NovelToon NovelToon
Miranda "Cinta Perempuan Gila"

Miranda "Cinta Perempuan Gila"

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa / Mantan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nanie Famuzi

Cerita ini adalah lanjutan dari The Secret Miranda


Aku hanya perempuan yang dipenuhi oleh 1001 kekurangan. Perempuan yang diselimuti dengan banyak kegagalan.

Hidupku tidak seberuntung wanita lain,yang selalu beruntung dalam hal apapun. Betapa menyedihkannya aku, sampai aku merasa tidak ada seorang pun yang peduli apalagi menyayangi ku . Jika ada rasanya mustahil. .

Sepuluh tahun aku menjadi pasien rumah sakit jiwa, aku merasa terpuruk dan berada di titik paling bawah.

Hingga aku bertemu seseorang yang mengulurkan tangannya, mendekat. Memberiku secercah harapan jika perempuan gila seperti ku masih bisa dicintai. Masih bisa merasakan cinta .

Meski hanya rasa kasihan, aku ucapkan terimakasih karena telah mencintai ku. Miranda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanie Famuzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Jodi menghela napas panjang. Pandangannya jatuh pada jam di pergelangan tangannya, sudah lewat dari jam pulang. Janjinya pada Alin terngiang di kepala, menuntut untuk ditepati.

Namun langkahnya terasa berat. Ada pergulatan yang tak kunjung selesai di dadanya. Bayangan malam itu,malam di mana Alin begitu lembut, begitu pasrah dalam pelukannya,terus menghantui. Gambarannya begitu jelas, sampai ia bisa merasakan kembali desah napasnya di telinga.

Ia menekan pelipisnya, frustrasi.

“Argh… brengsek!” desisnya, menghantam meja dengan kepalan tangan. “Dasar bajingan, kamu Jodi.”

Tatapannya kosong menembus lantai, menatap bayangan dirinya sendiri di pantulan kaca meja.

Apa pantas ia memperlakukan Alin seperti itu? Hanya sebagai pelampiasan, bukan cinta? Apa kasih sayangnya selama ini benar-benar tulus… atau sekadar tanggung jawab karena status mereka suami istri?

Rahangnya mengeras.

Untuk pertama kalinya, Jodi merasa muak pada dirinya sendiri.

Tok… tok… tok…

Suara ketukan di pintu membuat Jodi tersentak dari lamunannya. Sejenak ia terdiam, menatap pintu yang tertutup rapat itu dengan alis berkerut. Jantungnya berdetak cepat, antara kaget dan kesal karena pikirannya baru saja terganggu di saat paling kalut.

Ia menegakkan tubuh, menarik napas panjang untuk menenangkan diri.

“Masuk,” ucapnya akhirnya, suaranya berat dan serak, nyaris seperti gumaman.

Pintu itu perlahan terbuka, menyingkap sosok yang berdiri di ambang dengan wajah ragu..

Suster Risa muncul di ambang pintu, menunduk penuh sopan.

“Permisi, Dok…” suaranya pelan tapi terdengar jelas di ruangan yang sunyi itu. “Maaf kalau saya mengganggu waktunya.”

Jodi menatapnya sejenak, masih berusaha menenangkan napas yang belum teratur. Ia menegakkan tubuh di kursi, lalu berdehem pelan.

“Tidak apa-apa, Sus. Ada yang ingin kamu sampaikan?” tanyanya, berusaha terdengar tenang meski sisa kekesalan dan rasa bersalah masih menyelimuti wajahnya.

“Iya, Dok…” Suster Risa menatap gugup, jemarinya saling bertaut di depan perut. “Maaf kalau saya baru melaporkannya sekarang. Tapi… belakangan ini, pasien atas nama Miranda sering sekali mendapat kunjungan.”

Jodi menghentikan gerakan tangannya yang tadi hampir meraih gelas di meja. Tatapannya langsung tajam, penuh tanda tanya.

“Kunjungan?” ulangnya pelan, nada suaranya berubah serius. Alisnya berkerut dalam. “Siapa yang datang?”

“Namanya Damar, Dok,” jawab Suster Risa pelan, tapi jelas terdengar. “Hampir setiap hari dia datang ke sini. Tapi… bukan untuk menjenguk secara langsung.”

Jodi menatapnya penuh selidik. “Maksudmu?”

Suster Risa menelan ludah, suaranya sedikit bergetar. “Dia hanya berdiri di luar kamar Miranda… diam, memperhatikan dari jauh. Kadang berjam-jam, tanpa bicara sepatah kata pun. Lalu pergi begitu saja.”

Jodi mengerutkan kening, rasa penasarannya kian dalam. Siapa sebenarnya Damar? Nama itu terasa asing di telinganya. Ia membuka kembali berkas pasien Miranda, menelusuri setiap lembar catatan medis, riwayat keluarga, hingga daftar pengunjung. Namun tidak ada satu pun nama “Damar” tercantum di sana.

Bahkan dalam semua sesi terapi, Miranda tak pernah sekalipun menyebut nama itu. Yang selalu ia ulang, berbisik di antara napas gelisah dan tatapan kosongnya, hanyalah satu nama, Gala.

“Oh iya, Dok,” lanjut Suster Risa ragu-ragu, jemarinya saling meremas di depan dada. “Waktu itu… dia sempat bertanya.”

Jodi menatapnya tajam. “Bertanya apa?”

“Saya juga sempat kaget, Dok,” ucapnya pelan. “Dia menanyakan… apakah mungkin dia bisa membawa Miranda keluar dari sini.”

Jodi langsung menegakkan tubuhnya di kursi. “Maksudnya?”

“Dia bilang ingin tahu prosedur dan SOP untuk pemulangan pasien,” jawab Suster Risa cepat, nadanya kini diselimuti kegelisahan. “Katanya… dia cuma ingin memastikan, kalau suatu hari Miranda sembuh, dia bisa membawanya sendiri.”

Jodi terdiam. Napasnya tertahan sesaat, seolah udara di ruangan itu tiba-tiba mengental.

Kata-kata suster Risa terus bergema di kepalanya, menimbulkan firasat yang tak enak, campuran antara cemas, gelisah, dan sesuatu yang bahkan tak ingin ia akui. Rasa memiliki dan cemburu.

“Bawa keluar Miranda…?” bisiknya lirih, nyaris seperti dengungan samar yang hanya ia sendiri dengar.

Entah kenapa, dadanya terasa sesak. Ada sesuatu yang menusuk, rasa tak terima yang muncul begitu saja tanpa alasan logis.

Ia mengepalkan tangan di atas meja, urat di rahangnya menegang.

“Tidak…” gumamnya dalam hati, suaranya nyaris seperti sumpah.

“Tidak ada yang boleh membawa Miranda keluar dari sini… kecuali aku sendiri.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Tak ada yang lebih berat dari berperang melawan diri sendiri, antara logika yang tahu apa yang benar, dan hati yang menolak untuk melepaskan."

1
partini
kalau berjodoh ma dokternya kasihan jg Miranda lah dokter suka lobang doang nafsu doang
Nunna Nannie: 🙏🙏
Terimakasih sudah mampir,
total 1 replies
Aal
bagus... saya suka ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!