NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Dosen Killer

Menikah Dengan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: santi puspita

Naya, gadis kaya raya yang terkenal dengan sikap bar-bar dan pembangkangnya, selalu berhasil membuat para dosen di kampus kewalahan. Hidupnya nyaris sempurna—dikelilingi kemewahan, teman-teman yang mendukung, dan kebebasan yang nyaris tak terbatas. Namun segalanya berubah ketika satu nama baru muncul di daftar dosennya: Alvan Pratama, M.Pd—dosen killer yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti kompromi.

Alvan baru beberapa minggu mengajar di kampus, namun reputasinya langsung menjulang: tidak bisa disogok nilai, galak, dan terkenal dengan prinsip ketat. Sayangnya, bagi Naya, Alvan lebih dari sekadar dosen killer. Ia adalah pria yang tiba-tiba dijodohkan dengannya oleh orang tua mereka karna sebuah kesepakatan masa lalu yang dibuat oleh kedua orang tua mereka.

Naya menolak. Alvan pun tak sudi. Tapi demi menjaga nama baik keluarga dan hutang budi masa lalu, keduanya dipaksa menikah dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Setelah lelah seharian bermain di pantai dan menikmati suasana Bali, Naya masuk lebih dulu ke kamar hotel. Handuk kecil melilit rambutnya yang masih basah, dan ia melempar tubuhnya ke ranjang sambil menghela napas panjang.

Di sisi lain ruangan, Alvan duduk bersandar di sofa dengan laptop masih terbuka di pangkuannya. Jemarinya sempat sibuk mengetik sebelum akhirnya ia tertidur—kepalanya tertunduk, nafasnya teratur, dan wajahnya tampak kelelahan.

Naya mengintip ke arah Alvan.

Pelan-pelan ia bangkit, lalu menarik selimut yang setengah tergulung di ranjang. Ia berjalan perlahan dan menutup layar laptop Alvan sebelum menyelimuti tubuh pria itu tanpa suara.

Sejenak, Naya berdiri mematung, memperhatikan wajah Alvan yang tertidur.

"Kenapa saat tidur pak dosen keliatan ganteng ya" batinnya lirih.

"Tapi sayang kalau dia buka mata dan telinga jadi nyebelin"

Tapi hanya beberapa detik dia tenggelam dalam pandangannya, Naya langsung menggeleng pelan.

"Ih, apaan sih, Nay... jangan kesambet!" gumamnya pelan, lalu kembali ke tempat tidurnya dengan ekspresi sok cuek.

Saat ia hendak naik ke kasur, tiba-tiba suara berat terdengar dari arah ranjang:

"Kamu ngomel apa sih dari tadi?"

Naya refleks menoleh cepat.

"Hah?! Nggak ngomel!" jawabnya panik.

Alvan setengah membuka matanya, menyipit curiga.

"Aku tidur, bukan tuli. Tadi kamu ngedumel sambil berdiri di situ. Kupikir kamu kerasukan."

"Nggak! Aku... ngomel sama nyamuk!" elaknya cepat.

Alvan hanya menatapnya datar. Lalu,

"Kalau kamu mau liatin aku tidur, bilang aja. Gak usah sambil komat-kamit."

"SIAPA JUGA YANG LIATIN?! PD AMAT!"

"Yah, habisnya kamu berdiri sambil senyum-senyum sendiri."

Naya mendecak pelan dan langsung naik ke kasur, membalikkan badan membelakangi Alvan.

"Besok pagi gue cek ke dokter deh. Mungkin ada gangguan penglihatan karena ngeliat dosen nyebelin bisa kelihatan ganteng waktu tidur," batinnya lagi sambil menarik selimut.

Alvan yang masih setengah ngantuk menyeringai pelan.

Tapi senyumnya langsung lenyap saat Naya menoleh dan berkata santai,

"Oh iya, aku lupa ngasih tau..."

Ia menyandarkan punggung ke bantal sambil melirik ke arah Alvan,

"Besok aku mau keliling Bali. Sama Sarah... sama Arya juga."

Alvan membuka mata seutuhnya.

"Arya?" ulangnya pelan.

Naya pura-pura tak menangkap nada itu dan melanjutkan,

"Kalau Pak Dosen mau ikut ya bangun pagi, jangan kesiangan. Nanti kamu ditinggal sendirian di hotel, kayak anak orang ilang."

Tatapannya sengaja menusuk, senyum sinisnya tidak disembunyikan.

Alvan menatap langit-langit kamar, rahangnya mengeras sesaat.

"Kamu ngajak Arya?"

"Kenapa? Gak boleh?"

Naya menyilangkan tangan di dada.

"Dia temanku. Dan kayaknya satu-satunya orang yang gak sibuk jadi detektif di hidup orang lain."

Alvan tertawa pelan, hambar.

"Yakin dia gak sibuk? Dari yang kulihat, dia cukup... memperhatikan hidup kamu juga."

"Daripada sibuk ngatur hidup istri orang, mending kayak Arya, setidaknya dia gak nyebelin."

Keduanya saling diam. Tegangan tipis memenuhi kamar, walau tidak ada suara yang meninggi.

Akhirnya, Alvan duduk bersandar di sofa, meraih botol air dan meneguk perlahan.

"Kalau gitu, besok aku bangun pagi. Biar bisa lihat seberapa menyenangkannya liburan kalian berdua."

"Terserah."

Naya menarik selimut hingga ke dada, lalu membalikkan badan.

Di balik punggungnya, Alvan masih duduk memandangi punggung Naya. Ada sesuatu di dadanya sedikit tidak nyaman, dia tidak suka mendengar nama Arya dipuji oleh Naya .

Tapi ia memilih diam.

Beberapa jam kemudian, Naya sudah tertidur pulas. Napasnya tenang, ritmenya teratur. Sorot lampu tidur membuat bayangan wajahnya tampak lebih lembut, tidak segarang biasa nya saat sedang berdebat. Tapi Alvan... justru belum memejamkan mata sedetik pun.

Ia masih duduk di ujung ranjang, tubuh bersandar pada kepala tempat tidur. Cahaya ponsel di tangannya sudah lama redup, tapi isi kepala nya tetap berisik.

"Kenapa harus ada pernikahan jika tidak ada cinta?" pikir nya, kedua telapak tangan nya menggenggam erat di atas selimut.

"Kenapa harus ada perjanjian... jika keduanya bahkan tidak menginginkan hal itu sejak awal?"

Suara debur ombak dari jendela hotel yang sedikit terbuka tidak cukup menenangkan pikirannya.

Ia menoleh perlahan ke arah Naya, menatap wajah yang kini tertidur tanpa beban.

"Kenapa aku mau menikah dengan mahasiswa ku sendiri?" gumamnya pelan, penuh nada getir.

"Kenapa harus dia yang aku nikahi?"

Alvan menarik napas panjang, lalu menghembuskan perlahan.

Apakah karena rasa tanggung jawab?

Atau karena tekanan dari dua keluarga yang ingin menyatukan demi reputasi dan kehormatan?

Atau... ada sesuatu dalam diri Naya yang sejak awal mengusik diri nya?

Yang membuatnya menatap lebih lama dari seharusnya?

Yang membuat nya marah, kesal, tapi juga... tak bisa menjauh?

Alvan mengalihkan pandangannya ke langit-langit kamar.

"Apa aku sudah gila?" gumamnya lagi.

Ia menutup mata, tapi bukan untuk tidur. Hanya mencoba menenangkan diri dari suara-suara di kepalanya yang tak kunjung diam.

Sunyi begitu pekat. Hanya suara napas Naya yang terdengar lembut dari sisi ranjang, seolah tidak tahu bahwa orang di sebelahnya sedang kehilangan arah.

"Apakah aku harus mencoba untuk menerima pernikahan ini...?"

Ia membuka mata nya kembali, menatap gelap yang membalut langit-langit hotel.

"Tapi Naya sendiri yang bilang, ini hanya sandiwara. Untuk membebaskan diri dari kendali ayahnya."

Seketika, dada Alvan terasa lebih sesak.

Ia ingat jelas tatapan mata Naya saat mereka bicara seminggu lalu dingin, tegas, penuh batas. Tak ada ruang bagi kemungkinan bahwa hubungan ini akan berubah menjadi sesuatu yang nyata.

"Lalu aku kenapa...?"

"Kenapa aku mulai berpikir untuk membuat sandiwara ini jadi nyata?"

Ia melirik ke arah Naya yang masih tertidur. Posisi tubuhnya sedikit miring, bibir nya setengah terbuka. Ada ketenangan di wajahnya, ketenangan yang tak pernah muncul saat ia bangun.

"Kenapa kamu gak seperti ini pas bangun? Gak nyolot, gak ngeyel..." pikir nya sambil menahan senyum tipis, lalu menggeleng kecil.

Tapi senyum itu cepat menghilang.

"Kalau dia tahu aku mulai berharap lebih, dia pasti akan kabur. Atau... membenciku."

"Tapi kalau aku terus berpura-pura ini gak penting, lama-lama aku sendiri yang hancur." tangan alvan perlahan mendekat dan mengusap pelan kepala Naya hingga akhir nya bersandar penuh ke sandaran kepala tempat tidur, menutup matanya dengan lebih tenang. Tapi malam belum sepenuhnya reda di dalam dadanya.

Dan untuk pertama kalinya, ia takut.

Takut kalau suatu saat ia benar-benar jatuh pada wanita yang sejak awal hanya ingin berpura-pura.

🍒🍒🍒

Halo semua untuk yang sudah mampir terima kasih banyak dan jangan lupa tinggalkan jejak ya karena itu sangat sangat sangat berarti buat aku yang kecil ini😊🥲

1
Reni Anjarwani
bagus bgt ceritanya doubel up thor
sanpus: heheh iya
total 1 replies
Reni Anjarwani
buat naya jatuh cinta pak dosen dan buat dia bahagia
sanpus: copy 😀
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
sanpus: siap🙏😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!