LDR KATANYA BERAT!!
Tapi tidak bagi Rion dan Rayna. Ini kisah mereka yang berusaha mempertahankan hubungannya apa pun masalah yang mereka hadapi.
Tapi bagaimana jika masa lalu yang menggangu hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
“Hati-hati ya!” seru Rayna, suaranya sedikit meninggi karena menahan rasa sedih yang disamarkan dengan senyum.
Rion tertawa pelan, lalu mengusap kepala Rayna dengan penuh sayang. “Iya, Ion pamit ya, sayang.”
Rayna mengerucutkan bibirnya. “Inget ya? Kalau ada cewek deketin kamu, langsung tolak aja!”
Rion terkekeh, menunduk sedikit untuk bertemu pandang dengannya. “Pasti lah. Nanti kalo perlu, Ion tunjukkin lock screen HP Ion biar mereka tau kalau pacar Ion itu cantik banget.”
Rayna tak bisa menahan tawa kecilnya. "Ih, lebay!"
“Tapi beneran sayang,” Rion menggenggam tangan Rayna, mengguncangnya pelan. “Gak ada yang bisa ngalahin kamu di hati Ion.”
Rayna menunduk malu, senyumnya mengembang. “Makasi sayang...”
Mereka saling menatap dalam diam, menikmati detik-detik terakhir sebelum jarak kembali memisahkan.
“Nanti kalo acara reuninya selesai, kabarin aku ya?” ujar Rayna manja.
Rion mengangguk. “Siap, cantikku." Rion melakukan gerakan hormat menghadap Rayna. Badannya sengaja ia tegakkan.
Tawa mereka meledak bersamaan. Lalu, dengan berat hati, Rion melangkah mundur beberapa langkah, melambaikan tangan tinggi-tinggi sebelum akhirnya benar-benar pergi. Rayna berdiri di tempatnya, memandangi punggung Rion yang sudah menyalakan mesin motornya. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan isak tangis.
Rion melajukan motornya dengan santai, menikmati udara malam hari yang dinginnya menusuk kulit. Menelusuri jalan besar di kota Bandung. Sesekali bersenandung, memecahkan keheningan malam.
Tujuannya bukanlah rumah tempatnya beristirahat, tapi supermarket yang berada di pertigaan jalan besar di kota Bandung. Ia berhenti di sana, masih duduk di atas motornya. Melepas helm dan merapikan sedikit rambutnya.
"Yon!" Faisal menghampirinya, dengan helm di tangannya. Menggunakan jaket kulit hitam dan rambutnya yang selalu dikuncir rendah.
Faisal dengan santai menepuk punggung Rion. "Lama banget!"
"Ya maklum atuh, kan tadi juga ada macetnya!" Rion kembali memakai helmnya, bersiap untuk menuju tempat reuni bersama teman-temannya. Sudah jam tujuh tiga puluh. Sudah telat memang, tapi Rion tak peduli, memang perjalanannya sedikit macet tadi.
"Malu gak ya?" tanya Faisal sebelum duduk di atas motor bersama Rion. Alice sudah memberikan lokasinya, katanya yang lain akan datang di pukul tujuh malam.
"Kaya yang punya malu aja lo!" ujar Rion cengengesan. Senang sekali membuat Faisal kesal.
Faisal berdecak sebal mendengarnya, sudah setengah jam ia menunggu Rion di depan supermarket. Menahan rasa malunya dari tatapan aneh orang-orang yang melewatinya.
Tak ada basa-basi lagi, Rion melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Mengejar waktu agar cepat sampai. Beberapa kali menyalip kendaraan yang ada di depannya.
sepuluh menit perjalanan yang mereka tempuh sampai akhirnya sampai di tempat tujuan. Rion memarkirkan motornya dan bergegas masuk ke dalam.
Sebuah tempat makan yang cukup besar. Sebuah tangga besi hitam yang berada di samping bangunan terhubung langsung dengan rooftop, tempat teman-temannya berkumpul. Musik akustik terdengar dari sebuah speaker, menciptakan suasana damai yang bercampur dengan suara obrolan para tamu.
Begitu tiba di lantai atas, Rion langsung disambut semilir angin malam Bandung yang khas, sejuk. Ada meja-meja kayu panjang dan bangku-bangku besi berwarna hitam berjejer rapi. Beberapa kelompok tamu memenuhi setiap bangkunya, saling berbincang hangat.
Rion menoleh ke arah Faisal, yang sudah menunjuk ke salah satu meja di pojokan. Di sana, sekitar sebelas orang teman lama mereka sudah berkumpul. Alice berdiri dari duduknya, menyambut kedatangan Rion dan Faisal.
"Wah, serius lo berdua hadir!" sambut seorang pria yang menggunakan kemeja biru muda. Rion mendekat, menjabat tangannya akrab.
"Kejadian langka sih ini!" sahut seorang lagi, seorang wanita dengan pita putih di rambutnya. Entahlah, Rion memang tak begitu mengingat temannya.
"Yo! Gimana kabar kalian?" tanya pria lain yang menggunakan hoodie merah.
"Baik." Rion menjawab dan langsung duduk di salah satu bangku kosong bersama Faisal.
"Makin cakep aja," sahut pria dengan kemeja biru muda. Pria itu kebetulan duduk di samping Faisal. "Kalo ketemu guru BK, dipotong rambut lo!" ujarnya sambil memainkan rambut Faisal.
Faisal menyingkirkan tangan pria itu. "Lo gak tau aja ini jimat gua!"
"Kalian lama juga ya datengnya," sahut Alice yang juga berada di sana, berhadapan dengan Rion.
"Iya, tadi ada urusan dulu soalnya," balas Rion.
Alice menatap Rion. "Mau pesen makan atau gimana?" tanyanya.
"Kita pesen minum aja," jawab Rion.
"Ah, oke."
terus ortua mereka jg blm d jelasin ya kk ?