NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Weekend kali ini diisi kedua pasangan ini dengan perjalanan menuju tempat peristirahatan terakhir Bina ( Ibu kandung Alya), Raka memang sudah janji akan mengunjungi calon ibu mertuanya setelah mereka menyelesaikan pekerjaannya diluar kota.

Suasana pagi ini seolah menyesuaikan isi hati dari Alya yang sedikit sendu, langit yang cukup mendung dengan angin yang menambahkan suasana dingin tanpa hujan menemani perjalanan keduanya.

Sesampainya ditempat pemakaman sang Ibunda, kini Alya merasakan sambutan hangat dengan suara gesekan daun yang terlihat bergoyang karena angin.

Kedua matanya berembun, genggaman tangan yang semakin erat dan langkah yang mulai gontai.

Raka yang sejak tadi memperhatikan gerakan kecil yang kekasih kini memberikan usapan hangat dipunggung tangan Alya, sedangkan tangan kirinya sedang memayungi kepala sang kekasih meskipun tidak hujan.

" Kangen banget ya sama Bunda? Mulai sekarang kalau kangen kita akan sering berkunjung yaa". ucapan Raka yang mampu membuat Alya merotasikan kepalanya dengan senyuman kaku.

“ Terimakasih Mas, aku sudah menantikan waktu saat ini dimana Bunda akan bertemu dengan pasangan hidupku". Alya mengangguk lemah dengan air mata tertahan .

Keduanya kini melanjutkan langkah kecil dengan genggaman tangan yang saling erat, seolah tidak ingin terpisah satu sama lain. Sampai akhirnya kini terlihat sebuah nama dibatu nisan yang berdiri tegak.

Bina Kartika Dewangga

Sejenak Dunia Alya terasa berhenti, kini lututnya terasa lemah bahkan kini untuk tegak berdiri pun sangat sulit.

Dengan tangan bergetar kini diusapnya nisan bertuliskan nama sang Bunda, kilatan memori saat dulu kini berputar kembali di kepalanya.

" Bu... Bun... Bunda... Al datang"

Raka memberikan bunga untuk keduanya tabur bersama dengan melantunkan doa, terdengar desahan nafas yang panjang.

" Kali ini Al datang tidak sendiri lagi Bun...."

Alya memperkenalkan Raka kepada sang bunda dengan berbagai cerita yang sejak tadi tidak henti keluar dari mulutnya.

Kini Raka yang mengusap batu nisan dengan lembut seolah sebagai salam perkenalan, kini lantunan doa diberikan keduanya sebagai hadiah pertemuan setelah lama tidak berkunjung untuk Alya.

" Hallo Bunda... Perkenalkan saya Raka anak dari sahabatnya Tante semasa sekolah dulu, Mama Ratna dan Papa Bagas...".

" Jangan khawatir ya Bun, kini anak perempuan Bunda sudah tidak sendiri lagi, tolong restui kami untuk saling membersamai satu sama lain dalam ikatan suci pernikahan...".

Raka mengehentikan suaranya kini menarik bahu sang kekasih untuk menempel pada tubuhnya.

" Raka akan selalu mengusahakan semua kebahagiaan dan kebaikan untuk Alya".

Raka kini yang banyak berbicara seolah benar-benar tengah mengobrol dengan sang calon mertua didunia nyata, Alya yang mendengar hanya bisa meneteskan air mata bahagia. Hatinya menghangat karena Raka selalu memiliki cara yang tidak dapat diduga untuk bisa menenangkan hati dan perasaannya.

" Bunda... Raka dan Alya pulang dulu ya, kami janji akan sering mengunjungi bunda kedepannya. tolong restui kami ya Bun...".

Kini keduanya telah berpamitan dengan Bina, ada rasa lega dihati Alya entah mengapa dengan Raka semua yang hilang seolah kini bisa ia dapatkan dengan mudah tanpa harus memohon apalagi meminta.

Raka akan memberikan perhatian yang begitu besar dan tulus tanpa Alya meminta apalagi mencari cara untuk bisa diperhatikan, Raka benar-benar selalu mengusahakan kebahagiaan yang selama ini diharapkan dan dilangitkan oleh Alya.

" Kita pulang ya sayang, sudah mau hujan tidak apa-apa?" Raka mengusap pundak sang kekasih yang sejak tadi terlihat banyak diam.

" Iya Mas, boleh..."

Selama perjalanan kini suasana hati Alya kembali mencair, setelah Raka dengan begitu sabarnya mencari topik pembicaraan yang sangat menarik.

" Sayang, kamu ada wedding dream gak?".

Tiba-tiba sekali setelah dari pemakaman, Raka membicarakan pernikahan yang membuat Alya sempat kaget. Keduanya memang sepakat untuk menuju jenjang pernikahan tapi ternyata sudah sesiap ini untuk Raka membawa hubungan mereka.

" Mas, sudah yakin mau menikah sama Al?". Alya memiliki keraguan, bukan tanpa alasan kejadian dimasa lalu dimana rumah tangga kedua orangtuanya harus berakhir dan sang Ayah kembali menikah sedangkan sang ibu harus meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya meninggalkan luka dan ketakutan yang cukup besar.

" Loh, memangnya nemenin kamu sampe Kel luar kota dan melamar kamu belum cukup meyakinkan apa, Yang?". Tidak marah Raka sudah memahami perasaan Alya.

" B.. Bu.. Bukan gitu maksud Al mas". Alya terlihat panik kali ini, yang ditakutkan saat ini adalah sang kekasih yang marah.

" Lalu?"

" Al jajannya banyak Mas kan tau, gimana apa Mas siap seumur hidup harus jajanin Al sebanyak itu?". Ya Tuhan, karena panik sepertinya ucapan Alya kali ini berbeda arah namun membuat suasana mencair.

" Hahahaha... Ngaco kamu tuh". Raka dengan gemas mencubit pipi Alya.

" Ihhh kok ngaco sih".

" Jajanan mana yang kamu mau terus enggak Mas turuti Sayang? Udah gak usah ngaco sekarang kita makan dulu laper". Raka yang tidak ingin memperpanjang obrolan yang bisa berakhir tidak baik kini memutuskan untuk mengalihkan obrolan keduanya.

" Ke cafe ini yuk, Mas. Katanya banyak menu enak loh mau yaaaa...". Alya memperlihatkan puppy eyes dengan kedua tangan dirapatkan didepan dadanya seolah memohon.

See?

Belum ada 5 menit ketakutan itu bisa ditangani oleh seorang Raka.

" Boleh, udah gak usah rewel tidur dulu nanti Mas bangunin. Kamu kalau lagi ngantuk suka rewel kemana-mana obrolannya kaya bayi".

Belum selesai Raka mengoceh ternyata Alya sudah memejamkan kedua matanya, karena lelah ditambah suasana mendung membuat kedua bola mata Alya terasa berat.

Sudah cukup sedih dan sakit yang kamu pendam sendirian selama ini, mari kita rajut bersama cerita indah kita. Memang butuh proses yang cukup panjang, tapi percayalah jika Mas akan menyembuhkan luka itu.

Tolong hidup lebih lama, karena kamu adalah salah satu alasan Mas bisa berusaha sekeras ini.

Tuhan...

Beginikah rasanya jatuh cinta dengan orang yang tepat?...

Ternyata tidak semua perjodohan itu buruk...

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!