NovelToon NovelToon
Secercah Kasih Dari Timor

Secercah Kasih Dari Timor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Dulu Renes berkenalan sejak masih kecil bahkan saat Valia melaksanakan pendidikan, renes selalu ada. Tapi sayang saat akan bertunangan, Valia kabur memilih menjadi istri senior yang notabene adalah duda satu anak. Luka hati tersebut membuatnya sulit menerima hadirnya wanita lain di dalam hidupnya.


Namun di waktu berganti, siapa yang menyangka Tuhan mengirimkan gadis pecicilan, kekanakan, ceroboh dan keras kepala hingga kecerobohan gadis itu membuat Renes harus bertanggung jawab dan menikahi gadis tersebut, gadis yang juga adalah adik dari suami mantan kekasihnya.

Belum cukup dengan itu, sulitnya mengatakan cinta membuat sahabatnya Aria, masuk ke tengah hubungan mereka dan membuat Renes meradang. Apakah sebenarnya Renes mencintai gadis itu.

Saat bunga rasa mulai bermekaran, ujian cinta datang. Kehilangan kekasih hati membuat guncangan batin yang hebat pada diri Renes, hingga Tuhan kembali mengirim satu cinta yang sebenarnya ia pendam dalam diamnya sejak lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Balada awal kehamilan.

Tiba-tiba, ponsel Bang Renes berdering. Ia mengangkat telepon dan berbicara beberapa saat, lalu menutupnya dengan wajah yang sedikit berubah.

"Ada apa, Om?" tanya Fia khawatir.

"Itu dari kantor. Ada masalah sedikit yang harus saya selesaikan," jawab Bang Renes.

"Harus sekarang?" tanya Fia lagi.

Bang Renes mengangguk. "Iya, Dek. Maaf ya, saya harus pergi sekarang. Tapi saya janji, nanti malam saya akan kembali dan kita bisa melanjutkan acara keluarga kita."

Fia menghela napas. Ia sebenarnya kecewa karena Bang Renes harus pergi, tapi ia juga mengerti bahwa suaminya memiliki tanggung jawab pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Ya sudah, hati-hati ya, Om. Jangan lupa oleh-oleh es krim untuk Fia dan Farra," kata Fia sambil tersenyum.

Bang Renes mencium kening Fia dan pipi Farra, lalu bergegas pergi meninggalkan mereka. Fia dan Farra melambaikan tangan sampai Bang Renes menghilang dari pandangan.

...

Setelah kepergian Bang Renes tadi, senyum Fia memudar. Ia berusaha untuk tetap tegar di depan Farra, tapi hatinya merasa sedikit gelisah hingga membuatnya seakan tidak sanggup menarik nafasnya. Ia khawatir dengan masalah yang dihadapi Bang Renes, dan juga merasa sedikit kesepian karena harus menghabiskan waktu berdua saja dengan Farra.

"Mama Fia, Kenapa Papa lama sekali pulangnya?" tanya Farra sambil menarik-narik ujung baju Fia.

Fia berjongkok dan menatap Farra dengan lembut. "Papa lagi kerja sayang. Nanti kalau sudah selesai, Papa pasti langsung pulang."

"Ayya mau Papa sekaraang..!!" rengek Farra.

'Mama juga mau Papa sekarang.'

Fia terus membatin hingga rasa tubuhnya ringan. Ia menghela napas dan mencoba mencari cara untuk mengalihkan perhatian Farra.

Tak lama Laras datang untuk menjemput Farra usai tadi di titipkan pada Bang Renes.

"Sayaaang, kita pulang sekarang??" Ajak Laras.

"Nanti dulu, Ayya mau tunggu Papa." Tolak si kecil Farra.

"Biar saja lah, Mbak." Kata Fia.

Laras tersenyum, ia mengusap puncak kepala Farra kemudian membiarkannya bermain lagi.

"Maaf ya, Fi. Mbak Laras bukannya nggak cari baby sitter, tapi mbak pengen ada baby sitter setelah lahir saja. Saat itu sudah kami bicarakan bertiga dan Bang Renes juga bersedia membantu mengasuh Farra. Jadiiiii........"

"Nggak apa-apa Mbak, sekarang sudah ada Fia. Mbak kerja saja biar Farra disini sama Fia." Kata Fia.

"Masalahnya, Mbak juga nggak bisa terlalu jauh sama Farra." Jawab Laras.

"Ya ampun mbak, rumah mbak Laras hanya jarak beberapa rumah dari sini. Kapanpun mau sama Farra, rumah ini akan tetap terbuka."

"Terima kasih ya, Fi."

Tak lama terdengar suara HT kedua milik Bang Renes yang sengaja di tinggalkan di rumah. Suaranya begitu kencang, tapi hanya mendengar suara itu saja jantung Fia sudah berdetak kencang hingga dirinya bersandar kasar pada sofa.

"Fiaaaa..!!!" Laras sampai kaget melihat Fia lemas tanpa tenaga.

Di waktu bersamaan, Bang Renes dan Bang Arial tiba.

"Fiaa?? Kenapa ini, Ras??" Bang Renes yang panik langsung merebahkan Fia.

"Fia cemas karena Abang belum juga pulang. Biasa lah, namanya juga istri. Mau kemarin di bilang jengkel sekalipun tapi kalau sudah jadi istri tentu saja rasanya berbeda." Kata Laras.

Bang Renes pun mengerti, ia menghela nafas panjang.

"Jangan terlalu banyak pikiran. Saya janji bisa jaga diri."

Fia mengangguk, meskipun hatinya pun ragu. Ia tau pekerjaan suaminya begitu berisiko.

***

Pagi ini Fia berusaha keras menyembunyikan rasa mual yang menyerang setiap pagi. Ia tak ingin Bang Renes khawatir, apalagi suaminya itu baru saja kembali bertugas setelah insiden menegangkan beberapa waktu lalu. Fia ingin terlihat baik-baik saja dan kuat seperti biasanya, meskipun kehamilan pertama ini memang terasa begitu berat.

Di sisi lain Bang Renes, meski terlihat fokus dengan pekerjaannya, sebenarnya sangat memperhatikan Fia. Ia tau istrinya itu sedang berjuang. Ia melihat bagaimana Fia berusaha tersenyum meski wajahnya pucat, bagaimana Fia tetap menyiapkan sarapan meski hanya bisa makan sedikit, dan bagaimana Fia selalu memastikan sarapan dan bekal Farra untuk pra pengenalan sekolah PAUD nya hari ini berjalan dengan baik.

"Kalau capek biar saya atau Arial saja yang jemput Farra, lihat nanti siapa yang free lebih dulu. Hari ini seluruh anggota bertugas, termasuk Laras yang mengontrol konsumsi." Kata Bang Renes.

"Hanya begini saja, apa susahnya. Lagipula Fia juga bosan di rumah. Biar Fia saja temani Farra." Jawab Fia.

Bang Renes mengamati Fia yang sedang sibuk menyiapkan bekal Farra. Gerakannya sedikit lebih lambat dari biasanya, dan wajahnya terlihat sedikit pucat. Hati Bang Renes cemas. Ia tahu Fia sedang berusaha keras menyembunyikan kondisinya, tapi sebagai suami, ia bisa merasakan betapa beratnya Fia menjalani kehamilan pertamanya ini.

"Dek," panggil Bang Renes lembut. Ia mendekat dan memeluk Fia dari belakang. "Kamu yakin kuat mengantar Farra ke PAUD? Abang lihat kamu kurang sehat."

Fia tersenyum tipis dan mengusap tangan Bang Renes yang melingkar di perutnya. "Fia nggak apa-apa kok, Om. Cuma mual sedikit. Lagipula, Fia pengen lihat Farra semangat di hari pertamanya sekolah."

Bang Renes menghela napas. Ia tahu Fia keras kepala, dan ia tidak ingin berdebat dengannya. "Ya sudah, tapi janji ya, kalau merasa nggak enak, langsung hubungi saya. Jangan dipaksakan."

Fia mengangguk. "Iya, Oomm.. Fia janji."

Sejenak Bang Renes berpikir, akhirnya ia pun menyetujui.

...

Setelah mengantar Farra ke PAUD, Fia merasa tubuhnya semakin lemas. Mualnya semakin menjadi-jadi, dan kepalanya terasa berputar. Ia berusaha untuk tetap tegar, rasanya Fia tidak bisa lagi menahannya tapi dirinya tetap berusaha kuat.

Mentari terlalu kuat menyinari bumi Timor. Melihat Farra begitu riang, senyum Fia pun terkembang. Jiwa keibuan mulai terpancar hingga kata apapun akan di lakukan demi putrinya begitu kuat terasa.

Langkah demi langkah, Fia tetap tersenyum menggandeng tangan putrinya. Namun, baru beberapa ratus meter berjalan, pandangan Fia mulai mengabur. Ia merasa tubuhnya semakin lemas, dan mualnya kembali menjadi-jadi. Ia berusaha menepi, tapi semuanya terjadi begitu cepat.

Gelap.....

Tubuh Fia limbung masuk ke dalam parit kering yang cukup dalam. Parit dengan tanah dan batu karang hingga tidak sadarkan diri.

...

Kabar tentang Fia yang pingsan di jalan bagaikan petir di siang bolong bagi Batalyon. Laras, yang sedang mengontrol konsumsi di dapur, langsung menjatuhkan nampan yang dipegangnya. Bang Arial, yang sedang memberikan pengarahan kepada anggota, terdiam membeku.

Namun, yang paling terpukul adalah Bang Renes. Ia sedang menginstruksikan berberapa hal penting pada anggotanya saat menerima telepon dari Laras. Jantungnya serasa berhenti berdetak.

"Fia pingsan? Di mana? Bagaimana keadaannya?" tanya Bang Renes panik.

"Di jalan menuju PAUD. Sekarang masih ramai di lokasi kejadian. Fia tertimbun tanah dan batu karang." jawab Laras dengan suara bergetar.

"Lailaha ilallah..!!!!!" Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, Bang Renes langsung berlari menuju mobilnya. Ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, mengabaikan sirene yang meraung-raung di belakangnya. Pikirannya hanya tertuju pada Fia dan Farra.

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
semangat pak mil
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah
Maysuri
pasti si utuh ngerjain bapaknya 🤣🤣🤣
cipa
🤣🤣🤣
bagus detun, kerjain ayahmu biar gak emosian terus, bang Renes mabok sekalian ngidam disusul bang David jg kebobolan 😂😂😂
cipa
wkwkwkwk
awas tumbuh benih² sayang eh cinta 😂😂😂
Ros Miati
seperti biasa bagus banget
Ros Miati
ya Allah akhirnya bisa baca karya mbaknara lagi semangat thooor 😘😘😘😘
Sri I
kerennnnnn euyyyyy... nggak pernah gagal cerita nya
dyah EkaPratiwi
sat set nie bang hara
cipa
ayo kak buat bang David cpt nikah jg biar ngrasain pengantin baru dan bawelnya istri ngidam 😄
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang renes
Lendra malayu
iya pah,, readers jg pengen tau nih /Joyful//Joyful/
dyah EkaPratiwi
hahaha ayoo jelaskan papa ren
cipa
dasar temen kompor 🤣🤣🤣🤣
Maysuri
klw damai kan enak liatnya,lanjut thor.....
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah bahagia selalu
Jero Rina
jangan lama lama kak nara
Jero Rina: sudah candu kali baca semua cerita kak nara
total 1 replies
Ella
bahagia sll Bang Renes😘
Maysuri
y allah.....sekali celup langsung tekdung aj,top cer bener bang ren....🤣🤣
Septi Astuti
/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!