"Aku insecure sama kamu. kamu itu sempurna banget sampai-sampai aku bingung gimana caranya supaya bisa jadi imam yang baik buat kamu."
~Alvanza Utama Raja
🍃🍃🍃
Ketika air dan minyak dipersatukan, hasilnya pasti menolak keduanya bersatu. Seperti Alvan dan Ana, jika keduanya dipersatukan, hasilnya pasti berbeda dan tidak sesuai harapan. Karena yang satu awam dan yang satu tengah mendalami agamanya.
Namun, masih ada air sabun yang menyatukan air dan minyak untuk bisa disatukan. Begitu juga dengan Alvan dan Ana, jika Allah menghendaki keduanya bersatu, orang lain bisa apa?
🍃🍃🍃
"Jika kamu bersyukur mendapatkan Ana, berarti Ana yang harus sabar menghadapi kamu. Sebab, Allah menyatukan dua insan yang berbeda dan saling melengkapi."
~Aranaima Salsabilla
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aufalifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mualaf
Kenzie melempar kalung rosarionya dan menyimpannya kesebuah kotak. Bersiap-siap untuk ikut Alvan dan yang lainnya sholat Jum'at. Kenzie menatap dirinya di cermin besar.
"Buset dah, ganteng bener gue kalau pake peci gini." Puji Kenzie pada diri sendiri
Kenzie segera keluar dan nimbrung bersama yang lain. Semuanya menatap Kenzie penuh heran, nggak biasanya Kenzie serapi dan sewangi itu kalau ikut jumatan.
"Gue duluan, bro." Ujar Kenzie
"Eh, semangat amat lo Ken." Protes Arden
"Gue mau bareng Ucup, sebelum kita balik."
"Inget Ken, Lo itu kristen." Balas Noval memperingati
Kenzie tersenyum tipis mendengar balasan Noval meski sebenarnya ucapan Noval itu benar. "Ya, gue tahu itu." Ujarnya berjalan meninggalkan yang lain.
Semua saling tukar pandang, merasa ada yang aneh pada hari Jumat ini. Apalagi seharian ini Kenzie terlihat diam.
🍃🍃🍃
Selepas salat Jumat, Kenzie meminta pada teman-temannya untuk duluan. Karena Kenzie masih ingin bermain dengan Ucup. Hal itu membuat teman-teman Kenzie saling bertanya-tanya.
Kenzie mampir ke pesantren untuk menemui Ucup. Dilihatnya ucup tengah menghafal sesuatu di buku kecil.
"Ucup."
Ucup menoleh. "Iya, bang?"
"Tolongin gue, cup."
"Kenapa bang? Bang Kenzie ditinggal sama temen-temennya? Bang Kenzie nggak bisa pulang? Ya udah bang, sini aja sama Ucup, biar bisa doain emak sama bapak, biar mereka bangga sama Ucup."
Kenzie menatap nanar ke arah Ucup. "Panggilin pak kyai dong, cup. Gue mau ngomong penting."
Ucup menatap penuh curiga ke arah Kenzie. Setelahnya Ucup antar Kenzie ke masjid. Menunjukkan Abah Maliki dan Gus abizar yang sedang mengobrol didalam masjid.
"Temenin gue ya, cup." Ucup mengangguk, ia segera masuk kedalam masjid, disusul Kenzie yang berjalan dibelakang.
Duduk berhadapan dengan Abah Maliki dan Gus abizar. Kenzie terlihat sangat gugup ketika akan bicara.
"Ada apa, nak?" Tanya Abah Maliki
"Boleh saya minta bantuan, bah?"
"Apa itu?"
"Mohon bimbingannya, bah. Saya ingin memeluk agama Islam, bah." Balasnya terlihat gugup
"Alhamdulillah." Abah Maliki mendekat. "Apa alasanmu masuk islam, nak?"
Kenzie menunduk sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Maliki dengan mantap. "Setiap saya ikut salat sama anak-anak, hati saya terasa adem banget. Saya selalu yang paling semangat di antara mereka padahal saya Kristen. Seiring berjalannya waktu, diam-diam saya mempelajari islam di google hingga saya memutuskan untuk masuk Islam." Terangnya
"Orang tuamu sudah tahu hal ini?"
"Saya tidak pernah tahu orang tua saya di mana. Saya orang jalanan yang dulu berteman dengan Alvan." Balas Kenzie
"Baiklah, sudah siap masuk Islam, nak?" Tanya Abah Maliki, Kenzie mengangguk mantap dan yakin
Maliki meminta Kenzie untuk menghadap kearah kiblat. "Ikuti saya. Asyhadu alla ilaha illallah..."
"Asyhadu alla ilaha illallah..."
"Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah...."
"Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah..."
"Saya bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.."
"Saya bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.."
"Dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusan Allah.."
"Dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusan Allah.."
"Alhamdulillah ya Allah." Ucap Kenzie berakhir menangis dengan bersujud menghadap kiblat. Abah Maliki mengusap punggung Kenzie yang bergetar.
"Disebutkan bagi orang yang ingin masuk Islam cukup melafalkan dua kalimat syahadat dan menjalankan kewajiban agama." Balas Maliki
Kenzie menatap ke arah Maliki dengan sesekali menyeka air mata. "Menjalankan kewajiban agama itu apa saja, bah?"
"Sholat lima waktu, puasa Ramadhan, membayar zakat dan ibadah wajib serta Sunnah lainnya." Balas Maliki, Kenzie mengangguk patuh.
Ucup langsung memeluk Kenzie dari belakang, membuat sang empu sedikit terhuyung ke depan. "Yeay, bang Kenzie udah Islam. Bang, Ucup jadi anak Abang kan?"
Kenzie terkekeh mendengar pertanyaan Ucup. "Nggak bisa, cup. Soalnya Abang setelah ini mau balik."
"ALHAMDULILLAH!! AKHIRNYA TEMEN GUE SEIMAN SAMA GUE!!" Seru Arden menghampiri Kenzie dan langsung merangkul sahabatnya itu
🍃🍃🍃
Mendengar langkah kaki, Ana langsung berjalan ke depan guna menyambut sang suami pulang salat jumat. Alvan membuka pintu langsung dihadiahi perempuan berparas cantik dengan senyum manis yang mampu memperdisko jantungnya.
"Assalamualaikum ya ba bar rohman."
"Waalaikumsalam ya sayyidal amin." Balas Ana dengan mencium punggung serta telapak tangan Alvan
Sedangkan Alvan langsung membalasnya dengan mencium kening, hidung, pipi kanan, pipi kiri dan berakhir mencium singkat bibir Ana.
Alvan merentangkan tangan, sedangkan Ana langsung berhambur ke dalam dekapan Alvan. "Hmm, istri sholehahnya Alvan wangi sekali." Pujinya dengan mencium ubun-ubun Ana yang terbalut dengan hijab. Meski begitu, aroma wangi rambut Ana menembus jilbab dan membuatnya candu.
"Sudah siap pulang ke rumah, sayang?"
"Iya, A'." Balas Ana
Alvan menggandeng tangan mungil istrinya, membawanya keluar dari rumah yang alvan sewa untuk beberapa hari.
"Mau kemana, A'?"
"Pamit sama yang lain, sayang."
🍃🍃🍃
Semua tengah berkumpul di penginapan dekat pesantren. Mengobrol ria sebelum benar-benar pulang ke Bandung. Ana dan Ulya mengobrol sendiri dengan membuat forum sendiri.
Tak lain dengan ucup yang terus menempel pada Kenzie. Tak paham akan pembahasan orang dewasa, Ucup memilih tidur dengan paha Kenzie dijadikan bantal.
"Ucup sudah tak punya keluarga, kamu boleh ambil alih asuhan Ucup dan sepertinya Ucup sudah kelewat nyaman sampai nggak mau pisah." Terang Abizar
"Saya mau tetapi, biarkan Ucup tetap belajar di sini. Biar ilmunya semakin luas dan semakin paham agama." Balas Kenzie tak kalah bijak.
"Lo pantas Ken jadi bapaknya Ucup. Mirip la ya sifat-sifatnya." Ujar Noval
"Belum nikah udah jadi single parent lo." Tukas Arden membuat yang lain tertawa
Kenzie menepuk pelan pipi Ucup, berniat untuk membangunkan Ucup. Sebenarnya Kenzie tak tega membangunkannya tetapi, Kenzie dan yang lain harus segera pulang dan kembali ke Bandung.
"Cup, bangun cup." Ujar Kenzie pelan
Ucup tak goyah sama sekali, membuat Kenzie gemes dan langsung menggoyang tubuh Ucup. Namun hal itu hanya bereaksi sebentar, Ucup kembali tertidur.
"Buset dah bocah satu ini, dilembutin malah ngenakin tidur. Cup, kaki gue kesemutan nih Lo tindih." Ujar Kenzie yang langsung berpindah tempat, hal itu membuat Ucup langsung membentur lantai.
"Duh! Bonyok nih kepala Ucup."
"Salah lo ngebo mulu, cup." Protes Alvan
Ucup pun memilih untuk duduk, tangan Kenzie bergerak untuk merapikan peci Ucup yang miring. Sedangkan Ucup senyum-senyum nggak jelas.
"Belajar jadi bapaknya Ucup ya, bang?" Tanya Ucup cengar-cengir
"Seneng banget lo jadi anak gue." Sahut Kenzie terkekeh pelan
"Ya seneng lah. Bapak Ucup ganteng gini. Jadi sejelek-jeleknya Ucup masih ada bapak Ucup yang ganteng." Balas Ucup antusias
"Yaa, kapan juga gue jelek, cup."
"Kalau lagi merem." Balas Ucup, Kenzie tertawa melihat Ucup ang menurutnya sangat konyol dan random.
Kenzie mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya. Diberikannya benda kecil itu ke arah Ucup. Sebuah kotak dengan benda unik yang cukup berkesan.
"Buat lo, cup."
"Apaan nih, bang?" Tanya Ucup begitu mengamati benda pemberian Kenzie
"Lo sama gue sama-sama nggak punya orang tua. Benda itu peninggalan orang tua gue sebelum gue dibuang di jalanan. Sekarang gue kasih ke elo karena sekarang lo anak gue." Balas Kenzie menceritakan. Ucup langsung memeluk Kenzie dengan tangis yang dibuat-buat.
"Makasih udah mau jadi bapaknya Ucup, bang. Ucup janji akan semangat mondoknya biar bisa banggain bang Kenzie."
"Harus dong, cup."
🍃🍃🍃
Kenzie membakar kalung rosarionya dihadapan semua orang yang menjadi saksi bahwa seseorang Kenzie sekarang menjadi seorang muslim.
"Ken." Panggil Arden
Kenzie menoleh ke arah Arden, Arden mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya Kenzie ikut bersama Arden menuju yang lain. Kenzie menatap ke arah pesantren yang mengubah dunianya menjadi lebih berwarna.
Dari teman-teman Kenzie Ucup dan kehidupan singkat di pesantren membuat status baru bagi seorang Kenzie.
"Pamit dulu noh sama anak lo." Ujar Noval mendung ke arah Ucup
Kenzie mengangguk, lelaki itu berjalan kearah Ucup yang tengah mengobrol dengan Alvan dan juga Ana.
"Kapan Ken?" Tanya Alvan
"Sekarang bisa."
"Cup. Gue mau pamit pulang, lo baik-baik disini. Jangan kecewain gue. Setiap satu bulan sekali gue usahain untuk datang kesini buat jenguk lo." Ujar Kenzie memeluk singkat Ucup
Ucup mencium singkat pipi kanan Kenzie. "Ucup sayang bang Kenzie. Bulan depan jenguk Ucup harus udah sama emak barunya Ucup ya, bang."
Mendengar akan hal itu, Kenzie langung menjitak kepala Ucup. "Emang lu kira cari emak buat lo semudah gue cari angin?" Tanyanya, ucup menyengir
"Udah mau sore, kita harus segera balik. Biar sampe rumah nggak kemaleman." Ujar Alvan memperingati dan menyudahi acara berpamitan
Alvan dan Ana langsung masuk ke dalam mobil. Sedangkan yang lain naik motor. Noval ikut nebeng Arden, sedangkan Kenzie sendirian.
Memakai helm full facenya, Kenzie melambaikan tangan tinggi-tinggi guna salam perpisahannya. Menahan rindu dengan bertemu satu bulan sekali.
"Dadah Ucup!!"
"Dadah bapak! Hati-hati di jalan!!"
Tak mau menunggu yang lain, Kenzie melaju lebih dulu guna memimpin arah jalan pulang ke Bandung. Karena menoleh, atensi fokus Kenzie terhalang hingga sesuatu tak diinginkan terjadi.
BRUK!!!