NovelToon NovelToon
Absurd Couple

Absurd Couple

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: felyaklueva

Hanya menceritakan tentang dua sejoli yang awalnya sebatas teman sekelas yang sering menganggu dan di ganggu, kemudian berakhir menjadi sepasang kekasih yang sulit di pisahkan, entah alasan apa cowok bernama lengkap Jendra Natawiratama tiba-tiba jatuh cinta pada gadis sekelasnya yang bernama Aprilia Yuswan atau kerap di sapa Lia. Banyak hal yang terjadi setelah mereka menjadi sepasang kekasih, mulai dari hal Absurd nya Jendra pada Lia sampai orang ketiga yang terus mencoba merusak hubungan mereka.




Apakah mereka bisa menghadapi segala lika-liku hubungan nya? Bagaimana cara mereka berdua saling menguatkan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Ikuti kisah mereka sampai tuntas ya..


See you.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon felyaklueva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22. Menginap di rumah Jendra (part 1)

Setelah drama Lia dan teman-temannya soal ghibah, makan bacon, sampai masalah pronunciation si Novi yang amburadul. Kini kita beralih ke si Jendra yang gabut banget di indo merit.

Tuh cowok udah ada hampir delapan menit cuma kelilingi lorong pajangan, dengan tangan kirinya menenteng keranjang belanja khas indo merit warna biru yang belum terisi sama sekali. Si Abang kasir lagi mantau Jendra dari layar PC nya yang udah terhubung dengan cctv juga sama gabut nya. Mereka berdua yang menjadi kasir di sana malah nontonin sambil saling berbagi cemilan, berasa kek lagi nobar film.

Belum lagi beberapa pembeli yang ngeh sama si Jendra juga bakal mikir, ini orang dateng paling cuma pengen numpang ngadem doang. Padahal kalau urusan ngadem, di rumah si Jendra juga dah adem. Karena udah sepuluh kali keliling, akhirnya si Jendra pun mengambil setiap barang random yang ada di semua pajangan. Entah itu snack, bumbu dapur, makanan kaleng, mie instan, minuman, sampai makanan bayi pun turut dia simpan ke dalam keranjang belanjaan. Serandom itu si Jendra.

Kini cowok itu pun menghampiri kasir dan hendak membayar belanjaannya, setelah sudah di hitung dan membayarnya. Jendra pun keluar dari minimarket tersebut sambil menenteng sekantong penuh kantong belanja, hampir aja tuh tangan hendak menggapai kenop pintu mobil. Dering ponsel berbunyi, dahi lelaki itu mengkerut soalnya ada panggilan dari nomor yang tak dikenal. Lantas dia pun mengangkat panggilan itu, kali aja nomor cewek salah sambung. Eh.

"Hallo... Jen?"

Fak, suara cowok.

"Paan?"

"Kita nginep di rumah lo ya?"

Kita? Nih orang kagak ngucapin salam tiba-tiba minta nginep?! Pake kata KITA?!

hening. Si Jendra gak minat buat menimpali.

"Jen, Jen.. hallo?"

"Hah nginep?! Ogah, jangan harap!"

"Jen ayolah, kita nginep cuma sehari doang kok, abis rumah lo doang yang paling nyaman"

'kok dia bisa tau rumah gue?' batin Jendra.

"Harus banget di rumah gue? Emang lo pada gak punya rumah sendiri?"

"Gak, gue belum punya rumah sendiri"

"Aamiin"

"Jen! Elah.. bener dikit napa sih lo"

"Kenapa? Gak terima lo?"

"Enggak, Jen. Elah bercanda doang, jadi boleh ya?"

Maksa banget sih ini yang nelpon.

"Ya udah terserah"

"Yes!" Sorak gembira terdengar dari seberang sana. "Kita otw malem"

"Tunggu" cegah Jendra "Lo siapa bjir?" Telat. Telepon di matikan secara sepihak.

Dan malam pun tiba, Jendra yang lagi anteng main PS di kamarnya sembari memakan snack yang gak bakal ada habisnya kalau di makan sendirian. Samar-samar dia mendengar ada orang yang tengah memencet bel dari arah luar.

Dikarenakan ada peraturan dari pak Wiratama, jika kedatangan seseorang yang bertamu lewat di jam 22.00 malam. Maka lebih baik jangan dibukain pintu nya, takutnya maling. Tapi maling mana yang ketuk pintu? Jadi mbak Sum mau pun Jendra tak ada yang berniat membukakan pintu. Apalagi ibunya, yang jam segini mending ngelakuin night care routine di banding bukain pintu.

Tapi tuh orang nampaknya terus-menerus pencetin bel, alhasil menganggu pendengaran Jendra maupun orang serumah yang masih melek. Lantas dengan mendecak kesal Jendra pun melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuruni tangga serta berinisiatif membukakan pintu, itu juga berkat teriakan melengking dari sang ibunda yang menyuruhnya turun dan mengecek. Mana ucapannya "Jen... Bukain pintu, lihat sana takutnya maling. LAKI KAN KAMU?!" Lah, apa hubungannya pintu sama jenis kelamin? Bilang aja kalau ada apa-apa, anak laki yang kena.

Saat pintu dibukakan, nampak lah tiga onggok anomali yang saling menampilkan senyum tengilnya. Ada Arkan yang memakai setelan baju hitam celana pendek, dengan tas ransel di punggung nya. Lalu si Bian memakai baju putih celana training abu, dan terakhir si Ilyas yang paling malu-maluin seantero cowok ganteng di belahan dunia, dia pake setelan baju tidur motif Ironman warna biru tua yang kagak tau belinya di mana tuh anak.

"Buset! Korban bencana dari mana nih?" Tanya Jendra bingung.

"Korban bencana matamu! Kita lama banget nungguin Lo bukain pintu" ujar Arkan.

"Iye.. ngapain dulu sih lo? Ngitungin bulu ketek?" Sahut Ilyas.

"Lo gak ada niatan nyuruh kita masuk gitu?" Bian juga ikut menyahut.

"Ya udah masuk, langsung ke kamar aja" titah Jendra, dan kini mereka berempat telah berada di kamar sahabatnya. Mereka ada yang langsung merebahkan diri ke kasur Jendra atau ke kursi sofa, dan ada juga yang langsung duduk mainin PS.

"Jadi yang tadi siang nelpon gue itu diantara kalian? Tapi siapa?" Tanya Jendra duduk di samping Ilyas yang lagi anteng lanjutin gamenya si Jendra di PS.

"Gue yang nelpon, jangan bilang Lo gak save nomor gue" timpal Ilyas yang ternyata menelponnya siang tadi.

"Lah, Lo ganti nomor lagi?" Tanya Jendra rada sewot.

"Ya gimana dia ganti-ganti nomor terus, orang tiap hari aja di teror chat sama cewek" timpal si Arkan yang sekarang beralih duduk dengan mengambil bungkusan Snack yang telah di buka.

"Di terror chat? Lo hamilin anak orang Yas?!" Kaget Jendra.

"Bukan hamilin anak orang, tapi dia sering ghosting terus jadi aja kewalahan sendiri" Bian ikut menimpali dengan mengemil Snack punya Jendra, sementara yang lagi di omongin malah asik sendiri sama gamenya.

"Duh haus, gak ada minum nih" sambung Bian dengan memberi kode pada Jendra. Baru aja Jendra manggut-manggut dengan ucapan si Bian kini dia menatap kesal padanya sebelum menimpali. "Ambil sendiri gosah manja, masih punya tangan sama kaki kan Lo" timpal Jendra.

Tanpa bantahan, Bian pun langsung berdiri dan hendak menuju dapur untuk mengambil beberapa kaleng minuman yang di susul si Arkan di belakangnya. Tak memakan waktu lama, tibalah dua anak cowok itu ke dalam kamar Jendra kembali. Dengan membawa dua kaleng soda di tangan masing-masing.

"Tumben banget rumah Lo sepi Jen?" Celetuk bian yang baru saja kembali dan duduk di sebelah Jendra.

"Ya Lo pikir sendiri aja ini jam berapa? Jam segini ya mbak Sum udah tidur" timpal Jendra.

"Kalau nyokap lo Jen?!" Tanya tiga anomali serempak, membuat Jendra reflek mendelik tajam ke arah mereka.

"Nyokap gue ya ada di kamarnya, paling lagi ngelakuin rutinitas nya" timpal Jendra dengan malas tanpa mengalihkan pandangannya pada layar TV.

"HAH?! Rutinitas apaan tuh?" Nih tiga anomali emang bener-bener minta Jendra tendang satu persatu.

Jendra mendesis kesal sebelum menimpali ketiga anomali berpikiran kotor ini. "Ya apa lagi kalau skincare an sama luluran! Lo pada kalau mau gabung, gabung aja Sono palingan Lo pada di bikin jadi cantik sama Mak gue" timpalnya.

Mereka bertiga hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari menyengir bak kuda, makanya punya otak jangan sering di pake nontonin film biologi nya orang Jepun. Iya biologi, yang materi tentang sistem reproduksi manusia. Jadi aja begitu tuh otak, mesti di cuci pake sabun pel wangi karbol.

Jendra melirik sekilas tas ransel milik Arkan di pinggir kasurnya, lantas ia bertanya "tuh tas isinya apaan?" Tanyanya penasaran.

Tentu pemilik tas tersebut langsung menyeringai, lelaki itu pun lantas mengambil tas tersebut dan membukanya sambil berkata "bergadang skuy" sembari mengeluarkan seluruh isi tasnya dengan membalikkan tas tersebut, dan isinya ternyata penuh dengan cemilan. Membuat Bian dan Ilyas bersorak gembira, sebab bergadang malam ini akan menjadi bergadang yang panjang.

"Nah.. gitu Ar, kalau bertamu itu bawa makan bukan bawa beban" sindir Jendra yang entah mengarah kepada siapa, tapi yang jelas anak dua yang kesindir hanya menatap malas wajah Jendra.

Untung aja mereka udah sabar dan kebal sama sifatnya si Jendra, yang emang kadang ngeselin pake banget minta di tabok pake sepatu bola.

1
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!