Bella Xia hamil tanpa suami akibat dijebak oleh kakak perempuannya, yang mengincar tunangannya. Delapan tahun kemudian Bella Xia kembali bersama dua anak kembar tampan. Tak disangka saat mereka kembali, mereka bertemu dengan pria yang mirip dengan kedua putra kembarnya, yang mana pria tampan itu adalah seorang bos besar. Akankah kebahagiaan datang menghampiri mereka!? Yuk lanjut dibaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara; like, vote, dan komen. 🙏🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alma Kadier Carally, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22
Nelson Hongli tersadar seraya berkata. “ Ya, aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Nak?”
“ Ehmmmpptt, aku juga baik-baik saja tuan, sekali lagi aku minta maaf,” ucap Dion.
“ Aku juga minta maaf karena sudah menabrakmu!” seraya membantu Dion bangkit, Nelzon bertanya. “ Siapa namamu?”
“ Perkenalkan aku Dion Xia, bagaimana dengan anda tuan? Siapa namamu? Dion kembali bertanya.
“ Aku Nelson Hongli, kau bisa memanggilku paman!”
“ Baiklah paman,” ucap Dion.
“ Di mana orangtuamu?” tanya Nelson.
“ Mereka sedang bekerja,” jawab Dion.
“ Aku bersama saudaraku ke sini.”
“ Ibuku sibuk bekerja, tidak ada waktu luang untuk kami.”
“ Kami ingin membeli laptop baru tapi tidak bisa membelinya!” Dion sedikit menunduk karena merasa sedih.
Entah kenapa hati Nelson Hongli terasa seperti teriris mendengar ucapannya, dan melihat Dion yang bersedih dia ingin menghiburnya, dia pun bertanya, dan menawarkan diri untuk menemani membeli laptop yang diinginkannya.
Saat berjalan, Nelson bertanya. “ Di mana saudaramu?”
“ Bagaimana kalau paman yang menemani kalian untuk melihat-lihat laptopnya?” Ungkap Nelson.
Dion yang awalnya merasa sedih kembali ceria dan membawa Nelson untuk bertemu dengan saudaranya.
“ Evan batalkan semua jadwal meeting, aku akan menemani anak ini!”
“ Tapi Presdir, hari ini ada jadwal meeting bersama kolega dari tuan besar.”
“ Batalkan saja, atau biar ayahku yang menemani mereka kau mengerti!”
“ Baik.” Evan pun tidak mengerti apa yang terjadi pada bosnya, dia begitu hangat berbicara dengan anak yang tidak dikenalnya itu, bahkan Nelson Hongli ingin menemani anak itu gumamnya.
Setelah Evan membatalkan semua jadwal Nelson Hongli, dia memberitahu bosnya bahwa jadwalnya hari ini sudah dibatalkan.
Nelson Hongli hanya mengangguk dan beranjak pergi mengikuti Dion yan akan menemui Dean. Di dalam hatinya Nelson Hongli berkata. “ Anak yang kutemui waktu itu tatapannya begitu dingin, auranya berbeda dengan anak yang ada di depanku ini.”
“ Apakah anak ini berbeda? Akhh aku terlalu banyak berpikir,” Nelson mencoba menepis semua pikirannya.
Setelah berjalan sebentar Dion membawa Nelson Hongli dan Evan ke sebuah kafe yang ada di dalam pusat perbelanjaan itu. Saat masuk ke dalam Dion menghampiri Dean yang memunggungi mereka bertiga dan memperkenalkan Nelson Hongli.
“ Kakak. Perkenalkan paman ini adalah Nelson Hongli,” seru Dion.
Saat Dean berbalik. Nelson Hongli sedikit kaget melihatnya, mereka benar-benar mirip sangat mirip. Namun ketika melihat raut wajah Dean, Nelson Hongli mulai mengerti bahwa anak yang dia temui di restoran itu bukanlah Dion melainkan Dean yang berpribadi lebih kalem, dan auranya yang mendominasi seperti dirinya.
Entah kenapa Nelson Hongli merasa seperti ada ikatan dengan kedua anak yang sedang berhadapan dengannya saat ini.
“ Kakak…” Dion memanggil Dean.
“ Dion, kau bersama dengan siapa?” Dean menelisik dan menatap pada Nelson Hongli.
“ Ini adalah paman Nelson Hongli, aku tidak sengaja bertemu dengannya.” sambil tersenyum Dion memperkenalkan Nelson pada Dean.
“ Aku adalah Nelson Hongli, senang bertemu denganmu,” seraya mengulurkan tangannya pada Dean.
“ Dean Xia..”
Evan yang berada tidak jauh dari tempat Nelson dan kedua anak itu berada. Dirinya kini tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang, bosnya yang biasanya sombong, dingin, dan angkuh itu. Bisa sehangat itu ketika berbicara dengan dua anak kecil yang tidak di kenal itu, sungguh sebuah keajaiban.
Dion bertanya. “ Paman bukankah kau akan mengajak kami melihat-lihat laptop?”
“ Bisakah sekarang kita pergi?” Dion bertanya dengan nada sedikit memohon.
Like, vote, dan komen yang banyak kalau mau upnya ditambah😁🙏🥰🌹
Bersambung