Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.
Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.
Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.
Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan yang gagal part 2
"Tapi, kak Edward dan Papaku sudah mengatur tentang perjodohan kita. Mau kamu tahu sebanyak apapun tentang rahasia pernikahan kita akan tetap terjadi." Ucap Giselle sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Yakin?"Tanya Revan tersenyum miring.
"Tentu saja! Lagi pula laki-laki yang aku sukai tidak akan pernah menolak pesonaku. Apalagi lepar dari jeratku." Jawab Giselle percaya diri.
"Aku acungi jempol rasa percaya diri mu Nona, tapi kamu jangan lupa. Aku bisa saja memperlihatkan semua rahasia kamu sama kakak ku, apa kamu pikir setelah kakak ku mengetahui wanita yang di jodohkan dengan adiknya ternyata barang bekas dan tidak ada harga dirinya! Kamu yakin kak Edward masih mau melanjutkan perjodohan menjijikan ini?" Tanya Revan santai.
"Kalau aku mau, aku bisa saja membuka semua rahasia yang kamu simpan begitu juga dengan rahasia keluarga mu Nona. Jangan kamu pikir aku tidak tahu maksud Papa kamu menerima perjodohan ini? Kamu bukan level ku dan aku tidak suka dengan barang bekas, apalagi sudah di pakai berkali-kali oleh semua laki-laki. Kamu tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Dirgantara, karena apa? Karena kamu itu sampah dan tidak sda harga dirinya sama sekali. Kamu terlalu murahan." Lanjut Revan penuh penekanan.
Giselle yang mendengar kata-kata Revan mengepalkan tangannya karena tidak direndahkan.
"Oh ya satu lagi! Aku akan menikah tapi bukan dengan wanita murahan seperti kamu." Lanjut Revan.
"Revan jangan bercanda kamu! Kak Edward sudah menjodohkan kita. Apa kamu mau menentang keputusan Kak Edward? Apa kamu sudah siap di buang oleh Kak Edward?" Tanya Giselle gusar.
"Sayang sekali! Kak Edward tidak akan pernah membuang ku Nona. Aku ini adik kandungnya dan satu-satunya keluarga yang dia miliki, mau sebesar apapun kesalahanku Kak Edward tetap akan mengakui ku sebagai adiknya." Jawab Revan penuh penekanan.
Giselle semakin gusar kala mendengar kata-kata Revan dan dia tidak ingin perjodohan ini gagal. Karena Giselle ternyata sudah mencintai Revan sejak dia berusia sepuluh tahun, bisa di bilang Revan adalah cinta pertamanya.
Dari dulu Revan tak pernah mau melihat ke arahnya. Bahkan, saat menjadi seorang model terkenal pun, Revan masih saja tak melirik ke arahnya. Apalagi Revan sangat banyak mengetahui rahasia yang sudah dia simpan rapat-rapat, Giselle yakin Revan ilfeel dan semakin menjauh dari dirinya.
"Kencan hati ini aku nyatakan gagal. Karena kita berdua tidak cocok! Jadi, selamat tinggal jalang." Ucap Revan menyeringai.
Revan langsung berdiri dan hendak pergi dari restoran, namun langkahnya terhenti.
"Siapapun wanita itu, aku akan menghancurkannya!" Ancam Giselle.
Seketika langkah Revan terhenti dan berbalik menatap ke arah Giselle yang masih duduk.
"Coba saja, jika kamu sudah tidak sayang lagi pada karir dan juga hidupmu! Ingat aku pegang semua kartu AS kamu maupun keluarga kamu." Jawab Revan dengan ancaman yang jauh lebih menyeramkan.
Giselle sontak mematung, dia terdiam beberapa saat dengan perasaan tak karuan. Giselle yakin ini bukan sekedar ancaman belaka, Giselle bingung antara karir dan hidupnya sama-sama berarti untuk dirinya. Menikah dengan Revan adalah impian terbesarnya, saat Giselle mengetahui kalau dia sedang di jodohkan dengan Revan. Giselle sangat senang, Tapi kencan buta nya dengan Revan justru tidak berjalan sesuai dengan rencana Giselle.
Bahkan di pertemuan pertamanya Revan tidak membahas masalah perjodohan yang sudah di rencanakan oleh Kakak Revan. Melainkan Revan membongkar rahasia yang sudah Giselle simpan rapat-rapat, Giselle tak tahu harus bereaksi seperti apa. Dia benar-benar di buat terkejut oleh Revan.
Satu-satunya harapan adalah mendesak sang Papa untuk tetap melanjutkan perjodohan ini, kalau perlu dia akan meminta sang Papa untuk menekan Edward kakak Revan.
Marco yang melihat Tuan Mudanya sudah keluar sangat cepat langsung keluar dari mobil. Marco heran dengan tingkah Tuan Mudanya yang selalu membuat ulah dan ujung-ujungnya pasti nanti di marahi oleh Tuan Muda Pertama.
"Tuan Muda kenapa Anda cepat sekali keluar?" Tanya Marco penasaran.
"Kencan butanya sudah selesai." Jawab Revan datar.
"Kenapa? Maksudnya kenapa cepat sekali?" Tanya Marco heran.
"Ya karena kami tidak cocok." Jawab Revan santai sambil masuk ke dalam mobil.
"Bagaimana kalau nanti Tuan Edward marah lagi, Tuan?" Tanya Marco.
"Tenang saja! Aku yakin amarah pria itu tidak akan berlangsung lama." Jawab Revan.
"Kenapa?" Tanya Marco membuat Revan berdecak kesal.
"Ckckck! Sudahlah. Kenapa kamu banyak tanya Marco! Apa sekarang tugas kamu sekarang sudah menjadi wartawan?"Jawab Revan kesal.
"Maafkan saya Tuan! Saya hanya takut nanti Tuan Edward kembali memarahi Anda." Jawab Marco gugup.
"Sudahlah! Kamu tidak perlu memikirkan itu. Sebaiknya kamu segera cari tahu keberadaan wanita itu." Ucap Revan kesal.
"Wanita yang mana Tuan?" Tanya Marco bingung.
"Ckckck! Kenapa sekarang kamu menjadi bodoh Marco! Siapa lagi kalau bukan anak Antonio Bagaskara." Jawab Revan.
"Maaf Tuan! Baik saya akan mencari tahu segera." Ucap Marco.
"Bagus! Kalau bisa secepatnya karena aku ingin sekali menemui gadis itu." Jawab Revan tak sabaran.
****
Sedangkan di lain tempat Elen dan Kevin tengah memadu kasih, keduanya melampiaskan hasrat yang sudah lama tidak mereka lakukan karena masalah yang di timbulkan Ana.
Keduanya masih tidak menyadari sedang di pantau oleh seseorang, saking asiknya bermain kuda-kudaan. Ana yang melihat adegan itu menyeringai tipis, karena dia sudah berhasil mendapatkan tangkapan yang besar yang bisa mengguncang perusahaan Atmaja dan harga diri mereka semua.
"Sedikit lagi aku akan menghancurkan kalian! Sekarang aku harus menyusup masuk ke dalam rumah Hutama untuk memantau Mamaku tersayang. Aku harus cari bekingan yang kuat untuk memuluskan rencanaku, tapi siapa? Aku tidak kenal dengan Tuan Muda yang kaya raya di sini. Itu cukup sulit untuk masuk ke dalam circle mereka, apa aku harus mendekati salah satu dari mereka. Tapi bagaimana caranya." Batin Ana.
Ana sudah tidak sabar melihat kehancuran mereka semua yang sudah menyakitinya, terutama ibu kandungnya. Ana ingin melihat wanita yang melahirkan nya merasakan apa itu penderitaan.
Sudah cukup selama ini Ana pasrah setiap mendapatkan siksaan dari Ibu kandung dan Ayah tirinya, kini sudah saatnya Ana membalaskan rasa sakitnya. Kevin dan Elen adalah target utamanya begitu juga denga perusahaan yang keluarga Kevin banggakan.
penyampaian kata" sangat baik...
Konflik permasalahan nya tidak terlalu bertele" pas alurnya ceritanya tapi tidak buat bosan untuk dibaca....
Semoga sukses kakk othor❤️