Warning
Harap Bijak dalam membaca!
Seorang Mafia Kondang yang tidak percaya menemukan seorang gadis yang terdampar di pulau pribadi miliknya dalam keadaan masih hidup. Namun masalah muncul ketika ia tidak tahu siapa gadis itu karena dia hilang ingatan setelah pengalaman tragis dialaminya.
Disisi lain Pria Mafia itu akan dijodohkan dengan wanita pilihan ayah nya, yang jelas dia akan menolak nya karena pekerjaan yang terlalu beresiko.
Nasib gadis terdampar itu mengalami hal buruk karena tak sengaja bertemu pria mafia itu.
Bagaimana dia akan menemukan kembali ingatan nya? Dan bagaimana pria mafia itu apakah menerima perjodohan nya atau dengan pertumpahan darah?
Silahkan baca disini yaa^^
OrchidCho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
...Budidayakan Like/Vote sebelum membaca cerita ini fiksi hanya untuk hiburan semata...
...Happy Reading!...
...⋋*。・🌼・。*⋌...
Diruang baca Varent yang masih berbicara dengan Chris, dengan keheningan melanda.
"Berbahaya? Siapa dia?" tanya Chris mulai tertarik.
"Seharusnya namanya Alice, kenapa bisa dia disini?" tanya Varent.
"Benarkah?" Chris tahu kalau Alice sudah ingat nama nya.
"Wajahnya memang dia, kenapa dia tidak ingat dirinya??" pikir Varent yang meminum whisky nya lagi.
"Apa kau mengenal dia?" tanya lagi Chris.
"Aku kenal, tapi tadi dia tidak mengenalku, makannya aneh. Dia adalah putri bungsu Edward kelompok Black Swans. Kau tahu mereka kan?" terang Varent.
"Blacks Swans" ulang Chris padahal ia mengenal salah satu anggotanya Louise, tapi ia belum pernah bertemu saudara sekaligus. Menurut informasi mereka adalah kelompok mafia yang suka berbisnis dengan skala besar.
"Dia sangat dijaga di keluarganya, tapi tak percaya aku melihatnya disini, bahkan siapapun akan sulit bertemu dengan putri bungsunya, hanya segelintir orang yang tahu wajah putri bungsu Edward" jelas lagi Varent yang sambil meminum Whisky nya.
"Sebegitu pentingnya dia?" ujar Chris pantas saja mereka mencari informasi dirinya sangat sulit, rupanya dia keturunan mafia.
"Dia putri satu-satunya, sudah sewajarnya" pungkas Varent.
"Benar" jawab Chris yang tersenyum mendengar itu, artinya seperti mendapat big Jackpot.
...****************...
Alice menatap Dong Hyun dengan wajah biasa, tidak dengan Dong Hyun malah melihat Alice kenapa dia tidak terkejut.
"Kau sudah tahu pria pemilik rumah ini?" tanya Dong Hyun.
"Kau harus pergi dari sini, ini bukan tempat aman, ikut aku ke kota" lanjut Dong Hyun.
"Tidak. Terimakasih kau sudah mengatakan itu, aku tetap disini" pungkas Alice yang melepas Jaz milik Dong Hyun dan memberikan padanya.
"Kau tahu pria ini tidak baik, kenapa kau ingin tetap disini?" tanya Dong Hyun tak habis pikir sambil menerima Jaz nya.
"Aku harus kembali bekerja, aku terlalu lama meninggalkan meja" ucap Alice yang pergi, meski ia menyukai penyanyi yang lama ia suka. Namun ingatan nya belum kembali.
Pesta itu berlanjut sampai jam 1 pagi, satu persatu tamu mulai pergi, meski mata Alice mulai sepat, ia belum boleh tidur karena keadaan rumah Chris yang belum rapih dan bersih.
"Semuanya sudah bekerja keras, bersihkan dan pulang lah" ujar Chris pada pekerjanya lalu ia melihat ke arah Alice yang juga menatapnya.
Chris pun menghampiri Alice yang menatap kosong, lalu menarik Alice masuk dalam kamar tidurnya. Miho yang melihat itu pun dibakar api cemburu, dia lagi, dia lagi.
Chris duduk dikasur empuk Alice dan menopang tubuhnya dengan tangan kebelakang. Sedangkan Alice berdiri sambil menautkan tangannya didepan.
"Dengan ini, aku ingin kau paham, melanggar peraturan adalah hal paling ku benci, sekecil apapun itu" terang Chris yang didepannya malah diam saja.
"Kenapa tidak menjawab?" lanjut Chris yang melihat ke arah Alice.
Alice menelan salivanya sebelum berbicara pada orang didepannya ini.
"Kenapa kau mengundang nya? Dong Hyun. Kau tau aku sangat menyukai nya. Pesta ini kau gunakan dia untuk apa?" Tanya Alice yang tidak ingin Dong Hyun ikut pada rencana Chris yang pasti akan membahayakan nya.
"Waah aku sangat kecewa kau bilang begitu, aku memanfaatkan nya? disini kami berbisnis, selagi itu aku ingin membantumu untuk mengingat kembali ingatanmu, kau bilang hanya dia yang kau ingat. Sekarang aku menyesal membantu. Sia-sia uang yang sudah ku keluarkan untuk mengundangnya" Pungkas Chris yang mudah nya membolak-balikkan fakta dan pemikiran.
Alice tidak tahu itu mengulum bibirnya, ternyata Chris ingin membantunya kini ia percaya itu.
"Aku tidak tahu tujuan mu untuk itu. Karena kau pria yang menakutkan" ucap pelan Alice.
"Apa? Katakan lagi? Pria yang menakutkan? Cih" Chris mendengus apa barusan Alice membicarakan dirinya sendiri.
"Bukannya kau yang lebih menakutkan? Kenapa kau memukul tamu ku?" lanjut Chris yang mengingat kembali kejadian tadi.
"Itu--"
"Untungnya, Varent tidak mempermasalahkan nya karena kau pukul menggunakan lampuku. Dan berkat mu, aku kehilangan kodok emas ku yang berharga untuk pengobatan nya" terang Chris yang pasti akan memberikan hal sepadan informasi yang ia dapatkan.
"Dia merayuku, pria itu terlihat seperti umur 40-an. Itu menjijikkan, dan berbicara tidak masuk akal" balas Alice yang membela dirinya.
"Karna itu kau memukulnya?" Chris membenarkan.
"Itu adalah bentuk pembelaan diri" balas lagi Alice merasa dirinya tidak salah.
"Pembelaan diri, bukan rasa ingin membunúhnya kan" Chris membenarkan lagi.
Memang tadi Alice sempat kehilangan arah karena memukulnya, ia juga tidak tahu tubuhnya ingat dengan gerakan itu.
"Aku juga tidak tahu, mungkin dia benar aku pembunúh" nunduk Alice yang berpikir bahwa dirinya pembunúh. Chris biasa saja karena sudah tahu tentangnya.
"Baiklah, bersihkan dirimu dan istirahatlah" bangkit Chris yang berjalan keluar kamar Alice.
Alice memandang dirinya dicermin lebar, lalu ia menghela nafasnya dan menuju kamar mandi dengan gontai. Setelah beberapa menit Alice menatap cermin sambil meng-hairdryer rambutnya.
Ia mendudukkan dirinya diatas kasur, wajahnya terlihat kosong, lalu ia merebahkan dirinya dan memiringkan tubuhnya namun bibirnya tertarik ke atas.
"Ha.. Byeongshin" (Idíot/Bodóh) ucap Alice sambil yang tersenyum.
......................
Diruang sebelah yaitu kamar Chris yang duduk di kursinya sedang terjaga padahal waktu sudah jam 2 pagi. Ia mengetuk-ngetuk kan jemarinya sambil berpikir.
"Edward. Tunggu.. Bukankah Ayah pernah bilang kalau ingin menjodohkan ku, tapi wanita nya mati tenggelam. Apa itu.. Dia??" analisis begitu cocok membuat Chris merinding sendiri.
Ingin memastikan sendiri, ia menulis sesuatu dikertas, merangkai bagaimana awal mulanya ini.
"Laut.. Apa yang terjadi di laut itu. Satu-satunya kapal" monolog Chris yang membuka laptopnya.
Jemari nya yang terampil membuka laptopnya, dan mencari CCTV dermaga italia, dan sambil mengingat kembali saat ditemukannya Alice.
Jeng..
Jeng..
Ternyata ada, namun ia tidak naik sendiri, ada seorang satu wanita lagi bersama nya.
"Ada satu wanita lagi, apa itu sepupunya?" Chris memperbesar layar laptopnya pada gambar CCTV dermaga.
Tidak puas untuk memastikan, Chris mengambil ponselnya dan mencari kontak nomor ayahnya.
"Haishh.. Aku tidak punya nomor Ayah" merutuki dirinya setelah scroll kontak diponselnya.
Chris keluar dari kamarnya melihat Zac yang sedang berbincang dengan anak buahnya, tanpa bicara Chris mengambil ponsel Zac.
"Untuk apa?" sahut Zac yang tidak dihiraukan oleh Chris.
Dibalkon kamarnya Chris nampak ragu untuk menghubungi ayahnya sendiri. Namun akhirnya ia memencetnya.
"Iya .. Ada apa? Apa sesuatu terjadi pada Chris?" to the point suara ayah nya yang berada disebrang sana.
"Ini aku" jawab Chris ia termasuk jarang menghubungi ayah nya, jadi agak canggung.
"Iya.. Sulit dipercaya kau menghubungi ku dengan nomor Zac??" tanya ayah nya.
"Aku tidak menyimpan nomor ayah. Lupakan, aku ingin tanyakan sesuatu. Tentang perjodohan itu.. siapa wanita nya?" to the point Chris yang langsung menanyakan maksud menelfon.
"Kenapa mulai tertarik?" tanya ayah nya yang malah menggodanya.
"Aku ingin mencoba menemuinya. Kemarin ayah bilang dia sepupunya?" tanya Chris.
"Iya. Nama nya Eliza dia cantik, Bertemulah akan kuberi nomor ponselnya" tawar ayah nya yang nampaknya anaknya mulai memperlihatkan lampu hijau dengan pilihan nya.
"Tolong kirim kesini. Sudah yaa.. Ku tutup" Chris mengakhiri panggilan sepihak.
Sambil memandang langit gelap, Chris menunjukkan smirk nya.
"Ini akan menyenangkan" ucap pelan Chris yang penuh rencana.
...灬。•☆•。灬...
...Jangan lupa kan tinggalkan jejak yaa~...
...OrchidCho...