Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi Perhatian
Tubuh keduanya bergetar hebat, lalu kedua nya berputar di tempat, menimbulkan pusaran air dan udara, mirip puting beliung.
Dengan kultivasi ganda ini ternyata arus Qi murni yang diserap luar biasa besar nya, mungkin pengaruh jiwa yang sedang berbahagia,
Setelah dua hari dua malam berkultivasi terus menerus, akhirnya Aqmal merasa Dantian nya terasa sesak dan sangat sakit namun tidak juga dapat menerobos keranah berikut nya.
Aqmal menghentikan kultivasi nya, karena sudah tidak ada lagi Qi murni yang dapat masuk ke dalam Dantian nya.
"Kenapa kultivasi ku mandek nona?, arus yang mau masuk, justru tertolak keluar?" tanya Aqmal.
"Berarti perlu dipancing agar kau dapat menerobos Mal!" ....
"Maksud mu?" ....
"Harus ada gerakan pisik, seperti pertarungan yang bisa memancing Dantian mu membesar!" ....
"Lakukan lah, aku siap!" ....
Leona segera melepaskan tubuh Aqmal, lalu menyerang nya dengan serangan yang cepat dan bertenaga.
Aqmal segera melakukan perlawanan dengan gerakan yang cepat dan lincah.
Nyaris satu jam Leona menyerang kearah Aqmal dengan serangan tingkat tinggi nya dan Aqmal berusaha mengimbangi dengan sekuat tenaga.
Hingga tiba tiba, Piramida jiwa mulai bereaksi, cahaya kerlap kerlip merah kuning hijau dan biru berpendar semakin kuat, mengirim energi ke Matahari jiwa, dan matahari jiwa memompa energi besar kearah Dantian, yang mengakibatkan retakan disana sini pada Dantian nya.
Lalu, "Bum!" ....
Sebuah ledakan teredam, terjadi didalam tubuh Aqmal, membuat Dantian nya melebar dua kali lipat.
Arus yang sangat besar mengalir mengalir melewati Meridien dan memasuki Dantian nya, menyebabkan tubuh Aqmal bergetar beberapa saat.
"Kau berhasil menerobos Mal!" ucap Leona bahagia.
Kini Aqmal menerobos ke ranah Knight gate (gerbang Ksatria) tingkat pertama.
"Pergilah ke atas bukit itu, kau akan mendapatkan pengukuhan dari petir kesengsaraan tingkat Dua!" kata Leona.
Dengan hanya mengenakan celana pendek, Aqmal berlari kearah puncak sebuah bukit kecil.
Bukan main takjub nya Aqmal , karena hanya dengan tiga kali lompatan saja, tubuh nya sudah berada di atas bukit kecil itu.
Awan putih tiba tiba bergumpal diatas kepala Aqmal, yang berdiri sempurna siap menantang petir kesengsaraan itu.
"Jder!" ....
Sambaran petir kesengsaraan tingkat dua berwarna merah menyala itu, membuat rambut dan seluruh bulu mem bulu di tubuh Aqmal lenyap seketika, namun Aqmal masih tegar berdiri menengadah keatas langit.
"Jder!" ....
Sambaran kedua kini justru membuat celana yang satu satu nya penutup tubuh nya hangus menjadi abu, tetapi tubuh Aqmal masih terus berdiri tegar.
"Jder!" ....
Sambaran ketiga dari petir kesengsaraan, sedikit membuat tubuh Aqmal goyang, namun segera dia bertahan sekuat tenaga nya, meskipun seluruh kulit tubuh nya gosong semua.
Setelah Sambaran yang ketiga, tiba tiba awan putih diatas kepala Aqmal berputar kencang, setelah itu hujan pun turun hujan kebahagiaan, yang memperbaharui dan meregenerasi tubuh Aqmal. Kulit nya berganti kulit baru yang lebih baik, rambut dan lain nya tumbuh kembali,
Kini tubuh Aqmal kembali semula, bahkan dengan kulit yang lebih putih dan lebih bersih, serta wajah Aqmal menjadi semakin tampan saja.
Leona terpana sambil menutup mulutnya, melihat tubuh polos Aqmal yang tampa penutup sehelai benang pun.
Saat sadar dengan keadaan diri nya, Aqmal melesat ke balik bukit kecil untuk mengenakan pakaian nya kembali. Untung Aqmal membawa pakaian cadangan yang cukup banyak di dalam cincin ruang penyimpanan nya.
Saat Aqmal berjalan kearah Leona, gadis itupun sudah kembali berpakaian dengan rapi.
Aqmal merasa persepsi jiwa nya sudah mencapai radius sekitar dua puluh meter.
Aqmal menjentikkan jari tangan nya, dan nyala api merah membara pun muncul, sebagai bentuk dari Holy fire tingkat dua. Sekarang dia bisa mulai mempelajari masalah Alchemis.
Leona mempersiapkan sebuah ruangan di bawah tempat Aqmal berlatih Alchemis.
Meskipun berulang kali gagal, namun akhirnya, berkat tekat kuat pantang menyerah, akhirnya Aqmal berhasil membuat pil dengan kualitas bintang satu, atau kualitas paling dasar.
Nyaris selama liburan, Aqmal berdiam di dimensi Galatian, berkultivasi, berlatih beban dan latih tanding dengan Leona sang mentor jelita.
Tanpa terasa, kini liburan sudah habis, tibalah masa sekolah untuk semester kedua atau semester genap.
Bangunan rumah Aqmal sudah enam puluh persen, tinggal sedikit lagi.
Hari ini Aqmal bersiap untuk berangkat sekolah, dia rencana nya langsung naik motor dari dimensi Galatian, keluar di pinggir hutan.
Hari ini Aqmal tidak mengantarkan kayu bakar, karena semua murid diharuskan hadir pagi pagi.
Namun baru saja Aqmal tiba di sekolah, beberapa puluh pasang mata memperhatikan diri nya.
Aqmal belum ikut group WA kelas, jadi dia tidak pernah tahu ada kabar panas apa saja. Hanya sesama anak kelas sepuluh saja yang tahu.
"Eh Mal, kamu sudah buka WA group kelas belum?" tanya Eman ketika baru saja dua tiba.
"Group WA kelas?, aku tidak tahu, aku kan tidak ikut group" jawab Aqmal.
"Nih!, lihat baik baik itu siapa Mal?" tanya Eman.
Aqmal mengambil handphone Eman dan memperhatikan nya, terlihat photo nya dengan Leona sedang makan bakso yang di-posting oleh Hilunita.
"Siapa Mal!" ulang Eman lagi.
"Oooh itu Leona teman ku Man, ada apa emang nya?" tanya Eman menatap kearah wajah Aqmal.
"Mana aku tahu Man, kenal aja baru!" jawab Aqmal sedikit berdusta.
"Kau tahu gara gara Poto itu, pagi pagi sekali, saat aku tiba di sini, tuh gadis bunga kecantikan sekolah SMA Citra Mahardika mencari mu" ujar Eman.
"Lisa maksud mu?" tanya Aqmal.
"Lha siapa lagi mal!" jawab Eman.
"Ada apa dia mencari ku ya Man?" tanya Aqmal heran.
"Lha mana aku tahu Mal, seharus nya aku yang bertanya kepada mu" jawab Eman dongkol.
"Sudahlah, ayo!" Aqmal beranjak dari tempat parkir itu.
Baru saja Aqmal melangkah memasuki lapangan sekolah, tiba-tiba tangan nya dicekal oleh seseorang dari belakang.
Aqmal menoleh kebelakang, nampak Lisa menangkap tangan nya dengan tatapan mata berkilat, seperti ada kemarahan disana.
"Wah celaka!, habis kau Mal!" bisik Eman ditelinga Aqmal.
Lisa tidak berkata kata, hanya menarik tangan Aqmal kebelakang sekolah.
Sesampai nya dibelakang sekolah, gadis itu menatap kearah Aqmal dengan tatapan mata yang berapi api.
"Kau mau menjelaskan kepadaku siapa dia?" tanya Lisa datar, seolah tanpa emosi, namun sangat jelas terlihat, dia seperti seorang CEO yang sedang menyidang OB nya yang bermasalah.
Aqmal mencoba mengelak dari pertanyaan Lisa, "siapa yang kakak maksudkan?" tanya nya.
"Tidak usah bersilat omongan, kau pasti tahu siapa yang kumaksudkan!" ....
"Aku tidak mengerti, aku juga baru tiba!" sahut Aqmal masih berkelit.
Lisa menarik tangan Aqmal agar duduk, lalu menyerahkan handphone milik nya, handphone berlogo buah apel dimakan tupai, yang konon handphone paling mahal itu.
Aqmal mengamati photo di layar handphone itu, lalu tertawa kecil, "oooh dia, ia teman baru ku kak, nama nya Leona, kami baru berkenalan" jawab Aqmal berdusta.
Gadis bunga kecantikan sekolah itu menatap ke wajah Aqmal beberapa saat.
"Baiklah, meski aku ragu, tetapi aku akan mencoba mempercayai mu kali ini, hanya kali ini saja, tidak lain kali Aqmal!" suara Lisa sangat dingin, seperti seorang hakim yang akan menjatuhkan hukuman mati kepada pesakitan nya.
Mau tidak mau, Aqmal bergidik mendengar kata kata Lisa itu, meskipun kata kata itu terdengar lembut, namun terasa sangat tajam.
"Pergilah masuk kedalam kelas mu, ingat ingat yang tadi Aqmal!, awas!" ....
Aqmal bergegas menuju kelas nya, duduk di samping Eman tanpa menatap kearah wajah pemuda itu.
"Apakah bunga kecantikan sekolah itu murka?" bisik Eman.
"Kenapa dia begitu ya Man?" tanya Aqmal bingung.
"Bodoh!, itu karena dia menyukai mu Mal, kau jenius di bidang pelajaran, tetapi oon dalam perasaan wanita" sahut Eman jengkel.
"Wah!, dia akan membawakan ku banyak masalah kelak!" ucap Aqmal kecewa.
"Tetapi bila kau menjauhi nya, dua akan tersinggung, dan itu epek nya lebih mengerikan lagi!" bisik Eman.
"Ah!, aku tidak mengerti Man" ujar Aqmal menjatuhkan kepala nya di meja.
"Itu belum lagi si Gracia Mal, diam diam dia mencuri pandang kepada mu, aku sangat yakin dia pun menyukai mu, wah bakalan seru nih!" bisik Eman ditelinga Aqmal sambil tertawa kecil.
"Aku hanya ingin belajar dengan tenang Man, itu saja, aku belum memikirkan yang lain lain nya, apalagi tentang masalah hubungan, kau tahu kan siapa aku, aku tidak ingin sakit hati nanti nya!" kata Aqmal.
Kedua nya terdiam membisu, larut dalam alam pikiran mereka masing-masing.
...****************...