NovelToon NovelToon
Rain : Losing Us 2

Rain : Losing Us 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / One Night Stand / Enemy to Lovers / Barat
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Vacation, relieve stress.

Maximillian kecewa. Sudah lebih dari seminggu Angelo menginap di kediaman Cyne, dan dia dilarang menemuinya. Alasannya masih misteri. Di kediaman mewah itu, Angelo tampak jauh berbeda. Wajahnya yang biasanya cerah kini pucat, pipi chubby akibat kehamilannya kini tirus dan cekung. Lingkaran hitam pekat di bawah matanya menggambarkan kelelahan yang amat sangat; seolah dia tak pernah tidur nyenyak.

Kakek Xavier, Cyne, dan Emma, bibi Cyne, berusaha menghibur Angelo. Namun, kata-kata suster di panti asuhan beberapa minggu lalu masih menghantuinya. Trauma itu begitu dalam hingga Kakek Xavier sampai mendatangkan psikolog untuk memantau kondisi mental Angelo. Ia berdiri di ambang pintu, menatap cucunya dengan khawatir.

Cyne terlihat murung. Melihat Angelo yang biasanya tegar menghadapi serangan dan penghinaan kini begitu rapuh, hatinya pedih. Wanita perkasa itu kini tampak layu seperti bunga yang kekurangan air.

"Apakah Kakek sudah membuat wanita itu menyesali perkataannya?" tanya Cyne lirih, suaranya terdengar serak.

Mereka sedang sarapan pagi di ruang makan yang luas dan megah, aroma kopi dan roti panggang tak mampu menutupi ketegangan di udara. Kakek Xavier mengangguk, rahangnya mengeras. "Tentu saja sudah. Dan Kakek akan pastikan dia menyesal seumur hidupnya," jawabnya dingin, tatapannya tajam seperti elang.

"Aku heran, bagaimana ketua yayasan itu bisa menyeleksi orang-orang seperti mereka," sahut Emma, mengaduk kopinya dengan pelan. "Aku dengar dari beberapa donatur, suster-suster itu sangat sombong dan selalu mengutuk mereka yang tak mau mengadopsi bayi-bayi malang itu. Mereka bahkan berbisik-bisik tentang kutukan."

Kakek Xavier mendesah, "Entahlah. Tapi setelah aku menarik seluruh bantuan dari yayasan itu, banyak donatur lain yang ikut pergi. Ruangan yayasan itu kini terasa sunyi dan hampa."

Cyne menatap Kakek Xavier dengan khawatir. "Lalu, bagaimana dengan bayi-bayi itu?" tanyanya dengan suara lembut, namun penuh keprihatinan.

Kakek Xavier menatap cucunya dengan tatapan teduh. "Mungkin mereka akan diambil oleh yayasan milik negara. Kau tak perlu memikirkan mereka, Cyne. Fokuslah pada bayi mu dan Angelo ."

. . .

Jacob melangkah tegap memasuki gedung perusahaan George, ketegangan tampak jelas di raut wajahnya. Selain Maximillian, ia pun dilarang mengunjungi Angelo. Kegelisahan menggerogoti hatinya; dia sama sekali tak tahu bagaimana keadaan keponakannya. Sekretaris George hanya mengangguk singkat saat Jacob menyebutkan namanya, membiarkannya masuk ke ruangan sang bos.

"Geo, ada apa dengan Angelo? Mengapa aku tak boleh menemuinya?" suara Jacob terdengar berat, penuh kekhawatiran.

George terkejut, namun tak sepenuhnya. Ia sudah menduga kedatangan Jacob, atau mungkin Maximillian. Ia menghela napas panjang, menatap Jacob dengan tatapan simpati. Menyembunyikan keadaan Angel dari mereka berdua memang mustahil. Mereka berhak tahu. "Angelo… dia sedang tidak baik-baik saja, Jacob. Dia kacau, sangat kacau akibat ulah seseorang. Kakek Xavier sudah mendatangkan psikolog terbaik, tapi tak ada perubahan berarti. Yang paling mengkhawatirkan, dia mungkin akan… menggugurkan kandungannya."

Jacob terpaku. Kata-kata George bagai sambaran petir. Rasa bersalah menusuk hatinya. Ia merasa begitu tidak berguna, terlalu sibuk dengan persiapan pernikahannya hingga mengabaikan keponakannya sendiri. "Bagaimana bisa kalian baru mengatakannya sekarang?!" suaranya meninggi, dipenuhi amarah dan penyesalan.

George kembali menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan Jacob. "Angelo yang memintanya. Dia tidak ingin merepotkanmu dan Maximillian. Kau tengah mempersiapkan pernikahan, dan Maximillian sibuk dengan pekerjaannya. Tapi… keadaannya semakin memburuk setiap hari." George menjelaskan detail penyebab masalah Angelo, membuat Jacob semakin geram. Amarahnya meluap, tertuju pada pelaku kekejaman itu, dan juga pada dirinya sendiri yang lalai. Ia menyesali kesibukannya yang telah membuatnya buta akan penderitaan orang-orang terdekatnya.

Jacob bergegas meninggalkan ruangan George, langkahnya tergesa-gesa, dipenuhi oleh kecemasan dan amarah. Segera, ia menghubungi Maximillian, suaranya bergetar saat menceritakan keadaan Angelo. Tanpa ragu, Jacob memutuskan untuk langsung menuju kediaman Cyne; dia harus bertemu dengan keponakannya.

Di tempat lain, Maximillian tengah memimpin rapat penting. Namun, panggilan Jacob langsung mengubah segalanya. Berita tentang Angelo membuatnya terperanjat. Tanpa berpikir panjang, ia meninggalkan ruangan rapat, meninggalkan para eksekutif yang tercengang. Ia menyerahkan semua tanggung jawab pada ayahnya, Theodore, yang dengan tenang mengambil alih.

Sementara itu, di taman kediaman Cyne yang luas dan rindang, Angelo duduk termenung di sebuah kursi rotan, diapit oleh Bibi Emma dan Cyne. Kedua wanita itu berusaha mengajaknya bicara, namun Angelo hanya diam, tatapannya kosong, seolah terjebak dalam lautan pikirannya sendiri. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang, namun tak mampu membawanya keluar dari kesedihannya.

Bibi Emma, dengan penuh kesabaran, mencoba menyuapi Angelo. Namun, Angelo menolak, bukan karena ia tak mau makan, melainkan karena mual yang hebat. Makanan yang baru saja masuk ke mulutnya langsung dimuntahkannya, membuat Bibi Emma semakin sedih.

"Sayang, jangan terus menyiksa dirimu seperti ini," Bibi Emma berkata dengan suara lembut, mengusap lembut tangan Angelo. "Kau sudah berusaha menjadi ibu yang baik untuk anakmu, kau bahkan sudah meninggalkan hal-hal yang membahayakan calon bayimu. Jangan dengarkan apa yang mereka katakan tentangmu. Hanya kau yang tahu seperti apa dirimu sebenarnya."

Air mata mengalir di pipi Angelo. Wanita paruh baya itu menatapnya dengan penuh kasih sayang dan keprihatinan. "Aku ingin melupakannya, Bibi," bisik Angelo, suaranya lemah, hampir tak terdengar. "Aku ingin… tapi suara-suara itu… seolah tak mau pergi." Kata-katanya menggambarkan penderitaan yang begitu dalam, menunjukkan betapa tersiksanya ia oleh bayang-bayang dan suara mereka.

Cyne memeluk Angel erat-erat, air matanya bercampur dengan air mata Angelo. Tubuh Angelo bergetar hebat di pelukan Cyne. Bibi Emma menghapus air matanya, hatinya pedih melihat dua keponakannya yang saling menguatkan di tengah badai kesedihan. Suasana di taman itu dipenuhi oleh kesedihan yang begitu nyata.

Tak lama kemudian, Jacob muncul. Ia telah bertemu dengan salah satu pelayan dan langsung menuju ke taman. Melihat Angelo yang duduk tertunduk lesu, hatinya tersayat. Dengan langkah gontai, ia bersimpuh di depan Angelo.

"Angelo…" suara Jacob bergetar, menunjukkan betapa khawatirnya ia. Tangannya gemetar saat hendak menyentuh wajah keponakannya yang pucat pasi.

"Jacob…" Angelo langsung menghamburkan diri ke dalam pelukan Jacob, tangisnya pecah, seolah bendungan emosi yang selama ini ia tahan akhirnya jebol. Pelukan Jacob bagaikan penyelamat, memberikan rasa aman dan perlindungan yang selama ini ia rindukan.

Cyne dan Bibi Emma memberikan ruang bagi Angelo dan Jacob. Mereka mengerti, Angelo membutuhkan kehadiran pamannya saat ini. Angelo mencurahkan isi hatinya pada Jacob, menceritakan semua yang telah menghancurkan jiwanya. Ia seperti anak kecil yang mengadu pada orang yang paling dipercayainya.

Dari kejauhan, Cyne melihat Maximillian datang. Dengan lembut, Cyne menghentikan langkah Maximillian. "Biarkan Angelo bersama Jacob, Max. Dia butuh pamannya untuk kali ini," bisik Cyne, suaranya penuh pengertian. Maximillian mengangguk, memahami situasi yang ada. Ia menunggu dengan sabar, memberikan ruang bagi Angelo untuk melepaskan beban hatinya.

1
Reka Cantika
luar biasa
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bguslh kl max yg yg mnglaminya,biar bumil sntai aja....lgian kn udh bwa baby kmn mna,mualnya buat bpknya baby....
Noey Aprilia
Mnjauh smntra,mngkn lbih baik buat angelo....apa lg ada ssrorng yg sllu ada d smpingnya....biarlh orng yg udh bkin dia sdih,mnrima hkumannya.....
Noey Aprilia
Wjar sih kl angelo jd stress,scra mntalnya pst trgnggu krna kta2 mreka....
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
Reka Cantika
lanjut lagi
Noey Aprilia
Pntsn angelo mrah,dia trauma trnyta.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Yg d perut aja blm kluar,mlah mau ngadopsi ank orng...urus ankmu dlu lh...
Reka Cantika
lanjut lagi Thor
Noey Aprilia
Abs tu siap2 kna gmpar angelo,trs gas bleh dkt2 lg apa kg bbo bareng....spa sruh pke mbuk sgla.....
Noey Aprilia
Angelo sllu pnuh kjtan....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Jd gmna pnggilan buat mreka y????
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔
SamdalRi: Dipikir², aku tidak kepikiran /Facepalm/
total 1 replies
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bagooossss......
ppet trs smp angelo brsdia buat nkah sm max.....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Kaaaannnn....bnr....
janet bbo bareng sm jacob...enth bgaimna smp mreka bs brsma,mngkn krna trbwa suasana....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Alamakkkk....
jgn2 janet bno bareng sm jacob?????
SamdalRi: /Sly/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!