Anna bukan janda, aku tahu semuanya
tapi aku tak bisa mengatakan itu padanya
aku takut dia justru akan pergi dari ku setelah tahu semuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Anna melebarkan tangannya di hadapan Abel.
"Apa tadi Pak Abel bilang? " tanya Anna sambil memejamkan mata yang dahinya berkerut.
"Yang mana? " Abel takut salah bicara.
Anna ingin mengulangi ucapan Abel tapi merasa malu sendiri.
"Hhh... ok. 12 hari saya minta cuti ya Pak! " Anna menghela tak jadi mengungkit panggilan "sayang" Abel padanya.
Anna berbalik hendak merapikan bekas kuenya. Abel menghampiri.
"Tapi sayang, 12 hari itu terlalu lama, kamu bakal bosan dan rindu sama aku" ucap Abel.
Anna berbalik dengan mata membulat karena mendengar panggilan itu lagi.
Abel meraih pinggangnya dan memeluknya. Anna seolah terhipnotis untuk diam menerima semua perlakuan manis Abel.
"Kamu mau ke Lampung ya? " bisik Abel.
Anna menghela, bukan lega tapi merasa masih dipermainkan Abel. Dia mendorongnya dan marah.
"Berhenti melakukan ini pada saya Pak" Anna kesal.
"Kenapa? Kan aku bilang aku suka kamu" ucap Abel.
Anna menyeringai.
"Aku peluk, cium dan sebagainya itu karena aku suka kamu, kamu diam menerima semua itu karena kamu juga suka aku" lanjut Abel.
Anna melotot.
"Kita buktikan! " ucap Abel.
Anna kebingungan dengan ucapan dan gerakan badan Abel, berpikir tentang apa yang akan dilakukannya kali ini.
Abel datang lagi menghampiri dan kali ini meraih leher Anna dengan kedua tangannya dengan perlahan dan lembut mencium bibir Anna.
Tangan Anna mendorong dada Abel, tapi Abel terus mencumbunya. Satu tangan Abel meraih pinggang Anna hingga mereka saling berdekatan.
Benar saja, Anna tak berkutik, tangannya meremas kaus Abel di dadanya. Merasakan ciuman Abel yang semakin lama semakin lembut. Kemudian tangannya beralih ke wajahnya. Lalu....
"Awwww.....!" Abel berteriak.
Anna menjewer telinga Abel, dengan terengah-engah tersenyum puas melihat pria yang selalu membuatnya tersipu itu kesakitan.
"Sakit sayang! " keluh Abel.
"Pak......! " Anna mengeluh lagi.
Abel tersenyum lagi kemudian memeluknya. Anna meronta tak mau dipeluk.
"Sayang sayang sayang sayang sayang..... "
Berulang-ulang Abel memanggilnya sayang di pelukannya, hingga Anna tak meronta lagi.
"Sayangnya Abel, Anna Maria" bisik Abel.
'benarkah? ' tanya hati Anna.
"Benar, Anna Maria kesayangan Abel" ucap Abel seolah menjawab pertanyaan dalam hatinya.
Abel melepaskan pelukannya.
"Baiklah, 12 hari. Lagipula sudah ada wanita cantik lain yang jadi sekertaris ku, kamu bisa cuti dengan tenang" ucap Abel seraya mencubit pipinya.
Anna hanya diam menatapnya.
"Kenapa hanya diam? " tanya Abel jadi canggung.
"Ini seperti mimpi" jawab Anna.
"Apa? "
"Anda memeluk dan mencium saya seolah saya adalah milik anda" lanjut Anna.
Raut wajah Abel berubah.
"Apa yang terjadi? Dimana tempat Clara di hati anda yang sampai membuat Anda mabuk dan meracau hari itu? Hari dimana akhirnya saya lelah dan menyerah menemani Anda" lanjut Anna.
Abel tak mengerti dengan apa yang Anna bicarakan. Tapi kemudian dia sadar dan mengerti.
"Anna malam itu... " Abel hendak menjelaskan, namun kembali, dia merasa tak perlu mengungkitnya lagi.
Anna menunggu, tapi Abel hanya terdiam.
"Saya suka Pak Abel sejak pertama bertemu, meski saat itu kamu terbaring lemah di ICU, menerima semua kekurang mu, selama bertahun-tahun tetap di sisi mu, yang mungki orang lain pikir itu hanya karena aku takut kebutuhan anak-anak tak bisa terpenuhi jika pergi darimu, tapi mereka ga pernah tau yang ada di sini" Anna mengusap dadanya sendiri.
Abel menatapnya.
"Ya, aku cemas, pasti sangat sakit melihat saudara kita bersikap tidak normal, temperamental, menyakiti mu dengan perkataan ataupun tindakannya, lebih dari itu, aku takut tangan mu terluka, setelah hati mu sangat terluka" Anna mulai menangis.
Abel memejamkan matanya sejenak sambil mengambil nafas dalam.
"Ya, aku tidak bisa jauh darimu, aku selalu ingin melihatmu baik-baik saja. Aku mengakui semua itu. Dan semakin aku menyadarinya, aku merasa semakin bodoh saat mengingat betapa kamu sangat terluka ditinggalkan oleh Clara, hingga mau berpura-pura mencium ku, memelukku di hadapannya, orang yang mungkin hanya kau anggap sebagai orang bodoh yang selalu menuruti keinginan mu"
"Tidak Anna, tidak begitu" Abel hendak meraih tangannya.
Anna mengambil nafas dalam, kemudian mendekatinya. Perlahan mengecup bibir Abel sambil berjinjit.
"Saya cuti mulai besok Pak, sampai jumpa minggu depan" ucap Anna setelah melepas wajahnya.
Abel hanya bisa terdiam, membiarkan Anna pergi.
Dia menghela mengingat bagaimana malam itu bisa terjadi.
**
Abel menghadiri acara makan malam bersama kru balapannya. Makan malam yang berakhir dengan pesta minum bersama.
Beberapa mabuk dan mulai meracau. Abel yang tak minum mendengar semua pembicaraan antara manager dan orang-orang yang dulu menjadi kru nya.
"Clara membayarnya, dia meminta pria itu untuk mengatur kecelakaan Abel" sambil sempoyongan dia menunjuk ke wajah orang yang bicara dengannya.
Abel yang ada di dekat mereka berdiri terpaku mendengar ucapannya.
Tapi kemudian, Clara datang dengan manja mendekati dan memintanya kembali menjadi pacarnya.
Jelas hati Abel hancur, setelah kecelakaan, Clara hampir tidak pernah datang atau menanyakan kabarnya. Abel sudah melupakan dirinya dan ingin mulai dengan Anna.
Tapi kedatangan Clara seolah mengejek dirinya, yang pikirnya Clara sangat mudah mempermainkan dirinya.
Abel minum, tapi dengan minum minuman keras, masih tidak bisa membuatnya berkata kasar pada wanita yang pernah jadi kekasihnya itu.
Abel terus menolak permintaan Clara untuk kembali, hingga dia tak sadar dan dibawa pulang oleh Clara.
**
Abel berpikir, apa yang sudah dia katakan saat dia mabuk hingga membuat Anna tak mau menerimanya lagi.
"Apa jika Anna tau kalau justru aku tak mau bersama Clara lagi karena dia penyebab kecelakaan ku, dia akan mau menerima ku? " gumam Abel, bertanya pada dirinya sendiri.
Kemudian Abel ingat perkataan ayahnya juga dokter Frans.
"Jika Anna tahu semua tentang kecelakaan itu, mungkin dia akan membenci ku selamanya" lanjut Abel.
Masih dengan semua pertanyaan yang jawabannya entah bagaimana.
Andri datang setelah beberapa menit Anna pergi.
"Pak, bu Anna dijemput Pak Stevan" ucap Andri.
"Hmmm, ya, saya tau" jawab Abel.
Kemudian menelpon Stevan.
"Hallo! Mau apa? " tanya Stevan ketus.
"Awas lu ngapa-ngapain Anna, gua cari lu sampe lubang tikus sekalipun" ucap Abel.
"Kebalik, lu udah apain Anna gua ga nyariin lu, tapi kalau Anna sampe nangis abis ketemu lu, jangan harap dia balik lagi sama lu"
Stevan malah berbalik mengancam. Abel terheran, menatap ponselnya sendiri.
"Ihh, jadi dia yang lebih galak" ucap Abel.
"Ini juga dia merengut kek gini kenapa? Abis lu apain tadi? " tanya Stevan.
"Ihh kalian berisik" ucap Anna memukul Stevan.
"Abis gua cium, dia cium balik ko, dia nyesel aja udah cuti, dan udah mulai kangen gue! " seru Abel seraya menaruh kue di dalam lemari es.
Tapi Stevan menutup telponnya karena tak mau mendengar cerita kemesraan mereka lebih lama.
Abel kesal.
"Dasar duda tengil! " gumam Abel.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>