Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan ulat bulu
"Yang mulia raja maafkan aku" Seorang pria paruh baya menginterupsi pertemuan Alaric dengan para kaisarnya.
"Ada apa paman?"
"Aku mengusulkan ini sebagai seorang menteri dan juga pengabdimu yang setia, kuharap anda mau mendengarnya"
"Katakan!" Pinta Alaric.
"Ini tentang yang mulia ratu Anya dan Nona Viviene" Katanya.
Saat mendengar nama Anya Alaric tertegun hingga diam dalam jangka waktu yang lumayan lama, ada apa dengan istrinya?
"Ada apa dengan istriku?"
"Kurasa anda harus mempertimbangkan posisi yang mulia ratu Anya sebagai ratu utama, nona Viviene sudah mengandung pewaris raja selanjutnya, wanita itu akan jadi ibu seorang raja di era selanjutnya, sementara yang mulia ratu Anya ... Dia sama sekali tak bisa memiliki keturunan" Katanya.
Entah mengapa hati Alaric seperti tercelos mendengar ucapan kaisarnya, padahal sebelumnya banyak yang memprotes tentang hal ini padanya, dan karena itulah ia tak berfikir panjang untuk kembali menikah dengan Viviene , namun karena perubahan sikap yang di alami anya saat ini Alaric merasa wanita itu tengah merasa frustasi dan kecewa.
"Tolong beri aku waktu untuk mempertimbangkannya" Ucap Alaric.
"Tentu yang mulia, anda tak perlu terburu buru, maafkan kami jika saat ini permintaan kami membuat anda merasa bimbang, tapi kurasa nona Viviene lebih pantas mendapatkan posisi ratu utama disini" Katanya lagi.
"Apa menurutmu Anya tidak pantas?"
"Tolong jangan tersinggung yang mulia" Interupsi yang lainnya
"Katakan!" Pinta Alaric lagi.
"Kami semua dapat melihat dari bagaimana yang mulia ratu bersikap, yang mulia ratu Anya terkesan angkuh dan tidak ramah sementara nona Viviene sangat lah baik, semua orang menyukai wanita itu di sini" Katanya.
"Anya sedang mengalami masa sulit, tolong mengertilah"
"Tentu yang mulia, kami mencoba mengerti"
"Baiklah, ada yang ingin kalian katakan lagi?" Tanya Alaric.
"Tidak ada yang mulia"
"Baiklah, mari kita bubarkan pertemuan ini"
"Baik yang mulia"
...****************...
"Semua bunga disini adalah bunga kesukaanmu yang mulia , kaulah yang menanamnya" Kata Mia menunjuk halaman yang penuh dengan bunga bunga indah.
"aku tidak suka bunga, wanita ini sungguh mencerminkan sikap seorang wanita sesungguhnya" Anya berbicara dalam hati.
"Wahh cantik sekali!" seru Anya dan membuat Mia juga Levi tersenyum lebar, wanita itu berjalan ke arah salah satu tanaman bunga berwarna merah.
"anda suka yang mulia?" Tanya Mia.
"Iya ini cantik, lihatlah!" Anya menunjukan salah satu dahan yang berwarna sangat hijau juga seekor hewan menggelikan di atasnya.
"Hiaak!" Mia berteriak ketakutan dan menjauhi Anya seketika.
"Ada apa Mia?" Tanya Levi.
"D-dia memegang ulat bulu!" Mia berseru ketakutan.
"Yang mulia itu gatal!" Peringat levi.
"Kalian tenang saja aku tidak menyentuhnya langsung, bukankah ini cantik?" Tunjuknya lagi.
"itu menggelikan yang mulia" Mia dan Levi bergidik ngeri.
"Apa? padahal ini sangat cantik, benar kan?" Tanyanya berbicara pada ulat bulu tersebut.
Dari kejauhan Eric memperhatikan apa kiranya yang dilakukan Anya disana hingga kedua pelayan wanita itu tampak berpelukan satu sama lain menahan takut, akhirnya ia memilih menghampiri Anya.
"Selamat pagi yang mulia?" Sapa Eric.
"Oh? selamat pagi pangeran?" Anya reflek menyembunyikan ulat bulu miliknya dibelakang tubuh, akan aneh rasanya jika Eric melihatnya bermain ulat bulu.
"Kau memetik bunga?" Tanya Eric.
"Ya begitulah, aku sangat menyukai bunga bunga ini pangeran, ini sangat cantik benar kan?" Ucapnya ceria.
Mia dan Levi mendengus malas, ratunya ini tengah bersandiwara rupanya, padahal tadi Anya sama sekali tak tertarik dengan satupun jenis bunga di halaman Ini.
"Tentu saja, Kaulah yang menanamnya dulu, semuanya tumbuh subur" kata Eric.
"Ya begitulah tangan wanita cantik, semuanya ikut tumbuh dengan cantik, benar kan?"
Eric terkekeh dengan ucapan sang ratu , wanita itu tersenyum malu malu dan menyembunyikan kedua tangannya di belakang tubuh khas orang yang sedang merasa salah tingkah.
"Aku datang kesini untuk menyapa dan memastikan kau baik baik saja, kuharap kau mau berbicara banyak lagi padaku, dan tolong lupakan kesalahanku yang lalu" Katanya.
"Kesalahan? Kesalahan apa? , ah sialan aku tidak membaca novelnya sampai habis, apa yang sebenarnya terjadi?!" Kesal Anya dalam hati.
"Tentu, aku cinta perdamaian" Balas Anya.
"Terimakasih yang mulia ratu"
"Ya sama sama"
"Sampai jumpa?" Eric berpamitan pergi setelahnya.
Eric berjalan pelan dan meninggalkan Anya beserta dua pelayannya, setelah agak jauh ia kembali menoleh pada sang ratu.
"Haruskah aku bersyukur Anya kehilangan ingatannya? Aku bisa memulainya dari awal lagi" Ucap Eric lirih dan kembali berjalan setelahnya.
Disisi lain...
"Hmm jadi apa yang sebenarnya terjadi antara pangeran dan ratu bodoh ini?"
Anya mengetuk ngetuk dahan yang ia pegang pada pipinya sambil berfikir.
"Kenapa ya?" Gumamnya bertanya.
"Yang mulia!!" Teriak Mia saat menyadari sesuatu.
"Apa?! kenapa berteriak?!" Tanyanya kesal.
"Dahan itu ada ulatnya!!" Kata Mia panik.
"Astaga!" kaget Levi saat menyadarinya.
"Akkkhhh!" Anya mengusap usap wajahnya kasar dan membuang dahannya begitu saja.
"Awh awh awh gatalll!!!"
...****************...
Viviene menemui Alaric yang saat ini sedang berada di perpustakaan istana seperti yang biasa pria 28 tahun itu lakukan, ia berdandan secantik mungkin untuk memberi kesan menarik bagi sang raja.
"Selamat siang yang mulia?" Sapa Viviene ramah saat melihat Alaric tengah membaca sebuah buku.
"Viviene kau datang?" Tanyanya berbasa basi.
"Aku ingin melihatmu itu saja" Kata Viviene.
Alaric tersenyum ramah pada istri keduanya itu sebelum menepuk sebelah kursi tempatnya duduk untuk Viviene.
"Kemarilah" perintahnya.
"Baik" Viviene berjalan pelan dan mendudukkan dirinya pada kursi sebelah Alaric.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?"
"Tidak juga, kau pasti sibuk akhir akhir ini, panen rakyat sedang menurun, beberpaa desa mengeluh kekurangan stok padi" Katanya.
"Ya begitulah, cuaca sedang hujan, aku akan membuat aliran menuju sungai dengan jumlah banyak, lumayan menguras tenaga" Ungkapnya
"Aku menyisihkan sebagian uang milikku untuk membeli padi dan diberikan pada warga dekat istana" Ungkap Viviene.
"Terimakasih Viviene, kau tak perlu melakukan hal itu, aku pasti akan melakukannya"
"Tak masalah, aku merasa kasihan pada mereka, aku tulus melakukannya yang mulia" Kata Viviene.
"Terimakasih"
"Lagipula ... Bukankah itu yang seharusnya seorang ratu lakukan?"
Ratu? Alih alih menyebutnya sebagai anggota kerajaan lain Viviene justru menganggap dirinya sebagai seorang ratu.
"Ah maaf yang mulia, maksudku sebagai istrimu, aku lupa bahwa aku bukan ratu" Sesalnya.
"Tak masalah"
"Yang mulia!" panggil seorang pelayan wanita tergesa, Alaric dan Viviene reflek beridiri kaget.
"Ada apa?!" tanya Alaric.
"Yang mulia ratu terkena ulat bulu dan gatal gatal" Cicitnya takut.
Viviene tampak berdecih remeh, apa yang sangat penting dari hal itu , namun yang membuatnya terkejut adalah cara Alaric meresponnya, laki laki itu bergegas pergi dan berlari tanpa berfikir panjang.
"Apa ini?" Tanya Viviene tak percaya.
Guys kalo kalian suka jangan lupa like ya?
Bisa di rekomendasikan ke teman atau sahabat kalian 🥰🥰