Heroes

“Ayumi.”

Gerakan Ayumi yang hendak meraih gagang pintu terhenti, ketika mendengar suara Immanuelle dari arah belakang. Wanita itu menarik nafas dulu sebelum membalikkan tubuhnya. Dia melemparkan senyuman pada pria berkacamata itu.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Aku mencari mu.”

“Mencari ku? Tengah malam begini?” mata Immanuelle memicing, menatap curiga pada Ayumi.

“Aku lihat kamu tadi masuk ke ruangan. Makanya aku memberanikan diri menyusul mu ke sini. Aku tidak tahu kalau kamu tidak berada di dalam.”

Sebisa mungkin Ayumi bersikap seperti biasa, jangan sampai Immanuelle curiga padanya.

“Lalu kenapa kamu berjalan mengendap-endap?”

“Aku tidak mau dilihat yang lain.”

“Kenapa?”

“Bisakah kita bicara di tempat lain?”

Ayumi lebih dulu melangkahkan kakinya menuju ruang santai. Di belakangnya Immanuelle mengikuti. Sejak awal Ayumi tiba di Oscuro, Immanuelle sudah menyukai gadis itu. Tapi apa yang dilakukan wanita itu barusan memantik rasa curiganya.

Keduanya kini sudah berada di ruang santai. Ayumi duduk menyandar ke sandaran sofa. Memposisikan dirinya menghadap pada Immanuelle yang duduk di sampingnya.

“Sebelumnya aku minta maaf kalau apa yang ku lakukan tidak membuat mu senang.”

“Langsung saja. Apa tujuan mu mencari ku?”

“Sejak aku masuk Oscuro, aku tahu kalau ternyata kamu bisa melakukan banyak hal. Dari cerita anggota yang lain, kamu memiliki keahlian di bidang IT yang luar biasa.”

Walau wajahnya tidak menunjukkan ekspresi, namun dalam hati pria itu merasa tersanjung mendengar perkataan Ayumi. Apalagi wanita yang memujinya adalah wanita yang disukainya.

“Aku sebenarnya tidak mau disebut memanfaatkan mu. Tapi aku sudah memikirkannya secara matang. Aku membutuhkan bantuan mu.”

“Bantuan apa?”

“Aku sedang mencari teman ku. Dia hilang sejak dua tahun yang lalu. Aku sudah berusaha mencarinya, namun tidak berhasil. Pihak kepolisian mengatakan kalau dia mungkin menetap di negara yang dikunjunginya.”

“Siapa nama teman mu?”

“Linda.”

“Ceritakan lebih banyak.”

“Linda adalah teman ku sejak SMA. Tapi setelah lulus, dia tidak melanjutkan pendidikan dan langsung memilih kerja. Dua tahun yang lalu dia mendapat tawaran berlibur ke Kamboja. Seorang temannya mendapatkan paket wisata murah melalui facebook. Mereka berangkat ke Kamboja. Tapi setelah sampai di sana, kabarnya tidak terdengar lagi sampai sekarang.”

“Apa kamu sudah melaporkannya?”

“Tentu saja. Pihak imigrasi di sana mengatakan tidak ada WNI yang masuk dengan nama Linda. Tapi aku yakin kalau dia pergi ke sana. Aku kasihan pada kedua orang tuanya.”

Ayumi langsung menampilkan wajah sendu. Tidak sulit melakukan itu, karena kasus Linda benar adanya. Wanita itu dinyatakan hilang setelah pergi ke Kamboja bersama temannya. Hanya saja wanita itu bukanlah teman Ayumi. Dia menggunakan kasus itu untuk menghindari kecurigaan Immanuelle.

“Apa kamu bisa bantu menemukannya?”

“Well, aku mungkin bisa menemukannya. Tapi tidak janji dalam waktu dekat. Aku sendiri sedang banyak pekerjaan.”

“Tidak masalah. Lakukan saja di saat kamu senggang.”

“Oke.”

“Terima kasih, Nuelle. Kalau kamu berhasil menemukan Linda, katakan saja apa yang kamu inginkan, aku akan akan mengabulkannya. Asal tidak melanggar norma dan agama yang ku anut.”

“Kalau aku minta tidur dengan mu?”

“Maaf, itu tidak bisa. Lupakan saja permintaan ku kalau itu bayaran yang kamu mau.”

“Aku hanya bercanda. Bagaimana kalau makan malam?”

“Di sini?”

“Tentu saja di luar markas.”

“Memangnya ada tempat bagus di sekitar sini? Bukankah hanya gurun tandus saja?”

“Hahaha..”

Immanuelle tidak bisa menahan tawanya. Memang benar kalau di sekitar Bir Tawil hanya ada padang gurun tandus saja. Tapi mereka bisa pergi ke Mesir. Di sana, mereka bisa mendatangi restoran bintang lima. Immanuelle bisa meminjam helikopter untuk menuju ke sana. Ortega pasti akan meminjamkan padanya.

“Baiklah, aku akan mencari informasi tentang teman mu.”

“Terima kasih, Nuelle. Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu.”

Ayumi lebih dulu meninggalkan ruang santai. Wanita itu bergegas menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Ayumi langsung mendudukkan diri di ranjang. Dia memegangi dadanya yang berdegup tak karuan. Hampir saja dia tertangkap basah oleh Immanuelle. Beruntung pria itu tahu percaya kebohongan yang dibuatnya.

Untung saja Nuelle percaya cerita ku tentang Linda. Kalau tidak, bisa habis aku. Sebelum aku menemukan Mas Duta, mungkin aku sudah ditendang dari sini. Bisa jadi dibunuh oleh Ortega. Aku harus mencari cara supaya bisa masuk ke ruangannya. Aku yakin informasi tentang Mas Duta ada di sana, batin Ayumi.

Wanita merangkak ke atas ranjang lalu membaringkan tubuhnya. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Pikirannya melayang pada sosok Duta, tunangannya yang menghilang sejak tiga tahun lalu.

Sejak kedua orang tuanya meninggal, Ayumi hanya tinggal sendiri. Kakak laki-lakinya sudah menikah dan mengikuti istrinya tinggal di Kalimantan. Tak ingin mengganggu kebahagiaan Kakaknya, Ayumi merelakan kepergian sang Kakak.

Di tengah kesendiriannya, dia bertemu dengan Duta. Ayumi dikenalkan pada orang tua Duta dan hubungan mereka menjadi dekat. ketika Duta mengajaknya bertunangan, Ayumi pun tidak menolaknya. Walau sebenarnya hati dan pikiran Ayumi masih tertuju pada cinta pertamanya yang ditemuinya sejak dia masih berada di bangku kuliah. Namun melihat kebaikan kedua orang tua Duta, dia tak kuasa menolak.

Usai acara pertunangan, tiba-tiba saja Duta mendapat tugas keluar negeri. Awalnya Ayumi menyangka kalau Duta hanyalah seorang ASN biasa. Namun setelah Duta dinyatakan hilang setahun setelah kepergiannya, barulah Ibu Duta mengatakan kebenarannya.

Duta adalah seorang agen BIN. Dulu dia kuliah di STIN dan begitu lulus langsung direkrut menjadi anggota BIN. Duta merupakan agen berbakat, karenanya dia beri tugas menyusup ke Oscuro. Namun baru satu tahun menjalankan tugas, Duta hilang kontak dengan kesatuannya.

Mengetahui anaknya tidak diketahui rimbanya, Ibu Duta mulai sakit-sakitan. Wanita itu terus memikirkan nasib anaknya hingga akhirnya meninggal dunia. Enam bulan kemudian suaminya ikut menyusul. Namun untuk kematian sang Ayah, Ayumi tidak mengetahui alasan yang jelas.

Kabarnya Ayah Duta meninggal setelah menemui petinggi BIN. Ada yang mengatakan kalau pria itu meninggal karena dibunuh. Ayah Duta dinilai memegang rahasia yang membahayakan negara.

Lewat bantuan seorang teman yang merupakan ahli IT, dia akhirnya bisa melacak keberadaan Oscuro. Ayumi tahu kalau Ortega sering berhubungan dengan pebisnis multi negara. Pasti pria itu membutuhkan seorang interpreter. Selama dua tahun Ayumi menempa diri mempelajari bahasa asing.

Sebelumnya dia memang sudah menguasai bahasa Inggris, Arab dan Perancis. Wanita itu memang kuliah di jurusan sastra Perancis. Sementara bahasa Arab dipelajarinya dari salah satu guru di pesantren yang mengontrak di dekat rumahnya. Sedangkan sisanya Ayumi mempelajarinya secara formal dan informal.

Dari temannya juga dia mengetahui kalau Fellipe sedang menuju Bahama. Karenanya dia segera menuju Bahama. Mencari cara untuk mendekati Fellipe, bahkan membahayakan hidupnya sendiri dengan menjadi tameng ketika pria itu hendak ditembak Javier.

Semenjak masuk ke dalam Oscuro, Ayumi berusaha mendapatkan informasi tentang Duta. Namun dia tidak mendapatkan apapun. Entah apakah mereka merahasiakannya, atau kah memang mereka tidak mengenal Duta. Hingga akhirnya Ayumi memutuskan memasuki ruangan Immanuelle. Namun lagi-lagi usahanya menemukan kegagalan.

Ayumi mematikan lampu utama. Dia memilih beristirahat, menyiapkan diri untuk esok hari. Sampai kapan pun wanita itu tidak akan menyerah untuk menemukan kebenaran akan Duta.

***

Dengan langkah santai, Ayumi menuju ruang makan. Keningnya mengernyit melihat hanya sebagian anggota Oscuro yang makan bersama pagi ini. Dia mendekati Fellipe yang sedang menikmati sarapannya.

“Apa ini hanya perasaan ku saja atau memang anggota Oscuro berkurang?”

“Mereka masih berada di Abu Hamad. Ortega memutuskan berjaga di sana sampai beberapa hari, sampai keadaan benar-benar kondusif.”

Hanya anggukan kepala saja yang diberikan Ayumi. Wanita itu menarik kursi di samping Fellipe. Ketika wanita itu tengah menikmati sarapannya, satu per satu anggota Oscuro yang sudah menyelesaikan makannya meninggalkan ruang makan. Hanya menyisakan beberapa saja.

Immanuelle masuk ke dalam ruangan dengan sepiring makanan di tangannya. Pria itu menarik kursi di samping Ayumi. Kini gadis itu berada di antara Fellipe dan Immanuelle.

“Apa yang kamu makan?” tanya Ayumi pada Immanuelle.

“Taco.”

“Apa sama dengan Burito?”

“Tidak. Kalau Taco lebih kecil ukuran tortilanya. Kamu mau?”

“No, thanks. Aku tidak bisa sembarangan makan di sini. Kamu tahu kalau aku seorang muslim.”

“Sorry.”

“It’s okay.”

Tiba-tiba saja Ayumi memiliki ide cara mengorek keterangan tentang Duta di organisasi ini.

“Ada berapa anggota muslim di sini?”

“Sekitar sepuluh orang,” jawab Immanuelle.

“Sebelas dengan Ahmad,” sambung Fellipe.

“Ahmad? Aku seperti belum pernah bertemu anggota Oscuro bernama Ahmad.”

“Dia sudah meninggal. Tapi Ahmad memberikan kenangan dalam untuk kami.”

Jantung Ayumi serasa berhenti berdetak. Takut kalau Ahmad yang dimaksud adalah Duta.

“Dia berasal dari mana?”

“Sudan.”

“Kalau dihitung dengan yang sudah tidak ada, total ada dua belas orang muslim di sini,” terang Immanuelle.

“Ya kamu benar. Bagaimana bisa aku melupakannya,” sambung Fellipe.

“Melupakan siapa?”

“Ferdy.”

“Ferdy?”

“Ya, dia masuk sekitar tiga tahun lalu. Dia sama seperti mu dan Mario, berasal dari Indonesia.”

***

Ini penampakan Ayumi versi ku