NovelToon NovelToon
Arshaina & Alzeera

Arshaina & Alzeera

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:678
Nilai: 5
Nama Author: FZR

ini karya author yang ke empat, mohon dukungan nya ya....
**************

alzeera sabrina akira, telah lama terpisah dengan saudara kembar nya dan ia berusaha mencari nya dan akhir nya ia di pertemukan dengan kembaran nya arshaina sandrina axira yang ternyata satu kampus dengan nya bahkan mereka satu kelas.

****************

sudah 14 tahun lama nya arzaneo giondra berpisah dengan adek kembar nya karna pembantaian pada keluarga nya 14 tahun yang lalu. ia juga sudah memiliki perusahaan yang ia beri nama 'zan group' yang sudah menempati no.2 di dunia setelah perusahaan 'ad company', dan ia juga membangun sebuah kampus yang ia beri nama 'az univercity'.

setelah mengetahui bahwa adek kembar nya berkuliah di kampus milik nya, ia pun meminta asisten pribadi sekaligus sahabat nya untuk mencari data tentang kehidupan adek kembar nya, sedangkan kepala kampus yang juga sahabat nya di mintai untuk menjaga kedua adek nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FZR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

berubah nya warna bola mata Sabrina

Saat ini ke empat gadis dan Afzan berada di kantin dan mereka hanya satu jam pelajaran saja jadi setelah makan mereka sepakat akan langsung pergi ke kantor.

"ayo makan dulu sayang" ucap Sabrina pada putra nya yang berada di pangkuan nya seraya mengarahkan sendok ke mulut mungil Afzan.

Afzan pun makan dengan lahap kemudian ia tersenyum dan bertepuk tangan kala melihat Arvan dkk datang ke kantin, Sabrina dkk yang bingung melihat Afzan pun mengikuti arah pandang nya yang ternyata melihat Arvan dkk yang datang menghampiri mereka.

"halo anak daddy, udah selesai ya makan nya" ucap Arvan seraya mengambil alih Afzan dari Sabrina dan ia pun duduk di samping Sabrina.

Sedangkan ketiga sahabat Arvan duduk di samping pujaan hati mereka masing masing meskipun belum jadian kecuali Etnan dan Syakira.

"ini minum susu nya sayang" ucap Sabrina seraya memberikan dot susu pada putra nya.

"kalian berempat udah pesen makanan belum?" tanya Lea.

"udah kok" jawab Lio mewakili ke tiga sahabat nya.

"nanti bunda ke mana? Ke kantor atau pulang?" tanya Arvan pada Sabrina.

"langsung ke kantor aja, nanti mbak alma biar langsung ke sana" jawab Sabrina.

"aku antar ya" pinta Arvan.

"emang nya daddy udah gak ada kelas?"

"gak kok, kelas aku udah selesai"

"baiklah"

Tak lama pesanan mereka datang dan mereka pun makan dengan tenang, sedangkan Afzan pun tampak anteng di pangkuan Arvan daddy nya.

Akhir nya makanan mereka telah berpindah ke perut dan mereka pun masih duduk di sana sebentar sebelum berangkat ke kantor.

Mereka sibuk bermain dengan Afzan yang di dudukkan di atas meja, dan Afzan juga mengoceh tidak jelas membuat mereka semua bertambah gemas dan tertawa karna ocehan bayi imut tersebut.

Tiba tiba dua orang cowok menghampiri tempat mereka, lebih tepat nya menghampiri Sabrina.

"hai Sabrina, kamu masih inget aku gak?" tanya salah satu cowok tersebut yang tak lain adalah Bara.

"sorry, gue gak kenal sama lo" jawab Sabrina yang hanya melihat sekilas lalu kembali fokus pada Afzan.

Keberadaan Bara dan Willy seakan tidak terlihat oleh mereka membuat Bara kesal. Bara pun langsung melepaskan tangan mungil Afzan yang di pegang oleh Sabrina dengan kasar dan hal itu membuat Sabrina marah karna telah membuat putra nya menangis.

"lo apa apaan sih hah!!! Bisa gak lo gak usah kasar, dia itu cuma anak bayi. Kalo lo mau ngomong, tinggal ngomong aja gak usah main kasar sama anak gue!!!!!" bentak dan marah Sabrina.

"gue tau kalo dia anak lo, tapi dia kan cuma anak haram lo dan pasti lo gak sayang kan sama dia dan juga itu semua gara gara cowok ini yang ngerusak lo kan sampai lo hamil dan punya anak haram ini" ucap Bara seraya menunjuk Arvan.

Arvan yang di tuduh seperti cowok br**gs*k pun tak terima dan hendak maju, namun di cegah oleh Sabrina karna ia sedang menggendong Afzan yang masih menangis sejak tadi.

"kenapa? Lo gak terima? Seharus nya lo tanggung jawab, tapi terima kasih karna lo gak mau tanggung jawab karna gue yang akan menikahi nya. Dan lo tetep jadi cowok br**gs*k, baji*ga*..........."

BUGH BUGH

DAK

BUGH DUK

BRUK

BUGH BUGH

"Bara!!" panggil Willy dan hendak mendekat.

"JANGAN MENDEKAT KALO GAK MAU GUE BUNUH DIA!!!!" bentak Sabrina dengan tatapan mata nya yang tajam pada Willy membuat Willy ketakutan apalagi warna mata Sabrina telah berubah sepenuh nya berwarna merah dan biru.

Arvan dkk dan Sandrina dan kedua sahabat nya terkejut melihat berubahan warna mata Sabrina yang asal nya berwarna ungu, tak lupa Arvan menutup mata Afzan agar tidak melihat bunda nya yang akan membuat nya takut.

Beruntung kantin nya sepi dan hanya ada mereka di sana serta Bara dan Willy.

(ini gak bisa di biarin, Zeera bisa beneran bunuh dia kalo gak ada yang nenangin Zeera. Tapi dulu gak ada yang bisa nenangin dia selain mommy daddy, bahkan abang pun gak bisa) batin Sandrina bingung.

Hingga Arvan tiba tiba menyerahkan Afzan pada Sandrina, membuat Sandrina bingung tapi juga menerima Afzan yang masih menangis.

"jangan, dia bisa celakai lo nanti" cegah Sandrina saat Arvan hendak menghampiri Sabrina.

"kalo di biarin bisa bahaya juga buat Sabrina" ucap Arvan dingin.

Arvan pun tetap mendekati Sabrina dengan hati hati, kemudian ia berjongkok di dekat Sabrina yang duduk di atas tubuh Bara dan menahan kedua tangan nya.

Meskipun di tatap dengan tajam oleh Sabrina hal itu tidak membuat Arvan gentar sedikit pun, dan perlahan tangan nya terulur untuk mengusap kepala Sabrina dengan lembut dan sayang. Arvan tersenyum karna Sabrina tidak mengamuk pada nya kala ia telah menyentuh kepala nya.

"tenang ya, kasian Afzan nanti takut sama kamu kalo liat kamu kayak gini" ucap Arvan dengan lembut seraya terus mengusap kepala Sabrina dengan sayang.

Sabrina pun memejamkan mata nya sejenak, kemudian membuka mata nya kembali dengan warna bola mata yang telah berubah seperti semula.

...****************...

Sesampai nya di mansion setelah Arvan pulang Sabrina langsung masuk seraya menggendong Afzan dan memberikan nya pada mbak Alma yang baru saja turun.

"mbak, tolong bawa ke kamar nya ya mbak" ucap Sabrina.

"baik nona muda"

Sabrina pun langsung pergi ke kamar nya untuk mandi dan berganti pakaian, sedangkan di lantai bawah terdapat Lea dan Sandrina yang baru datang.

"Sani, mana Zeera?" tanya Sandrina.

"nona muda Sabrina ada di kamar nya nona muda" jawab Sani.

"lo langsung ke kamar gih, gue mau ke kamar Zeera dulu" ucap Sandrina pada Lea.

"baiklah"

Dan baru saja mereka berdua hendak naik, tiba tiba Arzan memanggil mereka.

Arzan di telpon oleh Sandrina dan menceritakan apa yang terjadi saat di kantin tadi hingga membuat bola mata Sabrina berubah serta Arvan yang menenangkan nya.

"Arsha Lea, mana Zeera?" tanya Arzan panik.

"dia ada di kamar nya, ini aku mau ke kamar nya" jawab Sandrina.

"ya udah, abang ikut"

Akhir nya Arzan dan Sandrina pergi ke kamar Sabrina, sedangkan Lea pergi ke kamar nya sendiri karna ia tak ingin mengganggu privasi ketiga saudara angkat nya.

Tanpa mengetuk pintu Arzan dan Sandrina langsung masuk begitu saja tak lupa menutup pintu nya kembali dan mendapati Sabrina yang duduk di tepi kasur sambil termenung.

Sabrina melihat kembaran dan abang nya yang duduk di samping nya dengan tatapan khawatir pada nya, kemudian Sabrina langsung berhambur memeluk abang nya dan menangis dengan keras di pelukan abang nya sedangkan Arzan dan Sandrina hanya diam dan mengusap kepala dan punggung Sabrina.

Di kamar itu hanya tangis Sabrina yang terdengar, mereka seperti kembali ke masa lalu di mana di saat Sabrina masih berusia 3 tahun dan kejadian nya sama seperti saat ini yakni warna bola mata Sabrina berubah menjadi merah dan biru.

Setelah berubah seperti semula, mommy daddy nya dulu pun langsung membawa Sabrina ke kamar nya dan saat itu Sabrina langsung menangis di pelukan mommy nya seperti saat ini juga tanpa ada yang berbicara sama sekali hingga esok hari.

Tak terasa Sandrina ikut menangis karna mengingat saat itu hingga Akhir nya Arzan memeluk kedua nya.

Sudah satu jam mereka dalam posisi seperti itu, dan Sabrina dan Sandrina pun mulai berhenti menangis.

Arzan mengusap sisa air mata kedua adek nya dan menyuruh mereka untuk tidur karna ia tau pasti kedua adek nya sangat lelah.

Sabrina pun merebahkan diri nya begitu juga dengan Sandrina yang merebahkan diri nya di samping kembaran nya, dan Arzan pun menyelimuti kedua nya tak lupa mengecup kening mereka.

Tak butuh waktu lama, akhir nya kedua nya terlelap dan terdengar dengkuran halus dari kedua nya.

Arzan pun beranjak dari tempat nya secara perlahan agar tak membangunkan kedua adek nya, dan ia pun keluar menuju kamar nya untuk bebersih dan berganti pakaian kemudian tidur.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!