Sinopsis:
Putri dan Yogantara, pasangan muda yang sukses dan bahagia. Mereka bekerja keras untuk memajukan bisnis mereka, Putri dengan supermarket pribadinya dan Yogantara sebagai fotografer profesional. Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat kekuatan yang dapat menghancurkan kebahagiaan mereka.
Brian, karyawan Putri yang terlihat baik dan setia, ternyata menyembunyikan niat jahat. Ia bermain api dengan Putri secara diam-diam, memanfaatkan kepercayaan Putri. Sementara itu, Putri mulai merasa tidak puas dengan Yogantara dan mencoba menuduhnya dengan membabi buta.
Keretakan dalam rumah tangga mereka mulai terjadi. Yogantara yang merasa tidak bersalah, menjadi bingung dan sakit hati. Ia berusaha untuk memahami apa yang terjadi, namun Putri semakin menjauhkan diri.
Apakah cinta mereka dapat bertahan dari ujian ini? Ataukah keretakan dalam rumah tangga mereka akan menjadi awal dari akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thukul/maryoto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GEGER (Prahara)
Bu Marni pun Berias Di Depan Cermin kamarnya, tubuh balutan handuk terlihat kemolekan tubuh sexsinya, Bu Marni sagat bahagia sekali karna sebentar lagi auranya akan di buka oleh mbah bong, Suaminya si Prayogo akan berubah dan makin Sayang padanya.
"Sebentar lagi suami ku akan lebih sayang pada ku " Batin Bu Marni
Bu marni pun berdandan Cantik, Semua perlengkapan Baik Dupa,kembang setaman 7 rupa dan rokok keretek sudah di siapkan. setelah di rasa cukup Bu marni pun keluar kamarnya dengan perasaan Bahagia,karna mau di Buka auranya oleh mbah bong
Bu Marni turun dari tangga dengan tergesa-gesa, tidak sabar untuk segera bertemu dengan Mbah Bong. Ia berharap bahwa malam ini akan membawa perubahan yang lebih baik bagi dirinya dan hubungannya dengan suaminya, Prayogo.
Saat itu, Pak Markus dipanggil untuk mengantarkanya
"Ayo kita berangkat lagi pak, Sudah jam setengah delapan.!"
"Siap, Bu Marni. Ayo, kita berangkat," kata Pak Markus sambil mengikuti Bu Marni naik ke kendaraan.
Kali ini, Pak Markus membawa mobil off-road yang kuat dan tangguh untuk mengantarkan Bu Marni ke rumah Mbah Bong. Mobil tersebut memiliki ban yang besar dan kuat, sehingga dapat melewati jalan yang berlumpur dan berbatu dengan mudah.
"Waaaww...!! Asyik juga ya pak pakai mobil Off Road." gumam bu Marni.
" Ini mobil tenaga Super bu, cocok untuk pendakian ke bukit.?" Jawab Pak markus.
"iya Tadi siang Pakai Alpard malah gak enak,jalan banyak berlubang setelah mau sampai.!" kata Bu marni
"iya, Alpard kan jalurnya Kota Bu, Setidaknya kita Pakai Pajero atau Fortuner kalau rute ke gunung Seperti ini" jawab Pak markus.
Bu Marni merasa sedikit lebih nyaman dan aman dengan mobil off-road ini, karena ia tahu bahwa jalan menuju rumah Mbah Bong dapat sangat sulit dan berbahaya.
"Terima kasih, Pak Markus," kata Bu Marni sambil memasuki mobil. "Saya merasa lebih aman dengan mobil ini."
"Kita mulai ya Bu.!" kata pak Markus sambil menjalankan mobil Off Road nya.
Pak Markus tersenyum dan mengangguk, Lalu, ia memulai mesin mobil dan mereka berdua pun melanjutkan perjalanan.
Setelah Mobil Bu marni pergi, Datanglah sebuah mobil Fortuner Hitam keluaran terbaru masuk ke halaman Rumah.
Prayogo pun Keluar Dari mobilnya Lalu memasuki rumahnya dengan perasaan lelah setelah seharian bekerja. Namun, ketika ia memasuki ruang tamu, ia merasa ada yang tidak beres. Rumahnya terasa sepi dan sunyi, tidak ada suara-suara yang biasanya ia dengar ketika istrinya ada di rumah.
"Kemana Istri ku, kok tumben jam segini gak ada.?Apa Sudah tidur" batinya
"Tak biasa biasanya jam segini sepi" Prayogo pun Mulai melangkahkan kakinya
Prayogo pun merasa heran dan penasaran. Ia berpikir, "Biasanya Istriku tidak pergi malam-malam. Apa yang terjadi?" Ia mencoba memanggil istrinya, namun tidak ada jawaban.
"Buk....Ibuuuukk....Buk...ibuuuukkk..!" Panggilnya
Prayogo mulai merasa khawatir dan mencoba mencari tahu ke mana istrinya pergi. Ia memeriksa kamar-kamar di rumahnya, namun tidak menemukan istrinya di mana pun.
"Di kamar Gak Ada, di dapur juga kagak ada, kemana ya.?. "
Lalu prayogo Pun menghampiri kamar Mbok Jum,Pembantunya. prayogo bertanya "Ibu kemana Mbok, kok gak ada?"
Lantas mbok jum menjawab "Ibu pergi ke gunung sejak siang tadi, pulang hanya sebentar Pak, lalu kembali lagi.." Jawab mbok Jum yang sedang Beres beres kamarnya mau tidur
prayogo pun bertanya tanya.
"kenapa istri ke sana kesana,Ngapain?"
Perasaan Prasangka prayogo sanagat kuat,
"marni pasti pergi ke tempat mbah bong."
takut terjadi Apa apa prayogo pun bergegas Untuk Bersiap siap, segala perlengkapan sudah siap di dalam mobil jadi tak perlu Beres beres langsung ia berangkat,Ia lalu berlari ke arah mobilnya yang terparkir
"Ngapain Si Marni Kesana Segala, Gak tau apa kalau suasana lagi tak baik baik Saja. Dasar Wanita, mau cari apa sih kesana." Gumam Prayogo.
Prayogo semakin khawatir. Ia merasa bahwa istrinya pasti pergi ke tempat Mbah Bong, dan itu membuatnya sangat cemas. Ia tidak ingin apa-apa terjadi pada istrinya.
Dengan perasaan yang campur aduk, Prayogo segera bergegas menyusul istrinya. Ia tidak ingin kehilangan waktu, sehingga ia langsung berangkat dengan mobilnya.
Saat berangkat, Prayogo berpikir tentang apa yang mungkin terjadi pada istrinya. Ia berharap bahwa ia tidak terlambat untuk menyelamatkan istrinya dari apa pun yang mungkin terjadi. Ia mempercepat laju mobilnya, berharap dapat segera menemukan istrinya dan membawanya pulang dengan selamat.
"Kalau aku telat Istri ku pasti di bikin celaka oleh mbah bong, mbah bong masih menaruh dendam tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, pasti Marni di jadikan tawananya,kalau memang benar sangat lah sulit jika terlambat untuk menanganinya." Batin Prayogo Sambil menghidupkan mobilnya
Prayogo Pun Berusaha melaju agak cepat. Di Perjalanan Hatinya tidak karuan.
di saat Sampai Tengah Hutan tiba-tiba Ada Suara membisiki
"LE,GEK NDANG CEPET LE MU MLAKU,OJO TEMALANG TEMOLEH, KOE BAKAL ARAK NEMONI LELAKON SENG ORA BECIK, CEPET LE, GEK NDANG.!"
(Nak,Segeralah, Percepat Langkahmu, Jangan Ragu tetaplah maju,Kamu akan mendapatkan sesuatu yang tidak Bagus,Cepat Nak,Cepat Segera")
Prayogo merasa ada yang membisikkan di telinganya, memberinya keyakinan bahwa istrinya, Bu Marni, pergi ke tempat Mbah Bong Dan Sedang tidak baik baik saja. Ia tidak tahu apa yang membuatnya yakin, tapi ia merasa ada sesuatu yang mengarahkannya ke tempat itu.
Dengan keyakinan yang kuat, Prayogo mempercepat laju mobilnya, berharap dapat segera menemukan istrinya dan membawanya pulang dengan selamat. Ia tidak peduli apa yang mungkin terjadi, ia hanya ingin menyelamatkan istrinya dari apa pun yang mungkin terjadi.
"Istri ku, aku akan menyelamatkanmu," kata Prayogo dalam hati, dengan keyakinan yang kuat bahwa ia akan menemukan istrinya di tempat Mbah Bong.
Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, Prayogo akhirnya tiba di tempat yang ia cari. Hati Prayogo semakin mantap dan yakin ketika ia melihat mobil off-road yang terparkir di pinggir jalan. Mobil itu tidak asing bagi Prayogo, karena itu adalah mobil off-road Kesayangan Prayogo,mobil tersebut di gunakanya untuk acara Komunitasnya.
Prayogo pun berhenti dan parkir di samping mobil off-road itu. Ia merasa bahwa ia sudah sangat dekat dengan tempat tujuannya, dan bahwa istrinya, Bu Marni, pasti berada di dekat sana. Dengan hati yang berdebar, Prayogo mematikan mesin mobilnya dan keluar dari mobil untuk melanjutkan pencariannya.
Prayogo pun menggebrak kaca depan mobil Ofr road tersebut.
"Markusssa, Kekuar kau.! Kau kurang ajar Sekali, Ngapain Kau Kesini, Di mana Ibu?" Teriak Prayogo Sanagat marah.
Pak Markus terkejut ketika melihat Prayogo marah padanya. Ia tidak menyangka bahwa Prayogo akan Datang Dan marah begitu besar.
"Maaf, Pak Prayogo... saya tidak bermaksud apa-apa," kata Pak Markus dengan nada yang lembut. "Saya hanya mengantarkan Bu Marni ke tempat ini, karena beliau meminta saya untuk mengantarkannya."
"Kau tau Gak, ini tempat Apa?. ini tempat siapa.?. kalau terjadi apa apa sama ibu, siapa yang Bertanggung jawab" Prayogo semakin Meluapkan amarahnya.
Pak Markus terlihat takut, namun ia mencoba menjelaskan. "Saya tidak tahu, Pak Prayogo. Bu Marni hanya meminta saya untuk mengantarkannya ke tempat ini, dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Karna Saya hanya orang kerja, setiap disuruh pasti saya kerjakan"
" di sini tempat bahaya, dasar sopir tak tahu Diri, " prayogo menghardik.
lalu prayogo mengambil tas kecilnya di mobil lalu bergegas pergi meninggalkan markus sendiri.
Pak Markus terlihat terkejut dan sedih mendengar hardikan Prayogo. Ia merasa bahwa ia telah melakukan kesalahan besar dengan mengantarkan Bu Marni ke tempat ini.
"Kok jadi saya yang di salahkan bapak, aku hanya buruh,aku hanya berusaha melayani majikan." Gumamnya.
Sementara itu, Prayogo tidak peduli dengan perasaan Pak Markus. Ia hanya berfokus untuk menemukan istrinya dan membawanya pulang dengan selamat. Ia mengambil tas kecilnya dari mobil dan bergegas pergi, meninggalkan Pak Markus sendiri di tempat itu.
Pak Markus memandang ke arah Prayogo yang berjalan menjauh, merasa bersalah dan khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia berdiri di sana, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Sementara Bu marni sudah siap, duduk simpuh di hadapan Mbah bong. mbah bong pun bertanya, Sudah siapkah anda"Tanya mbah Bong
Bu marni pun Mengangguk.
"Kalau begitu,Lucuti pakaian mu, Gantilah dengan Kain Jarik Lurik Ini,kita Akan Mulai melakukan Ritual" Perintah Mbah bong.
Lalu Bu Marni pun Satu persatu melepaskan pakaiannya di depan mbah bong,mbah bong pun sanagat terpwsona Dengan pemandangan tersebut, ingin rasanya menjamahnya tetapi mbah bong masih menahan hasratnya.
Mbah Bong memandang Bu Marni dengan mata yang tajam, kemudian ia mengangguk. "Baiklah, mari kita mulai ritual ini," kata Mbah Bong dengan suara yang berat.
Bu Marni menutup matanya, merasa sedikit takut namun juga penasaran dengan apa yang akan terjadi. Ia telah mempersiapkan dirinya untuk ritual ini, dan ia siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.
Mbah Bong mulai mengucapkan mantra-mantra yang tidak dapat dipahami oleh Bu Marni. Suara Mbah Bong semakin keras dan bergetar, membuat Bu Marni merasa seperti sedang berada di tengah-tengah badai.
Tiba-tiba, ruangan menjadi gelap dan sunyi. Bu Marni merasa seperti sedang berada di dalam kekosongan yang tidak berujung. Ia tidak dapat melihat atau mendengar apa-apa, kecuali suara Mbah Bong yang terus mengucapkan mantra-mantra.
"Fokuskan fikiran mu marni, Fokuskan, jangan memikirkan yang lain lain" Bisik Mbah Bong,
Bu marni Pun Hanya mengangguk setuju
"Bagus marni, kamu akan Segera sampai Puncak kenikmatan." BisikNya Lagi.
Lalu Mbah Bong pun perlahan membelai dan Mengelus elus tubuh marni dengan lembut, Jiwa kesatria mbah bong pun mulai Bangun.
"Marni,Kamu harus tau rasa sakit hati ku, bagaimana prayogo melecehkan ku tempo hari lalu, sekarang kau jadi miliku" Batin mbah Bong penuh kemenangan.
elusan demi Elusan berubah menjadi pijatan, Mbah bong Pun bergerilya ke Bukit Teletubis, tangan kasarnya pun mulai menyungsep ke area tersebut sampai ke kutilnya.
"Ini,Baru mantap, Orang kaya selalu Perawatan, " batin mbah bong.
"Wah, sudah Berdiri ini tiang listrik, gak sabar hehehe" .
Tangan mbah bong pun mengarahkan tangan bu marni untuk memegang Arah tiang bendera yang Sudah berdiri.
"Ini pegang,pijet dan mainin Bu!" Perintah mbah bong ke Bu marni.
Bu marni pun hanya mengangguk dan segera menuruti perintah Mbah bong.
Bu marni pun menikmati permainan batang tiang listrik milik mbah bong,semakin lama retme irama pun di percepat. membuat mbah bong merasa bagaikan di atas awan.
"Ayo terus bu... mainkan.. terus...terusss..." Perintah mbah bong.
Lalu Setelah capek bermain mbah bong pun memerintahkan lagi.
"Anggap saja itu Ice ream yang harganya mahal bu, itu ice cream kesukaan ibu, kulumlah, nikmatilah itu!" Perintahnya lagi
hanya Satu anggukan Bu Marni pun langsung menikmati Es krim yang Super jumbo dan Nikmat.
"Rasa apa bu,?" Tanya mbah bong sambil merintih.
"Coklat Capucino mbah!" Jawab marni.
"Ibu suka.?" tanya mbah bong..
"Banget, !".
"Ya sudah nikmati sampai Habis ya Bu,jangan ada yang tersisa"
Bu marni secara tak sadarkan diri dan terpengaruh gendam mbah Bong pun sangat menikmati Es krim coklat Capuccino milik Mbah Bong sampai Berjam jam lamanya. mbah bong pun sangat menikmatinya.
"Kencangkan bu, gunung merapi mau meletus, jangan sampai magmanya keluar ya..ayo cepat.." Perintah mbah bong keras.
Bu marni pun semakin kencang dan semakin kuat menikmatinya. Gunung merapi pun Meletus tak Terhindarkan.
"Diar..diar.diarrr."" Beberapa letusan magma keluar dari mrapi, masuk ke dalam goa rongga Bu Marni. Semua Habis Tetepan tanpa ada satu pun tersisa.
"Luar biasa bu.." rintih mbah bong Sambil Duduk lemas.
Mbah bong pun Berdiri meninggalkan Bu Marni yang masih di bawah dipan.
mbah bong mengambil Jamu yang Sudah di Ramu Sejak tadi,lalu menuang ke dalam Sloki minuman dan di bawa ke bu Marni.
"Ini Minum Dulu bu, Supaya Ritual kita Semakin tuntas." Perintah mbah bong lagi.
Bu marni pun Mengangguk dan segera meminum jamu di dalam sloki Tersebut.
Bu Marni merasa tubuhnya mulai terasa berat dan lemas, seperti sedang ditarik ke dalam kekosongan yang gelap. Ia mencoba untuk membuka matanya, namun matanya terasa berat dan tidak bisa dibuka.
"Jangan Di lawan Bu. ikuti saja alurnya, nanti gak baik bagi kesehatan" Kata mbah bong.
Mbah Bong terus mengucapkan mantra-mantra dan memberikan ramuan jamu tradisional kepada Bu Marni. Tubuh Bu Marni mulai bereaksi, ia merasa seperti sedang mengalami sesuatu yang aneh dan tidak biasa.
"Ayo, Nikmati halusinasimu Marni,Kamu akan mendapatkannya saat ini, jangan kendor." mbah bong terus berbisik dan mencoba memeluk tubuh marni.
Bu Marni mulai merasakan sakit yang tajam di bagian perutnya, seperti sedang ditusuk dengan benda tajam. Ia mencoba untuk berteriak, namun suaranya terasa lemah dan tidak bisa keluar.
"Tahan Bu, tahan.. itu hanya Sebentar,jamu mau bereaksi" Kata mbah bong Terus mensugesti.
Setelah jamu sudah bereaksi, mbah bong pun mulai bergerilya lagi, kali ini Mulai Buas, begitu pula Bu Marni, jamu yang bereaksi membuat bu marni hilang kesadaran sampai seperti kuda lari.
''Sek yo Nok, Aku tak Mancik, " mbah Bong Meminta ijin marni.
ketika mbah bong mau melancarkan Aksinya tiba-Tiba.
"Dieeeee,." Pintu Gubuk pun di Dobrak Dengan Keras sampai patah dan jatuh Ketanah.
sesosok pria kekar paruh baya pun terlihat marah dan menghardik Mbah bong. Ialah tak lain dan tak bukan adalah Prayogo.
Prayogo dengan marah dan emosi yang meluap, mendobrak pintu gubuk Mbah Bong hingga hancur. Ia langsung memasuki gubuk dan melihat Mbah Bong yang sedang melakukan ritual dengan Bu Marni.
"Apa yang kau lakukan dengan istri saya? " teriak prayogo.
"Oh Pak prayogo. Ini saya mau meritual Istri bapak, ibu Mau buka Aura!" Jawab Mbah bong tersenyum Licik.
Prayogo tidak bisa menahan emosinya lagi, ia marah dan merasa dikhianati oleh Mbah Bong. "Kau Anjing,! Kau ini tukang sihir?! Kau ini mengagahi istriku?!" omelannya dengan suara yang keras dan penuh amarah.
Mbah Bong yang tenang dan tidak terganggu oleh kemarahan Prayogo, memandangnya dengan mata yang tajam. "Aku tidak memperkosa siapa-siapa, aku hanya melakukan tugas saya, istri bapak lah yang Meminta untuk saya puaskan.!," jawabnya dengan suara yang tenang dan berwibawa.
Prayogo semakin marah dan merasa Dilecehkan Mbah Bong. Ia terus mengomel dan memaki Mbah Bong, namun Mbah Bong tetap tenang.
"Dasar Iblis kau, Ku patahkan kemaluan mu...Hiaaaaaaahhhhh" Teriak Prayogo menyerang.
Prayogo yang sudah tidak bisa mengendalikan emosinya lagi, langsung menyerang Mbah Bong dengan kekuatan penuh. Ia tidak peduli dengan apa pun, ia hanya ingin menyelamatkan istrinya dari cengkeraman Mbah Bong.
Mbah Bong yang merasa tantangan Prayogo, langsung berdiri dan siap menghadapi Prayogo. Ia merasa bahwa ia memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada Prayogo, dan bahwa ia tidak mungkin kalah.
"Aku akan menunjukkan kepadamu siapa yang lebih kuat!" teriak Mbah Bong, sambil mengangkat tangannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Prayogo.
"Kamu belum Tau siapa saya kakek tua Bangka, Sekarang hari Naas mu.!" teriak prayogo
Prayogo yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, langsung menyerang Mbah Bong dengan pukulan yang kuat. Mbah Bong yang siap menghadapi serangan itu, langsung membalas dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Pertarungan antara Prayogo dan Mbah Bong pun dimulai.
"Haitt.iyaaaaa... haiiiittt..Iyaaaa."
Haiyaaaa. hait... haiyaaaa..." .
Di pertarungan Tersebut masih Tampak Imbang, bahkan mbah bong Walaupun sudah berusia 76 Tahun tetapi masih lihai untuk berkelahi. sesekali mbah bong menguasai permainan.
Mbah Bong terlihat sangat fokus padaPerkelahiannya, namun ia lupa tentang beberapa hal penting. Ia lupa bahwa kekuatannya akan habis jika ia bergaul dengan Seorang wanita bukan Isteinya,harus menunggu tiga hari baru pulih tetapi untuk saat ini baru saja di mulai baru saja burung di tancapkan separo,sudah ketangkap basah,tak sempat mbah bong bermeditasi untuk kepulihan badanya , dan ia juga lupa tentang tanda-tanda alam yang ia lihat tadi siang.
Tadi siang, Mbah Bong melihat sekelompok prenjak yang diikuti oleh gagak, yang merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, Mbah Bong tidak memperhatikan tanda-tanda tersebut dan terus melanjutkan ritualnya.Mbah bong ternyata Lupa tentang apa yang harus di waspadai, malah menyuruh cantriknya Supri untuk belanjak ke kota,padahal stok masih banyakbuntuk 7 hari kedepan.
Sekarang, Mbah Bong mulai merasakan bahwa kekuatannya mulai habis. Ia merasa lelah dan tidak bisa mengontrol kekuatannya seperti biasanya. Ia mulai khawatir bahwa kekalahan akan jatuh padanya.
tetapi mbah bong belum sadar tentang kekalahan dan tenaganya tiba tiba habis. mbah bong masih berusaha Menyerang prayogo Dengan membabi buta tanpa Arah. Situasi mulainberubah, keberuntungan mulai di dapatkan prayogo.
Pukulan Demi pukulan Di lancarkan prayogo dengan bertubi-tubi.
"Plak..Plakkkk.plakkk.plakkk" Pukulan Prayogo mantap mengenai pelipis kiri dan muka mbah bong.
mbah bong pun jatuh Tersungkur.
Lalu mbah bong berusah bangkit mau mengambil keris pusakanya di dalam kotak. belum sampai Kesana tiba tiba
"Dieeer..Dieeer.." timah panas muntah dari Sarangnya.
Mbah Bong terkejut dan merasa sakit yang tajam di bagian kaki kirinya. Ia melihat ke bawah dan melihat bahwa kaki kirinya terluka olehDua tembakan. Darah mengalir dari luka tersebut dan Mbah Bong merasa lemas.
"Bajingan kamu Prayogo,kamu bener bener iblis.!" Hardik mbah bong.
"Sama seperti mu, hanya aku lebih terhormat dari pada kamu. kamu tak jauh beda dengan tikus got,gak bisa cari keseangan hanya menggoda kemolekan istri orang" balas prayogo sinis.
Mbah Bong mencoba untuk berdiri, namun kaki kirinya tidak bisa menopang tubuhnya. Ia jatuh ke tanah dan merasa sakit yang semakin parah.
"Itu rasakan aki, berarti kamu tak sesakti yang ku bayangkan, bertahun tahun aku menghambamu, tetapi kamu tak jauh beda dengan tikus got. bener bener tak ada guna kau aki tua bangka!."
"kamu akan Tau akibatnya kelak prayogo,lihat saja, aku sumpahin umur mu tak panjang, anak anak mu berumah tangga berantakan. ingat itu Prayogo." Teriak Mbah bong sambil meringis kesakitan.
"Huaaaaahahahahahah. Tidak akan Terjadi mbah bong, Sumpah serapah dukun mesum seperti mu tak laku bagi prayogo haahh" Jawab prayogo dengan bergetar.
Mbah bong Pun Teringat "Apakah ini Pertanda suasana Panas dan datang beberapa burung Prenjak lalu di ikuti sekor gagak ini, terus kenapa aku jadi lupa.?"Batin mbah bong
"Sekarang kau tak akan ku biarkan hidup lebih Dari Sepuluh menit kakek cabul, kau akan ku kirim ke neraka jahanam. neraka wel. Silahkan menikmati siksaan demi siksaan di akhirat. kamu harus mati ditangan ku kakek tua.!" Teriak Prayogo lalu mendekati mbah bong.
Saat itu, Mbah Bong melihat Prayogo berdiri di depannya, dengan senjata di tangannya. Prayogo terlihat marah dan khawatir.
"Kau telah menodai Istriku, kau merenggut kehormatan dan harga diriku, sekarang bersiaplah kau ke neraka" kata Prayogo dengan suara yang keras.
"Dier.Dier.Dier.Dier".Peluru muntah sebanyak lima butir bersarang di dada mbah Mbong
Seketika Ajal pun Datang,mbah bong mati Mengenaskan bersimbah Darah.
Prayogo berdiri di atas tubuh Mbah Bong yang sudah tidak bernyawa lagi, dengan senjata masih tergenggam di tangannya. Ia merasa lega karena telah berhasil membunuh mbah bong, Prayogo merasa Puas melihat jasad mbah bong terkapar di tanah.
Bu Marni yang masih terbaring di tanah, mulai sadar dan melihat ke arah suaminya. Ia terkejut melihat Mbah Bong yang sudah tidak bernyawa lagi, dan juga terkejut melihat suaminya yang masih memegang senjata.
"Apa yang telah kamu lakukan, Prayogo?" tanya Bu Marni dengan suara yang lemah.
"Seperti yang kamu lihat, ku habisi nyawa mbah bong.!'' Jawab Prayogo santai.
"Kenapa?. kenapa kau tega membunuhnya, mbah bong tulus membantu kita, kamu saja yang tak tau diri,mbah bong ingin membantu kluarga kita tentang keharmonisan kluarga kita" bentak bu Marni dengan sisa tenaga yang masih.
"Haruskah dengan cara yang Amoral, apa apaan kalau begini, apa emang kau sengaja kau berhubungan Dengan mbah Bong.?haah!" Teriak prayogo menghardik
"Tidak, kami tak melakukannya.mbah bong hanya meritual saya supaya Aura saya jadi positif." Jawab Marni yang tak tahu menahu.
"Oh begitu. kamu itu kena gendam, ini kalau gak percaya.!.Ini orang ritual Buka aura, Dasar bodoh kamu." Prayogo memperlihatkan hasil rekamanya sewaktu masih mengintip mbah bongenjamah marni.
"Masya Alloh, Ya alloh ampuni Hamba" Teriak Marni Setelah melihat rekaman ponsel Prayogo.
"Sekarang pakai itu pakaian mu, saya tatih keluar, kekuatan gendam dan obat perangsangnya terlalu kuat,kamu perlu saya tuntun keluar" Perintah Prayogo.
Setelah itu perlahan Bu marni memakai pakaianmya yang terlepas. bu marni merasa menyesal tentang kelakuan yang ia alami,untung Suaminya mengetahui kalau tidak sudah mau jadi apa jadinya.
Setelah menetah istrinya, Marni, Prayogo membawanya menjauh dari gubuk Mbah Bong. Ia meletakkan Marni di atas tanah yang rata, kemudian kembali ke gubuk Mbah Bong.
"Ini Persembahan dan penghormatan terakhir ku mbah bong, Terimakasih sudah bertahun-tahun jadi guru spiritualku, sampai jumpa, selamat menikmati siksa neraka" Kata prayogo Menatap gubuk mbah Bong.
Prayogo mengambil korek api Di Sakunya dan daun Kering untuk Di nyalakan Apinya.
setelah menyala api tersebut di lempar ke atap yang terbuat dari daun ilalang atau alang alang,
Dengan wajah yang penuh amarah dan dendam, Prayogo membakar gubuk Mbah Bong. Api dengan cepat menjalar dan menghancurkan gubuk tersebut, bersama dengan jasad Mbah Bong yang masih berada di dalam. jasad mbah bong ikut terbakar bersama gubuknya. mbah bong sudah jadi Abu mungkin
Prayogo memandang ke arah api yang membakar gubuk tersebut, merasa bahwa ia telah merasa Puas. Ia kemudian kembali ke Marni dan menggendongnya, membawanya menjauh dari tempat kejadian tersebut.
"Ayo kita Pulang sebelum ada orang Tahu. biar kamu ku gendong, di sana sudah di tunggu markus." Kata prayogo
Bu marni pun Hanya menganggukan kepala dengan lemas.
Marni masih terkena sedikit gendam Mbah Bong, dan Prayogo harus segera mencari cara untuk melepaskannya dari gendam tersebut. Tetapi kekuatan gendam tak permanen, setelah Dua Jam pun Bisa Pulih Kembali.