Kelahiran Kembali Queen Mafia

"dr. Albert Yaya siapanya Daddy??"tanya Aurora santai.

"nona adalah putri tuan besar"ucap dr. Albert.

"yap..kau benay dr. Albeyet,jadi jangan khawatiy karena Yaya tidak akan melukai Daddy Yaya sendiri"ucap Aurora tersenyum menampilkan gigi-gigi putihnya.

"ahh...maafkan saya nona kecil"ucap dr. Albert.

"hm..tapi..."ucap Aurora menggantung,senyum di wajahnya luntur terganti seringai di wajahnya.

aura mafianya menyeruak keluar dari tubuhnya.

"aku tak akan melepaskan kalian jika menyebaykan apa yg kalian lihat,bahkan itu ke Daddy, Abang ivin dan kak vino"ucap Aurora sambil menampilkan senyum devil nya yg membuat dr. Albert dan para suster bergemetar ketakutan.

sedangkan Marko merasa terkagum kagum melihat aura Aurora.

ia melihat aura yg lebih dominan dari aura Rey dan juga irrvin.

Marko melangkah satu langkah ke depan.

"sesuai dengan yg nona katakan,saya dan lain akan tutup mulut dengan apa yg kami lihat.namun bolehkah saya bertanya nona??"ucap Marko.

"paman berhenti lah memanggil ku nona, panggil aku yaya.hmm....tanyakan saja paman"ucap Aurora yg kembali ke sifat malaikat baik hatinya.

"dari mana keterampilan medis rara tadi??dan juga kotak itu??"tanya Marko.

Aurora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"anu....yaya mempelajayinya dari buku-buku medis di perpustakaan saat menemani kak vino belajar.dan..... untuk kotak itu yaya....ah iya....Yaya mencuyi nya dari yuang penyimpan obat-obatan "ucap Aurora.

"ukkhh.....banyak tanya sekali,untung sja otak cantik ku berkerja dengan sangat baik" batin Aurora.

" Rara kau memiliki kecerdasan yg sangat tinggi kalau begitu"ucap Marko tersenyum bangga lalu mendekat ke arah Aurora dan membelai kepala Aurora.

Aurora terteguh mendapat perlakuan yg diberikan oleh Marko,tanpa di sadari cairan bening mengalir membasahi pipinya.

Marko terkejut dan menarik kembali tangannya.

"maafkan paman Rara"ucap Marko.

"tidak hiks.....paman boleh Yaya memeluk mu??"pinta Aurora sambil menahan Isak tangisnya.

Marko terteguh,namun ia kemudian tersenyum lembut,ia berlutut di hadapan Aurora dan merentangkan tangannya.

"hm.. datanglah kemari"ucap Marko.

Aurora yg mendapat lampu hijau pun menubruk tubuhnya kedalam pelukan Marko.

Marko memeluk hangat tubuh kecil Aurora,ia merasa tubuh kecil itu bergemetar menahan tangisnya.

"menangis lah Sayang"ucap Marko.

"huaaaa.....hiks.....huaaa..... Daddy...huaaa"tangis Aurora.

"Yaya mau Daddy bangun huaaa....hiks....huaa"tangis Aurora.

"hmm....Rara tenang saja... Daddy Rey akan segera siuman,bukan kah Rara sudah mengobati Daddy??jadi tentu saja Daddy mu akan cepat bangun"ucap Marko.

"benay kah??hiks...hiks.."ucap Aurora sambil terisak kecil.

"iya.jadi jangan menangis lagi,anak perempuan tak boleh selemah itu"ucap Marko.

"hiks...hiks.... baik lah paman"ucap Aurora.

beberapa waktu Aurora tertidur di pelukan Marko,Marko mengangkat tubuh kecil itu di kedalam gendongannya.

"tolong awasi keadaan tuan rey"ucap Marko kepada dr. Albert.

Marko membawa Aurora menuju kamar Aurora,sesampainya Marko dikamar Aurora yg sudah di perbaiki.marko membawa Aurora ke arah kasur milik Aurora dan membaringkan Aurora di sana,dan menyelimuti nya dengan selimut.

"selamat tidur sayang,mimpi yg indah.paman akan selalu menjaga Daddy mu"ucap Marko.

kemudian Marko mencium kening Aurora dan pergi keluar dari kamar Aurora.

ia kembali ke ruang kerja miliknya yg bersebelahan dengan kamar nya untuk menyelesaikan beberapa berkas.

TBC