Tangan kanan kelvin kemudian masuk ke dalam Dress ,dan mulai membelai lembut.
"Mhhh," Tubuh brianna menggeliat ke kanan kiri, tiap kali merasakan tekanan pada area sensitif nya .
"Heh, apa itu nikmat," Ledek kelvin sembari menghentikan permainan tangan nya, membuat Brianna benar benar malu sekaligus Geram .
"Fuck you bastard," Umpat nya .
Kelvin hanya tersenyum kemudian bangkit dan mencuci tangan nya di westafel.
Membuat Brianna benar benar tersiksa antara ingin dan malu .
Kelvin kemudian menghampiri brianna yang kacau di sofa.
"Kamu butuh aku Marya,"
"Cih jangan merasa bangga bung, aku bahkan bisa melakukan nya sendiri untuk ku,"
"Oh ya,"
"Ya,"
"Baiklah ...kalau begitu lakukan sendiri sisanya," Kelvin kemudian bangkit dan keluar dari hotel Brianna,
Brianna benar benar geram dan mengutuk nya dengan sumpah serapah. Kemudian ia bangkit mengunci pintu nya dan masuk ke kamar menuntaskan hasrat nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru siuman
Pukul dua siang Ronald terbangun dari tidur nya,ia kaget dan melompat dari ranjang segera memakai pakaian nya dan bergegas untuk pergi.
"Oh shitt!" Umpat nya seraya berlari menuruni anak tangga.
Kemudian keluar menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil,ia dengan terburu buru mengendarai mobil nya. Kendaraan nya melesat di jalan raya menuju villa Kelvin.
Dengan cepat ia memarkirkan kendaraan nya dan segera berlari menuju lantai atas tempat Kelvin biasa bersantai menikmati kopi.
Kelvin dan Brianna tengah sibuk dengan masing masing laptop di depan mereka.
Sejurus kemudian mata kelvin tertuju pada pria yang terengah engah dengan baju lusuh dan dapat ditebak pria tersebut baru saja siuman dari kenikmatan .
Brianna lantas menoleh ke arah pandangan mata Kelvin dan mendapati Ronald dengan penampilan kacau nya.
"Hey bung, mandi lah dulu." Ucap Brianna sambil mengibaskan tangan.
Ronald berbalik badan turun dan segera pergi ke kamarnya untuk mandi.
Kelvin menatap ke arah Brianna.
"Sejak kapan,"Ketus nya.
"Sejak lo ganti nama gue jadi nyonya Kelvin,"
Jawabnya santai, sedang Kelvin mengusap wajah nya kasar. Benar adanya jika ia sendiri yang menyematkan nama itu pada nama kekasihnya.
Brianna lantas bermain mata seraya bangkit menuju kamar mereka. Gadis itu kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang big size milik kelvin. Kelvin sendiri memilih untuk menunggu Ronald.
Tak lama kemudian Ronald muncul.
"Sorry," ucap Ronald sambil mengulum senyuman nya.
"Lain kali atur dosis main,"
"Ini beda bro, benar benar membuat ukh," terang Ronald dengan semangat.
"Berhenti bicara, aku tidak sudi mendengar ceritamu bodoh. sekarang atur kepulangan untuk kita karena esok akan ada meeting penting," ketus Kelvin, Ronald dengan segera mengecek email yang kelvin kirimkan.
"Tidak masalah, kita akan terbang 3 jam kedepan,"
"Atur jadwal pertemuan nya,"
Balas Kelvin dengan gerakan ringan, ia bangkit, melangkah menuju kamar dan mendekap Brianna yang asyik mengetik di laptopnya. Hatinya tak ingin mengusik kedamaian Brianna yang sedang asyik dengan dunianya, meski rasa lelah menerpa tulangnya. Tubuhnya merebah dengan lembut di samping Brianna, dan tak berapa lama, Kelvin pun terpejam dalam pelukan hangatnya. Brianna melirik kekasihnya yang telah terlelap, perasaan sayang dan perlindungan memenuhi ruang hatinya. Dengan perlahan, ia menutup laptopnya, mendekatkan diri pada Kelvin, dan bersandar di dada bidangnya. Nafas lembut Kelvin menjadi irama penenang bagi Brianna, dan tak lama, ia pun terhanyut dalam mimpi bersama wangian tubuh Kelvin yang seperti candu baginya. Di sisi lain, Ronald tampak gelisah di depan pintu kamar atasan yang terbuka lebar, mengetuk berulang kali dengan harapan membangunkan sang atasan. Waktu mepet untuk pergi ke bandara semakin membuatnya frustasi. Setelah beberapa upaya, Ronald memutuskan untuk masuk ke kamar, lantaran mereka harus berangkat tepat waktu.
Sejenak, suasana di ruangan itu menjadi tegang saat Ronald berusaha untuk membangunkan Kelvin. Pandangannya terhenti, tak bisa berpaling dari lekuk tubuh Brianna yang terpampang begitu menggoda. Posisinya yang tidur miring menghadap Kelvin dan menyembulkan bongkahan dada yang begitu seksi. Seakan terhipnotis, Ronald meneguk liur, terpaku oleh gairah yang membara dalam benaknya. Dengan cepat, ia berusaha mengalihkan perhatiannya, menggoyangkan tubuh Teman nya agar segera terbangun—suatu ritual yang sudah biasa Ronald lakukan lantaran Kelvin begitu sulit saat dibangunkan. Brianna membuka matanya, dan meregangkan tangannya. Desahan kecil Brianna saat ia meregang menambah gundah gulana Ronald, yang kini semakin kesulitan menahan decak kagum dan gelora yang meluap-luap melihat keindahan tubuh gadis itu. Brianna, dengan ketidak-sabarannya, meraih hidung Kelvin yang masih terlelap, menariknya hingga pria itu mendapati kesulitan bernapas. Dengan seketika, Kelvin terbangun, tersentak dari mimpi.
"Marya," Keluh nya sambil memeluk guling.
"Percayalah kami akan pulang berdua jika kamu tidak segera bangun," ancam Kelvin sedang Ronald memilih diam di sebelah ranjang menunggu teman nya itu bangun.
Kelvin yang mendengar ancaman kekasihnya segera bangkit.
"Percayalah, aku akan membunuhmu jika kamu berani menyentuhnya," Tunjuk nya pada Ronald.
"Dan percayalah aku hanya akan mengiyakan jika memang kekasihmu itu berminat denganku," Jawab ronald kemudian keluar dari kamar, di luar ia segera merapikan letak si joni yang berontak melihat kesexyan tubuh molek Brianna.
Kelvin dengan tergesa-gesa menggenggam tangan Brianna, membawanya keluar untuk menuju mobil Ronald. Mereka bergegas ke bandara, melaju secepat kilat melintasi jalanan yang hampir lengang. Sekitar satu jam penerbangan, mereka tiba di tempat tujuan, Kelvin lantas mengantar Brianna pulang ke rumahnya, sementara Ronald kembali ke kediaman orang tua Kelvin.