Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Panik.
"Raymond kamu tenanglah. Kakek mendengar dari Alana jika kamu sakit, kamu jangan mengeluarkan tenaga dan pikiran dalam hal ini," sahut Bagaskara.
"Kalau begitu katakan pada putra Anda untuk tidak memasukkan orang asing ke dalam rumah ini! Jika dia ingin bertanggung jawab pada wanita yang telah dihamilinya dan ingin bertanggung jawab pada anaknya. Maka lakukan itu, tapi jangan di rumah ini!" tegas Raymond.
"Anthony! tidak perlu ada orang lain di rumah ini. Semua keputusan saya yang mengambil. Kamu bertanggung jawab dengan semua yang kamu lakukan tanpa membawa bahwa rumah ini dan keluarga ini!" tegas Bagaskara yang akhirnya mengambil keputusan yang bijak.
Lastri merasa lega jika Ayah mertuanya itu kali ini bisa mencegah kegilaan yang akan dilakukan suaminya.
"Pah aku ......."
"Kamu juga tidak akan memiliki apa-apa dan juga tidak akan bisa bertanggung jawab kepada siapapun atau memberikan nafkah dan uang apapun kepada orang lain dan bersenang-senang seperti sekarang, jika saya mengambil semuanya," lanjut Bagaskara yang memotong kalimat itu.
Sekarang Anthony yang benar-benar tidak bisa berbuat apapun lagi, sekarang dia baru tahu rasa jika yang memang yang paling berkuasa adalah Bagaskara dan justru dianya sama saja seperti Raymond yang suatu saat juga tidak akan bisa menjadi apapun.
Lastri yang diuntungkan dalam hal ini yang merasa lega dengan keputusan dari ayah mertuanya itu. Sementara Naomi tampak resah yang mungkin saja dia berada di rumah itu bukan karena ingin keadilan tetapi justru ingin kembali dekat dengan Raymond.
Raymond dan Anthony saling melihat satu sama lain dengan tatapan yang saling menantang, tidak seperti seorang ayah dan anak yang memiliki tatapan teduh dan penuh kasih sayang.
"Assalamualaikum!" sapa Alana yang pulang ke rumah di tengah-tengah ketegangan keluarga itu.
Alana kesulitan menelan ludah yang melihat satu persatu orang di ruang tamu itu tidak ada satupun memperlihatkan wajah tenang, begitu sangat tegang seolah ingin berperang, membuat Alana jadi takut-takut dan bahkan berpikiran jika akan ada pertengkaran lagi.
"Kamu dari mana Alana?" tanya Bagaskara dengan lembut. Jika dipikirkan kembali hanya Bagaskara yang memperlakukan Alana dengan seperti itu.
"Alana tadi baru saja menjenguk Mama di rumah sakit," jawabnya dengan suara bergetar .
"Bagaimana keadaan ibu kamu?" tanya Bagaskara.
"Alhamdulillah kondisi Mama sudah jauh lebih baik," jawab Alana.
"Semoga ibu kamu secepatnya pulang dari rumah sakit," ucap Bagaskara yang membuat Alana menganggukkan kepala.
Alana melihat ke arah suaminya yang wajahnya tetap saja sangat tegang.
"Bi!" panggil Bagaskara yang membuat salah satu pelayan langsung menghampiri dengan menundukkan kepala.
"Kamu bantu Naomi untuk menyiapkan barang-barangnya, agar dia bisa pergi dari rumah ini," ucap Anthony.
"Baik tuan! saya akan segera melakukan hal itu," ucap pelayan itu yang langsung pergi.
"Apa! Jadi Naomi tidak jadi tinggal di rumah ini," batin Alana menarik kesimpulan.
"Aku yang akan mengantarnya," sahut Anthony yang langsung membuat pandangan Lastri melihat serius ke arah suaminya itu.
"Saya sudah memperingatkan kamu Anthony untuk tidak melewati batas. Jika kamu ingin mengantarnya dan memamerkan hubungan kamu bukan hanya di rumah ini dan bahkan di luar rumah. Maka silakan saja dan jangan kembali lagi setelah mengantarnya!" tegas Bagaskara yang membuat Anthony langsung ciut dan tidak mampu berbicara apapun.
"Apa terjadi sesuatu semenjak aku pergi?" batin Alana bertanya-tanya.
Raymond tampak mendengus kasar yang merasa menang dari ayahnya itu dan dia langsung meninggalkan ruang tamu.
"Alana permisi ke kamar dulu!" ucap Alana yang buru-buru menyusul suaminya.
"Aku sangat berharap kedepannya Papa lebih tegas lagi. Aku tidak akan mungkin kalah dari wanita murahan seperti itu," batin Lastri yang memang kali ini merasa cukup menang.
Alana yang menyusul suaminya hampir saja terbentur oleh pintu yang ditutup Raymond.
Alana menghela nafas dengan pipinya yang tampak mengembang dengan mengerutkan dahi melihat tingkah sang suami.
"Hampir saja aku terluka!" ucapnya kesal yang langsung memasuki kamar.
"Hey tunggu!" Alana yang tiba-tiba saja sudah berdiri di depan Raymond yang hampir membuat Raymond bertabrakan kembali dengan Alana.
"Ada apa?" tanya Raymond.
"Hmmmm, apa ibu tiri kamu tidak jadi tinggal di sini?" tanya Alana yang tampak begitu kepo.
"Sejak kapan dia menjadi ibu tiriku," sahut Raymond dengan menekan suaranya kesal dengan penyebutan nama itu.
"Kalau begitu apa mantan kekasih kamu tidak jadi tinggal di rumah ini?" Alana melarat kata-katanya yang membuat dahi Raymond mengkerut.
"Hey jawablah jangan hanya bengong! Apa yang terjadi selama aku pergi? kenapa tiba-tiba kakek mengambil keputusan yang menyuruhnya untuk keluar dari rumah ini dan sebelumnya bukankah dia hanya diam saja dan suasana rumah juga seperti peperangan dunia ketiga," Alana terus saja merocos dengan mulutnya yang tidak berhenti komat-kamit.
Raymond bukannya menjawab pertanyaan yang sangat banyak itu dan bahkan memperhatikan mulut Alana. Di tengah mulut itu yang belum selesai merocos tiba-tiba saja Raymond mendekatkan wajahnya yang membuat Alana kaget dan refleks memundurkan kepalanya.
"Kau mau apa?" tanyanya dengan mata mendelik.
"Sekali lagi kau berbicara aku akan mencium bibirmu," jawab Raymond dengan memberikan ancaman dengan tatapan matanya sangat menyeramkan seolah ingin menerkam Alana.
"Dasar mesum!" umpat Alana yang langsung mendorong dada Raymond agar wajah itu menjauh.
Alana kesal yang kelihatan salah tingkah dan Raymond malah tersenyum miring melihat wajah Alana seketika menjadi memerah.
"Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak ikut campur dan jangan pernah kau menyebutkan nama wanita itu di telingaku, mengatakan dia Ibu tiriku atau mantan kekasihku, itu membuat gendang telingaku rusak!" tegas Raymond yang membuat Alana mengerutkan dahi dengan mulutnya yang tampak cemberut.
"Kenapa sekarang mendadak diam? takut aku benar-benar akan menciummu?" goda Raymond.
"Awas saja kalau kau berani melakukan itu," sahut Alana memberikan ancaman kepada suaminya.
"Lalu kenapa jika aku melakukannya? Apa aku akan mendapatkan perlawanan? tapi aku sangat suka dengan wanita yang melakukan perlawanan," ucap Raymond yang benar habis-habisan menggoda Alana.
"Diamlah!" kesal Alana yang memilih untuk pergi dari hadapan Raymond.
Raymond geleng-geleng kepala dengan mendengus tersenyum miring. Sementara Alana yang menenangkan dirinya dengan memasuki kamar mandi.
"Apa-apaan dia berbicara seperti itu? kenapa sifatnya berubah-rubah, biasanya terlihat serius dan sekarang malah seperti om-om yang sedang mesum," ucapnya dengan kesal.
****
Alana yang menghampiri ruang tamu dengan membawa nampan berisi teko kecil dan dua cangkir yang mana di ruang tamu ternyata ada Bagaskara dan Anthony.
"Ini kek, tehnya!" ucap Alana yang menuangkan teh tersebut.
"Terima kasih Alana," sahut Bagaskara.
Alana juga melakukan hal yang sama pada Anthony yang tampak cuek.
"Papa akan ambil dokumennya sebentar ke ruangan," ucap Bagaskara berdiri dari tempat duduknya.
"Silahkan Pah di minum!" ucap Alana.
"Berikan pada saya!" ucap Anthony yang tetap fokus pada ponselnya dengan satu kakinya diangkat di atas pahanya.
Alana tampak menurut yang mengambilkan secangkir teh tersebut dan memberikan kepada Anthony. Tanpa melihat Alana tangan Anthony bergerak meraih cangkir tersebut. Namun bukannya mengambil cangkir teh itu dan tangan Anthony malah memegang tangan Alana.
Alana cukup kaget. Namun dengan pelan langsung menjauhkan yang merasa hal itu sangat berlebihan walau ketidaksengajaan terjadi, tetapi Anthony bukan malah berhenti dan malah kembali memegang tangan Alana yang membuat Alana panik.
Bersambung.......
pasti bentar lagi jadi anggota PERBUCINAN.
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇