Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.
Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Munafik
"Mas Billy...." teriak Luciana.
Iya, Luciana begitu tercengang begitu melihat dua pasang manusia yang sedang bergulat di atas tempat tidur adalah sang suami bersama dengan seorang perempuan yang cukup dia kenal. Iya, perempuan itu adalah Katrina. Wanita berusia empat puluh tahun yang diketahui masih betah melajang hingga saat ini. Katrina adalah rekan bisnis Billy. Dia salah satu pemegang saham di perusahaan yang Billy pimpin.
Tentu saja Luciana mengenalnya karena sebelum Luciana dan Billy menikah, Billy pernah mengajaknya ke kantor, dan diperkenalkan dengan Katrina. Katrina juga sempat hadir di acar pernikahan mereka di gedung mewah kala itu. Tentu saja Luciana tidak menyangka jika Billy tega mengkhianatinya dengan Katrina.
Mendengar teriakan dadi seseorang, Billy yang sedang asik bergerak lincah di atas tubuh Katrina pun kaget, dan dia reflek menghentikan aktifitasnya.
"Lu...Luci...." Billy segera loncat dari atas tubuh Katrina dan segera mengambil celana pendek yang tergeletak di lantai dan segera memakainya.
Dan Katrina pun tak kalah kaget. Dia segera membungkus tubuhnya yang polos menggunakan selimut.Tubuhnya terlihat gemetar sambil menatap Luciana yang marah melihat pemandangan di depan matanya.
"Apa yang kamu lakukan mas...!!" dada Luciana bergerak naik turun karena terasa sesak karena apa yang dia lihat.
"Lu..Luci... A..aku bisa jelaskan..." Billy mencoba mendekat dan meraih tangan Luciana, namun Luciana menghindar.
"Menjelaskan apa...!!! Kamu benar- benar keterlaluan mas...!! Tega kamu menyakitiku seperti ini....!!'' Luciana memegang dadanya yang semakin terasa sesak. Bahkan rasanya air matanya pun susah sekali untuk jatuh padahal sudah memenuhi kelopak matanya.
"Selama ini kamu selalu menyalahkanku karena kesalahanku di masa lalu...! Kamu bilang kamu jijik dengan tubuhku...! Dan kamu tidak pernah menyentuhku...! Lalu sekarang apa...! Kamu juga melakukan hal yang menjijikan dengan perempuan murahan itu....!!" seru Luciana sambil menunjuk Katrina yang ketakutan sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Munafik kamu mas...! Dasar laki- laki munafik kamu...!" sambung Luciana sambil mendorong dada Billy dengan kasar.
"Tidak Luci... Kamu salah... Ini tidak seperti yang kamu bayangkan... Aku bisa jelaskan semuanya sama kamu..." Sahut Billy meraih tangan Luciana.
"Jangan sentuh aku...!" seru Luciana.
"Kemarin kamu menuduhku tidur dengan Noah. Bahkan kamu tidak mau mendengar penjelasanku dan tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan...! Dan sekarang justru kamu sendiri yang tidur dengan perempuan murahan itu.. !'' lagi- lagi Luciana menunjuk Katrina yang masih bersembunyi di balik selimut.
"Dasar munafik kamu mas...! Munafik...! Sok suci...! Kamu seenaknya menghinaku dan mengatakan hal yang menyakitkan hatiku...! Tapi perbuatan kamu sendiri juga sama hinanya...! Kamu selingkuh di belakangku...!!!"
"Tidak Luci... Tidak...bukan seperti itu..." sahut Billy ingin menjelaskan sesuatu tapi Luciana tidak memberinya waktu untuk berbicara.
"Diam kamu mas...!!''
"Dan untuk kamu perempuan tidak tahu diri...!" Luciana menunjuk Katrina dengan mata tajam menatapnya.
" Kamu tahu kan kalau laki- laki itu suamiku...! Kenapa kamu mau diajak tidur olehnya...! Apa kamu sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaanku...! Kamu juga perempuan...! Tapi kamu tidak punya hati...! Dasar perempuan murahan...! Kalian berdua sama- sama munafik...! Kalian menjijikkan...." seru Luciana lalu segera pergi dari kamar hotel tersebut.
"Luci...! Luci...! tunggu Luci...! aku akan jelaskan sama kamu... Apa yang kamu tuduhkan sama sekali tidak benar..." Billy mencoba mencegah Luciana.
Namun Luciana sudah tidak sudi bicara lagi dengan Billy. Dia mempercepat langkahnya. Sementara itu Karin yang sejak tadi hanya diam dipojokan kamar sambil melihat kemarahan Luciana terhadap Billy, berjalan mengikutinya keluar dari kamar hotel.
Billy akhirnya kembali ke dalam kamar karena tidak mungkin juga dia akan keluar kamar dalam keadaan dia yang hanya menggunakan celana pendek.
"Billy... Aku bukan perempuan murahan...! Kenapa kamu diam saja dan tidak menjelaskan tentang hubungan kita...! Aku tidak terima dengan hinaan yang diarahkan padaku oleh istrimu itu Billy...!'' Katrina marah pada Billy.
"Diam kamu Katrina...!'' seru Billy yang sedang pusing memikirkan Luciana tapi malah ditambah lagi dengan ocehan Katrina yang semakin membuatnya pusing.
Dibentak oleh Billy, Katrina pun terdiam dan menangis. Billy lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian dengan cepat dia memakainya.
Setelah memakai semua pakaiannya, Billy menghampiri Katrina yang masih menangis karenanya.
"Maafkan aku Katrina. Aku sedang kacau. Maafkan aku karena telah membentakmu tadi..." Billy duduk di pinggir tempat tidur sambil mengusap rambut Katrina.
Katrian hanya terisak sambil menatap wajah Billy yang kacau.
"Aku harus pulang dan bicara pada Luciana. Aku akan jelaskan semuanya sampai di mengerti. Aku pergi dulu..." ucap Billy lalu segera pergi dari kamar tersebut.
Sedangkan Katrina terus menangis di kamar hotel seorang diri.
Sementara itu Luciana terus berjalan dengan langkah cepat menuju lantai dasar. Dia sudah muak berada di tempat ini dan ingin segera pulang. Air mata terus mengalir di kedua pipinya.
"Luci... Aku antar kamu pulang ya..." Karin berjalan beriringan dengan Luciana.
"Nggak usah Karin, aku bisa pulang sendiri..." jawab Luciana sambil menghapus air matanya.
"Tapi kamu lagi nggak baik- baik saja, aku khawatir sama kamu Luci..." sahut Karin yang begitu khawatir melihat kondisi menyedihkan temannya.
Luciana lalu menghentikan langkahnya. Kemudian dia membalikkan badannya menghadap Karin.
"Aku nggak papa kok pulang sendiri, aku baik- baik saja. Kamu jangan khawatir ya. Terima kasih ya, kamu sudah kasih tahu aku tentang Billy. Berkat kamu aku jadi tahu kelakuan buruk suamiku..." ucap Luciana dengan air mata terus mengalir.
"Luci... Tapi wajah kamu pucat sekali... Beneran kamu nggak papa...?'' tanya Karin.
"Iya. Nggak papa..." jawab Luciana yang sebenarnya kepalanya kembali merasa pusing. Mungkin karena syok dengan apa yang dia lihat tadi.
"Luci..." Karin lalu memeluk Luciana.
"Kamu yang kuat Luci. Aku tahu kamu pasti terpukul sekali dan hancur menghadapi semua ini..." Karin mengusap punggung Luciana.
Iya, Karin tak tahan untuk tidak ikut menangis melihat kesedihan yang sedang dialami oleh temannya itu.
"Iya Karin... Terima kasih ya..." ucap Luciana. Karin mengangguk lalu melepaskan pelukannya.
"Aku antar kamu sampai depan ya..." ucap Karin. Luciana mengangguk sambil tersenyum.
Mereka berdua lalu keluar melalui lobby utama. Dan pas di depan hotel kebetulan ada taksi lewat. Karin pun segera menyetopnya. Dan Luciana naik taksi untuk pulang ke rumah.
Di sepanjang perjalanan Luciana tak henti- hentinya menangis. Bayangan Billy sedang bercinta dengan Katrina terus menari- nari di pelupuk matanya. Hati Luciana rasanya sakit sekali..iya sakit sekali sampai menembus ke jantung. Luciana terus mengusap dadanya yang terasa sesak.
Iya, Luciana sadar, dia pernah membuat Billy kecewa. Bahkan kemarin saat dia bertemu dengan Noah, Billy sangat marah padanya dan tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Luciana karena dia menemui Noah di apartemen. Dan Luciana juga merasa bersalah saat dia terlena oleh godaan Noah hingga hampir saja dia dan Noah melakukan hal terlarang dengan kalau saja dia tidak lekas sadar kalau dia sudah menjadi milik Billy.
Iya, Luciana masih sadar dan memikirkan perasaan Billy kalau sampai dia tega mengkhianatinya. Dan dia dengan yakin mengambil keputusan untuk tidak bertemu lagi dengan Noah, pria yang jelas- jelas masih mencintainya dan memilih akan lebih fokus pada Billy. Iya, dia bertekad akan berusaha agar Billy mau memaafkannya dan menerimanya kembali.
Namun apa yang dia terima hari ini sungguh sangat menyakitkan. Orang yang sedang dia perjuangkan, ketahuan telah berkhianat. Bahkan Luciana harus menyaksikan bagaimana sang suami bercinta dengan perempuan lain di sebuah kamar hotel.
Luciana tidak menyangka kalau kesalahannya di masa lalu harus dibalas dengan penkhianatan sang suami yang begitu menyakitkan.
"Non...sudah sampai..." ucap supir taksi mengagetkan lamunan Luciana.
"O..i..iya pak... Maaf ya..." sahut Luciana.
"Ini uangnya pak, kembaliannya ambil saja..." ucap Luciana memberikan satu lembar uang ratusan ribu.
"Terima kasih Non..."
Luciana lalu turun dari taksi. Satpam rumah lalu membukakan pintu pagar untuk Luciana. Luciana pun segera berjalan menapaki halaman rumah yang cukup luas sambil memegangi kepalanya yang semakin pusing dan berkunang- kunang.
"Oh ya ampun kenapa kepalaku sakit sekali..." Luciana berpegangan pada tiang teras rumah.
Beberapa saat Luciana berdiri sambil bersandar di tiang tersebut berharap pusing kepalanya akan reda. Karena kalau dia terus berjalan takut dia akan jatuh karena kepalanya seperti berputar- putar.
Setelah dirasa lebih baik, Luciana mengambil kunci rumah di tasnya untuk membuka pintu. Dengan langkah perlahan dia masuk ke dalam rumah.
"Hei Luci...!! Dari mana saja kamu..! , jam segini baru pulang...?'' tanya nyonya Lidya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul satu malam.
Iya, nyonya Lidya kebetulan bangun tengah malam dan merasa haus, makanya dia pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Dan tanpa sengaja di ruang tengah dia melihat sang menantu yang baru pulang, entah dari mana.
"Eh Luci, kamu budek ya... Saya tanya kamu dari mana....!" bentak nyonya Lidya.
Namun Luciana tidak mau menjawab pertanyaan sang ibu mertua. Dia muak sekali dengan ibu mertuanya yang selalu ikut campur urusannya. Luciana pun terus menapaki satu per satu anak tangga untuk menujuk ke kamarnya.
"Dasar menantu tidak punya sopan santun. Ditanya diam saja. Telinganya budek sih... " ucap Nyonya Lidya.
Dan tak lama kemudian datanglah Billy dengan langkah tergesa- gesa.
"Eh Billy kamu sudah pulang...? Kata adikmu kemarin kamu pulang trus pergi lagi karena bertengkar dengan Luciana. Benar itu...?'' tanya Nyonya Lidya.
"Luciana mana mah...?'' tanya Billy tanpa ingin menjawab pertanyaan sang mama.
"Di kamarnya... Kamu tahu Billy, istrimu juga baru pulang.Nggak tahu dia habis pergi ke mana. Ditanya diam saja seperti orang bisu. Padahal dia perginya dari jam delapan lho. Masa jam satu baru pulang..." jawab nyonya Lidya.
"Mama yakin, dia pasti abis menemui selingkuhannya yang di apartemen itu. Sudah lah Billy, mending kamu ceraikan saja istrimu yang murahan itu. Kamu tidak jijik apa tubuhnya bekas laki- laki lain. Nanti kalau kamu menyentuhnya, kamu bisa ketularan HIV...." sambung nyonya Lidya terus nyerocos di depan Billy.
"Sudah lah Mah,,, jangan ngomong terus.. Billy sedang pusing....!'' Billy segera beranjak menapaki anak tangga menuju ke kamarnya.
"Hah...? Billy... tega sekali kamu membentak mamah..." nyonya Lidya kesal.
Sampai di depan kamar, Billy segera membuka pintu. Dan Billy merasa bersalah sekali ketika melihat Luciana yang sedang duduk di lantai, melipat kedua kakinya dan memeluk lutut sambil bersandar di tempat tidur. Luciana menangis tersedu- sedu.
Perlahan Billy mendekati sang istri dan jongkok di depannya.
"Luci... Maafkan aku ya. Aku tahu aku salah karena melakukan suatu hal di belakang kamu. Aku mau jelaskan sama kama kalau aku...
"Kamu tidak perlu menjelaskan apapun padaku mas...!!" seru Luciana sambil menatap tajam ke arah sang suami.
Air matanya terus saja mengalir tanpa bisa dibendung lagi.
"Aku tidak butuh penjelasan apapun dari kamu...! semua sudah jelas...! Kamu sudah selingkuh di belakang aku...! Kamu sudah mempermainkan perasaan aku...! Kamu munafik...! Aku benci sama kamu mas... ! Aku benci...!" teriak Luciana lalu berdiri karena tidak mau berdekatan dengan suaminya yang baru saja bercinta dengan Katrina dan tentu saja dia belum membersihkan diri.
"Kenapa kamu harus pulang mas....! Kenapa kamu tidak di hotel saja melanjukan aktifitas kamu yang tertunda dengan perempuan murahan itu....!" seru Luciana.
"Dia bukan perempuan murahan..." sahut Billy.
"Apa mas...? bukan perempuan murahan katamu...?'' tanya Luciana begitu geram karena sang suami membela perempuan yang sudah benar- benar salah karena berhubungan badan dengan suami orang.
"Dia tahu kalau kamu sudah jadi suami aku tapi dia mau saja ditiduri sama kamu, kamu bilang dia bukan perempuan murahan...!'' seru Luciana.
"Lalu apa sebutan yang pantas untuk dia...? Pelacur...?"
"Cukup Luci..cukup...! Jangan hina dia seperti itu... Katrina tidak salah apa- apa. Dia bukan perempuan murahan dan dia bukan pelacur..." jawab Billy.
"Kamu masih membela dia mas...?'' tanya Luciana dengan air mata terus mengalir.
"Maafkan aku Luci... Tapi apa yang aku katakan itu benar... Katrina tidak seperti yang kamu bayangkan. Dia orang yang baik. Dia tidak murahan... Apa yang aku lakukan dengan dia pun tidak salahnya...." jawab Billy.
"Apa maksud kamu mas...?'' tanya Luciana.
"Aku minta maaf karena aku tidak cerita sebelumnya sama kamu kalau aku sudah menikah dengan Katrina..." jawab Billy dengan raut wajah bersalah pada Luciana.
"A...apa...? Apa yang kamu bilang tadi mas...? Kamu..." Luciana tidak bisa melanjutkan kata- katanya.
Iya ,tentu saja Luciana begitu syok mendengar dari mulut suami sendiri kalau sang suami telah menikah lagi di belakangnya.
"Iya Luci... Aku dan Katrina telah menikah satu bulan lalu...'' jawab Billy.
"A..apa...? Sa...satu bulan lalu...?'' tanya Luciana dengan dada naik turun karena nafasnya begitu sesak.
"Maaf Luci...." ucap Billy.
"Kenapa mas...? Kenapa kamu tega melakukan itu padaku...? Hik..hik...."
"Tega kamu mas... Tega sekali kamu melakukan itu sama aku... Hik..hik...." Luciana menangis sambil memegangi dadanya yang terasa begitu sesak.
"Maaf Luci... Maaf..." ucap Billy lagi.
"Kenapa kamu lakukan itu mas...?'' tanya Luciana.
"Aku melakukan itu karena..."
"Karena apa...?" tanya Luciana menatap wajah sang suami.
"Karena aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan dari dia, yang tidak bisa aku dapatkan dari kamu..." jawab Billy.
Luciana menatap Billy sambil mengerutkan keningnya karena kurang paham dengan Billy maksud.
"Keperawanan... " ucap Billy.
" Walaupun umurnya jauh di atas kamu tapi dia masih perawan. Dan itu yang aku mau dari dia, karena aku tidak bisa mendapatkannya dari kamu...." sambung Billy.
Luciana
Bersambung....
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah