NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik Luka

Cerita Di Balik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / PSK
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.

"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-

"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-

*

Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.

Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.

Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.

"Aku harus kembali pada istriku"

Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.

"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Aura?

Bara kembali ke Apartemen larut malam, dia segera pergi menuju kamar. Melihat Shafa yang sudah terlelap di atas tempat tidur. Bara menatap Shafa yang terlelap, wajah tenang tanpa polesan makeup. Rambut yang tergerai sedikit menghalangi wajahnya, Bara segera menyingkirkan helaian rambut itu dari wajah Shafa.

"Kau akan menjadi pelampiasanku selama Aura tidak bersamaku"

Bara berlalu ke ruang ganti untuk berganti pakaian. Ketika suara pintu ruang ganti tertutup, kedua kelopak mata sayu itu terbuka. Shafa sudah menyadari kedatangan Bara sejak pintu kamar terbuka, tapi dia sengaja untuk tetap terlihat tertidur. Dan ucapan Bara barusan, cukup membuat rasa kantuknya lenyap dalam seketika.

Siapa Aura? Dokter Andini juga sempat menyebutkan nama itu. Apa mungkin itu adalah istrinya?

Shafa tahu jika Bara pasti sudah menikah, tidak mungkin dia masih melajang. Shafa terbangun dan duduk bersandar, mengambil ponsel untuk mencari tahu tentang Bara. Entah kemana saja dia karena baru terpikirkan sekarang untuk mencari tahu identitas Bara yang sebenarnya.

"Albara Salvador, seorang Pengusaha muda yang memimpin sebuah Perusahaan yang cukup besar dan terkenal di beberapa Negara. Albara di kabarkan sudah menikah sejak 2 tahun yang lalu, istrinya seorang seniman bernama Aura Baskara. Namun, mereka jarang sekali memposting foto kebersamaan mereka satu tahun terakhir ini. Mungkin sengaja tidak ingin mengumbar tentang hal pribadi ke Publik"

Shafa membaca sebuah artikel tentang Bara dengan suara teredam. Melihat foto pernikahan Bara dan Aura yang terlihat sangat serasi.

"Istrinya sangat cantik, mereka begitu serasi. Tapi kenapa Tuan Bara harus membutuhkan wanita penghibur jika istrinya saja begitu cantik"

Terkadang kita hanya bisa menebak-nebak jalan hidup seseorang, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi dan ada alasan apa di balik seseorang mengambil sebuah keputusan yang cukup besar dalam hidupnya.

Suara pintu ruang ganti yang terbuka, membuat Shafa terburu-buru mematikan layar ponselnya. Menyimpannya kembali di atas nakas.

"Kenapa kau malah bangun?"

"Em, tiba-tiba saja kebangun. Kamu pulang malam sekali ya"

"Ya, aku ada urusan sebentar"

Shafa hanya mengangguk saja, tidak ingin bertanya lebih lanjut. Karena mungkin saja jika Bara pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan istrinya. Dan itu wajar saja, karena memang seharusnya Bara datang padanya hanya saat dia sedang butuh di puaskan saja.

Bara naik ke atas tempat tidur, duduk bersandar dengan hembusan napas panjang yang terdengar berat. "Kau sudah melakukan pemasangan kontrasepsi? Sudah cek kesehatan juga jika tidak ada virus yang ada dalam tubuh kamu yang bisa saja menular padaku"

"Sudah, semuanya aman kok. Tapi saat ini aku sedang menstruasi, jadi maaf kalau tidak bisa ... melayanimu untuk beberapa malam ke depan"

"Ya aku tahu, Yuni sudah cerita tentang itu"

Shafa mengangguk dengan sedikit canggung karena dia merasa tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai perempuan yang sudah di bayar begitu mahal oleh Bara.

"Em ... jika malam ini kamu tidak ingin terganggu, aku bisa tidur di sofa saja"

Shafa cukup sadar diri karena dia yang sedang tidak bisa memberikan pelayanan untuk Bara, maka dia merasa tidak pantas untuk tidur satu ranjang dengan Bara malam ini.

Ketika Shafa ingin beranjak turun dari tempat tidur, tangannya langsung di tarik oleh Bara hingga terjerambah jatuh di atas tempat tidur. Tanpa aba-aba, Bara menariknya kembali ke dalam pelukan. Tubuh Shafa yang termasuk kecil di bandingkan dengan Bara yang bertubuh kekar dan tegap, membuatnya begitu mudah menarik tubuh Shafa. Memeluknya seperti sebuah guling.

"Tidurlah, aku hanya butuh teman untuk tidur malam ini"

Shafa mengangguk pelan, meski sedikit terkejut dengan apa yang Bara lakukan. Tapi akhirnya Shafa hanya mencoba untuk terlelap saja dalam pelukan Bara yang tiba-tiba terasa hangat dan nyaman bagi tubuhnya.

Pelukan ini membuatku begitu tenang. Ya Tuhan, ada apa dengan diriku ini?

*

Sekitar pukul 4 pagi, Shafa terbangun karena sakit dan perutnya yang terasa keram. Shafa terbangun, merasakan kepalanya juga tiba-tiba pusing. Lalu, hidungnya mengeluarkan cairan merah kental. Shafa cukup terkejut, dia segera bangun dan mengambil beberapa lembar tisu di atas nakas.

"Kau kenapa?" tanya Bara yang masih setengah sadar, terkejut karena pergerakan Shafa yang cukup terburu-buru.

Shafa langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, segera membersihkan bekas darah di hidungnya. Meski rasa sakit di perutnya masih terasa, tapi dia tetap mencoba untuk menahannya. Ketika berbalik dan menatap Bara, dia tersenyum.

"Mimpi buruk"

Mata Bara masih setengah terpejam, rasa lelah dan tidur cukup larut pasti membuatnya masih begitu mengantuk sekarang.

"Tidak perlu memikirkan mimpi buruk, cepat tidur lagi"

"I-iya"

Shafa merebahkan kembali tubuhnya di samping Bara, pria itu kembali memeluknya dengan erat. Tangan Shafa memegang perutnya yang masih terasa sakit dan kencang itu. Melipat bibirnya ke dalam untuk menahan rasa sakit yang cukup kuat.

Ya Tuhan, apa ini sebenarnya efek dari penyakit yang aku derita? Kenapa sakit sekali.

Shafa benar-benar tidak kuat menahan sakitnya, air mata menetes dari sudut matanya tanpa diketahui Bara. Perlahan kesadarannya hilang dalam pelukan Bara.

Ketika pagi datang, Bara terbangun dengan tubuh yang lebih terasa baik. Tidurnya begitu lelap semalam, setelah selama satu tahun terakhir, dia tidak pernah bisa tidur dengan lelap seperti ini.

"Dia masih tidur, biarlah mungkin dia lelah setelah kemarin pemasangan kontrasepsi"

Bara membiarkan Shafa dan dia beranjak bangun dari tempat tidurnya. Menarik selimut untuk menutupi tubuh Shafa sampai ke dadanya. Entah ada sebuah dorongan darimana, tapi dia memberikan satu kecupan di kening Shafa dengan begitu lembut.

Ini murni dia lakukan seolah tanpa sadar. Bara hanya tersenyum melihat Shafa yang masih terlelap. "Wajahmu pucat sekali, berkeringat juga. Apa karena menstruasimu?"

Sebelum pergi bekerja, Bara sempat memesankan sarapan untuk Shafa. Menyimpannya di nakas samping tempat tidur.

*

Entah pukul berapa, tapi rasa pusing menyerang begitu kuat. Shafa tersadar sudah seorang diri di kamar ini. Terakhir kali yang dia ingat adalah perutnya yang sakit, darah kental keluar dari hidungnya. Dan dia tetap tidur dalam pelukan Bara.

"Aku pingsan rupanya" Shafa mencoba untuk bangun, bersandar dengan memijat pelipisnya yang benar-benar terasa begitu pening. "Untung saja dia tidak menyadari jika aku sebenarnya pingsan, bukan tidur. Aku tidak ingin nanti dia berubah lebih baik dan perhatian padaku hanya karena rasa kasihan"

Shafa menurunkan kedua kakinya ke atas lantai, tepat saat dia melirik semangkuk bubur di atas nakas dan segelas susu. Shafa tersenyum, dia juga mengambil secarik kertas yang tertempel di gelas susu.

Makanlah bubur ini, kau terlihat sangat pucat pagi tadi.

Shafa tersenyum membaca coretan pena di secarik kertas itu. Ada sebuah perasaan hangat dan nyaman yang menjalar ke seluruh hatinya.

"Ternyata dia memang punya sisi hangat juga"

Bersambung

Mampir di karya temenku juga.

1
ken darsihk
Wehhh Bara bere mengamuk 🤭🤭🤭
Aras Diana
lanjut thor
Milla
G thorr g ada aku nabung bab percaya deh ✌️ aku tu malah nungguin othor up karena g sabar sama kelanjutan cerita shafa 🥺 sedih deh jadi seorang shafa 🥺 semangat up ya thorrrr 💪🌹
dika edsel
dia kan labil mak..udah gitu si bara juga udah terkena aura mistis..,noh buktinya dia ter aura aura sampe saat ini..
A.M.G
penasaran pov aura kok bisa dia ngaku ngaku jadi shafa
suryani duriah
🤧🤧🤧
edelweis🌻
klu shafa sdh pergi baru sadar bara siapa yg sbnarnya d cari selama ini
ken darsihk
Semangat thor nggak sempet nabung bab thor , karena bab selanjutnya selalu di tunggu
Aras Diana
lanjut thor
🌷Vnyjkb🌷
aku spi bab ini jg bingung kak ( masih ),,, blm ada hilal tujuan bara, jg aura yg koma, makanyaaaaa kukejarrrrr trs lanjutannya kak, gak kutabung,, lg butuh soalnya,,🤭🙏🙏🤣🤣😍😍💪💪💪💪💪
A.M.G
semangat
A.M.G
sakit banget jadi shafa 😭😭😭😭
A.M.G
hadeh salah paham 😔😔😔
A.M.G
🤣🤣🤣🤣 kasian aaa kasian saatnya hukum kurma
A.M.G
curiga si bara bere salah orang 🤣🤣
A.M.G
kok curiga aura masih saudara seayah sama shafa ya 😏😏😏
A.M.G
😭😭😭😭😭😭😭😭
A.M.G
tapi othornya ya kan 🤭💉💉
A.M.G
semangat
A.M.G
kira kira kalo tau bara bakalan kasian gak ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!