NovelToon NovelToon
Kamu Bukan Figuran

Kamu Bukan Figuran

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

[Lanjutan dari novel "Aku hanya Figuran"]

Awalnya kupikir Kamu hanyalah gadis biasa-biasa saja. Namun mata polosmu mengalihkan semuanya. Aku tak bisa berpaling. Timbul ketertarikan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Hingga akhirnya Aku sadar, Aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesonamu.

Hei Khansa Aulia, Yohan Alexander menyukaimu. Sadarkah Kau dengan hal itu? (Yohan Alexander)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[POV Alex] Ch 22 - Cara agar Kamu di sampingku

Aku berusaha untuk menahan emosi yang meninggi. Menghirup napas dalam-dalam, membuang gelombang panas ini. Bila menyangkut Khansa, Aku harus memikirkannya dengan kepala dingin. Aku tidak boleh salah bersikap. Khansa bukan bawahanku, yang bisa kuperlakukan seenak hati.

Aku beranjak dari ranjang dan mulai memakai bajuku kembali. Aku harus sedikit membuat jarak, agar bisa berpikir dengan jernih. Bila dekat dengan Khansa, perasaanku terlalu sensitif dan mudah terluka.

"Aku akan ambil makanan. Tunggu di sini." ucapku seraya pergi ke lantai bawah.

Di sepanjang perjalanan, otakku tak henti-hentinya berpikir. Aku berusaha menyelami perasaan Khansa. Sedikit demi sedikit aku mulai mengerti perasaannya.

Mungkin karena dia belum mencintaiku, makanya dia tidak begitu membutuhkanku. Kami baru saja bertemu. Perlu waktu untuk membangun semua ikatan di dalam hati. Tubuh kami memang sudah bersatu, namun hati kami tidak seperti itu. Aku harus memahaminya. Yang dibutuhkan Khansa saat ini bukan aku, melainkan keluarga dan teman yang sedari dulu selalu ada untuknya. Mungkin dengan membuatnya kembali dekat dengan keluarga, Khansa tidak akan kesepian lagi.

Akhirnya Aku memutuskan satu hal. Aku akan membuat Khansa dekat dengan orang-orang yang disayanginya.

Aku pergi ke lantai atas sembari membawa nampan berisi makanan. Kulihat wanita itu masih meringkuk dibawah selimut dengan tubuh membelakangiku. Perasaan bersalah kembali menguasaiku. Karena terbawa emosi, tanpa sadar aku membentaknya. Perasaan Khansa pasti terluka.

Aku meletakkan nampan di meja dan beringsut mendekatinya. Menciumi punggungnya yang terbuka. "Pakai baju dulu, setelah itu makan."

Khansa mematuhi perintahku. Dia membalikkan tubuhnya dan mulai duduk. Wajahnya tertunduk, kesedihan masih tampak menggelayuti wajahnya. Aku mengambil baju dasternya dan mulai membantu memasangkannya. Mengecup keningnya sekilas dan membelai-belai pipinya. Khansa masih tidak mau memandangku.

Aku mengambil makanan dan mulai menyuapinya. Khansa masih patuh. Dia mau menerima setiap suapan yang kuberikan. Sesekali aku mencium punggung tangan dan membelai kepalanya. Berharap dengan melakukan hal itu perasaannya akan baik-baik saja.

Kasihan sekali kamu, sayang. Harus menikah dan hamil anakku, pria yang tidak kamu cintai. Terjebak selamanya denganku. Aku yang egois, tidak bisa melepasmu. Bersabarlah denganku. Buka hatimu dan belajarlah mencintaiku. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia.

"Apa kamu begitu kesepian?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan kepala olehnya. Aku mulai menawarkan beberapa opsi, seperti membawa mantan anak buahnya kemari, karena aku tahu Khansa sangat akrab dengannya. Tapi Khansa menolak lagi. Kemudian Aku beralih pada keluarganya. Aku akan memboyong semua keluarganya kemari, berharap dengan melakukan hal itu, Khansa tidak akan kesepian lagi. Membujuknya agar tetap bersedia berada di sampingku. Namun, Khansa lagi-lagi menolak semua opsi yang kuberikan. Hal itu kembali membangkitkan emosiku lagi. Tanpa sadar Aku kembali membentaknya.

"Maumu apa Khansa?!! Aku tidak bisa melepasmu! Kamu paham tidak sih mauku?!"Nada suaraku yang tinggi mengejutkan Khansa. Airmata langsung membanjiri wajahnya. Aku ingin membunuh diriku sendiri karena sudah membuatnya menangis seperti itu.

"A-aku... Aku ta-tadi ketemu Diana..." Suara Khansa terdengar gemetar.

Diana?? Apa hubungan Diana dengan semua ini? Apa Khansa mencari-cari alasan untuk lepas denganku? Sampai menyangkut pautkan orang yang tidak ada hubungannya sama sekali? Seberapa banyak pun alasan yang diucapkannya, aku tidak akan pernah melepaskannya.

Malam itu kami saling berdebat. Perdebatan itu diakhiri dengan tangisan Khansa yang semakin menjadi-jadi. Aku merengkuh tubuhnya, berusaha untuk menenangkannya. Khansa memukul-mukul tubuhku untuk menyalurkan kekesalannya. Dari bibirnya terlontar kata-kata yang menyakiti hati, namun aku mengabaikannya.

Seperti kata Khansa, aku memang jahat dan egois. Khansa bahkan kembali menekankan nada kebenciannya padaku. Namun aku tidak bergeming. Dengan tidak tahu malu aku tetap merengkuh dan mengecupi keningnya. Lambat laun tangisan Khansa berubah menjadi isakan. Pukulannya yang terasa kuat berangsur-angsur melemah. Aku mengusap-ngusap punggungnya, berusaha menenangkannya. Isakan-isakan itu pada akhirnya berhenti. Tarikan napasnya mulai teratur. Khansa tertidur dengan airmata yang masih mengalir.

Sedih, kecewa, sakit hati dan perasaan bersalah. Itu perasaan yang kurasakan. Aku yang egois, tidak ingin melepasnya. Aku begitu yakin pada akhirnya Khansa akan menerimaku. Yang kubutuhkan hanya waktu.

"Maafkan aku sayang... Bersabarlah denganku... Tetaplah berada di sisiku. Jangan tinggalkan aku..." Aku kembali merengkuh tubuhnya dalam pelukan.

Malam itu aku tidak bisa tidur. Otakku berputar. Memikirkan berbagai cara agar Khansa tetap berada di sampingku. Sampai pagi pun aku tidak menemukan caranya.

***

Pagi pun datang. Suara deringan ponsel mengusik hariku. Ternyata dari salah satu pimpinan anak perusahaanku.

"Ya?"

"Maaf Pak, kalau saya mengganggu..."

"Ya, kamu memang mengganggu. Ada apa Bay? Ini masih pagi."

"Saya sungguh minta maaf Pak. Tapi saya tidak bisa menahan diri untuk menyampaikan kabar ini."

"Kabar apa?"

"Saya bersama tim peneliti berhasil menemukan alat untuk mengubah partikel menjadi ukuran nano. Kita tidak perlu membeli dari korsel lagi. Dengan alat ini akan memudahkan kita untuk mengembangkan produk..."

"Apa kalian sudah mengujinya?"

"Kami masih dalam tahap pengujian. Bila Bapak tidak keberatan, sudikah Bapak mengunjungi lab kami?"

Namanya Bayu. Dia adalah juniorku di kampus. Aku menunjuknya untuk memegang perusahaanku yang bergerak di bidang IT. Selain jenius di bidangnya dia juga memiliki jiwa entrepreneurship.

Sudah lama aku tidak mengunjungi perusahaanku. Aku hanya menerima laporan setiap harinya. Beruntungnya Aku memiliki orang-orang yang kompeten. Tanpa campur tanganku pun mereka bisa bergerak sendiri. Meskipun profit yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang ingin kucapai, tapi setidaknya perusahaan masih bisa berdiri dengan kokoh.

"Ya. Hari ini aku akan kunjungan ke semua cabang. Siapkan segala sesuatunya dengan sempurna. Aku tidak ingin membuang-buang waktuku. Mengerti?"

"Baik Pak. Akan saya sampaikan ke pimpinan yang lain. Terima kasih Pak. Sekali lagi saya mohon maaf..." Aku menutup panggilan itu dan berbalik pada Khansa. Wanita itu masih tertidur dengan lelapnya. Buliran airmata masih tampak membekas di pipinya. Aku membelai pipinya. Berusaha menghilangkan bekas itu. Semalaman aku merengkuh tubuhnya. Berusaha menyampaikan dengan gestur tubuhku, bahwa aku mencintainya.

Aku mengecup keningnya dan beranjak dari ranjang. Hari ini aku harus meninjau setiap perusahaanku. Karena terlalu fokus pada masalah keluarga, membuatku tidak memikirkan keberlangsungan perusahaan itu, padahal nasib ribuan karyawan ada di tanganku.

Aku mandi dan membersihkan diri. Setelah itu aku pergi ke ruang ganti. Memakai setelan kerja dan mulai bersiap diri. Setengah jam kemudian, aku sudah siap. Aku kembali ke kamar. Kulihat Khansa masih tidur membelakangiku.

"Sayang, bangun. Aku mau berangkat..." Aku memberi kecupan di kening dan bibirnya, namun Khansa tetap tak bergeming. Sepertinya dia masih tertidur dengan lelap.

Aku menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. "Ya sudah, tidur nyenyak ya, cup..." Puas menciuminya, Aku memutuskan untuk berangkat kerja.

***

Happy Reading 🙏

1
Rima
bagus ceritanya
Siti Rohaniah
keren
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
ceritanya bagus banget❤️
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
part yang paling ku suka, sudah baca berkali kali tapi tetap aja candu🥰🤣🤣🤣🤣
Siti solikah
keren
Siti solikah
sedang enak enaknya ada yang ganggu
Siti solikah
semoga keduanya selalu bahagia
Siti solikah
aku suka novelnya sangat bagus,udah baca berkali kali tetap suka
Shee
astaghfirullah masih ja beneran pake 10 cincin ya Allah, dari yang baca terharu akhir bab ngakak😂😂😂😂😂
Shee
udah ke dua kali baca novel ini, setiap baca adegan ini q ketawa ngakak setiap jawaban alex tangan khansa polos mau di isi dengn 10 cincin. itu alex mau ngelamar apa mau jualan cincin😂😂😂😂
BukanOrang
akhirnya rasa penasaran ku terjawab,telur gulung.wkwk😭🤣
Wiwin Dc
itulah gunanya kata KOMUNIKASI, Lex. Pen ku toyor palamu.

anw, aku dari 2025 yah. kangen Alkha.
Dede Inda
ampun " gregettt
Renova Simanjuntak
jd,,khansa. g jdi punya anak 4??🤭nih
Renova Simanjuntak
yaaa,,elahhh..nge gantungggg lagiii🤔🤦‍♀
Nayy
10 jari di isi cincin semua thor wes koyo' rentenir 🤣🤣🤣
Zhynta Kurnia
novel nya bgus di baca berulang kali ga bosan bahkan membekas di otak..
tapi ada yg lucu..
pov nya tukang telur gulungg/Facepalm//Facepalm/..
ada² aja yg nulis novel ini..
ampe nasib telor gulung pun di tulis.
Niswa
aku meleleh bang🫠
Niswa
untuk kesekian kalinya baca lagi. Back again yuhuuu
Erni Marselina
Berkalikali mengulang membaca karyamu ini tor,tp ketika nyampe disini Pasti NGAKAK🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!