Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan yang menyakitkan
Hari ini hari terakhir Sonev dan kawan kawan camping, sudah menjadi tradisi jika hari terakhir camping akan di adakan api unggun.
Setelah melalui segala macam game dan latihan dan berbagai keterampilan serta jelajah alam. Acara pentas seni yang di tampilkan oleh para peserta camping, di padukan dengan api unggun.
Semua orang bersuka.cita dalam acara api unggun ini karena setelah acara api unggun ini selesai, maka tidak ada kegiatan yang memeras keringat serta energi, dan besoknya akan kembali pulang.
"Nev, lihat si Tania nempel terus sama laki lo, emang nya ga ada rasa kesal dalam hati?"
"Ga, gue ga ada rasa kesal di hati, karena gue ga pernah mencintai Vano. Semua yang terjadi sama gue karena satu insiden yang membuat kami berdua harus tinggal bersama."
"Yakin lo, karena yanh gue lihat bukan cuma Tania yang terus deketin Vano, tapi cewek yang ikut sama nyokap nya Vano. Siapa sih namanya terus apa hubungan mereka berdua?" Sonia merasa penasaran.
"Dia tuh tetangga Vano.saat keluarganya masih di kota B, dan sekarang dia nyusul ke sini katanya sih Mau kuliah di sini,, namanya Melanie, di gadang gadang sama bu Kania, dia yang akan ganti posisi gue buat Vano, tapi do'i sendiri nolak mentah mentah dan papah juga tidak setuju karena sikapnya yang arogan."
"Oh begitu....." Sonia manggut manggut.
Acara api unggun dan.ajang kebolehan masih berlangsung meriah, peserta camping merasa terhibur. Sekilas Sonev melihat Vano berjalan keluar dari acara, karena bukan hanya Vano yang berdiri dan keluar dari lingkaran api unggun, tapi juga ada Melanie yang mengikuti Vano, rasa penasaran melingkupi hati Sonev, kemudian berdiri dengan maksud mengikuti Vano.
"Nev elo mau kemana?"
"Toilet.....!"
"Gue ikut....."
Sonev tidak.mengajak ataupun melarang Sonia mengikuti daro belakang, Sonev tidak tahu jika Kaito pun mengikuti Sonev dari belakang.
Sampai di dekat toilet. Sonev melihat Vano hampir masuk ke dalam toilet, namun di cegah Melanie, entah apa yang mereka bicarakan. Dan tiba tiba saja Sonev melihat Vano dan Melanie berciuman.
Sonia memeluk Sonev yang terlihat sangat terpukul melihat suaminya bercumbu di depan mata.
"Menangislah, kalau itu bisa membuatmu merasa lebih lega." Sonia berusaha untuk menguatkan Sonev.
"Bawa Sonev pergi dari sini, ajak dia ke kafe di depan. Nanti saya menyusul." Kaito memerintahkan pada Sonia.
"Baik tuan....."
"Ayo ikut gue..."
Sampai di kafe, Kaito mengambil private room agar Sonev dapat menangis dengan leluasa.
"Tumpahkan semua beban yang ada di hatimu, gue akan selalu ada buat lo." Sonia memeluk Sonev yang masih menangis dengan tubuh yang bergetar.
Braakkkk
"Sonev kenapa?" Tiba tiba saja David membuka pintu dengan sangat keras, namun.hal.itu tidak membuat Sonev berhenti menangis.
Sonia menempelkan.jarinya du bibir serta mengedipkan.matanya agar David jangan terlalu banyak bertanya dulu.
David mengatupkan.bibirnya untuk.diam, kemudian duduk di kursi sebelah Sonia yang masih menenangkan Sonev.
Setelah Sonev merasa.tenang, kemudian Sonia menceritakan kejadian tadi yang di ligat Sonev ke David, mendengar cerita dari Sonia, David mengepalkan.tangannya karena marah terhadap Vano, andai saja tidak secera di cegah oleh Sonia, mungkin saja David sudah menghajar habis Vano, Karena bagi David jika.seseorang menyakiti kedua sahabatnya hingga mereka menangis itu tandanya sudah berani menantang dirinya.
"Si**lan Vano, berani sekali.dia nyakitin sahabat gue, dia nantangin gue rupanya."
"Sudah Vid jangan memperkeruh suasana, gue juga ga pa pa kok. Thanks ya lo.sayang banget sama gue."
"Lain kali.kalau.tuh cowok banci berbiat seperti itu lagi, lo harus cari gue, biar gue kasih bogem mentah." David terlihat sangat kesal.
Beberapa saat kemudian Kaito datang lalu bertanya tentang keadaan Sonev. "Gimana kondisi Sonev apa.sudah lebih tenang?"
"Sudah tuan, Sonev sudah lebih tenang sekarang."
"Terima kasih buat lo berdua selalu ada buat gue, dan tuan Kaito.terima kasih juga ."
Ketiganya mengangguk. Drrrttt drrrtt drrttt, ponsel Sonev tiba tiba bergetar, terlihat hanya sebuah nomer, Sonev hanya menatapnya saja.. Terasa enggan.untuk menjawab tersebut.
"Biar gue yang jawab."
"Kalau Vano, bilang aja gue udah tidur."
"Oke"
Sonia mengambil.gawai milik Sonev kemudian menjawab telpon yang dedari tadi berdering.
"Halo...."
(Halo selamat malam....)
"Selamat malam, dengan siapa saya bicara?"
(Apa benar ini dengan telpon Sonev putri dari bu Maria?)
"Benar ada apa?"
(Saya perawat dari rumah sakit Medika hanya ingin mengabarkan jika bu Maria saat ini dalam keadaan berhenti bernafas karena menjadi korban tabrak lagi setelah pulang dari tempat kerjanya)
"Apa....?"
Sonev berteriak mendengar kabar dari gawainya yang sengaja di loudspeakers oleh Sonia.
"Tidak, tidak mungkin ibuuuuuu."
Sonev jatuh tidak sadarkan diri, beruntung ada Kaito yang berdiri di belakang Sonev sehingga tubuh Sonev tidak jatuh menimpa ujung meja yang lancip, segera Sonev di gendong dan di letakan di sofa yang ada di ruangan private room tersebut.
(Halo.....Halo...)
"Halo, terima kasih telah menghubungi teman kami, sebentat lagi kami akan datamg ke rumah sakit medika."
Telpon kemudian di matikan oleh pihak rumah sakit. Sonev masih terbaring di sofa dan belum sadarkan diri. Sonia mengambil minyak angin yanh kebetulan ada di dalam saku jaketnya karena saat acara api unggun merasa tidak enak badan.
Setelah beberapa saat, akhirnya Sonev mulai sadar, kemudian bangun dam duduk di sofa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menahan tangis. Semuanya menangis pilu mendengar Sonev dalam keadaan terpuruk.
"Kita ke rumah sakit sekarang, biar pakai mobil saya saja, David kamu minta ijin pada wali kelas Sonev dan ceritakan apa yang terjadi, kalau mereka.bertanya mibta agar panitia menghubungi saya dan Sonia kamu bisa kembali ke tenda, ambil tas milik Sonev, kita pergi sekarang, agar tidak terlalu malam."
"Baik tuan." serempak David dan Sonia menjawab kemudian keduanya menjalankan perintah dari Kaito.
Sedangkan Kaito sendiri duduk di depan Sonev untuk menguatkan agar Sonev dapat menghadapi semuanya dengan hati yang kuat. Beberapa saat kemudian, Sonia dan David sudah menjalankan perintah dari Kaito.
Setelah semuanya siap, Kaito dan yang lainnya segera masuk.ke dalam mobil untuk secepatnya tiba di rumah sakit medika.
Kabar duka meninggalnya ibu Sonev segera tersebar pada seluruh peserta camping, dan Vano sangat terpukul karena dirinya tidak ada di samping Sonev saat kabar itu sampai.du telinga Sonev.
Dengan segera Vano meminjam mobil salah satu guru agar bisa menyusul Sonev ke rumah sakit.
...****************...
HAI READER, terima kasih yang sebesar besarnya karena masih membaca tulisan othor. Jangan lupa like dan Komennya. Terima kasih Love U all.....
Happy reading.