Karena cinta kah seseorang akan memasuki gerbang pernikahan? Ah, itu hanya sebuah dongeng yang indah untuk diriku yang telah memendam rasa cinta padamu. Ketulusan ku untuk menikahi mu telah engkau balas dengan sebuah pengkhianatan.
Aku yang telah lama mengenalmu, melindungi mu, menjagamu dengan ketulusanku harus menerima kenyataan pahit ini.
Kamu yang lama aku sayangi telah menjadikan ketulusanku untuk menutupi sebuah aib yang tak mampu aku terima. Dan mengapa aku baru tahu setelah kata SAH di hadapan penghulu.
"Sudah berapa bulan?"
"Tiga bulan."
Dada ini terasa dihantam beban yang sangat berat. Mengapa engkau begitu tega.
"Kakak, Kalau engkau berat menerimaku, baiklah aku akan pulang."
"Tunggulah sampai anak itu lahir."
"Terima kasih, Kak."
Namun mengapa dirimu harus pergi di saat aku telah memaafkan mu. Dan engkau meninggalkanku dengan seorang bayi mungil nan cantik, Ayudia Wardhana.
Apa yang mesti ku perbuat, aku bukan manusia sempurna....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Susah Dibilangin
Kalau mama Helena sudah berkata seperti itu, tak ada yang bisa dilakukan oleh Yosep. Berarti ini merupakan peringatan keras untuknya.
Meskipun ia adalah lelaki brengsek, tapi pada mamanya, ia masih punya rasa hormat. Kalau tak boleh di sentuh, dia tak akan menyentuhnya. Tapi kalau jatuh cinta boleh, kan?
Bukankah cinta tak hanya berurusan dengan sentuh-menyentuh. Banyak cara untuk menunjukkan bahwa dia memiliki rasa special untuk Ayu.
Ataukah mama Helena sangat menghormati Ayu yang memang berbeda dengan dia. Sehingga mama Helena tak ingin Ayu terjerumus dengan keburukan dirinya.
“Oke, Mama. Yosep akan menahan diri untuk tidak menyentuh Ayu. Tapi tak salah kan kalau Yosep jatuh jatuh cinta pada Ayu.”
“Tidak. Mama juga tak ingin kamu jatuh cinta pada Ayu.”
“Mengapa, Ma?” tanya Yosep semakin heran. Dia pun mulai kesal.
“Mama tak bisa menjelaskan sekarang. Tapi mama minta turuti kata mama, agar kamu tak menyesal nantinya.”
“Mama penuh teka-teki, deh. Membuatku penasaran.”
“Kamu mau bukti agar kamu yakin?”
“Tentu saja. Aku sangat penasaran mengapa Mama melarang aku jatuh cinta pada Ayu.”
“Bisa ambil rambut Ayu untuk mama, sehelai saja.”
Yosep mengernyitkan dahi.
“Mama mau melakukan tes DNA?”
“Ya. Tapi jangan sampai ia tahu. Karena ini hanya untuk dirimu yang susah dibilangin.”
“Tak masalah. Rahasia akan tetap aku jaga.”
“Ya sudah.”
Mama Helena pun meninggalkan Yosep yang masih dengan kepala berputar-putar. Dia bingung, mengapa Mama Helena tak langsung menjelaskan padanya, tentang alasan mengapa dirinya tak boleh jatuh cinta pada wanita yang ia kagumi.
Apa mungkin mereka punya hubungan darah, sehingga mama Helena menentang habis-habisan.Dia menarik nafas panjang, mencoba menetralkan akal, pikiran dan perasaan agar tak menjadi beban sebelum bertemu teman-temannya.
Jika memang Ayu adalah saudaranya, alangkah senang dirinya punya saudara yang sangat cantik. wajahnya yang indo banget pasti akan membuat semua orang iri. Dia yang tinggi, kulit terang dan rambut gelap meski tak hitam memiliki adik yang sangat berbeda. Pasti lucu dan asyik.
“Ayu dan kamu lama banget menghilang. Sebagai konsekuensinya kalian yang salin semua yang sudah kita diskusikan dan ambil kesimpulan sekalian,” kata Lisa yang seketika membuat dahi Yosep mengkerut.
Tapi tak apalah, memang sudah konsekwensi menghilang dan bermain-main saat teman sedang serius. Apalagi yang mereka bahas juga serius.
“Okelah nggak apa-apa. Bersama Ayu, kan?” kata Yosep senang.
“Maunya,” kata Ayu sebal.
Lisa dan Michel pun saling berpandangan. Mereka sudah hafal dengan tingkah Ayu dan Yosep kalau bertemu. Mungkin Tom and Jerry kalah, deh.
“Kalau gitu aku balik dulu ya…” kata Michel.
“Sana pergi. Semakin cepat semakin baik,” kata Yosep tak peduli, bahkan sambil mendorongnya agar segera keluar. Karena dengan begitu dia bisa berduaan lagi dengan Ayu.
“Aku boleh nebeng?” tanya Lisa pada Michel.
“Ayo!” Michel pun tak keberatan.
Lisa pun bangkit, meninggalkan Rena, Ayu dan Yosep. Tak lama kemudian terdengar suara motor menjauhi tempat tinggalnya.
“Kamu nggak ikutan pergi,” kata Yosep pada Rena.
Tak sopan… Masak orang belum berpamitan, sudah diusirnya pula. Dasar lelaki tak punya perasaan. Padahal Rena selalu ada untuk dia. Tapi dia tak pernah menghargainya. Dasar Yosep. Ayu pun menjadi jengkel sendiri.
“Aku mau nungguin Ayu,” kata Rena dengan jengah.
Seketika membuat Yosep garuk-garuk kepala. Kalau begini rencananya akan sia-sia, masih ada orang ketiga di antara mereka.
“Apa mau aku antar sekarang?” Yosep mencoba menawarkan diri. Bukankah rumah Rena sangat dekat dengan rumahnya. Tak sampai 5 menit juga sudah sampai.
Nah gitu kan, lebih baik. Punya hati sedikit sama perempuan, bisik hati kecil Ayu yang terbias dalam senyum yang dikulum.
“Antar dulu Rena, geh,” kata Ayu sambil mengibaskan tangannya dan bersungut.
Berdrama sedikit, boleh kan. Untuk menolong teman. Hehehe….
“Lho kok kamu marah? Cemburu ya?” Yosep pun mengembangkan senyum, meski sesaat. Karena mata coklat Ayu yang indah menatapnya dengan tajam disertai dengan gigi gemeletak. Ups, takut….
“Pergi atau …” teriak Ayu sambil mengangkat kertas yang digulungnya.
“Iya… iya, tuan Putri Ayudia,” ucap Yosep sambil berlalu dengan sikap menyembah.
“Eeerghrghr…” Ayu makin geram. Tangannya pun menyentuh asbak yang ada di depannya. Kali ini Ayu sangat sebel melihat muka Yosep. Ingin rasanya melempar muka itu dengan asbak. Tapi ia masih sadar diri, kok. Sehingga asbak itu pun tak jadi melayang.
“Yuk pergi, Rena. Dari pada mendapat murka dari kanjeng ratu Ayudia,” ucap Yosep dengan ekor mata melirik tajam ke arah Ayu. Lalu pergi begitu saja
Tanpa sadar dia pun menggandeng tangan Rena. Saat melewati pintu ia baru sadar, lalu ia pun segera menghempaskannya. Membuat Ayu tersenyum. Kok bisa, teman dekat namun selalu terabaikan. Kapan Yosep sadar kalau ada hati yang selalu memandangnya.
Ia bersyukur sahabatnya bisa berjalan bareng dengan lelaki idamannya, sekaligus lelaki yang paling menyebalkan untuk dirinya.
Pertama, karena dia telah mengganggunya sesaat lalu. Kedua, karena Yosep lah, dia harus menyelesaikan pekerjaan akhir mereka seorang diri. Dia yang harus memelototi laptop seorang diri. Menunggu Yosep datang dan mengerjakan bersama, jangan harap. Dia pasti sibuk pacaran. Bukan kah pacarnya banyak dan dimana-mana.
Ah, kok jadi buruk sangka. Lebih baik dia segera menyelesaikan apa yang belum terselesaikan. Agar ketika Yosep pulang, semua telah selesai. Dan dia segera bisa pulang.
Kini semua telah pergi. Suasana menjadi tenang. Saatnya untuk membaca semua hasil diskusi mereka dan merumuskan kesimpulan sementara. Ini kan proyek penelitian. Kalau salah ambil kesimpulan, bisa buyar.
Ayu sangat serius membaca semua hasil penelitian dan juga semua bahasan yang sudah dirumuskan oleh teman-temannya, sehingga dia tak menyadari kalau Yosep telah datang.
Begitu masuk, Yosep sudah memasang kamera handphonenya. Dia membidik berkali-kali ke arah Ayu. Ia mencoba mencari kesamaan antara dirinya dan Ayu jika memang mereka saudara. Namun sudah banyak gambar yang terkumpul, tak satu pun ciri yang sama diantara mereka.
Tapi….
Dia baru ingat kalau Ayu memiliki warna mata yang tak biasa. Dia memiliki mata yang berwarna coklat, sama dengan miliknya.
Apa itu sudah menunjukkan bahwa mereka bersaudara. Tak tahulah, lebih baik ia menuruti permintaan mama Helena untuk melakukan tes DNA. Agar dia tak ragu lagi.
Yosep pun menghempaskan tubuhnya di samping Ayu yang masih terfokus pada layar laptopnya.
“Serius banget. Ketahuan kalau tak bisa. Otak tuan putri Ayudia perlu diasah lagi,” kata Yosep sambil tangannya beraksi mencabut satu helai rambut Ayu dengan pelan, agar sang empu tak tahu.
Bahasanya dan tingkahnya memang sedikit blak-blakan, namun semua juga sudah memakluminya.Termasuk Ayu juga.
“Aku tak tahu yang ini. Dan aku masih ragu tentang ini.” Tangannya menunjukkan beberapa data di hadapannya.
“Oh, ini…” tangan Yosep pun segera mengambil alih laptop dari Ayu. Setelah membaca sejenak, dia pun mengetik beberapa kesimpulan dan juga diagram-diagram.
Tak sangka selain lihai dalam berpacaran, dia juga lihai dalam menyelesaikan soal.
mampir juga di karya aku ya🤭
cuman akan aku persingkat.
sayang kalau tak ku teruskan tulisan ini.
biar deh, walaupun tak lulus review.
yang penting selesai dulu.