NovelToon NovelToon
Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: ZhoRaX

Mati tertabrak truk? Klise.
Tapi bangun di dunia penuh sihir, monster, dan wanita cantik berbahaya?
Shen Hao tidak menyangka, nasib sialnya baru dimulai.

Sebagai pria modern yang tengil dan sarkastik, ia terjebak di dunia fantasi tanpa tahu cara bertahan hidup. Tapi setelah menyelamatkan seorang gadis misterius, hidupnya berubah total—karena gadis itu ternyata adik dari Heavenly Demon, wanita paling ditakuti sekaligus pemimpin sekte iblis surgawi!

Dan lebih gila lagi, dalam sebuah turnamen besar, Heavenly Demon itu menatapnya dan berkata di depan semua orang:
“Kau… akan menjadi orang di sisiku.”

Kini Shen Hao, pria biasa yang bahkan belum bisa mengontrol Qi, harus menjalani hidup sebagai suami dari wanita paling kuat, dingin, tapi diam-diam genit dan berbahaya.
Antara cinta, kekacauan, dan tawa konyol—kisah absurd sang suami Heavenly Demon pun dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZhoRaX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 19

Kabar itu menyebar lebih cepat daripada api spiritual yang tersentuh minyak roh.

Belum lewat satu jam sejak Mei Xian’er mengumumkannya di aula besar, seluruh Crimson Moon Sect sudah bergemuruh.

Dari halaman latihan, lorong istana batu giok, hingga paviliun penyembuhan milik Mei Ling’er — semua membicarakan hal yang sama.

“Kau sudah dengar!? Ketua Sekte akan menikah!”

“Apa!? Dengan siapa? Dengan Penatua dari sekte besar lain?”

“Tidak! Dengan seorang pria… penonton!”

“Penonton!?”

Beberapa murid perempuan menatap satu sama lain dengan mulut terbuka lebar, seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.

Sementara sebagian yang lain hanya bisa tertawa gugup, mengira itu rumor konyol.

Namun ketika Penatua Lan Xiuying sendiri lewat dan tidak membantah kabar itu, tawa mereka berhenti seketika.

“T-tunggu, jadi benar…?”

“Ketua kita, yang bahkan menolak Grand Elder dari Azure Heaven Pavilion…”

“Menikah dengan pria biasa!?”

Suasana sekte berubah seperti pasar.

Para murid berlarian, berbisik, dan bahkan ada yang sampai jatuh tersandung karena terburu-buru menyebarkan berita “penting” ini.

Di sisi lain, Enam Penatua Agung duduk dalam paviliun tinggi mereka, wajah-wajah berbeda dengan reaksi berbeda.

Hu Yue tersenyum geli, ekor rubahnya bergoyang lembut.

“Hehe… ternyata Nona Besar kita juga punya sisi manusiawi. Menarik~.”

Huo Lian menghela napas panjang, mengusap pelipisnya.

“Sisi manusiawi katamu? Itu lebih seperti… bencana.”

Shen Qiyue hanya menyilangkan tangan, wajahnya sulit dibaca.

“Kalau Ketua benar-benar sudah memutuskan, tidak ada yang bisa mengubahnya.”

Mei Ling’er diam, wajahnya lembut tapi matanya redup. Ia tahu kakaknya tidak mengambil keputusan besar tanpa alasan. Namun jauh di dalam hati, ia khawatir.

“Kakak… apa benar kau yakin dengan pilihanmu kali ini?” bisiknya pelan.

---

Kabar itu tidak berhenti di dalam sekte saja.

Dalam waktu satu hari, berita itu sudah menyebar ke seluruh Muqing, bahkan sampai ke sekte-sekte besar lain.

“Ketua Sekte Crimson Moon… menikah dengan pria biasa?”

“Itu bukan mungkin lagi, itu nyata. Aku punya utusan yang melihat sendiri di turnamen itu.”

“Hahaha! Dunia benar-benar sudah gila. Wanita seanggun dan sedingin Mei Xian’er menikah dengan orang yang bahkan tidak tahu ranahnya sendiri!”

Beberapa sekte besar menertawakan kabar itu, sementara yang lain menatap dengan curiga.

Sekte-sekte yang dulu berusaha menjodohkan putra terbaik mereka dengan Mei Xian’er kini mencibir dengan getir, tapi dalam hati mereka ada rasa tidak terima.

Terutama mereka yang dulu pernah mencoba mendekatinya.

Mereka tahu betapa sulitnya bahkan berbicara empat kata dengannya — Mei Xian’er selalu menjaga jarak, tatapannya dingin, suaranya datar.

Tapi kini… wanita itu memilih sendiri seorang pria yang tidak mereka kenal.

“Aku, seorang True Immortal puncak, dulu berlutut tiga hari tiga malam di depan gerbangnya dan ditolak.”

“Aku menawarkan seribu pil roh dan artefak langka, tapi dia bahkan tidak menoleh.”

“Sekarang dia memilih pria yang bahkan tidak punya sekte?”

Nada benci mulai merayap di balik suara mereka.

Beberapa bahkan berjanji diam-diam dalam hati — untuk mencari tahu siapa sebenarnya pria itu, dan kenapa Mei Xian’er memilihnya.

---

Malam itu, ketika bulan merah menggantung tinggi di langit, seluruh sekte masih belum tenang.

Di bawah langit tenang, desas-desus berputar seperti badai.

Dan nama “Shen Hao” mulai menjadi legenda kecil — bukan karena kekuatannya, tapi karena ia adalah pria yang membuat sang Heavenly Demon jatuh hati.

Namun, tidak semua orang bersorak.

Beberapa kekuatan besar mulai bergerak dalam diam.

Mereka tahu… keputusan seperti ini tidak pernah tanpa alasan.

Satu hari setelah pengumuman resmi dari Crimson Moon Sect, hampir seluruh dunia kultivasi di kawasan barat Tianxu Realm terguncang.

Nama Mei Xian’er, sang Heavenly Demon yang agung, menjadi topik utama di setiap ruang pertemuan sekte besar dan aula keluarga bangsawan spiritual.

Kabar itu menyebar seperti api spiritual di padang kering.

---

Azure Heaven Pavilion

Di puncak gunung biru yang diselimuti kabut, para penatua berdiri melingkar.

Di tengah mereka, seorang lelaki tua berjubah biru langit menatap surat bersegel merah dengan wajah suram.

“Jadi... ini bukan rumor?”

“Tidak, Penatua. Utusan kita sendiri menyaksikannya. Ketua Sekte Crimson Moon menyatakan akan menikah dengan pria asing bernama Shen Hao.”

“Shen Hao… siapa itu?”

Lelaki tua itu menatap langit, suaranya berat.

“Sekte sekuat itu… menundukkan diri demi seorang pria tanpa nama. Dunia ini benar-benar mulai kacau.”

Seorang penatua muda mendesah pelan.

“Mungkin itu hanya permainan politik, Penatua. Siapa tahu, pria itu hanyalah boneka atau alat.”

“Kalau benar begitu, maka kita harus berhati-hati,” jawabnya. “Crimson Moon tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan.”

---

Heavenly Sword Sect

Sementara itu, di puncak menara pedang yang dikelilingi kilatan aura tajam, Jiang Tian — yang masih terluka pasca turnamen — menggebrak meja batu dengan marah.

“Aku ditipu! Semua itu hanya sandiwara!”

“Kau seharusnya tahu posisimu, Jiang Tian,” kata gurunya tenang. “Jika kau menentang Crimson Moon, kau menentang seluruh barat.”

“Tapi Guru! Wanita itu mempermalukanku di depan ribuan orang hanya demi pria tak berguna itu!”

Pedang di pinggangnya bergetar karena amarahnya sendiri.

“Aku bersumpah akan membunuh pria itu. Demi kehormatanku!”

Namun gurunya hanya menatap tajam, lalu menghela napas.

“Kau bahkan tidak tahu siapa dia sebenarnya. Jangan gegabah. Dunia ini penuh dengan rahasia... termasuk di balik keputusan sang Heavenly Demon.”

---

Northern Spirit Hall

Di sisi lain benua, di bawah atap istana kristal utara, seorang wanita berambut perak tertawa lembut.

“Menarik… sangat menarik. Aku ingin tahu seperti apa pria yang bisa membuat Mei Xian’er mengubah pandangannya terhadap dunia.”

“Lady Qing, apakah Anda ingin mengutus seseorang untuk menyelidikinya?”

“Tentu saja. Kirim mata-mata kita ke Muqing. Tapi jangan ganggu mereka dulu… cukup amati. Dunia akan menjadi lebih berwarna dengan kehadiran pria itu.”

Sementara kabar itu menyebar semakin luas, di antara bisik-bisik para kultivator, satu kalimat mulai sering terdengar:

“Heavenly Demon turun dari singgasananya untuk seorang pria mortal.”

Sebuah keputusan yang tampak sederhana...

Namun bagi dunia kultivasi yang penuh keserakahan, kekuasaan, dan dendam, keputusan itu adalah batu pertama yang mengguncang keseimbangan kekuatan di seluruh Tianxu Realm.

---

Aula utama Crimson Moon Sect tampak sunyi meskipun ratusan murid berdiri di luar dengan ekspresi campuran antara rasa ingin tahu, iri, dan kecemasan.

Di dalam, enam Penatua Agung berdiri sejajar di depan tangga menuju istana pribadi sang ketua sekte.

Udara di ruangan itu terasa berat — bukan karena tekanan spiritual, melainkan karena kecemasan yang menggantung.

Huo Lian, dengan rambut merah bergelombang dan mata keemasan yang berkilau seperti bara, lebih dahulu memecah keheningan.

“Ketua sekte, keputusan Anda terlalu berisiko. Kami tidak tahu asal-usul pria itu, tidak tahu dari sekte mana ia berasal, bahkan tidak jelas apakah ia memiliki niat tersembunyi.”

Hu Yue, sang Penatua Hall of Shadows, tersenyum samar dengan nada sinis.

“Saya setuju. Pria itu memang tampak polos, tapi justru yang seperti itu biasanya paling berbahaya. Apalagi... ia berhasil menarik perhatian Ketua Sekte kita yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh siapa pun.”

Mei Ling’er, adik Mei Xian’er, tampak gelisah namun tetap mencoba menenangkan situasi.

“Kakakku tidak akan gegabah. Jika ia memilih seseorang, pasti ada alasan yang belum kita pahami.”

Shen Qiyue bersedekap, matanya memancarkan cahaya kilat samar.

“Tetap saja, membiarkan pria itu berdua saja dengan Ketua Sekte di kamar pribadinya... tanpa penjaga, tanpa pelindung, itu gila. Bila sesuatu terjadi, bahkan kita tidak akan sempat bereaksi.”

Bai Zhenya hanya menatap ke arah pintu kamar utama yang tertutup rapat.

“Kalian semua terlalu banyak bicara. Jika Ketua Sekte benar-benar ingin membunuhnya, tidak ada satu pun dari kita yang bisa menghentikannya.”

Lan Xiuying menambahkan tenang, suaranya lembut namun tegas.

“Namun bila sebaliknya yang terjadi... bila ia benar-benar mempercayai pria itu... maka penolakan kita hanya akan memperburuk keadaan. Sekarang, yang bisa kita lakukan hanyalah mengawasi dari jauh.”

Keheningan kembali menyelimuti aula itu.

Di luar, langkah kaki Shen Hao yang dikawal dua murid perempuan bergema perlahan mendekat.

Setiap langkah terasa berat, seperti menuju tempat yang tidak bisa ia pahami.

---

Begitu pintu besar berukir bulan merah itu tertutup, keheningan mutlak menyelimuti ruangan.

Cahaya lembut dari lentera spiritual berwarna crimson memantulkan siluet indah Mei Xian’er yang duduk santai di kursi panjang berhias giok hitam.

Ia mengenakan jubah tipis berlapis sutra hitam dengan bordir lotus merah — elegan dan mematikan sekaligus.

Rambutnya yang panjang terurai bebas, menambah aura agung namun menggoda.

Shen Hao berdiri canggung beberapa langkah di hadapannya, keringat dingin menetes di pelipis.

“Jadi... ini artinya saya akan... menjadi pendamping Anda?”

Mei Xian’er menatapnya dalam diam.

Tatapan itu tajam, namun di baliknya ada sesuatu yang sulit dijelaskan — seolah ia tengah meneliti setiap sisi jiwa pria di hadapannya.

“Kau takut?” tanya Mei Xian’er dengan nada tenang.

“Takut... tentu saja. Saya bahkan tidak tahu bagaimana saya bisa sampai di sini.”

Wanita itu tersenyum tipis, cukup untuk membuat jantungnya berdebar tak karuan.

“Menarik. Biasanya semua pria yang menatapku di luar mencoba menundukkan diri atau mencari keuntungan. Tapi kau justru berkata jujur.”

Ia berdiri perlahan, langkahnya nyaris tanpa suara.

Setiap gerakannya seperti tarian yang menawan namun berbahaya.

“Kau tahu, Shen Hao,” katanya lembut, “semua orang di luar sana berpikir aku gila karena memilihmu. Tapi aku lebih percaya pada instingku daripada penilaian mereka.”

Shen Hao menelan ludah, berusaha tersenyum.

“Insting Anda pasti rusak parah kalau sampai memilih orang biasa seperti saya.”

Sekilas, senyum di bibir Mei Xian’er melebar sedikit.

“Mungkin. Tapi terkadang, sesuatu yang tampak rapuh justru menyimpan kekuatan yang tidak terlihat. Dan aku ingin tahu... kekuatan apa yang kau sembunyikan.”

Ia mendekat — begitu dekat hingga Shen Hao bisa merasakan aroma lembut bunga crimson yang khas darinya.

“Mulai hari ini,” ucap Mei Xian’er pelan namun tegas, “kau akan tinggal di istana ini. Anggap ini rumahmu. Tidak perlu takut, selama kau tidak mengkhianatiku, tidak akan ada satu pun yang berani menyentuhmu.”

Shen Hao menatapnya lama — bukan karena kagum, tapi karena campuran kebingungan, rasa tertekan, dan sedikit... ketertarikan yang tak bisa ia sangkal.

“Saya tidak tahu apa yang Anda lihat dalam diri saya, tapi... baiklah. Saya akan mencoba untuk tidak membuat masalah.”

“Bagus,” balas Mei Xian’er dengan senyum misterius. “Karena mulai sekarang, hidupmu tidak akan pernah tenang lagi.”

Dari luar kamar, keenam Penatua Agung masih berdiri dalam diam, menunggu dengan waspada.

Hanya Lan Xiuying yang akhirnya menutup matanya dan berbisik pelan,

“Badai... baru saja dimulai.”

1
mu bai
sebaiknya menggunakan bahasa indo formal lebih cocok thor
ZhoRaX: ok.. nanti diubah
👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!