Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Dua
Tap tap tap
Terdengar suara langkah kaki seseorang yang melintas didepan Gita. Ia melirik wanita yang saat ini tergeletak tak berdaya dengan wajahnya yang pucat.
Pria bertubuh gagah dengan wajah tampan rupawan itu mengabaikannya. Ia pulang kerumah hanya ingin mengambil pakaian gantinya.
Saat ia melirik wanita tersebut, tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh wajah yang menyerupai seekor kera dengan ruoa yang sangat menjijikkan.
"Hah!" pria bernama Arka itu tersentak kaget. Baru saja kemarin wajah Gita berubah dengan kudis dan banyaknya belatung, kini sudah berubah lagi menjadi binatang primata.
"Mengapa ia seburuk itu? Sangat menjijikkan!" gumamnya dengan penuh kebencian.
Setiap saat ia melihat Gita, maka rasa benci dihatinya terus bertumbuh, bahkan keinginan untuk menganiaya begitu besar.
Arka mempercepat masuk ke dalam kamarnya. Ia membersihkan tubuhnya dan wajahnya tampak lelah karena tidurnya terganggu malam tadi oleh sosok yang tak terlihat sehingga membuat ia tidak begitu fit.
Saat bersamaan, Gita tersadar dari pingsannya. Ia membuka kedua matanya, meski masih terasa berat, dan kepalanya sedikit pusing.
Dan lagi-lagi ia mendapati dirinya tergeletak diatas lantai. Ia mengendus aroma parfum suaminya, dan mendengar seseorang sedang membersihkan dirinya dikamar mandi.
Gita mencoba beranjak bangkit dari lantai. Lalu membuka pintu kamar secara perlahan. Saat pintu terbuka, ia mendapati sang suami baru saja keluar dari kamar dengan handuk yang terlilit dipinggangnya.
Arka menatapnya sejenak, lalu memalingkan wajahnya dengan rasa jijik yang sangat besar.
"Apa yang kamu cari?" tanya Arka dengan nada ketus.
"Aku mencarimu, Mas! Dan kau tak pulang semalaman! Apa yang kau lakukan diluaran sana?! Kau berselingkuh--kan!" cecar Gita dengan suaranya yang menggelegar dan pastinya ada tetangga yang mendengarnya.
Pagi ini suasana rumah itu sudah diwarnai pertengkaran yang membuat para jiran tetangga berbisik-bisik dengan suara yang semakin pelan, dan semakin pelan, maka beritanya semakin begitu seru.
Seorang wanita yang berada disisi kiri rumah Gita menghampiri tetangga seberang karena selama ini cukup menahan diam meski Arka kerap kali terdengar menghardik dengan suara lantang.
"Si Gita kenapa ya? Kok akhir-akhir ini rada aneh?" tanya salah wanita berambut pendek seleher pada tetangganya yang bernama Ningsi.
"Iya, ya. Aku perhatikan Arka juga rada aneh beberapa hari ini." jawabnya dengan nada berbisik.
"Puteranya si Raihan juga dirawat Nita!" sahut Tuti dari arah belakang.
Praaaang
Tiba-tiba obrolan mereka terjeda saat mendengar sesuatu dibanting ke lantai.
"Kamu jahat, Mas! Kamu jahat! Kamu beneran selingkuh, salah aku apa--cob?!" teriak Gita dengan sengit, bahkan ia tak perduli jika tetangga mendengarnya.
"Iya, aku selingkuh! Emangnya kenapa? Itu semua karena wajah kamu yang menjijikkan !" sabut Arka dengan tak kalah sengit.
Seketika ketiga warga yang sedang bergosip itu tercengang. "Dasar laki! Baru naik jabatan saja udah bertingkah, pakai selingkuh!" celetuk Ningsi yang seolah tak terima mendengar ucapan Arka.
Sebagai wanita ia juga turut prihatin dengan kondisi Gita yang dikhianati disaat karir suaminya sedang berada dipuncak.
"Iya, ya. Laki mah emang begitu! Masa istri secantik Gita dibilang buruk rupa, dasar gak bersyukur banget!" sahut Tuti yang tak kalah geram.
Wati yang dari tadi masih diam mencoba mencerna ucapan kedua tetangganya. "Padahal mereka selama ini pasangan yang romantis, adem ayem, dan gak pernah terdengar bertengkar,"
"Jangan percaya dari luarnya saja, biasanya mereka yang romantis diluarnya, tetapi menyimpan banyak duka didalamnya, semua itu hanya menutupi keberantakan hubungan mereka," Ningsih menimpali.
Tuti dan Wati tampak mengangguk setuju dengan ucapan Ningsih barusan.
Mereka sepertinya masih setia menguping karena ingin mencari informasi yang akurat. "Tau gak ada kalimat yang harus kita waspadai untuk para suami?" Wati tiba--tiba nyeletuk.
"Apaan?" sahut keduanya.
"Temanilah suamimu saat ia masih berjuang, dan saat ia sukses, maka kau akan dibuang," ucap Wati dengan wajah yang terlihat serius
"Huuuus, istigfar, gak semua suami sperti itu," sahut mpok Aisyah yang datang dari arah belakang.
Wanita berhijab dengan wajah teduh itu ikut nimbrung dengan ketiganya, sebab ia juga mendengar keributan antara Gita dan Arka yang bertengkar dengan suara lantang.
"Eh, mpok Aisyah. Ikut nimbrung juga," sahut Wati dengan cengengesan.
"Sepertinya kita harus memanggil ketua RT untuk mendamaikan mereka, sebab sudah membuat tetangga merasa terganggu, apalagi tadi saya bertemu dengan Gita yang tertidur dijalanan gang," ucap wanita berhijab segitiga itu dengan tatapan yang sedih.
"Hah!" ketiga wanita yang tadi bergosip tersentak kaget. Bagaimana mungkin Gita sampai separah itu? Apakah ia diusir oleh Arka? Berbagai pertanyaan mulai datang dari benak mereka.
"Sudahlah, bubar, jangan menggosip, mungkin kita doakan saja untuk kebaikan mereka," ucap Aisyah mengingatkan.
Namun lagi-lagi mereka dikejutkan oleh suara dentingan benda kaca yang dibanting le lantai.
Lalu disusul dengan amukan Gita yang semakin terdengar sengit. "Mengapa setelah kau naik jabatan, kau berselingkuh dariku! Aku menemanimu dari titik terbawahmu! Dan ini balasanmu!" Gita terdengar emosi, dan mereka berempat yang tadi hendak membubarkan diri, kembali berkumpul dengan tatapan yang saling penasaran.
Plaaaak
Terdengar suara tamparan yang melayang dipipi Gita, dan itu terdengar sangat menyakitkan.
Seketika keempat wanita itu mau tidak mau masuk ke dalam rumah dan melerai keduanya.
Gita memegangi pipinya yang panas dan terasa sakit. Ada bekas jemari tangan Arka dikulit mulusnya.
Terlihat Arka mengangkat tangannya kembali dan sepertinya ia merasa ada yang mendorong hatinya untuk kembali melakukan penganiayaan itu pada sang istri.
"Arka, cukup!" hardik Aisyah dan mencoba mencegah pria itu untuk kembali menganiaya sang istri.
Arka tersentak kaget karena melihat ada beberapa tetangganya yang masuk ke rumah dan mencoba melerai mereka.
Pria itu menurunkan tangannya. Lalu mengambil tas kerjanya yang tergeletak diatas ranjang, dan merapikan pakaiannya, kemudian pergi meninggalkan rumah dengan wajahnya yang masih diliputi amarah.
Melihat Arka telah pergi, keempat wanit itu mencoba membantu Gita untuk bangkit dari lantai, dan membawanya ketepian ranjang.
Gita tersengguk menahan tangisnya. Ia merasa sangat sakit hati dan juga sedih akan perlakuan Arka padanya.
Aisyah mendekapnya, lalu mengusap punggungnya. "Istigfar, Git. Istigfar," wanita itu mencoba menenangkan hati tetangganya yang saat ini pasti mengalami guncangan mental yang cukup parah.
Bagaimana tidak, ia seorang wanita yang pintar dalam hal memasak dan selama ini banyak dari para tetangganya yang selaku memesan catering darinya, kini tampak bagaikan wanita yang tak memiliki pegangan arah.
Gita masih sesenggukan, dan ia masih terguncang dengan apa yang ia lalui.
"Dia selingkuh, Mbak. Dia selingkuh," ucap Gita dengan nada tersedu sedan.
"Yang sabar, ya. Ini cobaan kamu, kamu harus kuat," Aisyah mencoba menguatkan hati wanita itu.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔