadi di sana," tanya Kinan khawatir.

"Para pemberontak sengaja, mereka ingin masyarakat di sini tetap bodoh karena itu lah tempat pertama yang mereka singkirkan adalah sekolah, tapi kamu tenang saja, suamiku tidak akan membiarkan aku mati dengan mudah."

Sienna tersenyum penuh percaya diri. Ia lantas pulang. Namun, setibanya di depan gerbang barak, Ethan dan ketiga kawannya menghadang dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Dari mana saja kamu?" tanya Ethan khawatir, ia memeriksa seluruh tubuh Sienna memastikan gadis itu tidak terluka barang segores.

"Aku pergi ke pasar tadi," jawab Sienna sedikit gugup, takut Ethan akan memarahinya.

"Kami berpikir kamu diculik," ucap Gion sambil memijit pelipisnya.

"Jangan meninggalkan area barak sembarangan. Tempat ini berbahaya," pesan Harry. Napasnya masih terengah-engah, hampir satu jam ia menyisir area barak bersama yang lainnya hanya demi mencari keberadaan Sienna.

"Maaf...," Sienna berseru pelan.

"Apa yang kamu cari di pasar? Jika butuh sesuatu bilang saja padaku," tanya Ethan.

"Aku hanya berkeliling, mencari tahu kehidupan di sini."

"Untuk apa?" tanya Iyan sinis.

"Laporan pada Ayah. Dia sepertinya lupa tentang tempat ini," jawab Sienna malu.

"Dia tidak lupa, hanya sengaja abai. Buktinya bantuan lebih sering masuk ke area pemberontak daripada tempat ini," ucap Iyan lagi, nada suaranya bahkan naik satu oktaf.

"Bukannya ayahku sengaja abai. Kalian tidak tahu kondisi sebenernya politik seperti apa. Kemarin malam aku menghubungi istana, Ayah bilang dia sudah memerintahkan orang membangun jalan sejak tujuh tahun yang lalu... Ayah juga mengatakan kalau setiap bulan dia memberikan bantuan air bersih, makanan, pakaian, sampai peralatan canggih untuk mereka mengembangkan perkebunan kopi di sini."

"Lalu kemana perginya semua bantuan yang kamu sebut-sebut itu?" tanya Iyan mengejek. "Kamu menemukannya selama berkeliling? Jalanan yang bagus? Alat perkebunan yang canggih? Atau sekedar pakaian layak untuk mereka semua pakai?"

Sienna melangkah mundur saat Iyan terus mendesaknya, laki-laki itu terlihat marah, wajahnya yang kasar membuatnya lebih menakutkan meski ada sisi tampan dari parasnya.

"Sudahlah." Ethan mencegah Iyan menyudutkan Sienna, lengannya menahan Iyan mendesak. "Jangan mengintimidasi istriku, dia tidak tahu apa pun."

Iyan mendengus. Ia mundur kebelakang, tapi ekspresinya masih sama. Tidak suka.

"Semua yang Iyan katakan memang benar. Minta Ayah untuk mengusut, sepertinya ada yang menyeleweng dana bantuan."

Sienna mengangguk. Ia lega Ethan mengerti, bahkan membelanya.

Ethan kemudian mengandeng tangan Sienna, melangkah masuk ke dalam area barak, melewati lorong terbuka, menjadi tontonan oleh semua orang sedikit membuat Sienna merasa disudutkan. Ia sadar, tidak ada yang menyukainya di tempat ini.

"Jangan pernah pergi tanpa memberitahuku lagi."

"Iya."

Sienna tetap diam sampai Ethan membawanya ke kantin barak. "Kamu belum sarapan, makanlah."

Sienna, Kinan dan Rima yang duduk di barisan yang sama saling melirik kikuk. Ke-empat prajurit pasukan elit turut duduk tegak di hadapan mereka, menatap dengan ekspresi datar namun mengintimidasi.

"Ka-kalian tidak makan?" tanya Sienna gugup.

"Kami sudah makan," jawab Ethan. Ia tanpa sadar menyelipkan rambut Sienna ke belakang telinga agar tidak menggangu gadis itu makan. Tindakannya sontak membuat ketiga sahabatnya melirik kesal. Ethan melupakan Siren dengan mudah, tapi tidak ada satupun yang berani menyinggung terang-terangan.

"Besok aku ingin mengajar di sekolah."

"Sekolah bukan tempat yang aman. Pernah terjadi pembantaian di sana," ucap Gion mengingatkan Sienna.

"Tapi aku sudah janji pada anak-anak. Mereka bilang sekolah di desa sebelah aksesnya terputus karena jembatan rusak."

Itu benar. Terlalu berbahaya membangun kembali jembatan karena para pemberontak mengintai di area dekat hutan di sepanjang aliran sungai. Ethan pernah memerintahkan untuk membangun kembali jembatan itu, tapi akhirnya dia kehilangan dua prajurit setia.

"Kamu bisa mengajar, masalah keamanan aku yang urus," ucap Ethan membuat ketiga sahabatnya menoleh tidak percaya. Ethan sepertinya telah bertekuk lutut di hadapan istrinya.

"Siapkan juga peralatan tulisnya ya," pinta Sienna dengan mata berbinar-binar.

"Siang ini aku akan minta prajurit untuk membersihkan sekolah sekaligus membetulkan area yang rusak."

"Aku akan membantu menghias," ucap Sienna menawarkan diri tanpa ragu.

Ethan mengangguk lagi. Tangannya terulur menyeka bulir nasi yang menempel di bibir Sienna. "Makanlah yang banyak."

"Tapi aku tidak suka kuning telur rebus."

Ethan menarik napas dalam, ia lantas membuka mulut, membiarkan Sienna menyuapinya.

"Habiskan sisanya."

Sienna mengangguk sementara Ethan beranjak bangun. Otomatis Harry, Gion serta Iyan ikut bangkit.

"Gion, tolong temani Sienna. Aku percayakan keamanannya padamu. Mulai hari ini kamu harus menjadi ajudannya."

"Tapi, kapten... tempat ini sangatlah aman, lagi pula istrimu sudah memiliki pengawal sendiri."

Ethan menepuk bahu Gion lalu berkata, "Kamu adalah salah satu dari sedikit yang aku percaya di tempat ini."

Pada akhirnya Gion hanya bisa menurut. Ia kembali duduk, diam menunggu Sienna serta kedua pengawalnya makan di kantin yang sepi sementara Ethan, Iyan dan Harry kembali berpatroli.

...***...

"Keliatannya kamu begitu mencintai Nona Sienna," sindir Iyan tepat ketika mereka berada di lorong area kesehatan.

"Sikapmu begitu hangat dan perhatian padanya," imbuhnya.

"Wajar, dia istriku."

"Kamu sungguh sudah melepaskan Siren?"

Langkah kaki Ethan seketika terhenti. Dari kejauhan ia memandangi Siren yang sedang merawat pasiennya, remaja malang yang menjadi korban pelecahan para pemberontak.

"Ya," jawab Ethan setelah tanpa sengaja bertemu pandang dengan Siren. Suaranya terdengar berat ia sengaja kembali melangkah saat Siren terlihat ingin memanggilnya.

"Kalau begitu, apa aku boleh mendekatinya?"

...

1
knovitriana
update Thor jangan lupa mampir
Mrlyn: ditunggu kak🫶🏻
total 1 replies
knovitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!