Zira adalah gadis yang mandiri, dia mempunyai butik yang bernama Zira Boutique. Pada suatu hari ada keluarga konglomerat memesan hasil rancangannya yang harus di selesaikan dalam waktu satu hari.
Apakah Zira bisa menyelesaikan hasil rancangannya tepat waktu, atau tidak?
Dan konsekuensi apa yang akan diterimanya jika tidak selesai.
Karya di terbitkan atas izin Noveltoon dan isi konten hanya pandangan dari penulis, tidak mewakili dari Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Rachman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 27
Zira menggigit bibir Ziko.
"Aw." Teriak Ziko.
"Kenapa kamu mengigitku." Bentak Ziko sambil memegang bibirnya dan menahan sakitnya.
"Kenapa kenapa? seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kamu menciumku." Ucap Zira dengan penuh emosi.
"Kamu bawel sih." Ziko menjawab dengan senyum liciknya.
Ziko menikmati bibir Zira yang lembut, walaupun sama sekali tidak ada balasan tapi dia cukup menikmatinya. Menurutnya ini adalah ciuman pertama buat Zira.
"Hahaha, hebat sekali dirimu tuan muda, menikmati bibirku. Aku akan meminta pertanggungjawaban darimu." Ucap Zira sambil menuding jarinya ke arah Ziko.
"Kamu mau minta apa? Aku kan hanya menciummu. Apa kamu mau aku nikahi?" Ucap Ziko santai.
"Cih sory, aku enggak berniat kawin dengan dengan manusia es, kalau menikah denganmu aku bisa ketularan jadi manusia es krim, terus punya anak, dan anaknya jadi manusia es lilin. ihihi......" ucap Zira sambil menggoyangkan bahunya membayangkan yang tidak-tidak.
"Diam berisik!" teriak Ziko sambil menutup kedua telinganya.
"Kamu ya, kalau masih bawel aku cium bibirmu sampai berdarah. Apa kamu mau?" ucap Ziko sambil menekan intonasinya.
"Baik-baik aku diam."
Mendengar kata cium Zira langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.
Akhirnya Zira diam. Zira kesal dan hanya memandang ke jalanan. Pikirannya masih membayangkan serangan yang tadi.
Manusia es ini memang gak tau malu, sudah berapa banyak perempuan yang dia cium. Jangan-jangan sudah banyak perempuan yang dia cium.
"Tuan sudah berapa banyak perempuan yang kamu cium?" Ucap Zira sambil membalikkan badannya menghadap kearah Ziko.
"Masih di bahas lagi?" Ziko memijat dahinya seperti orang pusing tapi tidak pusing.
"Iya aku mau tanya sudah berapa banyak perempuan yang kamu cium? cepat jawab." Ucap Zira dengan penuh emosi.
"Hemm banyak sekali, tidak terhitung." Jawab Ziko santai.
Dia membohongi Zira, Zira adalah orang kedua yang di ciumnya setelah Sisil .
"Apa!" Zira berteriak.
"Oh no, bagaimana ini bibirku, bisa-bisa terkontaminasi." Ucap Zira panik sambil memegang bibirnya terus.
"Buaahahaha." Kevin tertawa mendengar ucapan Zira.
"Hei, kamu pikir bibirku mengandung bakteri." Bentak Ziko lagi sambil menarik hidung Zira.
" Ya mana aku tau, biasanya kalau tidak setia dengan pasangannya atau suka gonta ganti pasangan bisa ketularan penyakit HIV, nah kalo bibir apa dong? jadi aku bilang aja terkontaminasi." Ucap Zira.
Ziko tidak meladeni ucapan Zira, dia hanya memejamkan matanya membayangkan ciuman tadi.
"Kamu mau di antar kemana." Ucap Ziko sambil tetap memejamkan matanya.
"Karena sudah sore aku mau pulang aja."
Kevin membawa mobil dengan kecepatan sedang, mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan apartemen Zira.
"Aku kan belum bilang di mana tempat tinggalku. Bagaimana kamu bisa tau asisten?" Ucap Zira penuh selidik.
"Kalau masalah alamat, itu masalah kecil buat saya." Jawab Kevin.
"Ya ya ya, bos sama asisten sama saja. Sama-sama sombong." Jawab Zira spontan.
Sebelum Kevin membuka pintu mobil, Zira sudah keluar terlebih dahulu, diikuti Ziko dari belakang.
"Kamu ngapain turun?" Ucap Zira cepat.
Ziko tidak menjawab pertanyaan itu, dia berjalan meninggalkan Zira di ikuti dengan Kevin beserta boneka itu.
"Hei aku tidak terima tamu." Ucap Zira sambil berlari mengikuti langkah Ziko.
"Aku tidak mau bertamu, tapi aku mau makan malam di apartemenmu." Jawab Ziko santai.
"Itu sama saja." Zira ngomel-ngomel sambil
menghentak-hentakkan kakinya.
"Hello readers maaf jika ada typo, like episode favorit kalian dan komen yang banyak ya."