Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Aaaaa!!!"
Marcello berlutut, meraung dengan hati hancur dan terluka. Sebuah tembakan yang mengenai bahunya sudah tidak terasa lagi.
Jacob membatu mendengar suara raungan pria itu. Ia mengalihkan pandangannya mencari keberadaan Arabella. Tapi Ia tidak melihat keberadaan wanita itu.
Ia membatu saat melihat William tertawa nyaring menatap lurus kebawah jurang.
Oliver terdiam dengan mata berkilat penuh amarah dan dendam.
"Target berhasil jatuh ke jurang. Tinggal tiga target yang tak berguna." kata William menekan luka di perutnya.
Marcello masih berlutut di tanah sembari meraung keras. Nafasnya terputus-putus, dadanya sesak, tangannya berlumuran darah.
"Bella, jangan tinggalkan aku..."
Jacob melangkah kearahnya, dan memegang bahunya.
"Kita harus bangkit, Marcello. Kita harus membalas dendam Arabella. Kalau tidak, kita tidak akan bisa keluar dengan selamat dari sini."
Anggota Nyx sudah mengepung mereka, siap menembak jika William memberikan perintah.
Oliver tiba-tiba mengangkat senjatanya keatas langit.
Dor
Dor
Dor
Tiga buah tembakan sebagai kode bantuan kepada kelompok rahasia yang tersembunyi di sekitar hutan.
Tiba-tiba terdengar suara pergerakan dari kejauhan.
SWOOOSHH!!!
Beberapa granat asap dilempar dari arah hutan. Kabut semakin tebal hingga membuat pandangan anggota Nyx kacau.
Peluru senapan otomatis menyerang anggota Nyx dari tempat tersembunyi. Tidak ada siapapun disana, tapi tembakan dari arah hutan tidak kunjung berhenti.
"Sial! Dari mana tembakan ini?"
Jacob tidak menyia-nyiakan kesempatan itu membantu Marcello pergi dari sana. Oliver mengikuti mereka dari belakang.
Ratusan drone tiba-tiba melayang kearah mereka. Tak ada yang aneh dari drone itu. Tapi, drone tiba-tiba meledak saat anggota Nyx ingin menyentuhnya.
Salah satu dari drone yang tersisa meminta mereka mengikutinya.
"Ikuti aku jika kalian ingin hidup."
Drone itu terbang menuju celah di tepi hutan.
"Siapa yang membantu kita? Apa bantuan ini hanya jebakan?" tanya Marcello.
"Aku tidak tahu, tapi lebih baik kita keluar dari hutan ini secepatnya. Mungkin seseorang yang misterius berniat menyelamatkan kita." sahut Jacob sembari memapahnya.
Oliver hanya diam membisu mengikuti langkah mereka dari belakang.
Mereka melangkah semakin jauh hingga tiba di sebuah lorong besar yang sangat gelap. Tiba-tiba lampu redup menyala satu persatu menuntun langkah mereka semakin masuk ke dalam terowongan.
"Kalian telah memasuki lingkungan rahasia. Arabella telah mengorbankan nyawanya menghancurkan pemimpin Nyx Division. Sekarang giliran kalian yang bergerak menghancurkan Nyx."
Suara misterius itu berasal dari speaker suara yang di pasang di sudut terowongan.
Marcello kembali larut dalam kesedihan mendengar nama Arabella. Ia benar-benar merasa kehilangan. Meskipun begitu, terbesit rasa penasaran di hatinya. Siapa sebenarnya yang sedang berbicara? Dari mana dia mengenal Arabella? dan apa hubungan mereka berdua.
"Siapa kau?" tanya Jacob dengan wajah waspada menatap sekitarnya.
"Kalian tidak perlu tahu siapa aku. Istirahat dan obati luka kalian. Kalian akan menemukan semuanya di ujung lorong."
Hening
Setelah itu tidak ada suara apapun yang terdengar.
"Bagaimana jika ini jebakan?" tanya Jacob dengan wajah penuh curiga.
"Jangan khawatir. Jika dia orang jahat, dia tidak mungkin membantu kita lepas dari Nyx Division." kata Oliver melangkah lebih dulu.
Langkah mereka bergema melalui lorong yang cukup sempit. Udara terasa sangat lembab, penuh bau karat dan debu.
Marcello tiba-tiba berhenti dan meminta Jacob melangkah duluan mengikuti Oliver.
"Aku bisa melangkah sendiri. Aku ingin beristirahat sebentar disini." kata Marcello duduk di tanah.
Ia tidak bisa menahan air matanya. Rasa sakit di tubuhnya tidak sebanding dengan perasaan kehilangan yang berkali-kali lipat menyerang hatinya.
"Andaikan bisa diputar waktu. Aku akan memintamu melanjutkan misi mu. Aku tidak perlu kehilangan mu. Aku tidak tahu kenapa rasanya sangat menyakitkan. Rasa sesak dan sakit di dadaku membuatku kesulitan bernafas." tambahnya menyentuh dadanya.
Marcello meninju dinding lorong melampiaskan emosinya. Ia tidak peduli jika dinding lorong melukai punggung tangannya.
Hiks
Hiks
Hiks
"Aku tidak bisa menahan rasa sakit dan sesak ini Ara..."
Jacob menoleh saat mendengar suara tangisan pria itu. Meskipun Ia tidak menyukai Marcello. Tapi, Ia juga merasakan hal yang sama.
"Jangan sia-siakan pengorbanan Arabella, Marcello! Kau tidak harus larut dalam kesedihan disaat seperti ini! Kita harus berjuang mewujudkan impian Bella. Impian yang dia inginkan sebelum kematiannya."
Marcello menatap Jacob di balik penerangan yang minim dengan mata merah, penuh amarah dan kesedihan yang mendalam.
"Tidak bisa, Jacob! Aku merasa dadaku sesak dan sakit. Aku merasa sesuatu yang asing melukai hatiku."
Oliver menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya. Ia melangkah kearah Marcello dan berkata dengan wajah dingin.
"Ku tidak kehilangan apapun disini. Kau hanya kehilangan mantan kekasih sewaan mu!"
"Tangisan mu juga tidak akan membawa Arabella kembali! Tapi darah dan kehancuran Nyx Division bisa membuatnya tenang tanpa rasa khawatir."
Marcello menatap Oliver dengan rahang mengeras. Kata-kata pria itu sangat kejam, tapi apa yang diucapkannya adalah fakta.
Marcello berdiri dan menghapus air matanya. Ada tekat besar yang tiba-tiba tumbuh dalam jiwanya. Ada dendam dan kebencian disana.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan Arabella. Aku akan menghancurkan Nyx Division dengan tanganku sendiri."
Jacob mengangguk pelan, meskipun hatinya juga masih larut dalam kesedihan. Sementara Oliver tersenyum samar mendengar ucapan Marcello. Moment ini yang pria itu tunggu sejak awal.
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍